• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan Sistem Radio Frequency Identification (RFID)

Dalam dokumen ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKL (Halaman 118-123)

4. ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PRODUKS

4.5 Analisis Penggunaan Sistem Radio Frequency Identification (RFID)

Penulis merasa bahwa perusahaan membutuhkan automatisasi yang lebih untuk

membuat SIA siklus produksi yang dimilikinya menjadi lebih efisien dan efektif,

seperti yang telah disinggung sebelumnya alat bantu utama untuk meningkatkan

automatisasi tersebut adalah dengan menggunakan sistem RFID. Berikut adalah

analisis biaya berbanding manfaat serta risiko dalam mengadopsi sistem RFID.

Biaya dalam menerapkan sistem RFID terbagi kedalam tiga klasifikasi yaitu biaya

perangkat keras, biaya middleware, dan biaya jasa. Biaya perangkat keras melingkupi

biaya element yang dapat dihitung dalam sebuah sistem RFID seperti tag dan reader.

Biaya perangkat keras seringkali diperhitungkan ketika dalam tahap perencanaan dan

penting untuk dicatat adalah model ekonomi juga harus mempertimbangkan kategori

biaya yang lain. Justifikasi dari sebuah biaya perangkat keras tidak cukup untuk

memutuskan mengimplementasi sebuah sistem RFID, meskipun vendor perangkat

keras mengatakan sebaliknya.

Biaya jasa atau

service cost, seperti mendesain ulang proses bisnis dan biaya

konfigurasi ulang, memerlukan studi menyeluruh terhadap kebutuhan spesifik dari

perusahaan dan rantai persediaan. Sebuah elemen biaya dapat saja muncul tergantung

dalam konteks yang ada. Untuk aplikasi pionir di dalam sebuah bidang, biaya

pengembangan dan inisiasi mungkin bisa menjadi signifikan. Dalam sisi lain, untuk

adopsi terhadap seluruh rantai persediaan, biaya penyesuaian akan menjadi hal yang

dominan.

Biaya

middleware

adalah biaya dari infrastruktur dan perangkat lunak yang dapat

menyederhanakan operasi RFID. Menentukan dan berinvestasi dalam arsitektur

perangkat lunak yang tepat menjadi krusial untuk membuat sistem RFID menjadi

optimal dan sebaliknya perangkat lunak yang kurang mumpuni dan tidak lengkap

akan membuat terjadinya bottleneck untuk mewujudkan manfaat dari sistem RFID.

Total biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan bergantung kepada tingkat

implementasi

dari

sistem

yang

akan

dilakukan.

Perusahaan

yang

mengimplementasikan secara terbatas akan mengeluarkan biaya yang rendah,

sedangkan perusahaan yang mengimplementasikan sistem secara luas dan

menyeluruh dapat mengeluarkan biaya yang cukup besar. Terdapat tiga tingkat dalam

implementasi yang dinamakan 3C, yaitu :

-

Compliance

Tingkat implementasi dimana sistem RFID hanya digunakan dalam konteks

memberi tag kepada material (slap) dan kemudian dikirimkan (ship).

-

Conservative

Tingkat implementasi dimana sistem RFID memiliki kemampuan yang

terbatas dan memiliki ruang lingkup geografis yang sempit.

-

Committed

Tingkat implementasi dimana sistem RFID diberlakukan di setiap pusat

distribusi milik perusahaan.

Dikarenakan PT X hanya memiliki satu situs produksi dan menggunakan sistem

RFID dengan tujuan untuk memperlancar siklus produksi yang dimilikinya maka

penulis berpendapat bahwa perusahaan sebaiknya tidak langsung berinvestasi dalam

skala yang besar dan sekaligus, karena sistem RFID pada saat ini masih merupakan

sistem yang memiliki biaya yang besar dan investasi yang besar belum tentu sejalan

dengan meningkatnya efisiensi dan penghematan yang menjadi manfaat sistem RFID

tersebut. Perusahaan cukup mengimplementasikan sistem RFID sampai pada tingkat

conservative. Maurno (2005) menyebutkan bahwa biaya total menurut yang akan

dikeluarkan oleh perusahaan untuk sebuah sistem RFID

conservative tidak akan

melebihi $250.000. Jumlah biaya ini didapatkan melalui survei yang dilakukan atas

banyak korporasi yang bergerak di bidang manufaktur yang menerapkan sistem RFID

pada tingkat conservative.

Manfaat yang didapat dari sistem RFID yang akan diimplementasikan oleh

perusahaan dapat dilihat pada pembahasan sebelumnya, namun dapat dilihat

penjabaran nilai manfaat secara kuantitatif sebagai berikut :

Gambar 4.1 Manfaat Penggunaan Sistem RFID

(Sumber : Bapat, 2004)

Dari gambar di atas yang merupakan manfaat rata-rata yang didapat oleh sebuah

perusahaan yang mengimplementasikan RFID dengan tingkat conservative atau hanya

pada satu fasilitas atau situs, dapat terlihat bahwa PT X berdasarkan perhitungan

ekspekstasi manfaat yang akan didapat dengan menggunakan nilai terendah yaitu

peningkatan 5% dari keuntungan operasi dan peningkatan 2% dari pendapatan serta

data laporan laba-rugi perusahaan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

-

Meningkatnya keuntungan operasi dengan efisiensi yang didapat dari

penggunaan sistem RFID sebesar 5% yang berarti bagi PT X, keuntungan

operasi perusahaan akan meningkat sejumlah Rp. 1,197,286,102

-

Penggunaan RFID akan meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 2%

dimana PT X akan mendapatkan Rp. 3,861,431,649

Total manfaat yang didapatkan dari penggunaan RFID dengan meningkatnya

pendapatan perusahaan dan keuntungan operasional adalah sebesar Rp.

5,058,717,751,-, sedangkan biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar $ 250,000

atau Rp. 2,483,250,000,- berdasarkan kurs tengah rupiah ketika tulisan ini dibuat.

Kesimpulan yang didapat adalah ekspektasi manfaat yang diberikan oleh sistem RFID

lebih besar daripada ekspektasi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk

mengadopsi sistem tersebut, bahkan dengan menggunakan angka ekspektasi yang

paling rendah. maka dari itu penulis berpendapat bahwa PT X untuk meningkatkan

efisiensi dan automatisasi dari proses siklus produksinya dapat menggunakan sistem

RFID dengan implementasi conservative.

Dari segi biaya berbanding manfaat sistem RFID memang merupakan sistem yang

layak dipilih oleh perusahaan, namun sistem ini juga memiliki resiko bila perusahaan

telah mengimplementasikannya, resiko-resiko yang harus diwaspadai oleh perusahaan

dalam implementasi sistem RFID adalah sebagai berikut:

-

Integrasi teknologi

Sistem RFID membutuhkan integrasi teknologi baik secara perangkat lunak

maupun keras agar sistem dapat bekerja dengan optimal. Perangkat keras yang

perlu mendapatkan perhatian adalah tag yang digunakan efektivitasnya dapat

dipengaruhi oleh objek metal yang berdekatan dengan tag tersebut sehingga

tag

beresiko memberikan informasi yang tidak akurat atau tidak dapat

dipindai. Sedangkan dari sisi perangkat lunak yang dibutuhkan adalah jaminan

kualitas data yang mumpuni karena sistem ini beresiko mempunyai data yang

tidak akurat yang didapat dari kesalahan pemindaian.

-

Keamanan

Resiko keamanan yang terdapat dalam sistem RFID adalah dalam hal

kerahasiaan data yang dimiliki perusahaan, karena dengan menggunakan

sebuah pemindai dan berdiri di dekat tempat aset perusahaan yang memiliki

tag disimpan tanpa harus melihat langsung, orang yang tidak memiliki

otorisasi terhadap data tersebut dapat mengetahui jumlah dan kondisi aset

milik perusahaan. Dibutuhkan usaha untuk menjamin keamanan dan

kerahasiaan data milik perusahaan, seperti memusnahkan tag ketika proses

siklus produksi selesai untuk mencegah

tag tersebut digunakan atau

dimanfaatkan oleh pihak yang tidak memiliki otorisasi.

-

Standarisasi

Sistem RFID milik perusahaan memiliki resiko gagal atau tidak berjalan

optimal bila tidak ada standarisasi dalam penggunaannya, dalam hal ini adalah

standarisasi dari gelombang yang digunakan oleh

tag maupun

reader,

penggunaan gelombang yang sama untuk setiap tag dan reader akan membuat

penggunaan sistem RFID menjadi optimal sesuai dengan ekspektasi manfaat

yang akan diberikan, namun bila tidak ada standar frekuensi bagi sistem ini

maka ada resiko sistem tidak akan memindai dan mendeteksi aset perusahaan

secara akurat.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKL (Halaman 118-123)