• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Analisis Ekonomi

2.3.2 Analisis Pendapatan

Pendapatan dalam pengertian teknisnya dikatakan sebagai selisih

antara penerimaan dengan pengeluaran dalam produksi yang dihitung dalam

jangka waktu tertentu. Dalam penelitian ini pendapatan yang akan dihitung

adalah pada masa produksi terakhir. Total penerimaan dalam usaha

diperoleh dari jumlah produksi dikali dengan harga jual tersebut. Sedangkan

untuk total biaya dihitung dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

usaha.Untuk mengetahui tingkat efisiensi dalam usahatani, dilanjutkan

dengan menghitung Return Cost Ratio (R/C). Analisis Return Cost Ratio

adalah mengetahui tingkat keberhasilan usahatani dilihat dari ukuran

perbandingan antara penerimaan (Return) dan biaya (cost) (L. Pangemanan,

2.3.3 Analisis Rentabilitas

Pengertian rentabilitas yaitu: kemampuan perusahaan mendapatkan laba

melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,

kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan disebut juga

Operating Ratio (Yaumil N., 2008).

Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam - macam

dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan

diperbandingkan satu dengan lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu

laba yang berasal dari operasi atau usaha, atau laba neto sesudah pajak dengan

aktiva operasi, atau laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan

keseluruhan aktiva ”tangible”, ataukah yang akan diperbandingkan itu laba neto

sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri. Dengan adanya bermacam-macam

cara dalam penilaian rentabilitas suatu perusahaan, maka tidak mengherankan

jika ada beberapa perusahaan yang berbeda-beda dalam cara menghitung

rentabilitasnya. Yang penting ialah rentabilitas mana yang akan digunakan

sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan yang

bersangkutan.

Terdapat dua jenis penilaian rentabilitas yaitu rentabilitas ekonomi dan

rentabilitas modal sendiri, disini penulis hanya membahas rentabilitas ekonomi

sesuai dengan judul dan masalah yang dibahas dalam penelitian (Yaumil N.,

2008).

Rumus rentabilitas :

Laba

x 100% Modal

Penilaian terhadap Rentabilitas dengan rumus tersebut akan dikatakan

menguntungkan jika hasil dari rumus tersebut menunjukkan nilai yang positif

atau persentase keuntungannya tidak minus, jadi pada dasarnya nilai laba harus

lebih besar dari nilai modal. Maka secara otomatis nilai laba oprasi harus lebih

besar dari pada nilai total aktiva sehingga dapat meningkatkan perekonomian

baik bagi perusahaan maupun bagi pengusaha di bidang apapun. Rentabilitas

terdiri dari dua macam, yaitu Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal

Sendiri :

1. Analisis Rentabilitas Ekonomi

Definisi Rentabilitas Ekonomi menurut beberapa ahli : Pengertian

Rentabilitas Ekonomi adalah : “Rasio yang mengukur kemampuan aktiva

perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi

yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak”

(Widianto E. A., 2011).

Analisis rentabilitas ekonomi merupakan cara yang tepat untuk mengetahui

tentang efesien tidaknya perusahaan dalam menggunakan modal yang ada.

Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur

efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas

ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan

dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah

modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital/assets). Dengan

yang ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan-perusahaan kredit) tidak

diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah

laba yang berasal dari operasinya perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha.

Dengan demikian maka yang diperoleh dari usaha-usaha di luar perusahaan

atau dari efek (misalnya dividen, coupon dan lain-lain) tidak diperhitungkan

dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

Perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting

daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan

ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi

baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan

kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain

ialah menghitung rentabilitasnya (Widianto E. A., 2011).

2. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba

dengan modal sendiri di pihak lain. Atau dengan kata lain bahwa rentabilitas

modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri

yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Perhitungan laba

di sini ada perbedaan dengan rentabilitas ekonomis laba yang diperhitungkan

adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, sedangkan laba yang

diperhitungkan dalam rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah

dikurangi dengan bunga modal asing atau bunga pinjaman dan pajak

perseroan (Cynthia E., 2012).

Tingkat rentabilitas mencerminkan kemampuan modal perusahaan

yang tinggi dapat merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula.

Mengukur efisiensi perusahaan dengan mendasarkan pada jumlah

keuntungan semata-mata kuranglah tepat sebab keuntungan yang tinggi

tersebut belum mesti disertai tingkat rentabilitas yang tinggi pula. Tinggi dan

rendahnya rentabilitas perusahaan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

rentabilitas ekonomis atau return on investment (ROI).

“Return on investmen adalah salah satu bentuk dari profitabilitas yang

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan” (Amri H., 2004).

Terdapat kriteria pengukuran nilai rentabilitas untuk mencapai

keuntungan pada peternak (pudjosumarto, 2004) yaitu :

- Rentabilitas 1 – 25,5 % kategori tidak layak

- Rentabilitas 26 – 50 % kategori rendah

- Rentabilitas 51 – 75 % kategori cukup

- Rentabilitas 76 – 100 % kategori baik

2.4 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.4.1 Kerangka pemikiran

Itik merupakan hewan ternak yang diperkirakan sudah dipelihara sejak

ratusan tahun lalu. Jauh sebelum berbagai jenis unggas lainnya diusahakan sebagai

hewan ternak. Itik yang banyak di ternakkan di Indonesia adalah itik spesies Anas

domesticus. Spesies ini berasal dari jenis itik liar, yaitu Anas sp. Di masyarakat

Indonesia itik lebih dikenal dengan sebutan bebek. Itik termasuk hewan yang masuk

dalam ordo Anseriformes dan family Anatidae. Berdasarkan karakteristik dan tujuan

beternak, itik dibedakan menjadi dua golongan, yaitu jenis itik petelur dan jenis itik

pedaging. Itik petelur adalah jenis itik yang diternakkan dengan tujuan utama

menghasilkan telur. Sementara, itik pedaging adalah jenis itik yang diternakkan

dengan tujuan utama menghasilkan daging (itik potong). Namun adan beberapa

jenis itik yang berpotensi diternakkan sebagai itik pedaging sekaligus sebagai itik

petelur. Hal ini disebabkan, produktifitas bertelurnya cukup tinggi dan pertumbuhan

bobotnya cukup ideal sebagai pedaging. Saat ini sudah banyak jenis itik petelur

maupun pedaging dengan produktivitas cukup tinggi. Calon peternak tinggal memilih

jenis itik yang akan diternakkan, tergatung tujuan atau hasil yang diharapkan. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam beternak itik, yang utamanya adalah

faktor cuaca, lingkungan, dan kestabilan harga di pasar. Para peternak umumnya

mengalami penurunan produksi pada saat musim penghujan, meskipun itik

merupakan hewan yang berselaput namun itik mempunyai sikap tidak terlalu suka

dengan air, jika cuaca hujan itik akan stress dan mudah terserang penyakit sehingga

membuat produksi telur menurun. Faktor lingkungan berpengaruh karena itik lebih

yang berubah fungsi menjadi perumahan warga dan membuat kandang itik semakin

sempit, keberadaan perusahaan disekitar peternakan juga berpengaruh jika

perusahaan tersebut penghasil makanan maka peternak akan untung karena

peternak dapat sisa-sisa limbah pabrik yang terbuang sebagai pakan itik, namun jika

perusahaan tersebut tidak bergerak dibidang makanan maka limbah yang dihasilkan

akan memperburuk lahan peternakan dan itik mudah sakit. Kestabilan harga juga

berpengaruh atas pendapatan para peternak, jika harga turun dan permintaan turun

peternak akan merugi namun jika harga tinggi dan permintaan meningkat peternak

akan makmur ( Abdul W., 2010 ).

Rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan

sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah

cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dan disebut juga Operating Ratio. Yang penting ialah rentabilitas

mana yang akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal

dalam perusahaan yang bersangkutan. Terdapat dua jenis penilaian rentabilitas

yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri, disini penulis hanya

membahas rentabilitas ekonomi sesuai dengan judul dan masalah yang dibahas

dalam penelitian.

Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal

sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan

dinyatakan dalam persentase. Analisis rentabilitas ekonomi merupakan cara yang

tepat untuk mengetahui tentang efesien tidaknya perusahaan dalam menggunakan

modal yang ada. Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk

rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu

perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan

laba. Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting

daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran

bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat

diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau

modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung

rentabilitasnya.

Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba dengan

modal sendiri di pihak lain. Atau dengan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri

adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di

dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Namun di dalam perhitungan laba di sini

ada perbedaan dengan rentabilitas ekonomis laba yang diperhitungkan adalah laba

yang berasal dari operasi perusahaan, sedangkan laba yang diperhitungkan dalam

rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal

asing atau bunga pinjaman dan pajak perseroan. Dengan demikian maka jelaslah

perbedaan antara rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas modal sendiri baik dari

segi modal yang diperhitungkan ataupun dari laba yang dipergunakan untuk

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian

Pertambahan Penduduk

1. Meningkatnya konsumsi protein hewani.

2. Berkurangnya lahan peternakan. 3. Itik mudah terserang penyakit.

4. Konsumsi meningkat namun belum bisa memenuhi permintaan.

5. Berkurangnya jumlah tenaga kerja.

Usaha ternak itik petelur di Desa Kebonsari Kecamatan Candi Sidoarjo semakin menurun.

Analisis Rentabilitas Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha ternak itik petelur :

1. Jumlah modal. 2. Biaya produksi : a. Kandang itik b. Bibit itik c. Pakan ternak d. Vaksin e. Transportasi f. Upah tenaga kerja 3. Jumlah telur itik. 4. Harga telur itik.

Usaha menguntungkan

Usaha merugikan

Pengembangan Usaha Ternak Itik Petelur

Dokumen terkait