• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Biaya

Dalam dokumen ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKL (Halaman 37-42)

Karena luasnya cakupan kegiatan operasional, TPS dapat dikelompokkan menjadi beberapa siklus transaksi (proses bisnis). Jenis siklus transaksi ditentukan oleh

3. Management Reporting System menyajikan informasi keuangan internal untuk keperluan pengelolaan organisasi diantaranya berupa anggaran, variance report,

2.3 Sistem Produksi

2.3.4 Sistem Akuntansi Biaya

Sistem akuntansi biaya adalah tahap akhir dalam siklus produksi. Tahap ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

pengendalian kerja dari sebuah kegiatan produksi

2. Menghasilkan informasi yang terperinci dan akurat tentang biaya produksi sehingga bisa menjadi dasar untuk menentukan harga (pricing) dan membantu manajemen untuk mengambil keputusan mengenai bauran produk (product mix) yang akan digunakan oleh perusahaan.

3. Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menetapkan nilai persediaan dan harga pokok penjualan

Yang harus dilakukan SIA untuk mencapai tujuan-tujuan diatas adalah dengan cara mengumpulkan data biaya yang dikelompokkan ke berbagai kelompok, kemudian membebankan biaya-biaya tersebut ke berbagai obyek biaya baik yang termasuk dalam unit produksi maupun unit organisasi. Pengelompokan data ketika proses mengumpulkan data harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil data yang didapat menjadi akurat. Kesalahan dalam mengelompokkan data seringkali terjadi karena terdapat 2 atau lebih data yang sama namun masing-masing dialokasikan dengan cara yang berbeda.

2.3.4.1 Metode Pengumpulan data biaya

Perusahaan dalam mengumpulkan data biaya dapat menggunakan metode sebagai berikut : - Data penggunaan material

Ketika produksi dimulai, terbitnya material recquisition akan mengakibatkan pendebetan pada work in process (WIP) agar material yang ada dapat dikirim ke lini produksi. Jika material tambahan dibutuhkan, maka pendebetan akan dilakukan kembali pada WIP. Sebaliknya WIP akan dikreditkan untuk semua material yang tidak terpakai dan dikembalikan kepada persediaan. Material tersebut seringkali diberi bar code agar data penggunaan dapat diperoleh dengan memindai produk keika dilepaskan dari atau dikembalikan kepada persediaan. Semakin banyak perusahaan menggunakan tag RFID untuk meningkatkan lebih jauh efsiensi dari pelacakan penggunaan material. Tag RFID diaplikasikan kepada produk individual, perusahaan dapat mengadopsi metode identifikasi yang spsifik untuk melacak persediaan jika mereka menginginkannya. Namun terdapat kesulitan menggunakan metode RFID pada beberapa material seperti material

berbentuk cairan. Staff persediaan dan staf pabrik harus melakukannya secara online melalui terminal yang disediakan.

- Data biaya tenaga kerja langsung

Mendapatkan data biaya tenaga kerja langsung dapat menggunakan 2 metode, yang pertama adalah dengan menggunakan job time ticket, dokumen ini yang merekam jumlah waktu dari setiap tenaga kerja atas tugas kerja spesifik yang telah ia kerjakan. Untuk menambah efisiensi dalam memperoleh data ini dapat digunakan kartu identifikasi yang dilengkapi dengan bar code, dimana karyawan akan menggunakan kartu itu pada terminal yang disediakan untuk memberi informasi tentang apa dan berapa lama pekerjaan yang sudah dilaksanakan oehnya. Kecepatan perolehan data menggunakan kartu identifikasi dengan bar code jauh lebih cepat dibadingkan menggunakan job time ticket

- Data penggunaan mesin dan peralatan

Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses produkis. Dengan proporsi yang lebih besar dari biaya-biaya produk yang berhubungan dengan mesin dan peralatan yang akan diigunakan dalam proses produsi. Data mengenai mesin dan peralatan yang telah digunakan dikumpulkan dalam setiap langkah di dalam proses produksi, seringkali bersamaan dengan data biaya dari tenaga kerja. Seabagai contoh, ketika para pekerja merekam aktivitas mereka dalam stasiun kerja tertentu, Sistem juga dapat merekam informasi yang mengidentifikasi mesin dan peralatan kerja dari stasiun kerja yang dimaksud. Sistem ini sampai beberapa waktu yang lalu masih menggunakan jalur kabel (wired) dalam mengirimkan data, hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan yang ingin mengubah layout di dalam pabrik karena terhalang kabel tersebut. Saat ini telah banyak perusahaan yang merubah sistem koneksi untuk memindahkan data dengan menggunakan wirelless.

2.3.4.2 Penentuan Sistem Biaya

Persediaan merupakan bagian yang signifikan dari aset lancar perusahaan karena persentasenya cukup tinggi dari total aset lancar. Oleh karena itu, penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset menjadi salah satu isu penting dalam akuntansi persediaan. Yang tidak kalah pentingnya, persediaan juga dapat mempengaruhi besarnya laba. Salah saji nilai aset dalam laporan keuangan dapat

berdampak pada kesalahan pengambilan keputusan.

Sebagai contoh adalah nilai persediaan yang disajikan dalam laporan keuangan lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dilaporkan. Penyajian overstated ini dapat dideteksi dari proses penyajian yang tercantum dalam laporan keuangan. Akibat kelebihan penyajian tersebut, nilai harga pokok produksi menjadi lebih rendah dari nilai yang seharusnya dilaporkan (understated). Harga pokok produksi yang terlalu rendah akan berakibat pada penyajian laba yang lebih tinggi dari seharusnya untuk jumlah yang sama

Mengacu pada kerangka dasar penyajian laporan keuangan, penyajian laba yang lebih tinggi berdampak pada penyajian informasi yang menyesatkan dan tidak andal sehingga merugikan pengambil keputusan. Dengan demikian, saat ini salah satu hal yang difokuskan dalam akun persediaan adalah bagaimanakah menentukan harga pokok penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Di sini metode penentuan biaya produksi memegang peranan karena untuk menentukan harga pokok penjualan dibutuhkan data dari harga pokok produksi.

Sistem costing bertujuan untuk melaporkan jumlah biaya yang merefleksikan cara yang dipilih cost object (barang dan jasa) dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi (Hongren, et. al. 2009). Penentuan biaya produk (product costing) merupakan proses pengakumulasian, pengklasifikasian dan pembebanan bahan langsung, tenaga

langsung, dan biaya overhead pabrik produk atau jasa (Blocher, et. al. 1999). Product costing berguna untuk penentuan biaya produk atau jasa dan pengukuran persediaan, perencanaan manajemen, pengendalian biaya, dan evaluasi kinerja, dan pengambilan keputusan stratejik dan operasional. Keputusan-keputusan stratejik ini di antaranya:

 menentukan harga jual produk atau jasa

 menilai dampak keuangan dari penambahan atau penghapusan produk, divisi atau suatu bagian dalam perusahaan

 memutuskan untuk membuat sendiri atau membeli barang yang akan dijual  mengevaluasi kinerja produk, jasa, atau divisi

Beberapa istilah yang penting dan harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan sistem biaya:  Cost object, yaitu objek yang akan diukur jumlah biayanya, misalnya produk berupa

barang dan jasa

 Direct cost, yaitu biaya terkait objek tertentu yang dapat langsung dibebankan secara ekonomis karena penambahan satu unit objek produksi mutlak harus mengeluarkan tambahan biaya

 Indirect cost, yaitu biaya terkait objek tertentu yang tidak bisa langsung dibebankan secara ekonomis karena pengeluaran biaya tersebut bisa saja tidak hanya ditujukan untuk produksi satu objek tertentu sehingga untuk membebankannya menggunakan metode alokasi

 Cost pool, yaitu pengelompokkan item-item biaya tidak langsung yang dihubungkan menjadi dasar alokasi biaya tidak langsung.

 Cost allocation base, yaitu cara sistematis untuk menghubungkan satu atau kelompok-kelompok biaya tidak langsung dengan objek biaya. Biasanya perusahaan menggunakan pemicu biaya (cost driver) sebagai dasar alokasi biaya karena memiliki hubungan sebab-akibat dengan perubahan biaya tidak langsung dalam jangka panjang.

2.3.4.3 Metode Akumulasi Biaya

Jenis-jenis akuntansi biaya yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan ada 2, yaitu harga pokok pesanan (job-order-costing) dan sistem penentuan harga pokok proses (process costing).

Job order costing

Dalam sistem

job order costing

, objek biaya adalah satu atau beberapa unit produk

berbeda yang disebut job. Produk dan jasa bisa dihitung per unit, misalnya tipe mesin

khusus dibuat untuk pelanggan, dan dapat juga untuk beberapa produk yang

sama-sama memiliki karakteristik khusus. Setiap job ini biasanya membutuhkan jumlah

sumber daya yang berbeda. Karena setiap produk dan jasa yang dihasilkan unik dan

dapat dibedakan dengan jelas, biaya-biaya diakumulasikan secara terpisah pada setiap

produk. Pendekatan umum langkah-langkah job costing adalah sebagai berikut :

1. Identifikasikan job yang dipilih untuk menjadi objek biaya. Job tersebut

berdasarkan dokumen sumber yaitu catatan asli yang mendukung entri jurnal

Dalam dokumen ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKL (Halaman 37-42)