• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI JAHE MERAH DI DESA SAOTENGNGA KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI JAHE MERAH DI DESA SAOTENGNGA KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN

USAHATANI JAHE MERAH DI DESA SAOTENGNGA

KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI

FADLINA SASTRAWATI FAHMI 105961105417

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

ii

ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI JAHE MERAH DI DESA SAOTENGNGA KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI

FADLINA SASTRAWATI FAHMI 105961105417

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Srata satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis

Determinan Produksi dan Pendapatan Usahatani Jahe Merah di Desa

Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai adalah benar

merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Juni 2021

Fadlina Sastrawati Fahmi 105961105417

(6)

vi

ABSTRAK

FADLINA SASTRAWATI FAHMI.105961105417. Analisis Determinan

Produksi dan Pendapatan Usahatani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Dibimbing oleh SYAFIUDDIN dan ARDI RUMALLANG.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi serta mengetahui besarnya pendapatan usahatani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.

Pengambilan populasi dalam penelitian ini adalah petani jahe merah yang ada di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Penentuan sampel dilakukan dengan metode sampling jenuh (metode sensus) yaitu dengan mengambil seluruh populasi yang di jadikan sampel yaitu sebanyak 30 orang petani. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan analisis pendapatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama atau simultan faktor luas lahan, bibit, tenaga kerja serta pupuk berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan produksi jahe merah, sedangkan hasil uji parsial atau sendiri menunjukkan bahwa hanya tenaga kerja dan pupuk yang menjadi penentu pengaruh terhadap peningkatan produksi jahe merah. Kekuatan hubungan ini juga ditunjukkan dengan besarnya koefisien determinan dari hasil studi ini yaitu 92,2% variabel yang diuji mempengaruhi produksi jahe merah serta pendapatan yang diperoleh petani usahatani jahe merah adalah Rp. 69.002.558 per org per musim tanam atau Rp. 221.745.738 per ha per MT dengan biaya-biaya produksi per musim tanam terdiri dari biaya variabel sebesar Rp. 8.743.167 per musim tanam dan biaya tetap sebesar Rp. 194.275 per musim tanam.

(7)

vii

ABSTRACT

FADLINA SASTRAWATI FAHMI. 105961105417. Analysis of Determinants of

Production and Income of Red Ginger Farming in Saotengnga Village, Central Sinjai District, Sinjai Regency. Supervised by SYAFIUDDIN and ARDI RUMALLANG.

This study aims to determine the factors that affect production and determine the amount of red ginger farming income in Saotengnga Village, Central Sinjai District, Sinjai Regency.

The population in this study was red ginger farmers in Saotengnga Village, Central Sinjai District, Sinjai Regency. Determination of the sample is done by saturated sampling method (census method) that is by taking the entire population in the sample, namely as many as 30 farmers. Analysis of the data used is multiple linear regression analysis and income analysis.

The results showed that simultaneously or simultaneously the factors of land area, seeds, labor and fertilizer had a significant effect on increasing red ginger production, while the partial or alone test results showed that only labor and fertilizer were the determinants of the effect on increasing ginger production. Red. The strength of this relationship is also indicated by the magnitude of the determinant coefficient of the results of this study, namely 92.2% of the variables tested affect the production of red ginger and the income earned by farmers of red ginger farming is Rp. 69,002,558 per person per growing season or Rp. 221,745,738 per ha per MT with production costs per growing season consisting of variable costs of Rp. 8,743,167 per growing season and a fixed cost of Rp. 194,275 per growing season.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada junjungan Muhammad SAW sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik yang berjudul “Analisis Determinan Produksi dan Pendapatan Usahatani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai”.

Penulisan skripsi merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam meperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Terselesainya skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh sebab itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si selaku pembimbing utama dan Bapak Ardi Rumallang S.P., M.M selaku pembimbing pendamping yang telah membimbing, meluangkan waktu dan memberikan pengarahan dalam pengerjaan skrispsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

2. Ibu Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Nadir S.P., M.Si selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

5. Kedua orangtua Ayahanda Aburaera dan Ibunda Naisyah S.Pd.I serta saudara-saudaraku tercinta dan segenap keluarga yang telah memberikan semangat dan motivasi selama ini dalam mencapai mimpi.

6. Kerabatku Selsep Dayah yang telah membantu penulis mulai dari tahap penyusunan judul sampai pada tahap akhir dalam skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

8. Para sahabat dan teman-teman yang telah menemani dari awal sampai sekarang serta memotivasi sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga

tahap akhir yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pihak yang membutuhkan.

Makassar, Juni 2020

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRISPI DAN SUMBER INFORMASI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan Penelitian ... 3 1.4 Kegunaan Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tanaman Jahe Merah ... 5

2.2 Konsep Usahatani... 6

(11)

xi

2.4 Konsep Biaya dan Pendapatan ... 10

2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 13

2.6 Kerangka Pemikiran ... 17

2.7 Hipotesis ... 18

III. METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.2 Populasi dan Teknik Penentuan Sampel ... 19

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 19

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.5 Teknik Analisis Data ... 20

3.6 Definisi Operasional... 24

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 26

4.1 Keadaan Geografis ... 26

4.2 Kondisi Demografis ... 26

4.3 Keadaan Pertanian ... 31

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

6.1 Kesimpulan ... 46

6.2 Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 13 2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 27 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 28 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 29 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 30 6. Sarana dan Prasarana di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 31 7. Identitas Responden Berdasarkan Umur di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 33 8. Tingkat Pendidikan Responden Petani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 34 9. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 35 10. Luas Lahan Petani Responden Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 36 11. Pengalaman Berusahatani Petani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 37 12. Jenis-Jenis Bibit Yang Digunakan Oleh Petani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 38 13. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Dengan Menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda ... 39

(13)

xiii

14. Hasil Analisis Regresi Berganda secara simultan (Uji F) ... 40 15. Hasil Analisis Regresi Berganda Secara Parsial (Uji t) atau Satu-Satu ... 40 16. Analisis Pendapatan Usahatani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ... 44

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pemikiran ... 18

2. Peta Lokasi Penelitian ... 53

3. Bibit Tanaman Jahe Merah ... 70

4. Proses Penanaman Tanaman Jahe Merah ... 70

5. Tanaman Jahe Merah ... 71

6. Wawancara Dengan Petani Jahe Merah ... 71

7. Dokumentasi Dengan Petani Jahe Merah ... 72

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Kuisioner Penelitian ... 52

2. Peta Lokasi Penelitian ... 55

3. Identitas Responden Petani Jahe Merah ... 56

4. Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda Menggunakan SPSS ... 57

5. Kartu Kontrol Bimbingan ... 58

6. Dokumentasi Penelitian ... 60

7. Surat Penelitian ... 63

(16)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rempah-rempah merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai rasa dan aroma yang kuat dan berfungsi sebagai bumbu dan penambah rasa pada makanan. Selain digunakan dalam masakan, rempah-rempah dapat juga sebagai obat serta bahan baku obat herbal. Memperhatikan manfaatnya, tidak heran apabila rempah-rempah menjadi salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Bahkan pada zaman kolonial, alasan utama mengapa para penjajah khususnya dari beberapa negara di benua Eropa melakukan eksplorasi ke benua lain adalah untuk mencari negara penghasil rempah-rempah. Hal tersebut dilakukan karena tingginya nilai ekonomi rempah-rempah di Eropa pada masa itu serta potensi pendapatan yang dapat dihasilkan. Komoditas yang masuk dalam kategori rempah-rempah antara lain: lada, pala, vanili, kayu manis dan jahe (Perdagangan Pengembangan, 2017)

Jahe merupakan salah satu tanaman rempah yang diketahui berasal dari Asia Pasifik tersebar dari India sampai Cina dan hingga saat ini tersebar di daerah tropis, benua Asia dan kepulauan Pasifik. Tanaman ini dapat tumbuh pada kondisi tanah yang gembur, aerasi baik dan kaya bahan organik di ketinggian 300-900 meter di atas permukaan laut (dpl). (Hapsoh et al., 2010)

Jahe telah lama dikenal dan tumbuh baik di Indonesia, jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah maupun sebagai bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas

(17)

2 tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron, salah satu jenis tanaman jahe yaitu jahe merah.

Jahe merah merupakan tanaman yang mudah tumbuh di tempat terbuka seperti kebun dan pekarangan. Tanaman ini juga dapat tumbuh di tanah padat, kering ataupun gembur (Heinrich dan Subroto, 2000). Jahe merah yang ukurannya sedang dan berkulit merah umumnya digunakan untuk obat. Adapun manfaat dan kegunaan lain dari jahe merah secara empiris antara lain sebagai karminatif, anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu (Harmono dan Andoko, 2005).

Sektor pertanian merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani di Sulawesi Selatan dimana banyak terdapat tanaman biofarmaka atau tanaman obat yang beragam jenis manfaat khusunya suku bugis. Sarabba adalah salah satu minuman khas provinsi Sulawesi Selatan yang terutama suku Bugis Makassar yang biasa dipakai sebagai obat saat seseorang terserang flu atau meriang atau dapat pula digunakan sebagai minuman penambah tenaga. Sarabba berbahan dasar tanam-tanaman herba yang telah diketahui khasiatnya untuk kesehatan seperti jahe sebagai ramuan dan aroma utamanya.

Kabupaten Sinjai khususnya di Desa Saotengnga sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Saat ini dimasa pandemi masyarakat berburu untuk membudidayakan tanaman jahe sebab memiliki banyak kandungan dan harganya yang saat ini tinggi dipasaran, tanaman ini banyak

(18)

3 dimanfaatkan selain sebagai rempah-rempah juga dapat digunakan sebagai bahan obat alami. Berdasarkan dari pengamatan yang telah saya lakukan khususnya Di Desa Saotengnga ternyata tanaman jahe memiliki daya tarik tinggi untuk dibudidayakan para petani. Dari sini saya melihat bahwa ternyata masih ada beberapa hal yang menjadi masalah diantaranya petani melakukan usahatani jahe merah namun petani belum mampu menjelaskan dan menghitung secara mendetail faktor luas lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk terhadap produksi dan pendapatan mereka.

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul proposal yaitu “Analisis Determinan Produksi dan Pendapatan Usahatani Jahe Merah Di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi produksi usahatani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai?

2. Berapakah besarnya pendapatan usahatani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

(19)

4 2. Untuk mengetahui besarnya pendapatan usatahani jahe merah di Desa

Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara jelas tentang analisis determinan produksi dan pendapatan usahatani jahe merah dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk terjun kelapangan.

2. Bagi petani, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan petani khusunya mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi produksi jahe merah

3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sebagai bahan pertimbangan dalam program pemerintah khususnya terkait dengan usahatani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.

(20)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jahe Merah

Tanaman jahe (Zingiber officinale) adalah jenis tanaman rimpang dari suku Zingiberiaceae yang banyak dibudidayakan di seluruh kawasan Indonesia. Salah satu jenis jahe yang banyak dibutuhkan dan memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu jahe merah. Jahe merah banyak dibutuhkan dalam bidang industri obat tradisional. Jahe merah digunakan untuk bahan baku obat karena mempunyai kandungan gingerol yang paling tinggi dibanding jahe gajah dan jahe emprit. Berdasarkan hasil analisis gingerol dalam rimpang jahe diketahui bahwa rata-rata kandungan gingerol jahe merah sebanyak 5%, jahe emprit rata-rata kadar gingerol yaitu 2,3% dan jahe gajah rata-rata kadar gingerol yaitu 4% (Azizah, et al., 2018).

Jahe merah termasuk tumbuhan jenis rimpangan-rimpangan yang tumbuh di daerah dataran rendah sampai wilayah pegunungan dengan ketinggian 0 sampai 1.500 meter dari permukaan air laut. Selain sebagai bahan untuk membuat bumbu masak, jahe secara empiris juga digunakan sebagai salah satu komponen penyusun berbagai ramuan obat: seperti ramuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi radang, batuk, luka, dan alergi akibat gigitan serangga (Rahminiwati, 2010).

Salah satu upaya untuk meningkatkan ketersediaan tanaman jahe merah adalah dengan menerapkan sistem tanam dengan keadaan lingkungan yang terkontrol menggunakan sistem hidroponik substrak. Budidaya jahe dengan sistem hidroponik subtrat sebab lingkungan tumbuh dapat di kontrol, media tanam dapat

(21)

6 disterilkan. Pemilihan media tanam yang cocok dengan kebutuhan perkembangan jahe merah, bahwa rimpang jahe dapat tumbuh untuk jenis tanah yang beragam. Tetapi, rimpang jahe menyukai tanah yang bertekstur lempung yang memiliki aerasi dan porositas yang baik. Media substrat yang digunakan adalah cocopeat dengan aerasi yang baik, pasir katel dan arang sekam yang mempunyai porositas yang baik (Ravindran, Nirmal Babu, and Shiva 2005)

2.2 Konsep Usahatani

Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil selanjutnya. Usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di sektor pertanian (Salikin, 2003).

Usahatani merupakan organisasi dari alam (lahan), tenaga kerja dan modal yang ditunjukkan kepada produksi dilapangan pertanian. Wadah tersebut kinerjanya secara individual serta sengaja diusahakan oleh seseorang atau kelompok orang sebagai pengelola, dengan itu usahatani diatas telah mencakup pertanian yang luar dari bentuk yang paling sederhana sampai yang paling modern, selain itu usahatani dikenal pula dengan istilah perkebunan (Firdaus, 2009).

Soekartawi (2002), mengemukakan bahwa usahatani merupakan cabang yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien dengan guna memperoleh keuntungan yang besar pada waktu tertentu. Dikatakan efektif jika petani dapat mengalokasikan sumberdaya

(22)

7 yang mereka miliki sebaik-baiknya, serta dikatakan efisien jika pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output). Tersedianya sarana atau faktor produksi (input) belum berarti produktifitas yang diterima petani akan tinggi. Namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien ialah upaya yang sangat penting. Efisiensi teknis dapat tercapai jika petani mampu mengalokasikan faktor produki sedemikian rupa sehingga produksi yang tinggi dapat tercapai. Jika petani mendapat keuntungan tinggi dalam usahataninya diartikan bahwa alokasi faktor produksi efisien dan alokatif. Cara ini dicapai dengan membeli faktor produksi pada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi.

2.3 Konsep Produksi

Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bias melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor-faktor produksi (factors of production). Jadi semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut faktor-faktor produksi.

Teori produksi akan membahas bagaimana penggunaan input untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Hubungan antara input dan output seperti yang diterangkan pada teori produksi akan dibahas lebih lanjut dengan menggunakan fungsi produksi. Dalam hal ini akan diketahui bagaimana penambahan sejumlah input tertentu secara proporsional akan dapat dihasilkan

(23)

8 sejumlah output tertentu. Teori produksi dapat diterapkan pengertiannya untuk menerangkan sistem produksi yang terdapat pada sektor pertanian. Dalam sistem produksi yang berbasis pada pertanian berlaku pengertian input, output dan hubungan diantara keduanya sesuai dengan pengertian dan konsep teori produksi.

2.3.1 Fungsi Produksi

Pengertian fungsi produksi adalah hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan bebrapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output

tersebut bentuk persamaan, Tabel atau grafik merupakan fungsi produksi (Salvatore, 1994).

Berdasarkan pendapat Soekartawi (1990), fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara variabel yang dijelaskan (Y), dengan variabel yang menjelaskan (X), variabel yang dijelaskan biasa disebut variabel output dan variabel yang menjelaskan disebut variabel input.

Q = f (X1, X2, X3,……..Xn)

Dimana:

Q : Tingkat produksi

X1.. Xn : Faktor-faktor produksi (input)

Berdasarkan fungsi produksi diatas dapat diketahui hubungan antara input dan output, dan juga dapat diketahui hubungan antar input itu sendiri.

(24)

9

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi

Pendapat Soekartawi (2003) produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor produksi usahatani yang menghasilkan produksi dengan baik yaitu tanah, benih, pupuk, tenaga kerja dan pestisida. Kelima faktor produksi tersebut dalam usahatani memiliki kedudukan yang sama pentingnya serta saling berkaitan. Dalam sektor pertanian, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produksi diantaranya sebagai berikut:

2.3.2.1 Luas Lahan

Menurut Sumiyati (2006) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang banyak berpengaruh pada tingkat produksi ialah luas lahan. Faktor ini adalah faktor utama pada usahatani sebab terkait dengan keberlangsungan usahatani. Berdasarkan Mubyarto (1989) mengemukakan bahwa, lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani, besar kecilnya produksi dari usahatani dipengaruhi oleh besar kecilnya lahan yang digunakan.

2.3.2.2 Bibit

Berdasarkan pendapat Sukiyono (2004) mendefinisikan bahwa faktor penggunaan bibit merupakan faktor produksi yang paling tinggi pengaruhnya untuk menentukan jumlah produksi dalam usahatani. Penggunaan jumlah bibit terkait dengan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada daya tumbuh dan hasil yang didapatkan (Hansen, 1981).

(25)

10 2.3.2.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk yang sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan serta melakukan kegiatan lain seperti bersekolah serta mengurus rumah tangga. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri, dan anak-anak petani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini adalah sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan serta tidak pernah dinilai dengan uang, ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK) (Mubyarto, 1989)

2.3.2.4 Pupuk

Jumlah pupuk yang digunakan juga mempengaruhi tingkat produksi suatu tumbuhan (Hansen, 1981). Hal ini terkait dengan tingkat kesuburan lahan agar tumbuhan bisa tumbuh serta berproduksi dengan optimal. Pupuk merupakan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Pemberian pupuk yang tepat dapat mendapatkan produk berkualitas. (Sudarmoto, 1997).

2.4 Konsep Biaya dan Pendapatan

Menurut Gustiana (2017), Biaya usahatani merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen (petani, nelayan, dan peternak) untuk memperoleh faktor-faktor produksi, yang akan digunakan dalam mengelolah usahanya dalam mendapatkan hasil maksimal. Biaya usahatani berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua yaitu :

(26)

11 1. Biaya Tetap, yaitu biaya yang besar kecilnya tidak bergantung pada besar kecilnya produksi dan dapat digunakan lebih dari satu kali proses produksi. Sewa atau bunga tanah berupa uang adalah contoh dari biaya tetap

2. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besar kecilnya produksi. Pengeluaran membeli bibit, obat-obatan, biaya persiapan, dan biaya pembuatan kandang adalah contoh dari biaya variabel

Pendapatan usahatani, jumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usahatani dapat diketahui dengan menggunakan hubungan antara biaya keseluruhan dengan hasil produksi dalam satu kali proses produksi. Besarnya biaya yang dikeluarkan dalam usahatani dihitung dengan rumus: (Soekartawi, 2005)

TC = FC + VC Dimana:

TC : Total Cost atau Biaya Total FC : Fixed Cost atau Biaya Tetap VC : Variable Cost atau Biaya Variabel

Dalam melakukan kegiatan usahatani, petani berharap dapat meningkatkan pendapatannya sehingga kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi. Harga dan produktivitas merupakan sumber dari faktor ketidakpastian, sehingga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani juga berubah (Soekartawi, 1990).

Pendapatan usahatani menurut Gustiyana (2004), dapat dibagi menjadi dua pengertian, yaitu (1) pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh

(27)

12 petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan hasil, (2) pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana produksi.

Pendapatan adalah total penerimaan setelah dikurangi dengan biaya produksi (biaya yang dibayarkan). Sedangkan Keuntungan adalah total penerimaan setelah dikurangi biaya produksi (biaya yang dibayarkan) dan biaya yang diperhitungkan. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usahatani seperti berdagang, mengojek, dan lain-lain.

Untuk mendapatkan total biaya serta pendapatan dapat dilihat pada rumus berdasarkan pendapat (Hisky, 2015 K. Dukhan 2018)

Adapun rumus pendapatan dalam usahatani : Pd = TR-TC

Dimana : Pd : Pendapatan TR : Total Reveneu TC : Total Cost

(28)

13 Rumus pendapatan tersebut digunakan dalam usahatani untuk mengetahui pendapatan (pendapatan bersih) yang diperoleh oleh petani dalam usahataninya.

2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Berikut ini adalah Tabel penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

No Judul (Pengarang) Metode Analisis Hasil

1 Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pada Usahatani Jahe Di Desa Lampaya Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar (Rizki Muhammad Ikbal, 2016)

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode sensus.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan pendapatan bersih usahatani jahe lebih tinggi di bandingkan

Upah Minimum

Provinsi (UMP). Produksi, luas lahan, harga jual dan pengalaman petani secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani, sedangakan tenaga kerja tidak perpengaruh nyata terhadap pendapatan petani dan secara serempak

berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Kata Kunci: Jahe, Pendapatan, UMP, Produksi, Luas lahan, tenaga kerja, 2 Analisis Pendapatan

dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usahatani Jahe (Studi Kasus : Desa Nagori Silou Huluan Kecamatan Raya Kabupaten

Metode penentuan daerah dalam penelitian ini adalah metode purposive. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Faktor yang

berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan usahatani jahe adalah produksi, harga dan

(29)

14 Simalungun) (Binaria Sinaga, 2018) tenaga kerja. Produksi, harga, tenaga kerja, pendidikan, dan pengalaman secara serempak berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Usahatani Jahe. Pendapatan yang diperoleh petani jahe di daerah penelitian adalah sebesar Rp. 89.748.225/Ha/mt. Nilai R/C Rasio dari usahatani jahe adalah 2,82. Usahatani jahe di lokasi penelitian adalah usahatani jahe

layak untuk diusahakan karena R/C > 1 3 Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jahe Di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan (Riki Misgiantoro, 2017)

Penelitian ini menggunakan metode survei. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung

Selatan dengan

pertimbangan bahwa kecamatan tersebut merupakan sentra produksi jahe. Pengukuran tingkat efisiensi produksi/teknis menggunakan fungsi produksi frontier. Tingkat efisiensi teknis usahatani jahe gajah diperoleh dengan cara membandingkan produksi aktual dengan produksi frontiernya. Tingkat efisiensi teknis akan semakin meningkat

jika dengan

menggunakan faktor produksi yang sama,

petani mampu

memperoleh

produksi aktual yang mendekati atau bahkan sama dengan fungsi produksi

(30)

15 frontierny. Hasil analisis pendapatan (Tabel 5) menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan total jahe gajah per musim tanam sebesar Rp 63.487.855,63 per hektar sedangkan total biaya yang dikeluarkan satu musim tanam Rp 42.082.785,37 per hektar Pendapatan atas biaya tunai di daerah penelitian Rp.41.379.403,16 per hektar dan pendapatan atas biaya total Rp.21.405.070,27 per hektar. 4 Analisis Pendapatan Usahatani Jahe Gajah di Kelompok tani Ridomanah Xii, Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Rosadi,2020) Teknik pengambilan sampel yakni dilakukan secara “purposive”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif studi

kasus/lapangan. Sedangkan untuk melihat analisis pendapatan usahatani jahe gajah menggunakan rumus R/C ratio, BEP dan

profitabilitas yang menjadi acuan suatu pendapatan dan kelayakan usahatani yang dijalankan di kelompok tani.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan di

kelompok tani, dapat disimpulkan bahwa usahatani jahe gajah tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan dengan pendapatan sebesar Rp122.970.000, BEP produk sebesar 684,51 kg, BEP harga sebesar Rp 3.802,00/kg, R/C ratio 3,10, dan profitabilitas

usahatani jahe gajah dalam penelitian ini sebesar 2,15%. Upaya meningkatkan pendapatan usahatani sebaiknya petani jahe

(31)

16 gajah menerapkan teknologi terbaru dan menambah luasan

tanam untuk

meningkatkan produksi jahe gajah 5 Analisis Pendapatan

Dan Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jahe Emprit (Zingiber Officinale Var.Amarum) Dengan Sistem Tumpangsari Sayuran Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar (Rosita Dewi, 2015)

Metode dasar yang

digunakan metode

eksplanatori. Analisis data menggunakan analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dengan regresi.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pendapatan petani jahe emprit dengan sistem tumpangsari kubis, cabai, tomat, daun bawang dan buncis berturut-turut adalah Rp 38.927.120,00/ha, Rp 41.524.907,00/ha, Rp 8.674.687,00/ha, Rp 8.564.064,00/ha dan Rp 5.878.545,00/ha. Pendapatan tertinggi pada usahatani jahe emprit dengan tumpangsari cabai dan terendah pada usahatani jahe emprit dengan tumpangsari buncis. Berdasarkan hasil uji t, ada beberapa variabel yang signifikan terhadap pendapatan yakni variabel luas lahan, bibit, pupuk NPK, pestisida, pengalaman

berusahatani, dan umur petani.

(32)

17

2.6 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan dari yang telah dibahas, dalam kerangka pemikiran ini mengacu pada salah satu tujuan penelitian adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi usahatani jahe merah yang ada di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usahatani tersebut dapat diketahui antara lain luas lahan, bibit, tenaga kerja, dan pupuk.

Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani jahe merah, dapat dianalisis keuntungan atau pendapatan pada usahatani jahe merah. Berikut adalah bagan dari kerangka pemikiran

(33)

18

Gambar 1. Bagan kerangka pemikiran Analisis Determinan Produksi dan

Pendapatan Usahatani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

2.7 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu dapat diduga bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani jahe merah adalah luas lahan, bibit, tenaga kerja, dan pupuk.

Usahatani Jahe Merah Faktor Produksi (Input)  Luas Lahan (X1)  Bibit (X2)  Tenaga kerja (X3)  Pupuk (X4) Produksi (Output) Pendapatan Penerimaan Biaya  Biaya Tetap (fixed cost)  Biaya Variabel (variable cost)

(34)

19

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2021.

3.2 Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani jahe merah yang ada di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan sampel jenuh (metode sensus) yaitu metode penarikan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel (Supriyanto dan Machfudz, 2010). Adapun jumlah sampel yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu 30 orang petani sebab petani Jahe Merah Di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai terdapat 30 orang petani.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat data kualitatif dan kuantitatif

1. Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka atau bilangan tetapi berbentuk kata-kata yang diperoleh dengan cara wawancara langsung kepada petani dengan bantuan kuisioner

2. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan dengan cara menganalisis data menggunakan perhitungan statistik

(35)

20 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder

1. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung tanpa perantara, diperoleh dengan cara wawancara langsung kepada petani menggunakan acuan kuisioner

2. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung data ini dapat berupa laporan atau catatan misalnya keadaan wilayah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 tahap yaitu sebagai berikut:

1. Observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti untuk mengumpulkan data primer yang dibutuhkan sesuai dengan topik yang dibahas oleh penulis.

2. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung oleh peneliti dalam bentuk Tanya jawab atau wawancara oleh narasumber yang bertindak sebagai informan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.

3. Dokumentasi adalah teknik teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengandalkan dokumen sebagai salah satu sumber data yang digunakan dapat berupa sumber tertulis, film, dan gambar atau foto.

3.5 Teknik Analisis Data

(36)

21 1. Untuk menjawab tujuan pertama dalam penelitian ini digunakan analisis

linear berganda dengan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

Y : Variabel dependen produksi jahe merah (kg) X1,X2,X3,X4,….Xn : Variabel independen

e : Kesalahan (error term)

X1 : Luas lahan (Ha)

X2 : Benih (kg)

X3 : Pupuk (kg)

X4 : Tenaga kerja (Hok)

b1,b2,b3,b4,…bn : Koefisien Variabel Independen

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian yang dilakukan, dengan cara :

a) Uji Serentak (Uji F hitung)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimaksud dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Imam Ghozali 2005) pengujian F ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F Tabel, maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Prosedur pengujian uji F adalah sebagai berikut :

(37)

22 1. Membuat hipotesa nol (H0) dan hipotesa alternatif (Ha)

2. Menghitung nilai F hitung dengan rumus :

( )( )

Dimana : R2 = koefisien determinan k = Jumlah variable independen n = Jumlah sampel

3. Mencari Nilai Kritis (F Tabel): df (k-l. n-k)

Dimana k = Jumlah Parameter Termasuk Intersep.

4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan F hitung dan F Tabel.

Jika : F hitung > F Tabel, maka H0 ditolak dan Hi di terima F hitung < F Tabel, maka H0 diterima dan Hi di tolak. b) Pengujian Parsial (uji t)

Uji secara persial menggunakan uji t merupakan uji pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji signifikan merupakan proses dimana hasil sampel di gunakan untuk menentukan keputusan untuk menerima atau menolak Ho berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data.

Prosedur uji t adalah sebagai berikut (Agus Widarjono, 2007) : 1. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).

2. Menghitung t dengan rumus :

t=

( )

(38)

23 Keterangan :

bi : Koefisien bebas ke – i bi * : Nilai dari hipotesis dari nol

Sbi : Simpangan baku dari variabel bebas ke - i.

3. Mencari nilai kriteria t dari Tabel t dengan df + n – k dan yang tertentu

4. Keputusan untuk menerima atau menolak H0 didasarkan pertandingan t hitung dan Tabel (nilai kritis).

Jika : T hitung > T Tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima. T hitung < T Tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak. c) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Gujarati dan Porter (2013) besarnya R2 dikenal sebagai koefisien determinai (sampel) yang merupakan ukuran paling umum digunakan untuk mengukur goodness of fit dari sebuah garis regresi. Nilai tersebut melihat seberapa besar proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat ketepatan regresi ditentukan oleh besarnya nilai R2 antara 0 sampai dengan 1 (≤ R2 ≤ 1). Semakin nilai R2 mendekati angka 1, berarti variabel independen dapat menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen dengan semakin baik.

2. Untuk menjawab tujuan penelitian kedua digunakan analisis pendapatan dengan rumus

Analisis pendapatan Pd = TR – TC TR = P . Q

(39)

24 TC = FC + VC

Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani (total revenue) TR = Total penerimaan (total revenue) TC = Total biaya (total cost)

FC = Biaya tetap (fixed cost) VC = Biaya variabel (variable cost)

Q = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani P = Harga Y

3.6 Definisi Operasional

1. Produksi merupakan proses menghasilkan sesuatu baik berupa barang atau jasa. Dalam hal ini produksi tanaman jahe merah adalah hasil yang didapatkan dalam kegiatan usahatani jahe merah di Desa saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

2. Petani adalah orang yang menjalankan usahatani dengan cara pengelolaan tanah untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman di Desa saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

3. Biaya adalah seluruh pengeluaran petani jahe merah dalam satu kali produksi di Desa saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

4. Luas lahan merupakan keseluruhan wilayah yang dimiliki oleh petani dalam menjalankan usahataninya yang diukur dalam (ha)

(40)

25 5. Bibit adalah pemakaian yang dipakai oleh petani di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai dalam sekali musim tanam dalam satuan kilogram (kg)

6. Tenaga kerja merupakan banyaknya orang yang mengelola atau bekerja dalam produksi usahatani yang dihitung berdasarkan hari kerja (HOK)

7. Pupuk adalah nutrisi bagi tanaman untuk mempercepat tumbuhnya usahatani yang di jalankan daalam hal ini menunjang pertumbuhan tanaman jahe merah di Desa Saotengnga

8. Penerimaan Usahatani ( Revenue) merupakan hasil perkalian antara produksi dengan harga jual produksi (Pendapatan Kotor)

9. Pendapatan adalah total penerimaan setelah dikurangi dengan biaya produksi (biaya yang dibayarkan).

(41)

26

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis

Desa Saotengnga adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sinjai Tengah yang terletak kira-kira 11,00 km dari kecamatan. Desa Saotengnga mempunyai luas wilayah sebesar 9.374,44 Ha yang terdiri dari luas tanah sawah sebesar 89,00 Ha, luas tanah kering sebesar 19,29 Ha luas tanah perkebunan 9.150,85 Ha, luas fasilitas umum sebesar 27,30 Ha dan luas tanah hutan sebesar 88,00 Ha. Keadaan iklim di Desa ini yaitu memiliki curah hujan 2.000,00 mm dengan jumlah bulan hujan yaitu 6 bulan dan suhu rata-rata harian sebesar 25oC. Desa Saotengnga memiliki 4 batas wilayah desa diantaranya:

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kanrung Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bonto Sebelah timur berbatasan dengan Desa Saotanre Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pattongko

4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan salah satu syarat terbentuknya suatu wilayah atau daerah dan sebagai modal utama dalam berkembangnya segala bidang dalam kehidupan. Jumlah penduduk di Desa Saotengnga yaitu 3. 215 jiwa yang terdiri dari 1543 laki-laki, dan 1672 perempuan. Rincian untuk jumlah penduduk berdasarkan tingkat jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2.

(42)

27 Tabel 2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Saotengnga

Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase(%)

1 Perempuan 1692 53,17

2 Laki – laki 1490 46,83

Jumlah 3182 100,00

Sumber: Profil Desa Saotengnga Tahun 2020

Berdasarkan dari Tabel 2, maka dapat dilihat bahwa penduduk di Desa Saotengnga lebih dominan pada perempuan yaitu 53,17% sebab angka kelahiran perempuan lebih banyak di bandingkan dengan jumlah laki-laki yaitu 46,83%.

4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Struktur usia dapat dibedakan menjadi penduduk usia muda yaitu pada umur 0-14 tahun, usia produktif yaitu umur 15-64 tahun dan usia non produktif/usia tua yaitu umur 65 tahun keatas. Jumlah penduduk di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah berdasarkan usia dapat dilihat dalam Tabel 3 diatas

(43)

28 Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia di Desa Saotengnga

Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

No Usia (Tahun) Laki-Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 0-4 8 11 19 0,59 2 5-9 117 98 215 6,69 3 10-14 107 143 250 7,78 4 15-19 180 178 358 11,13 5 20-24 147 172 319 9,92 6 25-29 136 115 251 7,81 7 30-34 117 116 233 7,25 8 35-49 329 379 708 22,02 9 50-54 103 121 224 6,97 10 55-59 83 85 168 5,22 11 60-64 67 83 150 4,67 12 65+ 149 171 320 9,95 Jumlah 1.543 1.672 3.215 100,00

Sumber : Profil Desa Saotengnga Tahun 2020

Berdasarkan Tabel menjelaskan bahwa jumlah persentase tertinggi yaitu pada usia 35-49 yaitu sebesar 22,02% dan persentase terendah yaitu pada usia 0-4 tahun dengan persentase 0,59% ini berarti penduduk di Desa Saotengnga terbanyak dengan usia produktif.

4.2.3 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Desa Saotengnga merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sinjai Tengah yang sebagian besar mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Namun ada juga yang memiliki pekerjaan lain seperti PNS, pegawai swasta, pedagang, pensiunan dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilhat lebih rinci pada Tabel 4 dibawah ini.

(44)

29 Tabel 4. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Saotengnga

Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai No Jenis Pekerjaan Laki-Laki

(Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Petani 522 4 526 51,01 2 PNS 56 69 125 12,12 3 Nelayan 6 0 6 0,59 4 Wiraswasta 103 18 121 11,74 5 Karyawan Honorer 45 70 115 11,15 6 TNI/Polri 1 1 2 0,19 7 Pegawai Swasta 1 5 6 0,59 8 Pensiunan 28 11 39 3,78 9 Pedagang 3 9 12 1,16 10 Buruh Tani 1 0 1 0,10 11 Sopir 5 0 5 0,48 12 Karyawan Perusahaan 9 3 12 1,16

13 Ahli Pengobatan Alternatif 25 17 42 4,07

14 Tukang Kayu 3 0 3 0,30

15 Tukang Batu 10 0 10 0,97

16. Pengusaha Hasil Bumi 0 6 6 0,59

Jumlah 818 213 1.031 100,00

Sumber: Profil Desa Saotengnga Tahun 2020

Bedasarkan dari data pada Tabel 4 di atas maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Saotengnga berdasarkan mata pencaharian yang menduduki tingkat tertinggi yaitu yang bekerja sebagai petani dengan jumlah 526 jiwa atau sekitar 51,01% sedangkan yang paling rendah yaitu buruh tani yaitu 0,10%. Sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk Desa Saotengnga mayoritas bekerja sebagai petani.

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat pendidikan baik itu formal, non formal, atau informal. Tingkat pendidikan bisa dapat mengembangkan suatu perubahan dalam suatu

(45)

30 daerah. Data penduduk Desa Saotengnga berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 Belum/Tidak Sekolah 476 19,20 2 Tamat SD/Sederajat 912 36,77 3 Tamat SMP/Sederajat 329 13,27 4 Tamat SMA/Sederajat 456 18,38 5 Diploma 60 2,42 6 Sarjana 247 9,96 Jumlah 2.480 100,00

Sumber: Profil Desa Saotengnga Tahun 2020

Berdasarkan dari Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa penduduk di Desa Saotengnga sebagian besar hanya melewati jenjang pendidikan sampai sekolah dasar tanpa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

4.2.5 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebab merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam masyarakat. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

(46)

31 Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah

Kabupaten Sinjai

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Masjid/Mushola 13 2 Posyandu 4 3 Puskesmas 1 4 Bumdes 1 5 Gedung TK 4 6 Gedung SD 5 7 Gedung SMP 2 8 Gedung SMA 2 9 PKK 4 10 Karang Taruna 1

Sumber: Profil Desa Saotengnga 2020

Berdarkan dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sarana yang paling banyak terdapat di Desa Saotengnga yaitu masjid/mushola. Maka dapat di kategorikan bahwa penduduk Desa Saotengnga mayoritas sebagai islam.

4.3 Keadaan Pertanian

Desa Saotengnga merupakan suatu daerah di Kecamatan Sinjai Tengah yang cukup strategis dan potensial untuk dapat dijadikan wilayah sektor pertanian dengan berbagai komoditas yang beragam, hal ini disebabkan karena kondisi lahan yang subur dan memadai untuk dijadikan pertumbuhan berbagai macam komoditas. Berdasarkan dari data profil Desa Saotengnga tahun 2020 adapun data sektor tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan di Desa Saotengnga yaitu diantaranya:

(47)

32

4.3.1 Tanaman Pangan

Tanaman pangan merupakan tumbuhan utama yang dikonsumsi manusia sebagai sumber energi. Tanaman pangan meliputi padi, jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan dan buah-buahan. Luas Luas tanaman pangan menurut komoditas tahun ini yaitu sebesar 89,00 Ha dengan jumlah 5,00 Ton/ha

4.3.2 Perkebunan

Tumbuhan Perkebunan di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah diantaranya cengkeh, lada, coklat dan pala. Tercatat luas lahan dari perkebunan yaitu 607,56 Ha.

4.3.3 Kehutanan

Hasil hutan di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah sampai saat ini yaitu kayu yang mana hasil hutan Desa Saotengnga belum sebanyak yang dihasilkan di daerah lain yakni hanya mencapai 12,09999 kw/ha. Luas area hutan yaitu 88,00 Ha.

(48)

33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani jahe merah yang ada di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat dari segi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman dalam berusahatani.

5.1.1 Umur

Umur adalah faktor penentu dalam segala akitivitas masing-masing untuk memaksimalkan tenaga kerja serta biaya yang digunakan dalam berusahatani. Pada bidang pertanian umur adalah faktor penting, semakin muda umur seseorang ketahanan untuk dapat bekerja lebih maksimal. Pada umumnya petani yang berusia muda lebih kuat ketahanan fisiknya yang dapat mempengaruhi kelangsungan usahatani dibandingkan dengan petani berusia tua. Secara terperinci umur responden dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Umur di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

35 – 41 5 16,67

42 – 48 8 26,67

49 – 55 8 26,67

56 – 62 9 30,00

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2021

Tabel 6 menunjukkan bahwa antara umur 56-62 tahun merupakan usia responden paling banyak yaitu sekitar 9 orang atau 30% ini berarti masih dapat

(49)

34 dikategorikan sebagai usia produktif yaitu usia dimana petani masih dapat mengelola kegiatan usahatani secara maksimal sebab tingkat umur adalah suatu faktor penentu untuk petani jahe merah dalam pengelolaan usahtaninya.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat menjadi keberhasilan dalam mengelola usahataninya karena dapat mempengaruhi pola piker petani dan daya tangkap yang baik, semakin tinggi pendidikan maka semakin cepat pula daya nalar seseorang.

Berdasarkan dari pengumpulan data yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Desa Saotengnga pada petani jahe merah beragam mulai dari SD, SMP, SMA bahkan sampai Sarjana. Untuk lebih jelasnya dikateogorikan pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden Petani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

SD 9 30,00

SMP 6 20,00

SMA 11 36,67

Sarjana 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2021

Tabel 8 menjelaskan jika tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah SMA yaitu 11 orang dengan persentase 36,67%, selanjutnya yaitu SD dengan jumlah 9 orang dengan persentase sebanyak 30%, kemudian tamat SMP sebanyak 6 orang dengan persentase 20%, dan yang terendah adalah Sarjana yaitu 4 orang atau sebesar 13,33 %. Maka dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan yang

(50)

35 paling banyak yaitu tamatan SMA hal ini dapat dikategorikan pendidikan responden petani di Desa Saotengnga termasuk dalam kategori tinggi.

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga ialah keseluruhan anggota keluarga yang menjadi beban hidup bagi petani semakin banyak anggota keluarga yang ditanggung maka semakin menuntut pula petani untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Disisi lain semakin banyak anggota keluarga yang ditanggung maka dapat membantu atau meringankan kegiatan dalam usahatani sebab dapat menjadi tenaga kerja terutama pada usia muda.

Adapun jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh responden petani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai pada Tabel 9 sebagai berikut.

Tabel 9. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

Jumlah Tanggungan Keluarga (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 – 2 10 33.33

3 – 4 14 46.67

5 – 6 6 20,00

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2021

Berdasarkan dari Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga terbesar yaitu pada angka 3-4 yaitu berkisar 46,67% dan yang paling rendah yaitu pada angka 5-6 yaitu sekitar 20%. Dapat diketahui bahwa hal ini sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani dalam berusahatani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga petani selalu berusaha untuk menambah penghasilan dalam usahatani jahe merah bersama keluarganya.

(51)

36

5.1.4 Luas Lahan

Luas lahan merupakan faktor pada produksi usahatani yang sangat penting, besar kecilnya luas lahan sangat menentukan hasil yang akan diterima petani dalam usahataninya yang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan petani. Semakin besar luas lahan yang diolah maka semakin besar pula kemungkinan produksi yang dihasilkan tinggi. Luas lahan yang dimiliki responden petani jahe merah di Desa Saotengnga dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Luas Lahan Petani Responden Jahe Merah di Desa Saotengnga

Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

0,10-0,20 15 50,00

0,21-0,30 7 23,34

0,31-0,40 4 13,33

0,41-0,50 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2021

Tabel 10 menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki petani jahe merah di Desa Saotengnga yang tetinggi yaitu luas lahan yang berkisar antara 0,15-0,20 yakni 15 orang dengan persentase 50%, selanjutnya tertinggi kedua yaitu pada luas lahan 0,21-0,30 sebanyak 7 orang dengan 23,34%, luas lahan 0,31-0,40 yaitu 4 orang dengan persentase 13,33% dan yang terakhir adalah luas lahan 0,41-0,50 sebanyak 4 orang dengan persentase 13,33%. Dari data diatas dapat dilihat bahwa semakin besar luas lahan yang dimiliki akan semakin meningkat pula tingkat produksi jahe merah.

(52)

37

5.1.5 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang pernah

dikelola, dialami dan ditanggung petani untuk melakukan kegiatan usahataninya yaitu mengarahkan segala akal serta tenaga yang dimiliki. Semakin lama seseorang berpengalaman dalam usahatani maka semakin kecil pula kemungkinan resiko gagal yang akan dialami.

Adapun klasifikasi petani responden jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai berdasarkan dari pengalaman dalam berusahatani yaitu dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pengalaman Berusahatani Petani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

Pengalaman Berusahatani (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 – 10 6 20,00

11 – 20 13 43,33

21 – 30 8 26,67

31 – 40 3 10,00

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2021

Tabel 11 menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani petani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai yang tertinggi yaitu dengan lama berkisar antara 11-20 tahun adalah 13 orang dengan persentase 43,33%. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman petani dalam berusahatani sudah cukup lama yang berarti ini dapat berpengaruh pada pola pikir petani dalam kegiatan produksi usahataninya.

(53)

38

5.1.6 Bibit Yang Digunakan

Bibit jahe merah yang digunakan petani dalam melakukan usahatani jahe merah yaitu jenis jahe merah super dan jahe merah unggul, dimana bibit jahe merah ini yang paling banyak minati oleh petani di Desa Saotengnga sebab kedua jenis bibit ini merupakan bibit yang sudah memiliki umur kurang lebih satu tahun atau tua dimana semakin tua bibit jahe merah yang digunakan maka kualitas yang dapat dihasilkan juga semakin tinggi.

Tabel 12. Jenis-Jenis Bibit Yang Digunakan Oleh Petani Jahe Merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai

No Jenis Bibit Yang Digunakan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Jahe Merah Super 19 63,33

2 Jahe Merah Unggul 11 36,67

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2021

5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Jahe Merah

Faktor-faktor produksi usahatani jahe merah yang dapat dianalisisi pengaruhnya di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai yaitu Luas Lahan (X1), Bibit (X2), Tenaga Kerja (X3) dan Pupuk (X4). Model analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda dengan program

(54)

39 Adapun hasil perhitungan yang didapat berdasarkan dari data yang telah diperoleh dalam penelitian sebanyak 30 sampel yaitu sebagai berikut:

5.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien merupakan ukuran yang paling umum digunakan berbentuk nilai untuk melihat seberapa besar persentase pengaruh variabel independen/variabel bebas terhadap variabel dependen/variabel terikat.

Tabel 13. Hasil Analisis Uji Koefisien Determinasi (R2) Menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .960a

.922 .909 382.75746

a. Predictors: (Constant), Pupuk (X4), Tenaga Kerja (X3), Bibit (X2), Luas Lahan (X1)

Sumber: Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS dapat diketahui bahwa nilai R square sebesar 0,922, maka ini menunjukkan bahwa variabel luas lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk dapat mempengaruhi 92,2% terhadap produksi jahe merah, dan R2 lainnya sebesar 7,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang diluar dari penelitian ini.

5.2.2 Uji Simultan/Bersama-Sama (Uji F)

Uji simultan merupakan uji untuk mengetahui apakah variabel independen dapat mempengaruhi secara bersama-sama variabel dependen. Untuk memahami lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 14 berikut:

(55)

40 Tabel 14. Hasil Analisis Regresi Berganda secara simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 43131084.908 4 10782771.227 73.601 .000b

Residual 3662581.759 25 146503.270 Total 46793666.667 29

a. Dependent Variable: Produksi (Y)

b. Predictors: (Constant), Pupuk (X4), Tenaga Kerja (X3), Bibit (X2), Luas Lahan (X1)

Berdasarkan dari data yang telah diolah dapat menunjukkan hasil uji f dengan nilai F hitung 73,601 > 2,740 dan nilai signifikansi ialah 0,000 < 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen luas lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk berpengaruh secara signifikan terhadap produksi usahatani jahe merah.

5.2.3 Uji Parsial (Uji t)

Uji t merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh siginifikan secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil regresi berganda dengan menggunakan SPSS.

Tabel 15. Hasil Analisis Regresi Berganda Secara Parsial (Uji t) atau Satu-Satu

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 181.866 248.111 .733 .470 Luas Lahan (X1) 1789.534 2852.433 .186 .627 .536 Bibit (X2) -5454.701 4257.899 -.371 -1.281 .212 Tenaga Kerja (X3) 138.587 49.275 .522 2.813 .009 Pupuk (X4) 13.118 6.163 .636 2.128 .043 a. Dependent Variable: Produksi (Y)

(56)

41 Berdasarkan dari Tabel 15 di atas hasil dari uji t dapat disimpulkan bahwa secara parsial/sendiri luas lahan tidak berpengaruh signifikansi terhadap hasil produksi sebab dari hasil analisis regresi linear yang telah dilakukan variabel luas lahan pada tingkat produksi yaitu nilai Thitung 0,627 < TTabel 2,060 dengan nilai

taraf signifikan 0,536 > 0,05 ini menunjukkan bahwa perhitungan luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi jahe merah. Maka hal ini dapat memberikan gambaran jika luas lahan yang semakin luas digunakan dalam usahatani jahe merah belum seutuhnya menghasilkan jumlah produksi jahe merah yang semakin meningkat.

Secara parsial/sendiri bibit tidak berpengaruh terhadap hasil produksi sebab dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan variabel bibit pada tingkat produksi yaitu nilai Thitung -1,281 < TTabel 2,060 dengan nilai taraf signifikansi

0,212 > 0,05, dapat menunjukkan bahwa variabel bibit tidak berpengaruh nyata secara sendiri terhadap tingkat produksi jahe merah. Sehingga dapat dikategorikan bahwa semakin banyak bibit yang digunakan tidak berpengaruh terhadap tingkat produksi jahe merah disebabkan beberapa petani jahe merah masih menggunakan bibit biasa yang berkualitas rendah.

Secara parsial/sendiri tenaga kerja berpengaruh terhadap hasil produksi jahe merah sebab dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan variabel tenaga kerja pada tingkat produksi dengan nilai Thitung 2,813 > TTabel 2,060 dengan nilai

taraf signifikan sebesar 0,009 < 0,05, maka ini menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh nyata secara sendiri terhadap tingkat produksi jahe

(57)

42 merah. Artinya semakin meningkat jumlah tenaga kerja maka akan semakin meningkatkan hasil produksi.

Secara parsial/sendiri pupuk berpengaruh nyata terhadap hasil produksi jahe merah sebab dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan variabel pupuk pada tingkat produksi dengan nilai Thitung 2,128 > TTabel 2,060 dengan nilai taraf

siginifikan sebesar 0,043 < 0,05, artinya variabel pupuk berpengaruh secara sendiri terhadap tingkat produksi jahe merah. Sehingga dapat dikategorikan bahwa penggunaan pupuk oleh petani jahe merah terjadi keseimbangan.

5.2.4 Model Regresi Linear Berganda

Dari analisis regresi yang dilakukan pada masing-masing variabel,dapat dilihat persamaan dari faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jahe merah diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 181,886 + 1789,534 X1 – 5454,701 X2 + 138,587 X3 + 13,118 X4 Y = Produksi (Kg)

X1 = Luas Lahan (Ha) X2 = Bibit (Kg)

X3 = Tenaga Kerja (HOK) X4 = Pupuk (Kg)

Berdasarkan dari persamaan hasil regresi di atas menjelaskan bahwa: 1. Variabel Luas Lahan (X1) memiliki nilai koefisien sebesar 1789,534 yang

berarti bahwa setiap penambahan luas lahan 1 Ha maka akan mempengaruhi produksi jahe merah sebesar 1789,534 Kg. ini berarti luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan produksi jahe merah.

(58)

43 2. Variabel Bibit (X2) memiliki nilai koefisien -5454.701 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 Kg bibit jahe merah maka akan menurunkan jumlah produksi sebesar -5454,701 Kg disebabkan bibit yang digunakan tidak berkualitas baik sehingga dapat menurunkan nilai produksi jahe merah. 3. Variabel Tenaga Kerja (X3) memiliki nilai koefisien 138,587 yang berarti

jika setiap penambahan 1 Hok maka akan mempengaruhi tingkat produksi jahe merah sebanyak 138,587 Kg. Ini berarti bahwa tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan produksi jahe merah.

4. Variabel Pupuk (X4) memiliki nilai koefisien 13,118 yang berari jika setiap penambahan 1 Kg pupuk maka dapat mempengaruhi tingkat produksi jahe merah sebesar 13,118 Kg. Ini berarti bahwa pupuk dapat berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan produksi jahe merah.

5.3 Analisis Pendapatan Usahatani Jahe Merah

Pendapatan merupakan hasil akhir yang diperoleh oleh petani dalam menjalankan usahatani nya yaitu selisih antara jumlah penerimaan dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan selama masa produksi. Adapun hasil analisis pendapatan usahatani jahe merah di Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai adalah diantaranya:

Gambar

Tabel 1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Tabel  5.  Jumlah  Penduduk  Berdasarkan  Tingkat  Pendidikan  Desa  Saotengnga  Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Umur di Desa Saotengnga Kecamatan  Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
Tabel  8.  Tingkat  Pendidikan  Responden  Petani  Jahe  Merah  di  Desa  Saotengnga  Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini digunakan penulis sebagai acuan yang akurat bagi penelitian dengan mengumpulkan informasi dan data terkait iklan Ramadhan Ramayana 2018 melalui pihak

Abstrak: Analisis Budaya Organisasi Dan Asimetri Informasi dalam Senjang- an Anggaran. Penelitian ini bertujuan 1) menguji pengaruh partisipasi ang- garan terhadap senjangan

Perusahaan menargetkan pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit sepanjang 2015 tumbuh 34% menjadi Rp36,5 triliun dibandingkan dengan 2015 yang sebesar Rp26,5 triliun..

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA FINANSIAL ( Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di PROPER Periode

Tujuan penelitian adalah untuk men- diskripsikan dan menganalisis pelaksanaan Sistem Elektronik Dalam Pelayanan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang

Nilai rata-rata nilai KOT yaitu 3,71% menunjukkan nilai yang rendah, hal ini dapat disebabkan karena sedimen yang mendomasi perairan laut Belitung adalah sedimen pasir

Berdasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan dengan Abdullah Dahlan selaku Koordinator Divisi Jaringan dan Pelatihan, beliau mengatakan ada beberapa hambatan dan

Teknik sambung yang paling baik adalah pada batang kopi yang telah berumur di atas 20 tahun karena sistem perakarannya telah baik sehingga daya serap nutrisi dari tanah