• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan merupakan hasil akhir yang diperoleh oleh petani dalam menjalankan usahatani nya yaitu selisih antara jumlah penerimaan dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan selama masa produksi. Adapun hasil analisis pendapatan usahatani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai adalah diantaranya:

44 Tabel 16. Analisis Pendapatan Usahatani Jahe Merah di Desa Saotengnga

Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

No Uraian Jumlah Fisik

(Rata-Rata) Harga (Rp) Nilai (Rp) 1 Produksi (Kg) 2.477 31.667 77.940.000 2 Biaya Variabel a. Bibit (Kg) 189 33.667 6.350.000 b. Pupuk (Kg)  ZA  SP – 36 92,33 52 15.000 10.000 1.385.000 520.000

Jumlah Biaya Pupuk 1.905.000

c. Biaya Tenaga Kerja  Pengolahan Lahan  Penanaman  Pupuk  Panen 2,78 2,08 1,09 3,42 66.957 66.957 68.187 67.692 186.304 139.583 74.091 238.269

Total Biaya Tenaga Kerja 488.167

Total Biaya Variabel 8.743.167

3 Biaya Tetap a. Penyusutan Alat  Cangkul  Garpu  Sabit / Parang b. Biaya Pajak 2,5 1 1,97 - 106.000 143.500 109.333 - 60.100 35.517 50.625 48.033

Total Biaya Tetap 194.275

4 Total Biaya (BT + BV) 8.937.442

5 Pendapatan = TR – TC 69.002.558

Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2021

Berdasarkan dari Tabel 17, maka dapat dijelaskan bahwa rata-rata produksi yang dihasilkan petani jahe merah sebesar 2.477 kg/musim, dengan harga satuan rata-rata Rp. 31.667/kg serta penerimaan yang dapat diterima petani jahe merah rata-rata sebanyak Rp. 77.940.000/musim. Adapun biaya-biaya yang digunakan yaitu terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel yang digunakan rata-rata sebesar Rp. 8.743.167/musim yaitu diantaranya biaya bibit rata-rata sebesar Rp. 6.350.000/musim, biaya pupuk rata-rata sebesar

45 1.905.000/musim diantaranya biaya pupuk ZA sebesar Rp. 520.000/musim dan biaya pupuk SP-36 rata-rata sebesar Rp. 1.385.000/musim tanam. Sedangkan upah tenaga kerja yang digunakan yaitu rata-rata sebesar Rp. 488.167/musim tanam yang terdiri dari pengolahan lahan sebesar Rp. 186.304/musim, penanaman sebesar Rp. 139.583/musim, pemupukan Rp. 74.091/musim dan panen sebesar Rp. 238.269/musim.

Adapun biaya tetap yang dikeluarkan dalam usahatani jahe merah yaitu Rp. 5.828.250/musim antara lain terdiri dari penyusutan alat cangkul sebesar Rp. 60.100/tahun, garpu sebesar Rp. 35.517/tahun, dan sabit/parang sebesar Rp. 50.625/tahun serta biaya pajak yang dikeluarkan sebesar Rp. 48.033/tahun. Jadi jumlah biaya yang digunakan oleh petani jahe merah sebesar Rp. 8.937.442/musim tanam. Sehingga dengan mengetahui biaya total yang dikeluarkan maka pendapatan yang didapatkan oleh petani jahe merah adalah sebesar Rp. 69.002.558 per musim tanam.

Hasil penelitian sekarang bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu, Binaria Sinaga (2018) dengan penelitian sekarang faktor yang mempengaruhi produksi jahe merah secara simultan yaitu luas lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk. Secara parsial faktor yang berpengaruh secara nyata yaitu tenaga kerja dan pupuk serta pendapatan yang diperoleh petani sebesar 221.745.738/ha/mt sedangkan penelitian terdahulu pada produksi jahe yang mempengaruhi secara simultan yaitu produksi, harga, tenaga kerja, pendidikan dan pengalaman. Secara parsial yaitu hanya produksi, harga dan tenaga kerja dan pendapatan serta pendapatan yang dihasilkan yaitu sebesar Rp. 89.748.225/ha/mt.

46

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Hasil uji secara bersama-sama atau simultan menunjukkan bahwa faktor luas lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan produksi jahe merah, sedangkan hasil uji parsial atau sendiri menunjukkan bahwa hanya tenaga kerja dan pupuk yang menjadi penentu pengaruh terhadap peningkatan produksi jahe merah. Kekuatan hubungan ini juga ditunjukkan dengan besarnya koefisien determinan dari hasil studi ini yaitu 92,2% variabel yang diuji mempengaruhi produksi jahe merah.

2. Pendapatan usahatani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai untuk luasan rata-rata 0,26 ha adalah Rp. 69.002.558/org/musim tanam atau Rp. 221.745.748/hektar/musim tanam dengan jumlah produksi rata-rata 2.477 kg dengan harga jual rata-rata sebesar Rp. 31.667/kg dan biaya-biaya produksi/musim tanam terdiri dari biaya variabel sebesar Rp. 8.743.167/musim tanam dan biaya tetap sebesar Rp. 194.275/musim tanam.

6.2 Saran

Setelah melaksanakan penelitian di Desa Saotengnga terkait dengan determinan produksi dan pendapatan usahatani jahe merah, maka penulis dapat memberikan saran kepada:

47 1. Bagi petani sebaiknya pada penggunaan bibit terlebih dahulu melihat bibit yang unggul, sebab pada faktor penggunaan bibit yang baik dapat meningkatkan kualitas produksi jahe merah

2. Bagi pemerintah sebaiknya untuk mengembangkan sentra produksi jahe merah Kabupaten Sinjai dibutuhkan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.

48

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono.(2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia FE UII.

Azizah, et.al. 2018. Karakterisasi Aksesi dan Lingkungan Biofisik Tanaman Jahe

untuk Meningkatkan Fungsi Layanan Ekosistem pada Sistem Agroforestri.

Laporan Penelitian. Universitas Brawijaya. Malang.

Charles W, dkk. 2001. Pemasaran, Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Dukhan, K. 2018. Analisis Penerimaan dan Pendapatan Komoditas Kentang Di

Desa Sidodadi Kecamatan Ngantang (Doctoral dissertation, University of

Muhammadiyah Malang).

Firdaus. 2009. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta

Gujarati, N. D & Porter, D. C. 2013. Dasar-dasar Ekonometrika. Buku 1 dan Buku 2 Edisi 5. Penerjemah: Raden Carlus Mangunsong. Jakarta: Salemba Empat

Gustiyana, H.2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian. Salemba empat: Jakarta.

Gustiana, E. (2017). Analisis Pendapatan dan Distribusi Pendapatan Usahatani Tebu Rakyat di Kecamatan Bungamayang Kabupaten Lampung Utara. Universitas Lampung

Hansen. (1981). Agricultural And Rural Development In Indonesia, Colorado: Westview Press.

Hapsoh, Hasanah Y, Julianti E. 2010. Budidaya dan Teknologi Pascapanen Jahe. Medan: USU Press.

Harmono, Andoko A., 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe, Penerbit Agromedia Pustaka

Heinrich M., Subroto A., 2000. Gempur Penyakit dengan Minyak Herbal Papua. Agromedia Pustaka. Jakarta. pp. 5-8

Imam Ghozali, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BP Undip:Semarang.

Iqbal, Rizki Muhammad. 2016. Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Desa Lampaya Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh

49 Besar. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.

Misgiantoro, Riki, Fembriarti Erry Prasmatiwi, and Indah Nurmayasari. "Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jahe di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan." Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis 5.1 (2017): 22-30

Mubyarto,1989. Pengantar Ilmu Ekonomi Pertanian, Edisi III, Lembaga Penelitian Pendidikan Dan Penerangan Ekonomi Dan Sosial, Yogyakarta.

Perdagangan, Pengembangan. 2017. “Potensi Ekspor.” 2014:2014–15.

Rahminiwati dkk. (2010). Bioprospeksi ekstrak jahe gajah sebagai anti-Crd: Kajian aktivitas antibakteri terhadap Mycoplasma galliseptikum dan E.Coli

in vitro. Jurnal llmu Pertanian Indonesia, Vol.15.(1) hlm. 7-13.

Rantung, Hisky Agung. 2015. Analisis Struktur Biaya dan Efisiensi Pada

Agroindustri Bawang Goreng’ud. Sri Rejeki’ Di Kota Palu Provinsi

Sulawesi Tengah. Manado: Jurnal Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi

Ravindran, P. N., K. Nirmal Babu, and K. N. Shiva. 2005. “Botany and Crop Improvement of Ginger.” Ginger: The Genus Zingiber 41:15–85.

Rosadi, Analisis Usahatani Jahe Gajah (Zingiber Officinale Rosc) (Studi kasus di

Kelompoktani Ridomanah XIIB Desa Cijulang Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi). Diss. Universitas Muhammadiyah Sukabumi, 2020.

Rosita Dewati, et.al. 2015. Analisis Pendapatan dan Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jahe Emprit (Zingiber Officinale Var. amarum) dengan Sistem Tumpangsari Sayuran di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. Agrista. Vol. 3 No 3:389-398

Salikin KA. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius. Salvatore, D. (1994). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Erlangga.

Sinaga, Binaria. "Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Jahe (Studi Kasus: Desa Nagori Silou Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)." (2018).

Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi : Dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb Douglas. Rajawali Pers: Jakarta.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian

50 Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis CobbDouglas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 250 hal. Boediono dalam Ramadhan, 201

Sudarmoto, A S 1997.Budidaya Tanaman Jagung. Karnisius. Surabaya

Sugiyono. (1997). Metodologi Penelitian Administrasi. Yogjakarta: CV Alfabeta Sumiyati 2006 . Analisis Pendapatan Dan Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi Usahatani Bawang Daun. Skripsi S1 Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institute Pertanian Bogor. Bogor. Supriyanto, Acmad Sani dan Masyhuri Machfudz. 2010. Metodelogi Riset

51

L

A

M

P

I

R

A

N

52

Lampiran 1. Koesioner Penelitian

Analisis Determinan Produksi dan Pendapatan Usahatani Jahe Merah Di

Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

A. Identitas Responden Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Pekerjaan : Pengalaman Berusahatani : Jumlah Tanggungan Keluarga :

B. Pertanyaan

1. Apakah lahan yang digunakan bapak/ibu merupakan lahan sendiri atau lahan sewa?

Jika lahan lahan sewa berapa biayanya?

2. Berapa produksi jahe merah bapak/ibu dalam satu kali panen? 3. Berapa kali berusahatani jahe merah dalam setahun?

4. Dimana biasanya bapak/ibu memasarkan hasil produksi jahe merah? 5. Berapa harga perkilogram nya yang bapak/ibu jualkan jahe merah? 6. Apakah dalam usahatani jahe merah bapak/ibu menggunakan tenga kerja

dalam keluarga?

Jika Iya, apakah tenaga kerja dalam keluarga tersebut digaji dalam tunai atau dalam bentuk lain?

53

Dokumen terkait