• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

4.3. Hasil Analisis Regresi Klasik (BLUE / Best Linier

4.3.1. Analisis Dan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan dari hasil perhitungan pengolahan data dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Program for Social Science) maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y1 = 3773635 - 112628 X1 - 473684 X2 + 10,392 X Y

3 2 = -7116568 + 50636,655 X1 + 182778,4 X2 + 9,863 X3

a. Konstanta (β0) : Y1 = 3773635, Y2 Menunjukkan, Jika Inflasi (X

= -7116568

1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3), konstan, maka Investasi sektor Industri, dan Pedagangan, (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp.3773635 juta (Y1), dan (Y2

b. Koefisien regresi X

) mengalami penurunan sebesar Rp. 7116568 juta.

11) : Y1 = -112628, Y2

Menunjukkan apabila Inflasi bertambah 1 persen maka Investasi sektor Industri akan turun sebesar Rp. 112628 juta (Y

= 50636,655

1) , dan Pedagangan akan naik sebesar Rp. 50636,655 juta (Y2), dengan asumsi X2, dan X3

c. Koefisien regresi X

konstan.

22) : Y1 = - 473684, Y2

Menunjukkan apabila Pertumbuhan Ekonomi bertambah 1 persen maka Investasi sektor Industri akan turun sebesar Rp.473684 juta (Y

= 182778,4

1), dan Pedagangan akan naik sebesar Rp.182778,4 juta (Y2), dengan asumsi X1, dan X3

d. Koefisien regresi X konstan

3 3) : Y1 = 10,392, Y2

Menunjukkan apabila Pendapatan Perkapita menguat 1 rupiah maka Investasi sektor Industri, dan Pedagangan akan naik sebesar Rp. 10,392 juta (Y

= 9,863

1), Rp.9,863 juta (Y2) dengan X1, dan X2 konstan.

4.3.2. Uji Hipotesis

4.3.2.1. Uji Hipotesis Secara Simultan Sektor Industri

Dalam analisis ini digunakan analisis regresi linier berganda dan untuk mengolah data yang ada diguanakan alat bantu komputer dengan

program SPSS (Statistic Program For Social Science) versi 13.0. Untuk mengetahui hasil analisis secara simultan antara variabel bebas terhadap Investasi sektor Industri, dan Pedagangan, sebagai variabel terikat digunakan uji F dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 9: Analisis Varian (ANOVA) Sumber

Varian

Jumlah Kuadrat Df Kuadrat Tengah F hitung F tabel

Regresi 1E+016 3 3,676E+015 393,296 3,59

Sisa 1E+014 11 9,347E+012

Total 1E+016 14

Sumber: Lampiran 2 dan 8

1. Untuk menguji pengaruh secara simultan (serempak) digunakan uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Ho : β1 = β2 = β3

Secara keseluruhan variabel bebas tidak ada pengaruh terhadap variabel terikat.

= 0

Hi : β1≠β2 ≠β3

Secara keseluruhan variabel bebas ada pengaruh terhadap variabel terikat. ≠ 0 b. α = 0,05 dengan df pembilang = 3 df penyebut = 11 c. F tabel (α = 0,05) = 3,59

d. F hitung = Rata - rata kuadrat regresi

Rata - rata kuadrat sisa 3,676E+015

= --- = 393,296 9,347E+012

e). Daerah pengujian

Gambar 9.

Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan

Ho diterima apabila F hitung ≤ 3,59 Ho ditolak apabila F hitung > 3,59 f) . Kesimpulan

Oleh karena F hitung = 393,296 > F tabel = 3,59 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan variabel bebas yaitu Tingkat Inflasi (X1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3), berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Sektor Industri (Y).

393,296

3,59

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

4.3.1.2. Uji Hipotesis Secara Parsial Sektor Industri

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas Tingkat Inflasi (X1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3),. Hasil penghitungan tersebut dapat dilihat dalam analisis sebagai berikut :

Tabel 10 : Hasil Analisis Variabel Tingkat Inflasi (X1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3

Variabel

), terhadap Sektor Industri.

Koefisien

Regresi t hitung t table r2 Parsial Tingkat Inflasi (X1) -112628 -1,191 2,201 0,114 Pertumbuhan Ekonomi (X2) -473684 -1,278 2,201 0,129 Pendapatan Perkapita (X3) 10,392 33,151 2,201 0,990 Variabel terikat : Sektor Industri

Konstanta : 3773635

Koefisien Korelasi ( R ) : 0,995 R2 : 0,991

Sumber: Lampiran 3

Selanjutnya untuk melihat ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel terhadap variable terikatnya, dapat dianalisa melalui uji t dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pengaruh secara parsial antara Tingkat Inflasi (X1

Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Sektor Industri (Y)

i. Ho : β1

Hi : β

= 0 (tidak ada pengaruh)

1

ii. α = 0,05 dengan df = 11

iii. t hitung = ) (β Se β 1 1 = -1,191

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,20 v. pengujian

Gambar 10

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Tingkat Inflasi (X1

Sektor Industri (Y)

) terhadap

Sumber

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar -1,191 < t-tabel sebesar -2,201 Ho diterima dan Ha ditolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Tingkat Inflasi (X

: lampiran 3

1) tidak berpengaruh secara nyata dan negatif terhadap Sektor Industri (Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Tingkat Inflasi (X1

Nilai r

) sebesar 0,259 yang lebih besar dari 0,05.

2

parsial untuk variabel Tingkat Inflasi sebesar 0,114 yang artinya bahwa Tingkat Inflasi (X1) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Sektor Industri (Y) sebesar 11,4 %, sedangkan sisanya 88,6 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

2,201 -2,201

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

b) Pengaruh secara parsial antara Pertumbuhan Ekonomi (X2

Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Sektor Industri (Y)

i. Ho : β2

Hi : β

= 0 (tidak ada pengaruh)

2 ii. α = 0,05 dengan df = 11 ≠ 0 (ada pengaruh) iii. t hitung = ) (β Se β 2 2 = - 1,278

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,201 v. pengujian

Gambar 11

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Pertumbuhan Ekonomi (X2) terhadap Sektor Industri (Y)

Sumber

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar -1,278 < t tabel sebesar -2,201 maka Ho diterima dan Ha di tolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Pertumbuhan Ekonomi (X

: Lampiran 3

2) tidak berpengaruh secara nyata negatif terhadap Sektor Industri (Y).hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Pertumbuhan Ekonomi (X2) sebesar 0,228 yang lebih besar dari 0,05.

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Nilai r2 parsial untuk variabel Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0,129 yang artinya bahwa Pertumbuhan Ekonomi (X2

c) Pengaruh secara parsial antara Pendapatan Perkapita (X ) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Sektor Industri (Y) sebesar 12,9%, sedangkan sisanya 87,1 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

3

Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Sektor Industri (Y)

i. Ho : β3

Hi : β

= 0 (tidak ada pengaruh)

3 ii. α = 0,05 dengan df = 11 ≠ 0 (ada pengaruh) iii. t hitung = ) (β Se β 3 3 = 33,151

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,201 v. pengujian

Gambar 12

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Pendapatan Perkapita (X3

terhadap Sektor Industri (Y)

)

Sumber

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 33,151 > t tabel sebesar 2,201 maka Ho ditolak dan Ha diterima, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Pendapatan

: Lampiran 3 2,201 33,151 - 2,201 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Perkapita (X3) berpengaruh secara nyata positif terhadap Sektor Industri (Y).hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Pendapatan Perkapita (X3

Nilai r

) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.

2

parsial untuk variabel Pendapatan Perkapita sebesar 0,990 yang artinya Pendapatan Perkapita (X3

Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan empat variabel bebas terhadap Sektor Industri : Tingkat Inflasi (X

) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Sektor Industri (Y) sebesar 99 %, sedangkan sisanya 1 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3) dapat diketahui dengan melihat koefisien determinasi parsial yang paling besar, dimana dalam perhitungan ditunjukkan oleh variabel Pendapatan Perkapita dengan koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,990 atau sebesar 99 %.

4.3.1.3. Uji Hipotesis Secara Simultan Sektor Perdagangan

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji F dengan langkah – langkah sebagai berikut :

Tabel 11: Analisis Varian (ANOVA) Sumber

Varian

Jumlah Kuadrat Df Kuadrat Tengah F hitung F table

Regresi 1E+016 3 3,355E+015 557,325 3,59

Sisa 7E+013 11 6,019E+012

Total 1E+016 14

Sumber: Lampiran 5 dan 8

1. Untuk menguji pengaruh secara simultan (serempak) digunakan uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut:

e. Ho : β1 = β2 = β3

Secara keseluruhan variabel bebas tidak ada pengaruh terhadap variabel terikat.

= 0

Hi : β1≠β2 ≠β3

Secara keseluruhan variabel bebas ada pengaruh terhadap variabel terikat.

≠ 0

f. α = 0,05 dengan df pembilang = 3 df penyebut = 11 g. F tabel (α = 0,05) = 3,59 h. F hitung = Rata - rata kuadrat regresi

Rata - rata kuadrat sisa 3,355E+015

= --- = 557,325 6,019E+012

Gambar 13.

Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan

Ho diterima apabila F hitung ≤ 3,59 Ho ditolak apabila F hitung > 3,59

g) . Kesimpulan

Oleh karena F hitung = 557,325 > F tabel = 3,59 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan variabel bebas yaitu Tingkat Inflasi (X1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3), berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Sektor Perdagangan (Y).

4.3.1.4. Uji Hipotesis Secara Parsial Sektor Perdagangan

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas Tingkat Inflasi (X1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3),. Hasil penghitungan tersebut dapat dilihat dalam analisis sebagai berikut :

557,325

3,59

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

Tabel 12 : Hasil Analisis Variabel Tingkat Inflasi (X1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3

Variabel

), terhadap Sektor Perdagangan.

Koefisien

Regresi t hitung t tabel r2 Parsial Tingkat Inflasi (X1) 50636,655 0,667 2,201 0,038 Pertumbuhan Ekonomi (X2) 182778,4 0,614 2,201 0,033 Pendapatan Perkapita (X3) 9,863 39,206 2,201 0,992 Variabel terikat : Sektor Perdagangan

Konstanta : -7116568

Koefisien Korelasi ( R ) : 0,997 R2 : 0,993

Sumber: Lampiran 6

Selanjutnya untuk melihat ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel terhadap variable terikatnya, dapat dianalisa melalui uji t dengan ketentuan sebagai berikut :

d) Pengaruh secara parsial antara Tingkat Inflasi (X1

Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Sektor Perdagangan (Y)

vi. Ho : β1

Hi : β

= 0 (tidak ada pengaruh)

1 vii.α = 0,05 dengan df = 11 ≠ 0 (ada pengaruh) viii. t hitung = ) (β Se β 1 1 = 0,667

ix. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,201

Gambar 14

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Tingkat Inflasi (X1

Sektor Perdagangan (Y)

) terhadap

Sumber

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,667 < t-tabel sebesar 2,201 Ho diterima dan Ha ditolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Tingkat Inflasi (X

: lampiran 5

1) tidak berpengaruh secara nyata dan positif terhadap Sektor Perdagangan (Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Tingkat Inflasi (X1

Nilai r

) sebesar 0,518 yang lebih besar dari 0,05.

2

parsial untuk variabel Tingkat Inflasi sebesar 0,038 yang artinya bahwa Tingkat Inflasi (X1

e) Pengaruh secara parsial antara Pertumbuhan Ekonomi (X ) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Sektor Perdagangan (Y) sebesar 3,8 %, sedangkan sisanya 96,2 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

2

Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Sektor Perdagangan (Y)

vi. Ho : β2 = 0 (tidak ada pengaruh)

2,201 -2,201

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Hi : β2 vii.α = 0,05 dengan df = 11 ≠ 0 (ada pengaruh) viii. t hitung = ) (β Se β 2 2 = 0,614

ix. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,201 x. pengujian

Gambar 15

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Pertumbuhan Ekonomi (X2) terhadap Sektor Perdagangan (Y)

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,614 < t tabel sebesar 2,201 maka Ho diterima dan Ha di tolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Pertumbuhan Ekonomi (X2) tidak berpengaruh secara nyata positif terhadap Sektor Perdagangan (Y).hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Pertumbuhan Ekonomi (X2

Nilai r

) sebesar 0,551 yang lebih besar dari 0,05.

2

parsial untuk variabel Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0,033 yang artinya bahwa Pertumbuhan Ekonomi (X2)

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

-2,288 2,201

secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Sektor Perdagangan (Y) sebesar 3,3 %, sedangkan sisanya 96,7 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

f) Pengaruh secara parsial antara Pendapatan Perkapita (X3

Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Sektor Perdagangan (Y)

vi. Ho : β3

Hi : β

= 0 (tidak ada pengaruh)

3 vii.α = 0,05 dengan df = 11 ≠ 0 (ada pengaruh) viii. t hitung = ) (β Se β 3 3 = 39,206

ix. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,201

x. pengujian

Gambar 16

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Pendapatan Perkapita (X3 terhadap Sektor Perdagangan (Y)

) Sumber : Lampiran 5 2,201 39,206 - 2,201 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 39,206 > t tabel sebesar 2,201 maka Ho ditolak dan Ha diterima, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Pendapatan Perkapita (X3) berpengaruh secara nyata positif terhadap Sektor Perdagangan (Y).hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Pendapatan Perkapita (X3

Nilai r

) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.

2

parsial untuk variabel Pendapatan Perkapita sebesar 0,992 yang artinya Pendapatan Perkapita (X3

Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan empat variabel bebas terhadap Sektor Perdagangan : Tingkat Inflasi (X

) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Sektor Perdagangan (Y) sebesar 99,2 %, sedangkan sisanya 0,8 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3) dapat diketahui dengan melihat koefisien determinasi parsial yang paling besar, dimana dalam perhitungan ditunjukkan oleh variabel Pendapatan Perkapita dengan koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,992 atau sebesar 99,2 %.

Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Investasi Penanaman Modal Asing tersebut di 2 sektor ( Industri, dan Pedagangan) maka dapat diketahui bahwa Variabel Pendapatan Perkapita merupakan Variabel yang paling dominan untuk sektor industri dan yang berpengaruh terhadap Investasi sector industri dan perdagangan hal ini disebabkan karena banyak investor yang menanamkan modal khususnya disektor industri dan perdagangan maka terciptakan industri – industri baru yang bermunculan, dengan adanya lapangan pekerjaan yang banyak maka penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat dan jumlah pengangguran akan berkurang sehingga masyarakat banyak yang memiliki pendapatan maka tingkat konsumsi barang dan jasa pada daerah tersebut akan meningkat, sehingga jumlah produksi sebuah industri dan perdagangan juga akan mengalami permintaan yang banyak, dan hal ini akan mempengaruhi tingkat investasi yang tinggi, dan Variabel yang paling dominan untuk sektor perdagangan yaitu variabel pertumbuhan ekonomi hal ini banyak pembinaan terhadap para pelaku UKM ( usaha mikro dan kecil ) yang berupa pendampingan dan pembinaan manajemen usaha dan perluasan peran dan fungsi perbankan untuk memudahkan memperoleh kredit dari lembaga perbankan yang juga diharapkan Kredit Usaha Rakyat dapat mempermudah UKM dalam mengakses permodalan perbankan, menggerakan sektor produktifitas maupun meningkatkan penyerapan Pendapatan Industri Kecil dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan melihat hasil koefesien Variabel Independen Inflasi tidak berpengaruh terhadap investasi sektor industri dan perdagangan hal ini disebabkan karena apabila tingkat inflasi turun maka harga – harga barang dan jasa juga akan turun tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi permintaan masyarakat akan barang dan jasa meningkat dikarenakan masih banyaknya kebutuhan yang lain yang lebih penting atau lebih di dahulukan.

Dengan melihat hasil koefesien Variabel Independen Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap Investasi sektor industri dan perdagangan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat belum tentu akan menambah Investasi sektor industri dan perdagangan karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat hanya kenaikan pendapatan perkapita atau GDP tetapi tidak di barengi oleh pembangunan ekonomi yang merata di segala bidang maka masih banyak pembangunan yang terbengkalai saat ini.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas Inflasi (X1), Pertumbuhan Ekonomi (X2), dan Pendapatan Perkapita (X3

2. Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Investasi Penanaman Modal Asing tersebut di 2 sektor ( Industri, dan Pedagangan) maka dapat diketahui bahwa Variabel Pendapatan Perkapita merupakan Variabel yang paling dominan untuk sektor industri dan yang berpengaruh terhadap Investasi sektor industri dan perdagangan hal ini disebabkan karena banyak investor yang menanamkan modal khususnya ) berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Investasi sektor Industri, dan Pedagangan (Y) diperoleh F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berati bahwa secara keseluruhan faktor-faktor variabel bebas berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Investasi sektor Industri, dan Pedagangan (Y) .

disektor industri dan perdagangan maka terciptakan industri – industri baru yang bermunculan, dengan adanya lapangan pekerjaan yang banyak maka penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat dan jumlah pengangguran akan berkurang sehingga masyarakat banyak yang memiliki pendapatan maka tingkat konsumsi barang dan jasa pada daerah tersebut akan meningkat, sehingga jumlah produksi sebuah industri dan perdagangan juga akan mengalami permintaan yang banyak, dan hal ini akan mempengaruhi tingkat investasi yang tinggi, dan Variabel yang paling dominan untuk sector perdagangan yaitu variabel pertumbuhan ekonomi hal ini banyak pembinaan terhadap para pelaku UKM ( usaha mikro dan kecil ) yang berupa pendampingan dan pembinaan manajemen usaha dan perluasan peran dan fungsi perbankan untuk memudahkan memperoleh kredit dari lembaga perbankan yang juga diharapkan Kredit Usaha Rakyat dapat mempermudah UKM dalam mengakses permodalan perbankan, menggerakan sektor produktifitas maupun meningkatkan penyerapan Pendapatan Industri Kecil dan pertumbuhan ekonomi

3. Dengan melihat hasil koefesien Variabel Independen Inflasi tidak berpengaruh terhadap investasi sektor industri dan perdagangan hal ini disebabkan karena apabila tingkat inflasi turun maka harga – harga barang dan jasa juga akan turun tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi permintaan masyarakat akan barang dan jasa meningkat dikarenakan

masih banyaknya kebutuhan yang lain yang lebih penting atau lebih di dahulukan.

4. Dengan melihat hasil koefesien Variabel Independen Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap Investasi sektor industri dan perdagangan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat belum tentu akan menambah Investasi sektor industri dan perdagangan karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat hanya kenaikan pendapatan perkapita atau GDP tetapi tidak di barengi oleh pembangunan ekonomi yang merata di segala bidang maka masih banyak pembangunan yang terbengkalai saat ini.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka berikut ini diketahui beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :

1. Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat memberikan proses perizinan agar yang tidak rumit agar lebih banyak lagi Investor maupun pengusaha untuk menanamkan modalnya dan memperoleh modal dengan mudah.

2. Pemerintah membuat kebijakaan moneter agar menjaga perkembangan ekonomi makro tetap stabil agar banyak investor yang masuk untuk menanamkan modalnya.

Boediono, 2001, Ekonomi Internasional Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi

No. 3,

BPFE-UGM, Yogyakarta.

---, 2001, Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta.

Dumairy, 1997. “Perekonomian Indonesia”, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Jhingan, M.L, 1991, Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan, Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.

Gujarati, Damodar, 1997, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gujarati, Domadar, 1999, ”Ekonometrika Dasar”, Edisi Pertama, Cetakan keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nisjar, Karhi dan Winardi, 1997. Pengantar Ekonomika Pembangunan, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung.

Nopirin, 2000. Ekonomi Moneter,Edisi Pertama, Cetakan Kesepuluh, Buku

Kedua, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.

---, 1999, Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama, Cetakan

Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ritonga, 2003. Pelajaran Ekonomi Jilid 3, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rosyidi, Suherman, 1996. Pengantar Teori Ekonomi, Pendekatan Kepada Teori

Ekonomi Mikro dan Makro, Edisi Baru, Cetakan Pertama, Penerbit PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soelistyo, 2001. ”Dasar-dasar Ekonometrika”, Penerbit Erlangga BPFE UGM, Yogyakarta.

Sukirno, Sadono, 2002. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Edisi Kedua, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

---, 1994 , “ Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga”, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Sulaiman, Wahid, 2004. “Analisis Regresi Menggunakan SPSS”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Suparmoko.M, 2000, Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Edisi Kelima, BPFE UGM, Yogyakarta.

---, M, 1992. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Keempat, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.

Yuliati, Uci, 2001. “Pengantar Ekonomi Makro”, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.

Dokumen terkait