• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Uji Instrumen

a) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan dalam kuesioner tersebut sahih atau tidak (Bawono, 2006: 68). Suatu

item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Mencari r tabel dengan taraf signifikan 5% yaitu:

Df = N – k = 100 – 2 = 98 N : jumlah sampel (responden) K : jumlah variabel independen

Maka besarnya r tabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 0,1966. Adapun hasil uji validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Item Pertanyaan Corrected Item Pertanyaan Total Corelation r table Keterangan Brand Image (X1) X1_1 0,884 0,1966 Valid X1_2 0,694 0,1966 Valid X1_3 0,579 0,1966 Valid X1_4 0,230 0,1966 Valid X1_5 0,579 0,1966 Valid X1_6 0,884 0,1966 Valid X1_7 0,632 0,1966 Valid X1_8 0,884 0,1966 Valid Persepsi Kualitas Pelayanan (X2) X2_1 0,789 0,1966 Valid X2_2 0,374 0,1966 Valid X2_3 0,837 0,1966 Valid X2_4 0,341 0,1966 Valid X2_5 0,778 0,1966 Valid X2_6 0,554 0,1966 Valid X2_7 0,514 0,1966 Valid X2_8 0,837 0,1966 Valid X2_9 0,789 0,1966 Valid X2_10 0,778 0,1966 Valid X2_11 0,837 0,1966 Valid X2_12 0,458 0,1966 Valid

Minat (Z) Z1_1 0,868 0,1966 Valid

Z1_2 0,779 0,1966 Valid

Z1_3 0,449 0,1966 Valid

Z1_4 0,747 0,1966 Valid

Keputusan (Y) Y1_1 0,800 0,1966 Valid

Y1_2 0,705 0,1966 Valid Y1_3 0,800 0,1966 Valid Y1_4 0,274 0,1966 Valid Y1_5 0,705 0,1966 Valid Y1_6 0,616 0,1966 Valid Y1_7 0,705 0,1966 Valid Y1_8 0,247 0,1966 Valid Y1_9 0,800 0,1966 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing item pertanyaan memiliki r hitung > r tabel (0,1966) dan bernilai positif. Dengan demikian butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

b) Uji Reliabilitas

Pengukuran reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (a) serta suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2013: 48). Hasil uji reliabilitas yang dilakukan, dijelaskan pada table berikut ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel

Variabel Reliabilitas

Coefficient Alpha Keterangan

Brand Image (X1) 8 item

pertanyaan 0,838 Reliabel Persepsi Kualitas

Pelayanan (X2)

12 item

Minat (Z) 4 item

pertanyaan 0,685 Reliabel

Keputusan (Y) 9 item

pertanyaan 0,816 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha > 0.60. Dengan demikian variabel Brand Image, Persepsi Kualitas Pelayanan, Minat dan Keputusan Masyarakat dapat dikatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian selanjutnya.

2. Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antar variabel dependen dengan variabel independen atau sejauh mana kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 92). Penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Koefiseien Determinasi ( ) 1

Pengaruh Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2), Minat (Z), Terhadap Keputusan Masyarakat (Y)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,962a ,926 ,924 1,600

a. Predictors: (Constant), Total_Z, Total_X2, Total_X1

Sumber: Data primer yang diolah, 2018 Hasil output pada tabel 4.8 menunjukkan:

1) Koefisien korelasi sebesar 0.962 ini berarti ada hubungan yang kuat antara variabel dependen (keputusan masyarakat) dengan variabel independen (brand image, persepsi kualitas pelayanan dan minat), karena nilai R mendekati angka 1. Artinya semakin besar nilai X maka semakin besar pula nilai Y.

2) Hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0.924, hal ini berarti 92,4% variasi Keputusan (Y) dapat dijelaskan oleh variasi variabel yaitu Minat (Z), Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2). Sedangkan sisanya (100% - 92,4% = 7,6%) dijelaskan oleh sebab sebab yang lain diluar model. Standar Error of estemate (SEE) sebesar 1,600. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dan memprediksi variabel dependen.

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik Koefiseien Determinasi ( ) 2

Pengaruh Variabel Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2), terhadap Minat (Z)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,667a ,445 ,434 2,032

a. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1

Sumber: Data primer yang diolah, 2018 Hasil output pada tabel 4.9 menunjukkan:

1) Koefisien korelasi sebesar 0.667, artinya bahwa ada hubungan antara variabel independen (brand image dan persepsi kualitas

pelayanan) dengan variabel intervening (minat), karena nilai R mendekati angka 1.

2) Hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,434 , hal ini berarti 43,4% variasi Minat (Z) dapat dijelaskan oleh variasi variabel yaitu Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2). Sedangkan sisanya (100% - 43,4% = 56,6%) dijelaskan oleh variabel yang lain diluar model. Standar Error of estemate (SEE) sebesar 2,032. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dan memprediksi variabel dependen.

b. Uji F test (Uji Pengaruh Simultan)

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen atau bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen atau terikat (Bawono, 2006: 91). Penelitian ini dapat dilakukan pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik Pengaruh simultan (F test) Variabel Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2), Minat (Z),

Terhadap Keputusan Masyarakat (Y)

ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 3077,583 3 1025,861 400,569 ,000b Residual 245,857 96 2,561 Total 3323,440 99 a. Dependent Variable: Total_Y

b. Predictors: (Constant), Total_Z, Total_X2, Total_X1

Dari uji ANOVA atau Ftest pada tabel 4.10 didapat nilai F hitung sebesar 400,569 dengan nilai signifikan sebesar 0.000. Karena nilai signifikan jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Keputusan (Y) atau dapat dikatakan bahwa Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2), Minat (Z), secara bersama-sama berpengaruh terhadap Keputusan (Y).

c. Uji StatistikT test(Uji Parsial)

Uji statistik T test pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 98).

Tabel 4.11

Hasil Uji Statistik Pengaruh Parsial (T test) 1

Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2), Minat (Z), Terhadap Keputusan (Y)

Sumber: Data primer yang diolah, 2018 Hasil output pada tabel 4.11 menunjukkan:

1) Nilai signifikan variabel brand image (X1) adalah sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 , artinya ada pengaruh yang

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,210 2,311 1,389 ,168 Total_X1 ,559 ,075 ,559 7,504 ,000 Total_X2 ,121 ,046 ,180 2,639 ,010 Total_Z ,675 ,080 ,315 8,439 ,000

signifikan antara brand image (X1) terhadap keputusan masyarakat (Y).

2) Nilai signifikan variabel persepsi kualitas pelayanan (X2) adalah sebesar 0.010 lebih kecil dari 0.05, artinya ada pengaruh yang signifikan antara persepsi kualitas pelayanan (X2) terhadap keputusan masyarakat (Y).

3) Nilai signifikan variabel minat (Z) adalah sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05, artinya ada pengaruh yang signifikan antara minta (Z) terhadap keputusan masyarakat (Y).

Tabel 4.12

Hasil Uji Statistik Pengaruh Parsial (T test) 2 Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2), Terhadap Minat (Z)

Sumber: Data primer yang diolah, 2018. Dari hasil output tabel 4.12 menunjukkan:

1) Nilai signifikan variabel brand image (X1) adalah sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05, artinya ada pengaruh yang signifikan antara brand image (X1) terhadap minat (Z).

2) Nilai signifikan variabel persepsi kualitas pelayanan (X2) adalah sebesar 0.358 lebih besar dari 0.05, artinya tidak ada

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 14,610 2,532 5,770 ,000 Total_X1 ,382 ,086 ,819 4,428 ,000 Total_X2 -,053 ,058 -,171 -,923 ,358 a. Dependent Variable: Total_Z

pengaruh yang signifikan antara persepsi kualitas pelayanan (X2) terhadap minat (Z).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2013: 105) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Berikut hasil uji multikolonieritas:

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolonieritas Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2), Minat (Z), Terhadap Keputusan (Y)

Coefficient Correlationsa

Model Total_Z Total_X2 Total_X1

1 Correlations Total_Z 1,000 ,093 -,410 Total_X2 ,093 1,000 -,867 Total_X1 -,410 -,867 1,000 Covariances Total_Z ,006 ,000 -,002 Total_X2 ,000 ,002 -,003 Total_X1 -,002 -,003 ,006 a. Dependent Variable: Total_Y

A. Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Melihat tabel 4.13 hasi besaran korelasi antar variabel tampak bahwa variabel persepsi kualitas pelayanan (X2) dan minat (Z) mempunyai korelasi sebesar 0.093 atau sekitar 9,3%. Variabel brand image (X1) dan minat (Z) mempunyai korelasi -0.410 atau 41%. Sedangkan variabel persepsi kualitas pelayanan (X2) dan brand image (X1) mempunyai korelasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 0.867 atau sekitar 86,7%. Oleh karena itu korelasi ini masih dibawah 90%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius.

Tabel 4.14

Hasil Uji Multikolonieritas Metode VIF

Brand Image(X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2), Minat (Z), Terhadap Keputusan (Y)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficient s T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 (Constant) 3,210 2,311 1,389 ,168 Total_X1 ,559 ,075 ,559 7,504 ,000 ,139 7,199 Total_X2 ,121 ,046 ,180 2,639 ,010 ,166 6,041 Total_Z ,675 ,080 ,315 8,439 ,000 ,555 1,802 a. Dependent Variable: Total_Y

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Melihat hasil perhitungan tabel 4.14 diatas, nilai Tolerance menunjukan semua variabel memiliki nilai Tolerence lebih dari 0.1 yang berarti yang berarti tidak ada korelasi antar variabel. Hasil perhitungan nilai Variance Independen Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama semua variabel memiliki nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel dalam regresi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013: 139) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam

menganalisis terjadinya masalah heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan metode park. Sehingga dari pengujian dengan menggunakan metode park dihasilkan tabel berikut ini:

Tabel 4.15

Uji Heteroskedastisitas Metode Park

Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2), Minat (Z), Terhadap Keputusan (Y)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1,518 2,685 -,565 ,573 Total_X1 ,034 ,087 ,105 ,391 ,696 Total_X2 -,053 ,053 -,248 -1,004 ,318 Total_Z ,128 ,093 ,185 1,373 ,173

a. Dependent Variable: LnRes_2

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji park pada tabel 4.15 terlihat bahwa nilai koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas, maka asumsi homoskedastisitas pada model tersebut tidak dapat ditolak.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006: 174). Penulis menggunakan analisis grafik yaitu dengan cara melihat histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati

normal dan normal probability plot yang dibandingkan distribusi yang menggambarkan data sesungguhnya akan mendekati garis normal. Berikut adalah gambar grafik histogram dan normal probability plot :

Sumber: Data Primer yang diolah, 2018

Gambar 4.1

Output Viewer Regresion Standarized Residual

Gambar 4.1 histogram diatas, digambarkan perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang menjadikan distribusi normal, sehingga disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot

Berdasarkan pengelolaan data dengan normal probability plot didapatkan hasil bahwa seluruh data berdistribusi dengan normal dan tidak terjadi adanya penyimpangan. Ditunjukkan dalam grafik normal plot titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga model regresi yang digunakan dapat memenuhi asumsi normalitas.

4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Metode analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening. Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan sebab-akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel (Ghozali, 2013:249). Analisis jalur pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi Pertama

Menurut Ghozali (2013: 251) koefisien jalur menggunakan unstandarized koefisien regresi. Hasil analisis regresi pengaruh brand image dan persepsi kualitas pelayanan terhadap minat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.16

Uji Parsial Brand Image (X1) dan Persepsi Kualitas Pelayanan (X2) Terhadap Minat (Z)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,667a ,445 ,434 2,032

a. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan nilai R2 (R Squere) sebesar 0,445. Nilai R2 ini digunakan dalam perhitungan nilai e1. e1 merupakan varian variabel minat yang tidak dijelaskan oleh brand image dan persepsi kualitas pelayanan.

Besarnya : e1 = √1 -R2 = √1 –0,445 = √0,555 = 0,745

Tabel 4.17

Analisis Regresi Brand Image (X1) dan Persepsi Kualitas Pelayanan (X2) Terhadap Minat (Z) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 14,610 2,532 5,770 ,000 Total_X1 ,382 ,086 ,819 4,428 ,000 Total_X2 -,053 ,058 -,171 -,923 ,358 a. Dependent Variable: Total_Z

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut:

Z = α + P2 X1/ PX2 + e1

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa:

1) Nilai koefisien Unstandardized beta brand image sebesar 0.382 dengan signifikansi 0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05 sehingga brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat. Nilai koefisien Unstandardized beta 0.382 merupakan nilai jalur path P2.

2) Nilai koefisien Unstandardized beta persepsi kualitas pelayanan sebesar -0.053 dengan signifikansi 0.358 yang berarti lebih besar dari 0.05 sehingga persepsi kualitas pelayanan berpengaruhi negatif dan tidak signifikan terhadap minat. Nilai koefisien Unstandardized beta -0.053 merupakan nilai jalur path P2.

Maka dapat di simpulkan meningkatnya kualitas brand image akan diikuti peningkatan minat masyarakat menggunakan jasa pembiayaan di bank syariah, namun semakin baik persepsi kualitas pelayanan masyarakat akan bank syariah tidak diikuti peningkatan minat masyarakat menggunakan jasa pembiayaan di bank syariah.

b. Persamaan Regresi Kedua

Hasil analisis regresi brand image dan persepsi kualitas pelayanan melalui minat terhadap keputusan masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.18

Uji Parsial Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2) dan Minat (Z) terhadap Keputusan (Y)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,962a ,926 ,924 1,600

a. Predictors: (Constant), Total_Z, Total_X2, Total_X1

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan nilai R2 (R Square) sebesar 0.926. nilai R2 ini digunakan dalam penghitungan nilai e2. e2 merupakan varian variabel keputusan yang tidak dijelaskan oleh brand image, persepsi kualitas pelayanan dan minat.

Besarnya e2 = √1 -R2 = √1 -0.926 = √0.074= 0.272

Tabel 4.19

Analisis Regresi Brand Image (X1), Persepsi Kualitas Pelayanan (X2) dan Minat (Z) Terhadap Keputusan (Y)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,210 2,311 1,389 ,168 Total_X1 ,559 ,075 ,559 7,504 ,000 Total_X2 ,121 ,046 ,180 2,639 ,010 Total_Z ,675 ,080 ,315 8,439 ,000

a. Dependent Variable: Total_Y

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui persamaan regresinya yaitu:

Y= α + P1X1/ P1X2 + P3Z + e2

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa:

1) Nilai koefisien Unstandardized beta brand image sebesar 0.559 dengan signifkansi 0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05 sehingga brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan masyarakat. Nilai koefisien Unstandardized beta 0.559 merupakan nilai jalur path P1

2) Nilai koefisien Unstandardized beta persepsi kualitas pelayanan sebesar 0.121 dengan signifikansi 0.010 yang berarti lebih kecil dari 0.05 sehingga persepsi kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan masyarakat. Nilai koefisien Unstandardized beta 0.121 merupakan nilai jalur path P1

3) Nilai koefisien Unstandardized beta minat sebesar 0.675 dengan signifikansi 0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05 sehingga minat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan. Nilai koefisien Unstandardized beta 0.675 adalah nilai jalur path P3. Model jalur penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Hasil Analisis Jalur (PathAnalysis)

Brand Image (X1) Keputusan (Y) -0.053 0.382 0.559 0.121 0.675 0.745 0.272

Sumber: data primer yang diolah, 2018 Persepsi Kualitas

Pelayanan (X2)

Berdasarkan gambar 4.3 menunjukkan adanya pengaruh antar variabel:

1) Pengaruh Langsung

Diketahui pengaruh langsung yang diberikan brand image (X1) terhadap keputusan (Y) sebesar 0.559, dan pengaruh langsung yang diberikan persepsi kualitas pelayanan (X2) terhadap keputusan (Y) sebesar 0.121

2) Pengaruh Tidak Langsung

Pengaruh tidak langsung brand image (X1) melalui minat (Z) terhadap keputusan (Y) didapat dari perkalian antara nilai koefisien Unstandardized beta brand image (X1) dan nilai koefisien Unstandardized beta minat (Z) terhadap keputusan (Y) yaitu (P2 x P3) = 0.382 x 0.675 = 0.258

Pengaruh tidak langsung persepsi kualitas pelayanan (X2) melalui minat (Z) terhadap keputusan (Y) didapat dari perkalian antara nilai koefisien Unstandardized beta persepsi kualitas pelayanan (X2) dan nilai koefisien Unstandardized beta minat (Z) terhadap keputusan (Y) yaitu (P2 x P3) = -0.053 x 0.675 = -0.0358

3) Pengaruh Total

Pengaruh total yang diberikan brand image (X1) terhadap keputusan (Y) adalah pengaruh langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu P1+ (P2 x P3) = 0.559 + (0.382

x 0.675) = 0.559 + 0.258 = 0.817. Pengaruh total yang diberikan persepsi kualitas pelayanan (X2) terhadap keputusan (Y) adalah pengaruh langsung yang ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu P1+ (P2xP3) = 0.121 + (-0.053 x 0.675) = 0.121 + (-0.0358) = 0.0852

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa brand image dan persepsi kualitas pelayanan dapat berpengaruh langsung ke keputusan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari brand image dan persepsi kualitas pelayanan melalui minat (sebagai intervening) lalu ke keputusan. Besarnya pengaruh langsung brand image adalah 0.559 dan besarnya pengaruh tidak langsung atau melalui variabel intervenig pengaruhnya 0.817. Sedangkan hasil persepsi kualitas pelayanan besarnya pengaruh langsung adalah 0.121 dan besarnya pengaruh tidak langsung atau melalui variabel intervening pengaruhnya 0.0852

Jadi dapat disimpulkan dengan adanya variabel intervening minat maka pengaruh brand image terhadap keputusan lebih tinggi dibandingkan pengaruh langsung brand image terhadap keputusan. Namun pengaruh persepsi kualitas pelayanan terhadap keputusan dengan adanya variabel intervening minat lebih rendah dibandingkan pengaruh langsung persepsi kualitas pelayanan terhadap keputusan. Artinya minat mampu memediasi brand image terhadap keputusan, namun minat tidak mampu memediasi persepsi kualitas pelayanan

terhadap keputusan masyarakat kota Salatiga menggunakan jasa pembiayaan di Bank Syariah.

5. Uji Hipotesis

a. Pengaruh Brand Image (X1) dengan Keputusan (Y)

X1 Y = 0.559

Nilai koefisien jalur brand image (X1) terhadap keputusan masyarakat (Y) secara langsung adalah sebesar 0.559 dan hasil uji statistik Ttest (uji parsial) menunjukkan nilai signifikansi brand image terhadap keputusan sebesar 0.000 yang berarti Hipotesis 1 diterima

karena nilai koefisien jalur positif (0.559) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.000 > 0.05). Hal ini berarti bahwa ada pengaruh langsung brand image (X1) terhadap keputusan masyarakat kota Salatiga menggunakan jasa pembiayaan di bank syariah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan masyarakat. Hal ini berarti bahwa semakin baik brand image bank syariah maka semakin tinggi keputusan masyarakat kota Salatiga menggunakan jasa pembiayaan di bank syariah.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Maghfiroh dkk (2016) menyatakan bahwa adanya pengaruh signifikan secara parsial baik langsung maupun tidak langsung antara Variabel Citra Merek yang terdiri dari Citra Perusahaan, Citra

Konsumen, Citra Produk terhadap Minat Beli dan Keputusan Pembelian.

b. Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan (X2) dengan Keputusan

(Y)

X2  Y = 0.121

Nilai koefisien jalur persepsi kualitas pelayanan (X2) terhadap keputusan masyarakat (Y) secara langsung adalah sebesar 0.121 dan hasil uji statistik Ttest (uji parsial) menunjukkan nilai signifikansi persepsi kualitas pelayaanan terhadap keputusan sebesar 0.010 yang berarti Hipotesis 2 diterima karena nilai koefisien jalur positif (0.121) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.010 < 0.05). Hal ini berarti bahwa ada pengaruh langsung persepsi kualitas pelayanan (X2) terhadap keputusan masyarakat kota Salatiga menggunakan jasa pembiayaan di bank syariah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan masyarakat. Hal ini berarti bahwa semakin baik persepsi kualitas pelayanan bank syariah maka semakin tinggi keputusan masyarakat kota Salatiga menggunakan jasa pembiayaan di bank syariah.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Sugiharto dan Iryanita (2013) menyatakan bahwa variabel independen yaitu citra merek, persepsi harga, dan persepsi kualitas

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

c. Pengaruh Brand Image (X1) dengan Minat (Z)

X1  Z = 0.382

Nilai koefisien jalur brand image (X1) terhadap minat (Z) secara langsung adalah sebesar 0.382 dan hasil uji statistik Ttest (uji parsial) menunjukan nilai signifikansi brand image terhadap minat sebesar 0.000 yang berarti Hipotesis 3 dapat diterima karena nilai koefisien jalur positif (0.382) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.000 < 0.05). Hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan brand image (X1) terhadap minat (Z), yang artinya semakin baik brand image bank syariah maka akan semakin tinggi minat masyarakat kota Salatiga menggunakan jasa pembiayaan di bank syariah.

Hal ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Said (2016), yang menyatakan bahwa brand image memiliki pengaruh terhadap minat menabung di BMT Se-Kabupaten Demak. Ini dibuktikan dari hasil pengolahan komputer dengan menggunakan SPSS versi 16 dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 2,115 > ttabel

sebesar 1,982s dengan taraf signifikansi di bawah 5% artinya Ha diterima, Ho ditolak.

d. Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan (X2) dengan Minat (Z)

Nilai koefisien jalur persepsi kualitas pelayaan (X2) terhadap minat (Z) secara langsung adalah sebesar -0.053 dan hasil uji statistik Ttest (uji parsial) menunjukan nilai signifikansi persepsi kualitas pelayaan tehadap minat sebesar 0.358 yang berarti Hipotesis 4 ditolak karena nilai koefisien jalur negatif (-0.053) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 (0.358 > 0.05), sehingga disimpulkan ada pengaruh negatif tidak signifikan antara persepsi kualitas pelayanan (X2) terhadap minat (Z).

Hal ini disebabkan karena masyarakat kota Salatiga menilai dari segi sarana dan prasarana bank konvensional masih lebih baik daripada bank syariah. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kanzu dan Soesanto (2016) yang menunjukkan bahwa Persepsi kualitas pelayanan konsumen dapat meningkatkan minat menabung ulang nasabah di BNI Syariah Semarang. Artinya persepsi kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap minat menabung ulang.

e. Pengaruh Minat (Z) dengan Keputusan Masyarakat (Y)

Z  Y = 0.675

Nilai koefisien jalur minat (Z) terhadap keputusan (Y) secara langsung adalah sebesar 0.675 dan hasil uji statistik Ttest (uji parsial) menunjukan nilai signifikansi minat terhadap keputusan sebesar 0.000 yang berarti Hipotesis 5 dapat diterima karena nilai koefisien jalur positif (0.675) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.000 < 0.05). Hal ini berarti bahwa ada pengaruh langsung dari minat terhadap

keputusan, yang artinya semakin tinggi keputusan masyarakat kota Salatiga menggunakan jasa pembiayaan di bank syariah jika minat meningkat.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Anburika (2018) menunjukkan bahwa adanya pengaruh minat secara positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilik produk di Bank Syariah Mandiri KCP Tulungagung. Hal ini berarti jika semakin tinggi minat nasabah terhadap produk Bank Syariah Mandiri KCP Tulungagung, maka semakin tinggi keputusan nasabah untuk menggunakan produk di Bank Syariah Mandiri KCP Tulungagung.

f. Pengaruh Brand Image (X1) terhadap Keputusan (Y) di mediasi

Minat (Z)

X1  Z  Y = X1Z x ZY = 0.382 x 0.675 = 0.258

Nilai pengaruh tidak langsung diperoleh dari nilai koefisien jalur brand image terhadap minat (X1Z) di kalikan dengan nilai koefisien jalur minat terhadap keputusan (ZY) menjadi (0.382 x 0.675) = 0.258, hasil uji statistik Ttest(uji parsial) menunjukkan nilai signifikansi brand image terhadap minat sebesar 0.000 dan minat terhadap keputusan sebesar 0.000 nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yang berarti

Hipotesis 6 dapat diterima artinya pengaruh tidak langsung brand image terhadap keputusan melalui minat berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel minat dapat

memediasi antara brand image terhadap kekputusan masyarakat karena hasil menunjukkan berpengaruh positif dan signifikan.

Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Setiawan (2015) menyatakan bahwa hubungan tidak langsung variabel Brand Image terhadap variabel keputusan pembelian melalui variabel minat beli adalah lebih besar daripada hasil hubungan langsung variabel Brand Image terhadap variabel keputusan pembelian melalui variabel minat beli, sehingga menyatakan brand image berpengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui minat beli, karena hasil tidak langsung dari variabel ini lebih besar jika dibandingkan dengan hasil variabel langsungnya.

g. Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan (X2) terhadap Keputusan

(Y) di mediasi Minat (Z)

X2  Z  Y = X2Z x ZY = (-0.053) x 0.675 = -0.0358

Nilai pengaruh tidak langsung yang diperoleh dari nilai koefisien jalur persepsi kualitas pelayanan terhadap minat (X2Z) dikalikan dengan nilai koefisien jalur minat terhadap keputusan (ZY) menjadi ( (-0.053) x 0.675) = -0.0358, hasil uji statistik Ttest (uji parsial) menunjukkan nilai signifikansi persepsi kualitas pelayanan terhadap minat sebesar 0.358 lebih besar dar 0.05 dan minat terhadap keputusan sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05, sehingga Hipotesis 7 di tolak yang artinya pengaruh tidak langsung persepsi kualitas pelayanan terhadap keputusan melalui minat tidak berpengaruh signifikan.

Hasil penelitian menunjukkan minat tidak bisa menjadi mediator dalam pengaruh persepsi kualitas pelayanan terhadap keputusan masyarakat. Hal ini disebabkan karena masyarakat kota Salatiga dalam menggunakan jasa pembiayaan di bank syariah ketika merasa kualitas pelayanan baik maka akan langsung mengambil keputusan menggunakan jasa pembiayaan tanpa melalui minat terlebih dahulu. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujatmiko dan Simbolon (2013) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan memiliki

Dokumen terkait