• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA)

DAFTAR GAMBAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Earning Per Share (EPS)

4.3. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA)

Pengukuran kinerja perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, terutama bagi investor yang memiliki kepentingan atas kemajuan perusahaan. Salah satu pertimbangan penting bagi seorang investor terhadap investasinya pada suatu perusahaan adalah bagaimana kemampuan suatu perusahaan dapat menciptakan tambahan kekayaan bagi para investornya, dalam hal ini

pemegang sahamnya. Pertimbangan penting lainnya adalah market value

atau nilai pasar dari perusahaan yang bersangkutan. Banyak metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran tersebut, salah satunya yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan pengukuran akuntansi

tradisional yang berupa rasio laporan keuangan, yaitu Return On Equity

(ROE), Return On Assets (ROA), dan Earning Per Share (EPS). Namun

muncul konsep penilaian kinerja baru berbasiskan nilai untuk mengukur seberapa besar tingkat kekayaan yang berhasil diciptakan perusahaan kepada investornya yaitu Economic Value Added (EVA) dan pengukur kinerja pasar perusahaan sebagai pencerminan tingkat kesejahteraan pemegang sahamnya,

yaitu Market Value Added (MVA). Nilai pasar perusahaan tercermin dari

harga saham, harga saham yang berluktuatif banyak dipengaruhi oleh factor baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Faktor dalam perusahaan dipengaruhi oleh kondisi perusahaan yang salah satunya yaitu kinerja keuangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian yang dapat membuktikan metode penilaian kinerja yang memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai pasarnya.

MVA memiliki komponen utama nilai pasar perusahaan yang tergantung pada harga saham, dan saham merupakan elemen utama yang dipegang oleh investor, sehingga mereka memiliki kepentingan atas elemen tersebut. Dan harga saham dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar

perusahaan. Faktor dalam dipengaruhi dari kondisi perusahaan yang dapat dicerminkan dari kinerjanya, dan salah satunya adalah kinerja keuangan perusahaan berupa rasio keuangan dan EVA. Lalu apakah dengan mengetahui rasio keuangan dan EVA dapat mempengaruhi dan mencerminkan perubahan nilai tambah pasar yang berhasil dicapai perusahaan, maka dalam hal ini perlu diuji pengaruh dan hubungan antara rasio keuangan dan EVA terhadap MVA.

Sebelum melakukan uji regresi, perlu dilakukan uji normalitas data

penelitian melalui Uji Kolmogorov-Smirnov, karena data yang digunakan

dalam penelitian ini berjumlah sangat sedikit atau kurang dari 30 sampel yaitu 16 sampel. Hasil uji normalitas data dapat diketahui pada tabel 13. Tabel 13. Uji normalitas data melalui Kolmogorov-Smirnov

ROE ROA EPS EVA MVA

N

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp Sig (2-tailed)

16 ,688 ,731 16 ,647 ,796 16 ,595 ,870 16 ,496 ,966 16 ,542 ,930 Sumber : OutputKolmogorov-Smirnov (diolah)

Pada tabel 13 melalui uji Kolmogorov-Smirnov, variabel ROE, ROA,

EPS, EVA dan MVA memiliki p-value masing-masing sebesar 0,731, 0,796,

0,87, 0,966 dan 0,93. P-value tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi (α)

yang ditetapkan sebesar 0,1 yang berarti menerima H0 dan menolak Ha.

Penerimaan H0 berarti variabel-variabel yang digunakan terdistribusi secara normal sehingga dapat dilakukan pengujian selanjutnya.

Uji asumsi klasik yang didapat dari persamaan model regresi ini dapat dilihat pada lampiran 7, yaitu :

1. Model persamaan ini mengindikasikan adanya multikolinearitas, hal ini dapat dilihat dari tingkat Variance Inflation Factor (VIF)-nya besar yang bernilai lebih dari 10 yaitu ROE, ROA dan EPS.

2. Model persamaan ini bebas autokorelasi karena nilai Durbin-Watson

bernilai di sekitar 2 yaitu 1,945 yang berarti tidak ada korelasi antara

variabel pengganggu (et) pada periode tertentu dengan variabel

pengganggu pada periode sebelumnya (et-1).

3. Model persamaan ini juga bebas heteroskedastisitas karena pola gambar

67

Penelitian ini difokuskan pada aspek tingkat signifikansinya, melalui metode

backward elimination terdapat variabel yang dikeluarkan, yaitu EPS karena memiliki tingkat signifikansi yang lebih besar dari α 0,1 yaitu sebesar 0,312. Dan variabel yang masuk ke dalam model persamaan regresi berganda yaitu ROE, ROA, dan EVA.

Tabel 14. Persamaan regresi rasio keuangan dan EVA terhadap MVA

Persamaan Regresi R2 p-value

MVA = 10.000.000 + 1.143 EVA – 1.934.084 ROE + 10.000.000 ROA

0,706 0,000

Sumber : Output regresi berganda rasio keuangan dan EVA terhadap MVA (diolah)

Dari persamaan regresi diatas, dapat dilihat jika tidak terdapat variabel EVA, ROE dan ROA, maka nilai MVA yang dicapai perusahaan adalah sebesar Rp 10.000.000 (dalam jutaan). Lalu jika EVA naik sebanyak satu satuan (dalam jutaan rupiah), maka akan terjadi peningkatan MVA sebesar Rp 1.143 (dalam jutaan), dan jika terjadi peningkatan ROE sebesar satu satuan (dalam persen), maka terjadi penurunan MVA sebesar Rp. 1.934.048 (dalam jutaan) dan jika terjadi peningkatan ROA sebesar satu satuan (dalam persen) maka terjadi peningkatan MVA sebesar Rp. 10.000.000 (dalam jutaan rupiah). Hipotesis dalam model persamaan ini dapat diterima, karena

p-value secara simultan (ANOVA) bernilai 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi α yang sebesar 0,1. Jika p-value lebih kecil dari α, maka Ho ditolak, dan Ha diterima yang berarti siginifikan, signifikan disini adalah bahwa variabel independen (EVA, ROE dan ROA) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (MVA). Sedangkan untuk mengetahui pengaruhnya secara parsial atau individu, maka digunakan uji parsial t-test, dimana EVA memiliki p-value sebesar 0,061, ROE sebesar 0,002 sedangkan variabel ROA sebesar 0,005 yang berarti ketiga variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA.

Komponen koefisien determinasi (R2-nya) sebesar 70,6 persen yang

artinya EVA, ROE dan ROA dapat menjelaskan atau berpengaruh sebesar 70,6 persen terhadap perubahan MVA, sedangkan sisanya sebesar 29,4 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam model regresi. Hasil ini menunjukkan bahwa MVA lebih banyak dipengaruhi

oleh variabel independennya yang berupa EVA, ROE dan ROA. Dalam model persamaan regresinya, EVA berpengaruh positif terhadap MVA, kenaikan EVA akan berdampak pada kenaikan MVA perusahaan. Lalu untuk ROE, memiliki pengaruh yang negatif terhadap perubahan MVA perusahaan, lalu untuk ROA memiliki pengaruh yang positif terhadap perubahan MVA perusahaan.

Dari output persamaan regresi, dapat disimpulkan bahwa EVA berpengaruh positif terhadap MVA, hal ini disebabkan karena MVA

merupakan net present value dari EVA di masa mendatang, EVA yang

positif berarti perusahaan telah berhasil menciptakan kekayaan atau nilai tambah bagi investornya, MVA menunjukkan kinerja perusahaan di masa sekarang pada periode tertentu, yang berarti jika nilai EVA perusahaan positif maka perusahaan berhasil menciptakan kekayaan atau nilai tambah bagi investornya dan dapat diprediksikan bahwa MVA akan bernilai positif karena keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah. Selain itu, komponen ekuitas atau modal digunakan sebagai komponen pengurang dari EVA maupun MVA. Walaupun tidak bersifat langsung, ekuitas dalam EVA digunakan untuk penghitungan biaya modal, dan biaya modal adalah komponen pengurang dari NOPAT-nya. Sementara dalam MVA ekuitas merupakan komponen pengurang langsung dari nilai pasar perusahaan, sehingga dari penjelasan tersebut dapat diketahui memang EVA dan MVA bergerak searah dan hal ini menyebabkan EVA memiliki pengaruh positif terhadap MVA. Walaupun tidak berpengaruh langsung, dalam EVA, ekuitas

digunakan dalam menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC)

dan Invested Capital (IC), sementara WACC dan IC merupakan penyusun

dari Cost of Capital (COC) yang digunakan sebagai pengurang NOPAT

untuk mendapatkan nilai EVA. Sama seperti EVA, ekuitas juga memiliki pengaruh terhadap MVA, dalam hal ini berpengaruh langsung terhadap MVA, karena ekuitas merupakan komponen pengurang untuk mendapatkan nilai MVA, yaitu pengurangan nilai pasar dengan nilai buku ekuitasnya. Selain itu, EVA dan MVA merupakan metode pengukuran nilai tambah bagi investornya, dengan nilai EVA yang positif hal ini berarti perusahaan telah

69

berhasil menciptakan kekayaan atas modal yang diinvestasikan (wealth creating) oleh investornya atau dalam hal ini kinerja perusahaan adalah baik, sehingga akan menciptakan sentimen pasar yang positif terhadap harga saham perusahaan yang bersangkutan, yang merupakan salah satu komponen penting dalam penghitungan MVA.

Selama periode penelitian, pada masing-masing tahunnya, MVA tidak selamanya mengalami kenaikan, terjadi fluktuasi nilai MVA pada periode September 2005 sampai Juni 2006 hal ini disebabkan harga saham yang berfluktuasi yang banyak dipengaruhi oleh faktor luar. Memasuki tahun 2005 sampai akhir 2006, nilai ROE pun mengalami fluktuasi karena beban bunga yang dikeluarkan perusahaan meningkat seiring dengan meningkatnya suku bunga di pasar dan kondisi makro ekonomi yang kurang stabil. Untuk ROE,

komponen yang digunakan berupa net income tidak mempengaruhi langsung

terhadap perubahan MVA-nya, sedangkan untuk komponen ekuitas sama-sama mempengaruhi ROE dan MVA yang bersifat searah, tetapi karena MVA lebih didominasi oleh komponen harga saham yang berfluktuasi dan dipengaruhi oleh faktor luar kendali manajemen perusahaan, sehingga ROE memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap MVA.

Variabel ROA memiliki pengaruh positif terhadap MVA, dengan peningkatan ROA yang dicapai perusahaan, maka memiliki peluang yang besar terhadap respon positif terhadap harga saham perusahaan, yang merupakan komponen utama MVA. Selain itu, harga saham sendiri memiliki kondisi yang berfluktuasi dimana sangat dipengaruhi oleh ekonomi makro Indonesia seperti inflasi, selain itu juga faktor keamanan dan stabilitas politik yang sangat menentukan respon yang positif atau negatif terhadap harga suatu saham pada pasar modal. Dan memasuki tahun 2005 kondisi makro ekonomi yang dihadapi cukup berat, yang sangat mempengaruhi harga sahamnya. Sementara terjadi penurunan ROA pada tahun 2006, tetapi penurunan tersebut terus mengalami perbaikan sampai akhir 2006. Karena faktor eksternal yang lebih banyak berpengaruh terhadap MVA, maka ROA memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap MVA.

Tabel 15. Kekuatan korelasi EVA, ROE, EPS dan ROA terhadap MVA

EVA ROE EPS ROA

Pearson Correlation MVA 0,637 -0,351 0,249 -0,178

Sig. (1-tailed) MVA 0,004 0,091 0,176 0,255 Sumber : Output regresi berganda rasio keuangan dan EVA terhadap MVA

(diolah)

Untuk kekuatan hubungan EVA terhadap MVA, dari output didapat

p-value sebesar 0,004 atau lebih kecil dari level of significant (α) sebesar

0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya EVA berkorelasi

terhadap MVA. Koefisien korelasi yang terjadi sebesar 0,637 yang berarti korelasi antara dua variabel tersebut memiliki keeratan kuat.

Untuk kekuatan hubungan antara ROE dan MVA, dihasilkan output uji korelasi ROE terhadap MVA yang hanya memiliki hubungan sebesar 35,9 persen yang berarti kekuatan keeratan yang lemah, dan bernilai negatif

artinya memiliki reaksi yang negatif terhadap perubahan MVA dengan

p-value sebesar 0,091 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansinya yang sebesar 0,1, dan hal ini menggambarkan bahwa ROE tidak berkorelasi terhadap MVA.

Untuk kekuatan hubungan, ROA hanya memiliki hubungan sebesar 17,8 persen yang berarti kekuatan keeratan yang sangat lemah, dan bernilai negatif artinya memiliki reaksi yang negatif terhadap perubahan MVA

dengan p-value sebesar 0,255 yang berarti lebih besar dari tingkat

signifikansinya yang sebesar 0,1, dan hal ini menggambarkan bahwa ROA tidak berkorelasi terhadap MVA.

Untuk kekuatan hubungan, EPS hanya memiliki hubungan sebesar 24,9 persen yang berarti kekuatan keeratan yang lemah, dan bernilai positif

artinya memiliki reaksi positif terhadap perubahan MVA dengan p-value

sebesar 0,176 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansinya yang sebesar 0,1, dan hal ini menggambarkan bahwa EPS tidak berkorelasi terhadap MVA.

Peningkatan nilai MVA dapat dilakukan melalui pemeliharaan pos-pos keuangan yang mempengaruhi EVA dan ROA karena memiliki pengaruh yang positif. Nilai EVA perusahaan harus ditingkatkan melalui peningkatan

71

NOPAT-nya, peningkatan dapat dilakukan dengan meningkatkan laba bersihnya atau dalam hal ini perusahaan perlu meningkatkan biaya bunganya. Laba bersihnya dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pendapatan bunga perusahaan yang merupakan komponen utama bagi laba perusahaan. Pendapatan bunga perusahaan dapat ditingkatkan melalui perluasan pemberian kredit bagi para nasabah perusahaan, hal ini sehubungan dengan diterbitkannya layanan Danamon Simpan Pinjam (DSP) pada Juni 2004 yang bergerak di bidang usaha mikro dan kecil. Dan penerbitan layanan tersebut membawa kontribusi dalam peningkatan pendapatan bunganya pada satu tahun pertama yaitu tahun 2005.

Pada periode triwulan III 2005, peningkatan pendapatan bunga bersihnya sebesar 18 persen dari tahun lalu, hal ini disebabkan terjadi peningkatan pemberian kredit sebesar 38 persen dari tahun lalu sehingga

meningkatkan margin bunga bersih yang salah satunya adalah pemberian

kredit bagi perorangan dan UKM melalui layanan DSP. Selain itu yang perlu dilakukan perusahaan adalah meningkatkan biaya bunga melalui penghimpunan sumber dana pihak ketiga yaitu tabungan dan giro karena NOPAT pada EVA selain dipengaruhi oleh laba bersihnya, biaya bunga juga memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan nilai EVA yang positif. Sedangkan untuk pemeliharaan nilai ROA, perusahaan perlu meningkatkan labanya melalui komponen utamanya berupa pendapatan bunga perusahaan. Sama halnya dengan EVA, peningkatan laba perusahaan dapat dilakukan

melalui perluasan pemberian kredit microfinance melalui DSP yang

berkontribusi bagi peningkatan laba perusahaan. Untuk komponen ROE yang berpengaruh negatif terhadap perubahan MVA-nya, perusahaan perlu menjaga nilai-nilai pos keuangan yang mempengaruhi ROE khususnya pada pos keuangan ekuitas, perusahaan perlu meningkatkan ekuitas dengan meningkatkan cadangan umum dan laba ditahan (retained earnings) perusahaan.

4.4. Pos-pos Keuangan yang Mempengaruhi Rasio Keuangan, EVA dan

Dokumen terkait