• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.5. Pertumbuhan Ekonomi

2.2.5.2. Faktor Yang Mempengaruhi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi, yaitu :

a. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya

Kekayaan alam sesuatu negara meliputi luas dan kesuburan

tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan

hasil laut yang dapat diperoleh, jumlah dan jenis kekayaan barang

tambang yang terdapat. Kekayaan alam akan dapat mempermudah

usaha untuk mengembangkan perekonomian sesuatu negara,

terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan

ekonomi. Di dalam setiap negara di mana pertumbuhan ekonomi

baru bermula terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan

berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor utama (pertanian dan

pertambangan) yaitu sektor di mana kekayaan alam terdapat

pengetahuan para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan

ekonomi modern di satu pihak.

Terbatasnya pasar bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi

(sebagai akibat dari pendapatan masyarakat yang sangat rendah) di

lain pihak, membatasi kemungkinan untuk mengembangkan

berbagai jenis kegiatan ekonomi. Apabila negara tersebut

mempunyai kekayaan alam yang dapat diusahakan dengan

menguntungkan, hambatan yang baru saja dijelaskan akan dapat

diatasi dan pertumbuhan ekonomi dipercepat.

b. Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah

tenaga kerja, dan penambahan tersebut memungkinkan negara itu

menambah produksi. Disamping itu sebagai akibat pendidikan,

latihan dan pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan selalu

bertambah tinggi. Hal ini akan menyebabkan produktivitas

bertambah dan ini selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi

yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga kerja. Selanjutnya

perlu diingat pula bahwa pengusaha adalah sebagian dari penduduk.

Maka luasnya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sesuatu negara

juga bergantung kepada jumlah pengusaha dalam sejumlah

penduduk tertentu adalah lebih banyak, lebih banyak kegiatan

Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk

terhadap pertumbuhan ekonomi bersumber dari akibat pertambahan

itu kepada luas pasar. Perkembangan penduduk menyebabkan

besarnya luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan sektor

perusahaan akan bertambah pula. Karena peranannya ini maka

perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada

pertambahan dalam produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi.

c. Barang-Barang Modal dan Tingkat Teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi

keefisienan pertumbuhan ekonomi. Didalam masyarakat yang sangat

kurang maju sekalipun barang-barang modal sangat besar perannya

dalam kegiatan ekonomi. Tanpa adanya alat-alat untuk menangkap

ikan dan berburu, alat-alat untuk bercocok tanam dan mengambil

hasil hutan, masyarakat yang kurang maju akan mengalami

kesusahan yang lebih banyak lagi dalam mencari makanannya

sehari-hari.

Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai

tingkat yang tinggi, yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang

dicapai oleh suatu masyarakat yang masih belum berkembang.

Barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya, dan

teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan

yang penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang

sedangkan tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan,

kemajuan yang akan dicapai adalah jauh lebih rendah daripada yang

dicapai pada masa kini. Tanpa adanya perkembangan teknologi,

produktivitas barang-barang modal tidak akan mengalami perubahan

dan tetap berada pada tingkat yang sangat rendah. Oleh karena itu

pendapatan perkapita hanya mengalami perkembangan yang sangat

kecil. Kemajuan ekonomi yang berlaku di berbagai negara terutama

ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi

menimbulkan beberapa efek yang positif dalam pertumbuhan

ekonomi, dan oleh karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih

pesat.

d. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat

Sistem sosial dan sikap masyarakat penting peranannya

dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Di dalam menganalisis

mengenai masalah-masalah pembangunan di negara-negara

berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa sistem

sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius

kepada pembangunan.

Adat istiadat yang tradisional dapat menghambat

masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi yang modern

dan produktivitas yang tinggi. Oleh karenanya pertumbuhan

ekonomi tidak dapat dipercepat. Juga di dalam sistem sosial dimana

yang dimiliki adalah sangat kecil dan tidak ekonomis, pembangunan

ekonomi tidak akan mencapai tingkat yang diharapakan. Sikap

masyarakat juga dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan

ekonomi dapat dicapai. Di sebagian masyarakat terdapat sikap

masyarakat yang dapat memberikan dorongan yang besar kepada

pertumbuhan ekonomi. Sikap yang sedemikian itu antara lain adalah

sikap berhemat yang bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak

uang untuk investasi, sikap yang sangat menghargai kerja keras dan

kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan usaha, dan sikap yang

selalu berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan.

Apabila di dalam masyarakat terdapat beberapa keadaan dalam

sistem sosial dan sikap masyarakat yang sangat menghambat

pertumbuhan ekonomi, pemerintah haruslah berusaha untuk

menghapuskan hambatan-hambatan tersebut. Perombakan dalam

sistem sosial, seperti misalnya menghapuskan kekuasaan tuan tanah

dan memberikan tanah kepada para petani yang tidak memiliki

tanah, adalah suatu langkah yang perlu dilakukan.

Perubahan dalam sikap masyarakat perlu diciptakan.

Perubahan itu terutama harus ditujukan agar masyarakat bersedia

bekerja lebih keras untuk mendapatkan pendapatan dan keuntungan

yang lebih banyak. Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan

pendidikan dan meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.

(Sukirno, 2004 : 430-432).

2.2.5.3. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi

Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai

oleh suatu negara perlu dihitung pendapatan nasional riil, yaitu Produk

Nasional Bruto Riil atau Produk Domestik Riil. Untuk menentukan

Pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, dihitung berdasarkan

laju perubahan Pendapatan Nasional riil per tahun dalam persentase

atau besarnya pertambahan riil Pendapatan Nasional riil tahun t

(sekarang) dikurangi tahun t-1 (sebelumnya) kemudian dikalikan 100 %

atau dengan rumus persamaan sebagai berikut :

Gt = PNB rt - PNB rt-1 X 100 % ...(Ritonga, 2003 : 159).

PNB rt-1

Dimana:

Gt = Pertumbuhan Ekonomi pada tahun t

PNB rt = Pendapatan Nasional riil pada tahun t

PNB rt-1 = Pendapatan Nasional riil pada tahun t-1

Alat pengukur pertumbuhan ekonomi antara lain :

a. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan jumlah barang dan

tahun dan dinyatakan dalam harga pasar. Produk Domestik Bruto

ini merupakan acuan yang sifatnya global dan bukan merupakan

alat pengukuran yang tepat, karena belum dapat mencerminkan

kesejahteraan masyarakat yang sesungguhnya.

b. Produk Domestik Bruto Perkapita

Produk Domestik Bruto Perkapita dapat dipakai mengukur

pendapatan perkapita dan lebih tepat mencerminkan kesejahteraan

penduduk suatu negara dari pada Produk Domestik Bruto (PDB)

saja. Produk Domestik Bruto Perkapita adalah jumlah produk

domestik bruto nasional dibagi dengan jumlah penduduk.

c. Pendapatan Perjam Kerja

Pendapatan Perjam Kerja sebenarnya paling baik sebagai alat

untuk mengukur maju tidaknya perekonomian. Biasanya suatu

negara yang mempunyai pendapatan atau upah jam kerja lebih

tinggi dari upah jam kerja negara lain untuk jenis pekerjaan yang

sama. Pasti boleh dikaitkan bahwa negara yang bersangkutan

lebih maju dari negara lain. (Suparmoko, 2000 : 205).

2.2.5.4. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi W.W. Rostow

Profesor Walt Whitman Rostow mengajukan teorinya

pertama kali dalam Economic Journal dan kemudian

Proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap

dan semua negara di dunia ini akan melalui salah satu dari tahap

tersebut. Kelima tahap pertumbuhan ekonomi itu adalah :

1. Masyarakat tradisional (the traditional society)

2. Prasyarat untuk lepas landas (the precondition for take-off)

3. Lepas landas (the take-off)

4. Gerakan ke arah kedewasaan (the drive to maturity)

5. Masa konsumsi tinggi (the age of high mass consumption). Adapun penjelasan kelima tahap pertumbuhan ekonomi

tersebut diatas sebagai berikut.

1. Masyarakat tradisional (the traditional society)

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang

dalam kehidupannya masih menggunakan cara-cara yang

sangat sederhana dan telah berlaku secara turun-temurun,

baik dalam berproduksi maupun dalam tata cara / adat

istiadat. Tingkat produktivitas mereka masih sangat terbatas

karena sebagian besar sumber daya masyarakat hanya

digunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian. Struktur

sosial bersifat hierarkis, maksudnya kedudukan seseorang

dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan ayahnya,

kakeknya, dan kakek moyangnya. Dalam masyarakat ini

petani biasa untuk menjadi tuan tanah atau kelas

masyarakat lainnya yang lebih tinggi dari petani.

2. Prasyarat untuk lepas landas (the precondition for take-off)

Masa selanjutnya adalah masa ketika masyarakat

telah mulai sadar terhadap pentingnya pembangunan

ekonomi. Ide-ide baru telah mulai diterima untuk mencapai

kemajuan hidup mereka. Masa ini disebut sebagai masa

peralihan atau prasyarat untuk landas.

Ciri-ciri penting dalam masyarakat ini adalah

adanya perubahan sistem politik, struktur sosial, nilai-nilai

masyarakat, dan struktur kegiatan ekonominya mulai

bergerak dinamis, industri-industri bermunculan,

perkembangan teknologi yang pesat dan lembaga keuangan

resmi sabagai penggerak dana masyarakat mulai

bermunculan, serta terjadi investasi besar-besaran terutama

pada industri manufaktur. Bila perubahan-perubahan seperti

itu timbul, yang menyebabkan pertumbuhan selalu terjadi,

maka proses pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sudah

mulai berlangsung. Jika pertumbuhan ekonomi sudah lebih

sering terjadi, suatu negara sudah dapat dianggap berada

3. Lepas landas (the take-off)

Dalam tahap ini pertumbuhan ekonomi merupakan

peristiwa yang selalu berlangsung. Pada permulaannya

terjadi perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat

seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat

dalam inovasi, dan terbukanya pasar-pasar baru. Akibat dari

perubahan ini akan tercipta pembaruan-pembaruan secara

teratur dan terjadi peningkatan penanaman modal.

Penanaman modal yang tinggi akan meningkatkan

pendapatan nasional yang melebihi tingkat pertambahan

penduduk. Dengan demikian, pendapatan perkapita

semakin lama akan semakin bertambah besar.

Terdapat tiga ciri untuk mengetahui apakah suatu

negara sudah mencapai tahap lepas landas atau belum,

yakni :

a. Kenaikan penanaman modal yang produktif

meningkat dari 5% atau kurang menjadi 10% dari

Produk Nasional Netto.

b. Terjadi perkembangan satu atau beberapa sektor

industri dengan tingkat laju perkembangan yang

tinggi.

c. Segera tercipta suatu kerangka dasar politik, sosial,

segala kegiatan yang merupakan perluasan dari

sektor modern dan potensi ekonomi ekstern yang

ditimbulkan oleh kegiatan lepas landas, sehingga

menyebabkan pertumbuhan yang akan terus

berlanjut.

4. Tahap gerakan ke arah kedewasaan (the drive to maturity)

Dalam tahap ini, masyarakat sudah secara efektif

menggunakan teknologi modern untuk memanfaatkan

faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya.

Sektor-sektor ekonomi berkembang lebih lanjut dan Sektor-sektor-Sektor-sektor

andalan baru akan muncul untuk menggantikan sektor

andalan lama, yang mengalami kemunduran. Ciri-ciri non

ekonomi dari masyarakat yang telah mencapai tahap ke

arah kedewasaan dan yang hampir memasuki tahap

berikutnya adalah sebagai berikut :

a. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami

perubahan dimana peranan sektor industri semakin

penting, sementara sektor pertanian semakin menurun

karena berpindahnya tenaga kerja dari sektor

pertanian ke sektor industri. Kemahiran dan

kepandaian para pekerja bertambah tinggi.

b. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami

penting dari pada pengusaha yang merangkap jadi

pemilik.

c. Masyarakat merasa bosan dengan dampak negatif

yang diciptakan oleh industrialisasi (polusi,

permintaan dari buruh, suara mesin) sehingga mulai

memunculkan kritik-kritik terhadapnya dan

menginginkan perubahan lebih jauh.

5. Tahap konsumsi tinggi (the age of high mass consumption)

Pada tahap ini perhatian masyarakat lebih tertuju kepada

masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan

kesejahteraan masyarakat, bukan lagi pada masalah

produksi. Ada tiga tujuan masyarakat yang saling bersaing

untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia serta

dukungan politik dari pemerintah agar produksi mereka

benr-benar dapat habis terjual, yaitu dengan cara :

a. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke

negara-negara lain untuk perluasan pasar yang berakhir pada

penaklukan atas negara-negara tersebut.

b. Menciptakan kemakmuran yang lebih merata dengan

mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan

yang lebih merata melalui sistem perpajakan

progresif, yakni semakin tinggi pendapatan semakin

c. Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat di atas

konsumsi kebutuhan utama yang sederhana atas

makanan, pakaian, dan perumahan. Peningkatan

konsumsi itu meliputi barang-barang tahan lama dan

barang-barang mewah.

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Adam Smith

Adam Smith menyatakan bahwa mekanisme pasar akan

menciptakan suatu suasana yang mengakibatkan perekonomian

akan berfungsi secara efisien. Adam Smith terkenal sebagai

pelopor perkembangan ilmu ekonomi dan ahli ekonomi yang

pertama mengemukakan mengenai pentingnya kebijakan laissez faire dan juga ahli pertama yang banyak menumpahkan perhatian kepada masalah pembangunan. Menurut Adam Smith, kebijakan

laissez faire atau sistem mekanisme pasar akan memaksimumkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai oleh

masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan dua unsur, yaitu

pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan output total dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu :

1. Sumber-sumber alam

2. Perkembangan penduduk

Sumber–sumber alam yang tersedia sangat menentukan

pertumbuhan ekonomi dan merupakan batas maksimum dari

pertumbuhan ekonomi tersebut. Agar tercapai pertumbuhan

output, sumber-sumber alam harus dimanfaatkan oleh tenaga kerja dan modal yang ada. Perkembangan penduduk akan

mendorong pembangunan ekonomi serta memperluas pasar yang

pada gilirannya akan mempertinggi tingkat spesialisasi dalam

perekonomian tersebut sehingga menyebabkan tingkat kegiatan

ekonomi bertambah tinggi. Perkembangan spesialisasi dan

pembagian pekerjaan di antara tenaga kerja akan mempercepat

proses pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan

mempertinggi tingkat produktivitas tenaga kerja dan mendorong

perkembangan teknologi. Apabila pembangunan telah terjadi,

maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara

kumulatif sehingga pasar berkembang dan spesialisasi terjadi, dan

pada akhirnya menimbulkan kenaikan produktivitas.

Sejalan dengan perkembangan penduduk dari masa ke

masa, yang diikuti dengan kenaikan produktivitas yang

mengakibatkan kenaikan pendapatan nasional, akan memperluas

pasar dan menciptakan tabungan yang cukup tinggi. Kedua hal itu

akan memberikan dorongan yang lebih besar kepada para

teknologi. Dengan demikian, perkembangan ekonomi akan terus

berlangsung dan pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi.

c. Teori Pertumbuhan Ekonomi David Ricardo dan Thomas Robert

Malthus

Menurut pandangan David Ricardo dan Thomas Robert

Malthus, dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai

stationary state atau suatu keadaan ketika perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali (mandek). Perbedaan pandangan kedua ahli ini dengan Adam Smith terletak pada

peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi. Menurut David

Ricardo dan Thomas Robert Malthus, perkembangan penduduk

yang cepat akan memperbesar jumlah penduduk hingga menjadi

dua kali lipat dalam waktu satu generasi. Pada tingkat ini tenaga

kerja akan menerima upah yang sangat minim yang hanya cukup

untuk hidup (subsistence level). Teori David Ricardo ini banyak dipengaruhi oleh teori perkembangan penduduk yang

dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus dan teori hasil lebih

yang semakin berkurang.

Pola pertumbuhan ekonomi menurut David Ricardo adalah

sebagai berikut. Mulanya jumlah penduduk masih sedikit dan

kekayaan alam relatif cukup banyak sehingga pengusaha

menciptakan tingkat pembentukan modal yang tinggi juga. Hal itu

akan meningkatkan produksi sehingga mengakibatkan pula

bertambahnya permintaan terhadap tenaga kerja, yang pada

akhirnya pendapatan tenaga kerja juga akan naik.

Akan tetapi, karena pekerja yang digunakan lebih banyak

sedangkan luas tanah tetap, maka tambahan hasil yang diciptakan

oleh seorang pekerja akan menjadi semakin kecil. Pertambahan

penduduk secara terus-menerus akan mengakibatkan sewa tanah

semakin lama makin menjadi bagian yang cukup besar dari

seluruh pendapatan nasional dan mengurangi tingkat keuntungan

para pengusaha. Akibatnya, dorongan untuk pembentukan modal

menurun dan akhirnya akan menurun pula permintaan terhadap

tenaga kerja. Tingkat upah akan menurun mencapai tingkat yang

rendah sekali, yaitu sekedar cukup untuk hidup. Pada tingkat ini

perekonomian akan mencapai titik stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan berlaku lagi karena pengusaha tidak

memperoleh keuntungan yang cukup. Sedangkan yang

memperoleh keuntungan tersebar adalah para tuan tanah yang

menerima sewa tanah yang tinggi.

Kemajuan teknologi akan dapat mempertinggi tingkat upah

sehingga produktivitas juga naik. Proses pertumbuhan dapat

berjalan terus dan keadaan ini berlangsung tidak lama karena

tingkat upah dan tingkat keuntungan. Kemajuan teknologi tidak

dapat menghalangi terjadinya stationary state tetapi hanya mampu menunda masa terjadinya untuk sementara waktu.

Ciri-ciri perekonomian menurut David Ricardo adalah

sebagai berikut :

1. Sumber alam yang terbatas jumlahnya (tanah)

2. Perubahan tenaga kerja (bertambah atau berkurang) sesuai

dengan perubahan tingkat upah minimum

3. Pembentukan modal terjadi bila tingkat keuntungan yang

diperoleh para pengusaha cukup tinggi (berada di atas

tingkat keuntungan minimal)

4. Kemajuan teknologi terjadi secara terus-menerus

5. Peranan sektor pertanian lebih dominan.

d. Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

Teori pertumbuhan ekonomi ini termasuk teori modern

yang dikembangkan oleh Evsey domar dan R.F. Harrod. Harrod

mengemukakan teorinya tahun 1939 dalam Economic Journal, sedangkan Domar mengemukakan teorinya untuk pertama kali

pada tahun 1947 dalam American Economic Review. Teori Harrod-Domar merupakan pengembangan dari analisis Keynes

mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan

Teori Harrod-Domar menganalisis persoalan keadaan

yang bagaimana yang harus tercipta untuk menjamin agar

perekonomian selalu mempunyai kesanggupan berproduksi yang

selalu bertambah sebagai akibat dari penanaman modal.

Teori Harrod-Domar pada hakekatnya berusaha untuk

menunjukkan syarat yang diperlukan bagi pertumbuhan yang

mantap (steady growth). Menurut Harrod-Domar, pembentukan modal di pandang sebagai pengeluaran yang akan menambah

kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan

barang-barang maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah

permintaan efektif seluruh masyarakat. Apabila pada suatu masa

tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada

masa berikutnya perekonomian mempunyai kesanggupan yang

lebih besar untuk menghasilkan barang-barang. Sebagai

tambahan, Harrod-Domar menganggap bahwa pertambahan

produksi dan kenaikan pendapatan nasional tidak ditentukan oleh

pertambahan kapasitas produksi masyarakat, tetapi oleh kenaikan

pengeluaran masyarakat. Walaupun kapasitas produksi

bertambah, namun pendapatan nasional baru akan bertambah dan

pertumbuhan baru akan tercipta bila pengeluaran masyarakat

mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan masa sebelumnya.

Teori Harrod-Domar memberikan pemisahan sebagai

1. Pada taraf permulaan, perekonomian telah mencapai tingkat

kesempatan kerja penuh dan alat-alat modal yang tersedia

dalam masyarakat digunakan sepenuhnya.

2. Perekonomian tersebut terdiri atas sektor rumah tangga dan

sektor perusahaan, dan tidak menyertakan pemerintah serta

perdagangan luar negeri.

3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan

besarnya pendapatan nasional, dan keadaan ini berarti

fungsi tabungan dimulai dari titik nol

4. Besarnya kecenderungan menabung marjinal (marginal

propensity to save = MPS) tetap. MPS merupakan perubahan bagian pendapatan yang ditabung sebagai akibat

dari perubahan bagian pendapatan yang ditabung sebagai

akibat dari perubahan tingkat pendapatan. Selain itu,

perbandingan antara modal dengan jumlah produksi (capital output ratio) dan perbandingan antara pertambahan modal dan pertambahan jumlah produksi (rasio pertambahan

modal produksi) besarnya tidak berubah.

e. Teori Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter

Teori Joseph Schumpeter dapat digolongkan ke dalam

kelompok klasik, namun dari segi kesimpulannya, Schumpeter

lebih dekat dengan para ekonom modern. Schumpeter tidak

aspek keterbatasan sumber alam dalam proses pertumbuhan

ekonomi. laju pertumbuhan penduduk dianggap sudah diketahui

dan tidak ditentukan di dalam modelnya.

Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak

perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya

adalah para wiraswasta / inovator / entrepreneur. Kemajuan ekonomi hanya dapat berlangsung dengan adanya inovasi dari

para pengusaha. Di sini, inovasi dibedakan dengan penemuan

(invensi). Seseorang yang menemukan lokomotif dikatakan

sebagai penemu (inventor), sedangkan pengusaha yang

mendirikan perusahaan kereta api adalah inovatornya. Sehingga

inovasi adalah penerapan pengetahuan teknologi di dunia

ekonomi / kemasyarakatan. Inovasi mempunyai tiga pengaruh,

yaitu :

1. Memperkenalkan teknologi baru.

2. Menimbulkan keuntungan lebih yang merupakan sumber

dana penting bagi pembentukan modal.

3. Inovasi pada tahap selanjutnya akan diikuti oleh timbulnya

proses imitasi, yaitu adanya pengusaha-pengusaha lain yang

meniru teknologi baru tersebut. Proses imitasi ini

mempunyai pengaruh berupa menurunnya keuntungan yang

diraih oleh para inovator dan penyebaran teknologi baru di

Kegiatan-kegiatan yang oleh Schumpeter dimasukkan

sebagai inovasi adalah :

1. Diperkenalkannya produk baru.

2. Diperkenalkannya cara berproduksi baru.

3. Pembukaan pasar baru.

4. Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru.

5. Perubahan organisasi sehingga meningkatkan efisiensi.

Terjadinya inovasi menuntut tersedianya calon-calon pelaku

inovasi dan kondisi sosial, politik, serta teknologi yang bisa menjadi

tempat terlaksananya ide-ide untuk berinovasi. Menurut Schumpeter,

bahwa sumber kemajuan ekonomi adalah perkembangan ekonomi,

karena sumber perkembangan ekonomi adalah inovasi, sehingga proses

perkembangan ekonomi ini tidak bersifat tetap, tetapi bersifat acak.

Dari waktu ke waktu timbul “letusan” inovasi yang meningkatkan

produksi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang kemudian

diikuti dengan proses imitasi. Sejarah juga menunjukkan bahwa proses

kemajuan ekonomi berupa siklus-siklus kenaikan produksi (output)

Dokumen terkait