• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.2. Hasil Analisis

75 37,50 62,50 45 75 37,50 62,50 J u m l a h 120 100 120 100 Berdasarkan Tabel 4.5. sampel sebagian besar berumur 12 – 23 bulan yaitu 45%, 31,67% berumur 24 – 35 bulan, 14,17% berumur 36 - 47 bulan dan 9,16% berumur 48 – 59 bulan. Jenis kelamin sampel sebagian besar adalah perempuan yaitu 62,50% dan laki-laki 37,50%.

4.2. Hasil Analisis

Hasil analisis digambarkan secara berurutan. Pertama analisis univariat yang meliputi distribusi frekwensi dari faktor-faktor yang diteliti, kemudian analisis bivariat untuk mengetahui bagaimana hubungan faktor-faktor yang diteliti dengan kejadian kurang energi protein. Selanjutnya analisis multivariat untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama hubungannya dengan kejadian kurang energi protein.

4.2.1. Analisis Univariat

Pada penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data, diedit dan diolah menggunakan piranti lunak komputer diperoleh gambaran responden dalam bentuk distribusi frekwensi atau besarnya proporsi menurut karakteristik variabel yang diteliti.

4.2.1.1. Persediaan Pangan Keluarga Dan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk memperoleh gambaran persediaan pangan keluarga dan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Persediaan Pangan Keluarga dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol Persediaan Pangan Keluarga

n % n %

Cukup 21 17,5 62 51,7

Kurang 99 82,5 58 48,3

Jumlah 120 100 120 100

Berdasarkan Tabel 4.6. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 21 keluarga (17,5%) persediaan pangannya cukup dan 99 keluarga (82,5%) persediaan pangannya kurang. Pada kontrol terdapat 62 keluarga (51,7%) persediaan pangannya cukup dan 58 keluarga (48,3%) persediaan pangannya kurang.

4.2.1.2. Pola Asuh Anak Balita Dan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk memperoleh gambaran pola asuh anak balita dan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pola Asuh Anak Balita dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 Kasus Kontrol Pola Asuh Anak Balita n % n % Baik 101 84,2 115 95,8 Tidak Baik 19 15,8 5 4,2 Jumlah 120 100 120 100

Berdasarkan Tabel 4.7. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 101 keluarga (84,2%) pola asuh anak balitanya baik dan 19 keluarga (15,8%) pola asuh anak balitanya tidak baik. Pada kontrol terdapat 115 keluarga (95,8%) pola asuh anak balitanya baik dan 5 keluarga (4,2%) pola asuh anak balitanya tidak baik.

Adapun distribusi pola asuh anak balita berdasarkan jawaban dari responden dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Apakah setiap bulan anak ibu dibawa ke

posyandu n % n %

1 Selalu 79 65,83 105 87,50

2 Kadang-kadang 39 32,50 15 12,50

3 Tidak pernah 2 1,67 0 0

J u m l a h 120 100 120 100 No Siapa yang membawa anak ibu ke posyandu n % n %

1 Ibu sendiri 98 81,67 107 89,17

2 Keluarga 20 16,66 13 10,83

3 Pembantu 2 1,67 0 0

Lanjutan Tabel 4.8 Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2007

Kasus Kontrol No Apakah anak ibu sudah diimunisasi

lengkap sesuai dengan umurnya n % n %

1 Lengkap 45 37,50 97 80,83

2 Kurang lengkap 73 60,83 23 19,17 3 Tidak diimunisasi 2 1,67 0 0

J u m l a h 120 100 120 100 No Berapa kali anak ibu makan dalam sehari n % n %

1 3 kali sehari 91 75,83 102 85,00 2 2 kali sehari 29 24,17 18 15,00

3 1 kali sehari 0 0 0 0

J u m l a h 120 100 120 100 No Bila anak ibu tidak mau makan, apa yang

dilakukan

n % n % 1 Membujuk anak agar mau makan 72 60,00 98 81,67 2 Dipaksa agar mau makan 48 40,00 20 16,67 3 Dibiarkan saja 0 0 2 1,66 J u m l a h 120 100 120 100 No Siapakah yang paling sering memberikan/

menyuapi anak makan

n % n % 1 Ibu sendiri 96 80,00 101 84,17

2 Keluarga 24 20,00 18 15,00

3 Pembantu 0 0 1 0,83

J u m l a h 120 100 120 100 No Siapakah yang memasak makanan untuk

anak n % n % 1 Ibu sendiri 96 80,00 102 85,00 2 Keluarga 24 20,00 18 15,00 3 Pembantu 0 0 0 0 J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah anak diberikan ASI pertama kali

keluar

n % n %

1 Diberikan 75 62,50 96 80,00

2 Diberikan tetapi sebentar 22 18,33 15 12,50 3 Tidak diberikan 23 19,17 9 7,50

Lanjutan Tabel 4.8 Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Apakah anak diberikan ASI Ekslusif (ASI

saja sampai umur 6 bulan) n % n % 1 Diberikan ASI Ekslusif 38 31,67 45 37,50 2 ASI diberikan sampai umur < 6 bulan 46 38,33 46 38,33 3 Tidak diberikan ASI 36 30,00 29 24,17

J u m l a h 120 100 120 100 No Makanan yang diberikan kepada anak balita n % n %

1 Zat tenaga + zat pembangun + zat pengatur 70 58,33 86 71,67 2 Zat tenaga + zat pembangun/zat pengatur 28 23,34 22 18,33 3 Zat tenaga 22 18,33 12 10,00

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah pemberian makan kepada anak

balita dihentikan,jika sudah kenyang tetapi makannya belum habis

n % n %

1 Dihentikan sebentar, lalu diberikan lagi 35 29,17 42 35,00 2 Kadang-kadang diberikan kembali 45 37,50 40 33,33

3 Dihentikan 40 33,33 38 31,67

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah makanan anak balita lebih

diutamakan dari anggota lain

n % n %

1 Diutamakan 78 65,00 92 76,66

2 Kadang-kadang 24 20,00 14 11,67 3 Sama saja dengan anggota keluarga lain 18 15,00 14 11,67

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah makanan anak diberikan bervariasi

antara pagi hingga sore

n % n %

1 Bervariasi 22 18,33 42 35,00

2 Kadang-kadang 73 60,84 67 55,83 3 Tidak bervariasi 25 20,83 11 9,17

J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak tidak suka makanan tertentu,

apakah ibu mengganti dengan makanan lain

n % n % 1 Mencarikan pengganti makanan lain 74 61,67 94 78,34 2 Kadang-kadang, jika mau 37 30,83 22 18,33 3 Tidak mencari pengganti makanan lain 9 7,50 4 3,33

Lanjutan Tabel 4.8. Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Sejak umur berapa anak diberikan makanan

selingan n % n %

1 Anak berumur 1 tahun 56 46,67 75 62,50 2 Anak berumur 6 bulan 58 48,33 42 35,00

3 Sejak lahir 6 5,00 3 2,50

J u m l a h 120 100 120 100 No Sejak umur berapa anak diberikan susu

formula

n % n % 1 Anak berusia 6 bulan 28 23,33 37 30,83 2 Sejak lahir 73 60,83 62 51,67 3 Tidak diberikan 19 15,84 21 17,50

J u m l a h 120 100 120 100 No Berapa kali anak mandi dalam satu hari n % n %

1 2 (dua) kali 102 85,00 116 96,67 2 1 (satu) kali 18 15,00 4 3,33

3 Tidak pernah 0 0 0 0

J u m l a h 120 100 120 100 No Siapakah yang sering memandikan anak n % n %

1 Ibu sendiri 98 81,67 104 86,67

2 Keluarga 22 18,33 15 12,50

3 Pembantu 0 0 1 0,83

J u m l a h 120 100 120 100 No Siapakah yang mengurus, jika anak

BAB/BAK n % n % 1 Ibu sendiri 95 79,17 104 86,67 2 Keluarga 25 20,83 15 12,50 3 Pembantu 0 0 1 1 J u m l a h 120 100 120 100 No Apabila anak BAB/BAK, bagaimakah

tindakan ibu n % n % 1 Segera dibersihkan 103 85,83 105 87,50 2 Dibiarkan sementara 17 14,17 15 12,50 3 Tidak dibersihkan 0 0 0 0 J u m l a h 120 100 120 100

Lanjutan Tabel 4.8. Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Jika anak ibu sakit, apa tindakan ibu

n % n % 1 Dibawa ke dokter 92 76,67 99 82,50 2 Diobati sendiri 28 23,33 21 17,50

3 Dibiarkan saja 0 0 0 0

J u m l a h 120 100 120 100 No Berapa lama ibu mengasuh anak dalam

sehari n % n % 1 > 6 jam 85 70,83 87 72,50 2 4 – 6 jam 35 29,17 33 27,50 3 < 4 jam 0 0 0 0 J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah ibu selalu menemani anak pada saat

makan n % n % 1 Selalu 82 68,33 92 76,67 2 Kadang-kadang 38 31,67 28 23,33 3 Tidak 0 0 0 0 J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah ibu selalu menemani anak pada saat

tidur n % n % 1 Selalu 79 65,83 95 79,17 2 Kadang-kadang 38 31,67 20 16,67 3 Tidak 3 2,50 5 4,16 J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah ibu selalu memberikan contoh

bermain/melakukan sesuatu dalam memberikan pengajaran kepada nak

n % n %

1 Selalu 50 41,67 60 50,00

2 Kadang-kadang 65 54,17 58 48,33

3 Tidak 5 4,17 2 1,67

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah ibu menyediakan alat-alat bermain

anak di rumah n % n % 1 Tersedia 34 28,33 49 40,83 2 Kadang-kadang 58 48,33 62 51,67 3 Tidak tersedia 28 23,34 9 7,50 J u m l a h 120 100 120 100

Lanjutan Tabel 4.8. Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Apakah anak biasa dibersihkan mulutnya/

menggosok gigi n % n %

1 Selalu dibersihkan 40 3,33 51 42,50 2 Kadang-kadang 54 45,00 57 47,50

3 Tidak 26 21,67 12 10,00

J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak main diluar rumah, apakah anak

menggunakan alas kaki

n % n % 1 Selalu menggunakan alas kaki 75 62,50 74 61,67 2 Kadang-kadang beralas kaki 45 37,50 43 35,83 3 Tidak beralas kaki 0 0 3 2,50

J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak menangis, apa yang ibu lakukan n % n %

1 Mendiamkan dengan penuh kasih saying 93 77,50 108 90,00 2 Mendiamkan dengan dimarahi 24 20,00 10 8,33 3 Dibiarkn sampai berhenti menangis 3 2,50 2 1,67 J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak mau tidur, apakah selalu

dibersihkan kakinya sebelum tidur

n % n % 1 Selalu dibersihkan 64 53,33 85 70.83 2 Kadang-kadang 56 46,67 35 29,17

3 Tidak dibersihkan 0 0 0 0

J u m l a h 120 100 120 100 No Jika anak menangis Karena lapar atau haus,

apa yang ibu lakukan

n % n % 1 Segera memberikan makan atau minum 116 96,66 114 95,00 2 Dimarahi, baru diberikan makan atau

minum

2 1,67 5 4,17 3 Dibiarkan saja 2 1,67 1 0,83

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah tindakan ibu, jika anak bermain

ditanah n % n % 1 Segera dibersihkan 69 57,50 77 64,17 2 Dibiarkan sementara 51 42,50 43 35,83 3 Dibiarkan saja 0 0 0 0 J u m l a h 120 100 120 100

Lanjutan Tabel 4.8. Distribusi Pola Asuh Anak Balita Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Siapa yang banyak waktu mengasuh anak

n % n % 1 Ibu sendiri 94 78,33 102 85,00

2 Keluarga 26 21,67 17 14,17

3 Pembantu 0 0 1 0,83

J u m l a h 120 100 120 100 Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan bahwa 87,50% anak balita tidak KEP (kontrol) selalu dibawa ke posyandu setiap bulannya dan pada anak balita KEP (kasus) 65,83%. 80,83% anak balita tidak KEP (kontrol) telah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan umurnya, sedangkan pada anak balita KEP (kasus) hanya 37,50% yang telah mendapatkan imunisasi lengkap.71,67% anak balita tidak KEP diberikan makanan menu seimbang sedangkan pada anak balita KEP (kasus) 41,67% diberikan makanan tidak menu seimbang. 80% anak balita tidak KEP (kontrol) diberikan ASI pertama sekali keluar dan pada anak balita KEP (kasus) 37,50% tidak diberikan ASI pertama sekali keluar.78,34% anak balita tidak KEP (kontrol) dicarikan makanan pengganti jika tidak suka dengan makanan yang diberikan dan pada anak balita KEP (kasus) sebesar 61,6%. 65% anak balita tidak KEP (kontrol) diberikan makanan yang kadang-kadang bervariasi/tidak bervariasi sedangkan pada anak balita KEP (kasus) 81,67% makanan yang diberikan kadang-kadang bervariasi/tidak bervariasi. Anak balita tidak KEP (kontrol), 82,50% dibawa ke dokter jika sedang sakit dan 23,33% anak balita KEP (kasus) diobati sendiri jika

sedang sakit.85% anak balita tidak KEP (kontro) diasuh oleh ibunya sendiri dan 21,67% anak balita KEP (kasus) diasuh oleh keluarga.

4.2.1.3. Pengetahuan Gizi Ibu Dan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk memperoleh gambaran pengetahuan gizi ibu dan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi subyek Berdasarkan Pengetahuan Gizi ibu dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol Pengetahuan Gizi Ibu

n % n %

Baik 104 86,7 115 95,8

Kurang 16 13,3 5 4,2

Jumlah 120 100 120 100

Berdasarkan Tabel 4.9. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 104 keluarga (86,7%) pengetahuan gizi ibunya baik dan 16 keluarga (13,3%) pengetahuan gizi ibunya kurang. Pada kontrol terdapat 115 keluarga (95,8%) pengetahun gizi ibunya baik dan 5 keluarga (4,2%) pengetahuan gizi ibunya kurang.

Adapun distribusi pengetahuan gizi ibu berdasarkan jawaban dari responden dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Apakah kegunaan makanan untuk tubuh

n % n % 1 Menjaga kesehatan tubuh 106 88,33 112 93,33 2 Menghilangkan rasa lapar 14 11,67 8 6,67 3 Menimbulkan rasa puas 0 0 0 0

Lanjutan Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Apakah kegunaan nasi atau bahan makanan

pengganti bagi tubuh n % n %

1 Mendapatkan tenaga, bekerja atau berjalan 62 51,67 88 73,33 2 Pertumbuhan tubuh 47 39,16 29 24,17 3 Menghilangkan rasa lapar 11 9,17 3 2,50

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah kegunaan lauk pauk (ikan,telur) bagi

tubuh seseorang

n % n % 1 Pertumbuhan tubuh 94 78,33 112 93,33 2 Menghilangkan rasa lapar 14 11,67 3 2,50 3 Menimbulkan rasa puas 12 10,00 5 4,17

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah kegunaan sayur dan buah bagi tubuh

seseorang

n % n % 1 Mengatur kegiatan dalam tubuh 83 69,17 102 85,00 2 Mengeyangkan 22 18,33 14 11,67 3 Menimbulkan rasa puas 15 12,50 4 3,33

J u m l a h 120 100 120 100 No Bila ibu sedang hamil, sebaiknya ibu makan n % n %

1 Lebih dari biasa 72 60,00 94 78,33 2 Tetap seperti biasa 33 27,50 26 21,67 3 Kurang dari biasa 15 12,50 0 0

J u m l a h 120 100 120 100 No Bila ibu sedang menyusui, sebaiknya ibu

makan

n % n % 1 Lebih dari biasa 77 64,17 89 74,17 2 Tetap seperti biasa 42 35,00 30 25,00 3 Kurang dari biasa 1 0,83 1 0,83

J u m l a h 120 100 120 100 No Dalam memilih sayuran, dilihat dari gizinya n % n %

1 Sayuran yang berwarna 65 54,17 81 67,50 2 Sayuran yang mudah didapat dan terjangkau 38 31,67 25 20,83 3 Menurut selera 17 14,16 14 11,67

Lanjutan Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Bahan makanan yang mengdung sumber

Vitamin A n % n %

1 Daun singkong 33 27,50 31 25,83 2 Sayuran berwarna 66 55,00 71 59,17

3 Pisang 21 17,50 18 1,50

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah tanda-tanda anak kekurangan Vit.A n % n %

1 Anak pada waktu maghrib tidak dapat melihat jelas

82 68,33 100 83,33 2 Anak kurang sehat 27 22,50 19 15,84 3 Anak kurus 11 9,17 1 0,83

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah bahaya anak menderita buta senja

bila tidak diobati

n % n % 1 Anak menjadi buta 88 73,33 97 80,83 2 Sakit mata 29 24,17 21 17,50 3 Anak sembuh sendiri 3 2,50 2 1,67

J u m l a h 120 100 120 100 No Ibu hamil sering kekurangan zat gizi besi

yang menyebabkan merasa lelah, muka pecat. Hal ini disebabkan karena

n % n %

1 Anemia 29 24,17 50 41,67

2 Kurang darah 83 69,17 66 55,00

3 Kurang makan 8 6,66 4 3,33

J u m l a h 120 100 120 100 No Sampai umur berapakah sebaiknya anak ibu

disusui n % n % 1 2 tahun 77 64,17 98 81,67 2 1,5 tahun 36 30,00 16 13,33 3 1 tahun 7 5,83 6 5,00 J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah penyebab anak mengalami diare n % n %

1 Memakan makanan yang tidak dicuci atau basi

68 56,67 63 52,50 2 Memakan makanan yang tidak dimasak 47 39,17 57 47,50 3 Minum air susu ibu 5 4,16 0 0

Lanjutan Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Menurut ibu, apakah bahaya jika anak diare/

mencret terus menerus n % n %

1 Anak menjadi lesu akibat kekurangan cairan yang akan mengakibatkan kematian

88 73,33 105 87,50 2 Anak menjadi kurus 24 20,00 13 10,83 3 Anak tidak naik berat badannya 8 6,67 2 1,67

J u m l a h 120 100 120 100 No Bila anak ibu diare/mencret, tindakan apa

sebaiknya pertama kali dilakukan

n % n % 1 Diberi larutan gula garam atau oralit 98 81,67 102 85,00 2 Diberi air the hangat 17 14,17 9 7,50 3 Diberi air putih 5 4,16 9 7,50

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah manfaat imunisasi n % n %

1 Untuk mencegah penyakit 94 78,33 99 82,50 2 Untuk pengobatan penyakit 22 18,33 19 15,83 3 Kurang bermanfaat 4 3,34 2 1,67

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah guna penimbangan di posyandu n % n %

1 Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkemba ngan anak

58 48,33 95 79,17 2 Untuk mengetahui berat badan anak 60 50,00 24 20,00 3 Untuk mengetahui penyakit anak 2 1,67 1 0,83

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah artinya jika berat badan anak berada

dibawah garis merah

n % n % 1 Pertumbuhan anak terganggu dan anak

dalam keadaan kurang sehat

80 66,67 84 70,00 2 Berat badan anak turun 37 30,83 31 25,83 3 Berat badan anak naik 3 2,50 5 4,17

J u m l a h 120 100 120 100 No Apakah artinya jika berat badan anak berada

pada garis hijau

n % n % 1 Anak sehat 97 80,83 106 88,33 2 Pertumbuhan anak tidak terganggu 22 18,33 12 10,00 3 Berat badfan anak terganggu 1 0,83 2 1,67

Lanjutan Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu Berdasarkan Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol No Apakah artinya jika berat badan anak berada

dibawah garis titik pada KMS n % n % 1 Pertumbuhan dan perkembangan anak

kurang baik

73 60,83 77 64,17 2 Anak tidak sehat 30 25,00 37 30,83 3 Berat badan anak naik 17 14,17 6 5,00

J u m l a h 120 100 120 100

Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan bahwa 93,33 % responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui kegunaan makanan untuk menjaga kesehatan tubuh dan 11,67% responden anak balita KEP (kasus) berasumsi bahwa kegunaan makanan untuk menghilangkan rasa lapar. 78,33% responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui makanan ibu hamil dan 27,5% responden anak balita KEP (kasus) mengetahui makanan ibu hamil sama seperti makanan orang biasa. 74,17% responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui makanan ibu menyusui dan 35% responden anak balita KEP (kasus) mengetahui makanan ibu menyusui sama seperti makanan orang biasa. 67,5% responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui dalam memilih sayuran bergizi dan 45,73% responden anak balita KEP (kasus) belum mengetahui dalam memilih sayuran yang bergizi.83,33% responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui tanda-tanda anak kekurangan vitamin A dan responden anak balita KEP (kasus) yang sudah mengetahui tanda-tanda kekurangan vitamin A sebesar 68,33%. 81,67% responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui batas umur anak untuk disusui dan

36% responden anak balita KEP (kasus) belum mengetahui batas umur anak untuk disusui. 87,5 % responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui bahaya diare bagi anak balita dan responden anak balita KEP (kasus) yang sudah mengetahui bahaya diare bagi anak balita sebesar 73,33%. 85% responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui tindakan pertama sekali untuk menanggulangi anak diare dan responden anak balita KEP (kasus) yang sudah mengetahui tindakan pertama sekali dalam menanggulangi anak diare sebesar 81,67%. 79,17% responden anak balita tidak KEP (kontrol) sudah mengetahui kegunaan penimbangan anak balita di posyandu dan responden anak balita KEP (kasus) yang sudah mengetahui kegunaan penimbangan anak balita di posyandu hanya 48,33%.

4.2.1.4.Tingkat Pendapatan Keluarga Dan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk memperoleh gambaran tingkat pendapatan keluarga dan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 Kasus Kontrol Tingkat Pendapatan Keluarga n % n % Cukup 77 64,2 102 85 Tidak Cukup 43 35,8 18 15 Jumlah 120 100 120 100

Berdasarkan Tabel 4.11. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 77 keluarga (64,2%) tingkat pendapatan keluarganya cukup dan 43 keluarga (35,8%) tingkat pendapatan keluarganya tidak cukup. Pada kontrol terdapat 102 keluarga (85%) tingkat pendapatn keluarganya cukup dan 18 keluarga (15%) tingkat pendapatan keluarganya tidak cukup.

4.2.1.5. Pelayanan Kesehatan Dan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk memperoleh gambaran pelayanan kesehatan dan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pelayanan Kesehatan dan Kejadian Kurang Energi Protein di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007 Kasus Kontrol Pelayanan Kesehatan n % n % Baik 96 80 112 93,3 Tidak Baik 24 20 8 6,7 Jumlah 120 100 120 100

Berdasarkan Tabel 4.12. didapatkan bahwa pada kasus terdapat 96 keluarga (80%) pelayan kesehatannya baik dan 24 keluarga (20%) pelayanan kesehatannya tidak baik. Pada kontrol terdapat 112 keluarga (93,3%) pelayan kesehatannya baik dan 8 keluarga (6,7%) pelayanan kesehatannya tidak baik.

4.2.2. Analisis Bivariat Faktor Determinan dengan Kurang Energi Protein

Pada penelitian ini setelah dilakukan analisis univariat, dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan test kemaknaan Chi-Square pada derajat kepercayaan

95%. Apabila hasil perhitungan statistik mempunyai nilai p < 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

4.2.2.1. Hubungan Persediaan Pangan Keluarga Dengan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk mengetahui hubungan persediaan pangan keluarga dengan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Persediaan Pangan Keluarga dan Kejadian Kurang Energi Protein, ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol Persediaan Pangan Keluarga n % n % ² p value OR CI 95% Cukup 21 17,5 62 51,7 Kurang 99 82,5 58 48,3 Jumlah 120 100 120 100 29,468 0,000 5,039 2,789 – 9,105

Berdasarkan Tabel 4.13, hasil uji statistik ² didapatkan nilai p = 0,000 berarti ada hubungan yang bermakna antara persediaan pangan keluarga dengan kejadian kurang energi protein yaitu keluarga yang persediaan pangannya kurang secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol. Nilai OR 5,039 , (CI 95% : 2,789 – 9,105) menunjukkan bahwa anak balita kurang energi protein kemungkinan persediaan pangan keluarga kurang 5,039 kali lebih besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat kepercayaan 95%, diyakini nilai OR berada pada interval 2,789 – 9,105.

4.2.2.2. Hubungan Pola Asuh Anak Balita Dengan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk mengetahui hubungan pola asuh anak balita dengan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14. Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pola Asuh Anak Balita dan Kejadian Kurang Energi Protein , ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol Pola Asuh Anak Balita n % n % ² p value OR CI 95% Baik 101 84,2 115 95,8 Tidak Baik 19 15,8 5 4,2 Jumlah 120 100 120 100 7,824 0,005 4,327 1,559 – 12,008

Berdasarkan Tabel 4.14, hasil uji statistik ² didapatkan nila p = 0,005 berarti ada hubungan yang bermakna antara pola asuh anak balita dengan kejadian kurang energi protein yaitu anak balita yang pola asuhnya tidak baik secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol. Nilai OR 4,327 , (CI 95% : 1,559 – 12,008) menunjukkan bahwa anak balita kurang energi protein kemungkinan pola asuh tidak baik 4,327 kali lebih besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat kepercayaan 95% diyakini nilai OR berada pada interval 1,559 – 12,008.

4.2.2.3. Hubungan Pengetahuan Gizi ibu Dengan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu dengan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pengetahuan Gizi ibu dan Kejadian Kurang Energi Protein, ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol Pengetahuan Gizi Ibu n % n % ² p value OR CI 95% Baik 104 86,7 115 95,8 Kurang 16 13,3 5 4,2 Jumlah 120 100 120 100 5,219 0,022 3,538 1,252 – 9,997

Berdasarkan Tabel 4.15, hasil uji statistik ² didapatkan nilai p = 0,022 berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan kejadian kurang energi protein yaitu ibu yang pengetahuan gizinya kurang secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol. Nilai OR 3,538 , (CI 95% : 1,252 – 9,997) menunjukkan bahwa anak balita kurang energi protein kemungkinan pengetahuan gizi ibunya kurang 3,538 kali lebih besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat kepercayaan 95%, diyakini nilai OR berada pada interval 1,252 – 9,997.

4.2.2.4. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga dan Kejadian Kurang Energi Protein, ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol Tingkat Pendapatan Keluarga n % n % ² p value OR CI 95% Cukup 77 64,2 102 85 Tidak Cukup 43 35,8 18 15 Jumlah 120 100 120 100 12,661 0,000 3,165 1,694 – 5,911

Berdasarkan Tabel 4.16. hasil uji statistik ² didapatkan nilai p = 0,000 berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian kurang energi protein yaitu keluarga yang tingkat pendapatannya tidak cukup secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol. Nilai OR 3,165 , (CI 95% : 1,694 – 5,911) menunjukkan bahwa anak balita kurang energi protein kemungkinan tingkat pendapatan keluarganya tidak cukup 3,165 kali lebih besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat kepercayaan 95%, diyakini nilai OR berada pada interval 1,694 – 5,911.

4.2.2.5. Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan Kejadian Kurang Energi Protein

Untuk mengetahui hubungan pelayanan kesehatan dengan kejadian kurang energi protein dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Subyek Berdasarkan Pelayanan Kesehatan dan Kejadian Kurang Energi Protein, ², p value, OR, CI 95% di Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2007

Kasus Kontrol Pelayanan Kesehatan n % n % ² p value OR CI 95% Baik 96 80 112 93,3 Tidak Baik 24 20 8 6,7 Jumlah 120 100 120 100 8,113 0,004 3,500 1,503 – 8,150

Berdasarkan Tabel 4.18. hasil uji statistik ² didapatkan nilai p = 0,004 berarti ada hubungan yang bermakna antara pelayanan kesehatan dengan kejadian kurang energi protein yaitu anak balita yang pelayan kesehatannya tidak baik secara bermakna proporsinya lebih tinggi pada kasus dibandingkan dengan kontrol . Nilai OR 3,500 (CI 95% : 1,503 – 8,150) menunjukkan bahwa anak balita kurang energi protein kemungkinan pelayanan kesehatannya tidak baik 3,500 kali lebih besar dibandingkan dengan anak balita yang tidak kurang energi protein, pada tingkat kepercayaan 95%, diyakini nilai OR berada pada interval 1,503 – 8,150.

4.2.6. Analisis Multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk menguji beberapa variabel yang dilakukan secara bersama-sama berpengaruh dalam hubungannya dengan kejadian kurang energi protein

Berdasarkan hasil uji bivariat, ternyata semua variabel independen (bebas) yang diteliti (5 variabel) memiliki nilai p < 0,25 sehingga kelima variable yaitu

persediaan pangan keluarga, pola asuh anak balita, pengetahuan gizi ibu, tingkat pendapatan keluarga dan pelayanan kesehatan diikutkan dalam analisa multivariate

Selain untuk melihat hubungan beberapa variabel independen (bebas) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat), analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dan juga untuk menentukan variabel yang paling dominan yang mempengaruhi kejadian kurang energi protein. Dalam pemodelan ini seluruh variabel dicobakan bersama-sama, kemudian variabel yang memiliki nilai p ≥ 0,05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari p value terbesar.

Tabel 4.19 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Lima Variabel Yang Berhubungan Bermakna Dengan Kejadian Kurang Energi Protein Di Kecamatan Medan Denai Tahun 2007

Variabel Independen B P OR (Adjusted)

CI 95%

Persediaan Pangan Keluarga 1,550 0,000 4,713 2,491-8,916 Pola Asuh Anak Balita 1,523 0,008 4,585 1,484-14,165 Pengetahuan Gizi Ibu 1,509 0,077 2,884 0,890-9,346 Tingkat Pendapatan Keluarga 1,037 0,003 2,822 1,418-5,616 Pelayanan Kesehatan 1,380 0,004 3,974 1,556-10,145

Hasil penelitian berdasarkan analisis multivariat regresi logistik, didapatkan 1 (satu ) varibel yaitu pengetahuan gizi ibu memiliki p value > 0,05 yaitu 0,077. Dari hasil ini, maka variabel pengetahuan gizi dikeluarkan dari pemodelan.

Setelah variabel pengetahuan gizi dikeluarkan dari pemodelan, proses selanjutnya adalah analisis multivariat variabel persediaan pangan keluarga, pola asuh anak balita, tingkat pendapatan ibu dan pelayanan kesehatan dengan kejadian kurang energi protein sebagaimana terlihat pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Empat Variabel Yang Berhubungan Bermakna Dengan Kejadian Kurang Energi Protein Di Kecamatan Medan Denai Tahun 2007

Variabel Independen B P OR (Adjusted)

CI 95%

Persediaan Pangan Keluarga 1,558 0,000 4,748 2,520-8,943 Pola Asuh Anak Balita 1,588 0,006 4,896 1,592-15,059

Dokumen terkait