4. ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PRODUKS
4.5 Analisis Penggunaan Sistem Radio Frequency Identification (RFID)
Penulis merasa bahwa perusahaan membutuhkan automatisasi yang lebih untuk
membuat SIA siklus produksi yang dimilikinya menjadi lebih efisien dan efektif,
seperti yang telah disinggung sebelumnya alat bantu utama untuk meningkatkan
automatisasi tersebut adalah dengan menggunakan sistem RFID. Berikut adalah
analisis biaya berbanding manfaat serta risiko dalam mengadopsi sistem RFID.
Biaya dalam menerapkan sistem RFID terbagi kedalam tiga klasifikasi yaitu biaya
perangkat keras, biaya middleware, dan biaya jasa. Biaya perangkat keras melingkupi
biaya element yang dapat dihitung dalam sebuah sistem RFID seperti tag dan reader.
Biaya perangkat keras seringkali diperhitungkan ketika dalam tahap perencanaan dan
penting untuk dicatat adalah model ekonomi juga harus mempertimbangkan kategori
biaya yang lain. Justifikasi dari sebuah biaya perangkat keras tidak cukup untuk
memutuskan mengimplementasi sebuah sistem RFID, meskipun vendor perangkat
keras mengatakan sebaliknya.
Biaya jasa atau
service cost, seperti mendesain ulang proses bisnis dan biayakonfigurasi ulang, memerlukan studi menyeluruh terhadap kebutuhan spesifik dari
perusahaan dan rantai persediaan. Sebuah elemen biaya dapat saja muncul tergantung
dalam konteks yang ada. Untuk aplikasi pionir di dalam sebuah bidang, biaya
pengembangan dan inisiasi mungkin bisa menjadi signifikan. Dalam sisi lain, untuk
adopsi terhadap seluruh rantai persediaan, biaya penyesuaian akan menjadi hal yang
dominan.
Biaya
middlewareadalah biaya dari infrastruktur dan perangkat lunak yang dapat
menyederhanakan operasi RFID. Menentukan dan berinvestasi dalam arsitektur
perangkat lunak yang tepat menjadi krusial untuk membuat sistem RFID menjadi
optimal dan sebaliknya perangkat lunak yang kurang mumpuni dan tidak lengkap
akan membuat terjadinya bottleneck untuk mewujudkan manfaat dari sistem RFID.
Total biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan bergantung kepada tingkat
implementasi
dari
sistem
yang
akan
dilakukan.
Perusahaan
yang
mengimplementasikan secara terbatas akan mengeluarkan biaya yang rendah,
sedangkan perusahaan yang mengimplementasikan sistem secara luas dan
menyeluruh dapat mengeluarkan biaya yang cukup besar. Terdapat tiga tingkat dalam
implementasi yang dinamakan 3C, yaitu :
-
Compliance
Tingkat implementasi dimana sistem RFID hanya digunakan dalam konteks
memberi tag kepada material (slap) dan kemudian dikirimkan (ship).
-
Conservative
Tingkat implementasi dimana sistem RFID memiliki kemampuan yang
terbatas dan memiliki ruang lingkup geografis yang sempit.
-
Committed
Tingkat implementasi dimana sistem RFID diberlakukan di setiap pusat
distribusi milik perusahaan.
Dikarenakan PT X hanya memiliki satu situs produksi dan menggunakan sistem
RFID dengan tujuan untuk memperlancar siklus produksi yang dimilikinya maka
penulis berpendapat bahwa perusahaan sebaiknya tidak langsung berinvestasi dalam
skala yang besar dan sekaligus, karena sistem RFID pada saat ini masih merupakan
sistem yang memiliki biaya yang besar dan investasi yang besar belum tentu sejalan
dengan meningkatnya efisiensi dan penghematan yang menjadi manfaat sistem RFID
tersebut. Perusahaan cukup mengimplementasikan sistem RFID sampai pada tingkat
conservative. Maurno (2005) menyebutkan bahwa biaya total menurut yang akandikeluarkan oleh perusahaan untuk sebuah sistem RFID
conservative tidak akanmelebihi $250.000. Jumlah biaya ini didapatkan melalui survei yang dilakukan atas
banyak korporasi yang bergerak di bidang manufaktur yang menerapkan sistem RFID
pada tingkat conservative.
Manfaat yang didapat dari sistem RFID yang akan diimplementasikan oleh
perusahaan dapat dilihat pada pembahasan sebelumnya, namun dapat dilihat
penjabaran nilai manfaat secara kuantitatif sebagai berikut :
Gambar 4.1 Manfaat Penggunaan Sistem RFID
(Sumber : Bapat, 2004)
Dari gambar di atas yang merupakan manfaat rata-rata yang didapat oleh sebuah
perusahaan yang mengimplementasikan RFID dengan tingkat conservative atau hanya
pada satu fasilitas atau situs, dapat terlihat bahwa PT X berdasarkan perhitungan
ekspekstasi manfaat yang akan didapat dengan menggunakan nilai terendah yaitu
peningkatan 5% dari keuntungan operasi dan peningkatan 2% dari pendapatan serta
data laporan laba-rugi perusahaan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :
-
Meningkatnya keuntungan operasi dengan efisiensi yang didapat dari
penggunaan sistem RFID sebesar 5% yang berarti bagi PT X, keuntungan
operasi perusahaan akan meningkat sejumlah Rp. 1,197,286,102
-
Penggunaan RFID akan meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 2%
dimana PT X akan mendapatkan Rp. 3,861,431,649
Total manfaat yang didapatkan dari penggunaan RFID dengan meningkatnya
pendapatan perusahaan dan keuntungan operasional adalah sebesar Rp.
5,058,717,751,-, sedangkan biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar $ 250,000
atau Rp. 2,483,250,000,- berdasarkan kurs tengah rupiah ketika tulisan ini dibuat.
Kesimpulan yang didapat adalah ekspektasi manfaat yang diberikan oleh sistem RFID
lebih besar daripada ekspektasi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mengadopsi sistem tersebut, bahkan dengan menggunakan angka ekspektasi yang
paling rendah. maka dari itu penulis berpendapat bahwa PT X untuk meningkatkan
efisiensi dan automatisasi dari proses siklus produksinya dapat menggunakan sistem
RFID dengan implementasi conservative.
Dari segi biaya berbanding manfaat sistem RFID memang merupakan sistem yang
layak dipilih oleh perusahaan, namun sistem ini juga memiliki resiko bila perusahaan
telah mengimplementasikannya, resiko-resiko yang harus diwaspadai oleh perusahaan
dalam implementasi sistem RFID adalah sebagai berikut:
-
Integrasi teknologi
Sistem RFID membutuhkan integrasi teknologi baik secara perangkat lunak
maupun keras agar sistem dapat bekerja dengan optimal. Perangkat keras yang
perlu mendapatkan perhatian adalah tag yang digunakan efektivitasnya dapat
dipengaruhi oleh objek metal yang berdekatan dengan tag tersebut sehingga
tag
beresiko memberikan informasi yang tidak akurat atau tidak dapat
dipindai. Sedangkan dari sisi perangkat lunak yang dibutuhkan adalah jaminan
kualitas data yang mumpuni karena sistem ini beresiko mempunyai data yang
tidak akurat yang didapat dari kesalahan pemindaian.
-
Keamanan
Resiko keamanan yang terdapat dalam sistem RFID adalah dalam hal
kerahasiaan data yang dimiliki perusahaan, karena dengan menggunakan
sebuah pemindai dan berdiri di dekat tempat aset perusahaan yang memiliki
tag disimpan tanpa harus melihat langsung, orang yang tidak memiliki
otorisasi terhadap data tersebut dapat mengetahui jumlah dan kondisi aset
milik perusahaan. Dibutuhkan usaha untuk menjamin keamanan dan
kerahasiaan data milik perusahaan, seperti memusnahkan tag ketika proses
siklus produksi selesai untuk mencegah
tag tersebut digunakan atau
dimanfaatkan oleh pihak yang tidak memiliki otorisasi.
-
Standarisasi
Sistem RFID milik perusahaan memiliki resiko gagal atau tidak berjalan
optimal bila tidak ada standarisasi dalam penggunaannya, dalam hal ini adalah
standarisasi dari gelombang yang digunakan oleh
tag maupun
reader,
penggunaan gelombang yang sama untuk setiap tag dan reader akan membuat
penggunaan sistem RFID menjadi optimal sesuai dengan ekspektasi manfaat
yang akan diberikan, namun bila tidak ada standar frekuensi bagi sistem ini
maka ada resiko sistem tidak akan memindai dan mendeteksi aset perusahaan
secara akurat.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam dokumen
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKL
(Halaman 118-123)