• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan

Bab ini menyajikan analisis data yang telah dikumpulkan oleh penulis guna mengukur kinerja perusahaan secara menyeluruh dengan keempat perspektif BSC. Hasil analisis pada data tersebut menjadi landasan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan memperhitungkan kaitan antara kinerja keuangan dan non-keuangan. Penulis mencoba melakukan pengukuran kinerja perusahaan selama tahun 2006-2008 Kinerja yang diukur terkait dengan kegiatan perusahan dalam menghasilkan dan menjual produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

2.1 Pengukuran kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam BSC memfokuskan pada penyediaan infrastruktur organisasi yang memungkinkan sasaran strategis dalam ketiga perspektif lainnya dapat tercapai. Oleh karena itu, langkah-langkah yang harus diambil oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan untuk mencapai sasaran strategis dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah:

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

a. meningkatkan kapabilitas karyawan,

Meningkatnya kapabilitas karyawan akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan dan pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Selama ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah mengadakan kegiatan pelatihan dan pengembangan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan. Berbagai bentuk pelatihan dan pengembangan yang diberikan adalah lokakarya (workshop), seminar, dan training.

b. meningkatkan organization capital,

Para karyawan yang terampil dan dilengkapi dengan akses terhadap informasi yang luas, tidak akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan perusahaan jika karyawan tidak termotivasi untuk bertindak bagi kepentingan perusahaan. Setiap perusahaan akan berusaha meningkatkan organization capital untuk mendorong timbulnya motivasi dan pemberdayaan karyawan.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menciptakan motivasi dan pemberdayaan karyawan melalui komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan, pembagian tugas sesuai dengan posisi dan jabatan, serta pemberian gaji, tunjangan, dan berbagai fasilitas lainnya. Dengan terciptanya motivasi dan pemberdayaan karyawan, berarti perusahaan akan menciptakan kepuasan bagi karyawan. Kepuasan karyawan akan berdampak positif terhadap retensi dan produktivitas karyawan.

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

c. meningkatkan retensi karyawan,

Retensi karyawan dari suatu perusahaan berkaitan erat dengan tingkat kepuasan karyawan. Perusahaan dapat menciptakan kepuasan bagi para karyawan dengan meningkatkan pelatihan dan pengembangan, meningkatkan sarana/teknologi komputer yang berteknologi maju, serta menciptakan motivasi dan pemberdayaan karyawan. Dengan menciptakan kepuasan bagi para karyawan, berarti perusahaan menekan tingkat perputaran karyawan dan meningkatkan tingkat retensi karyawan.

d. meningkatkan produktivitas karyawan.

Peningkatan produktivitas dan kinerja karyawan merupakan dampak keseluruhan dari usaha peningkatan kapabilitas karyawan, sistem informasi, serta organization capital.

Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan, rasio beban pelatihan dan pengembangan terhadap laba operasi, organization capital dan kepuasan karyawan, tingkat perputaran karyawan dan produktivitas karyawan.

a. Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahliannya. Hasil perbandingan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

1). jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan yang dilaksanakan pada tahun 2007 adalah sebanyak 5.122 orang,

2). jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan yang dilaksankan pada tahun 2008 adalah sebanyak 5.721 orang.

Dari hasil perbandingan di atas, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan pada tahun 2008 sebanyak 599 orang.

b. Rasio beban pelatihan dan pengembangan terhadap laba operasi

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk meningkatkan keahlian karyawan terhadap laba operasi yang dihasilkan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah beban pelatihan dan pengembangan dan laba operasi.

1). Beban pelatihan dan pengembangan

Adalah besarnya dana yang dikeluarkan untuk melaksanakan pelatihan dan pengembangan karyawan dalam suatu periode.

2). Laba operasi

Adalah laba yang diperoleh perusahaan dari kegiatan operasionalnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Rasio beban pelatihan dan pengembangan = Beban pelatihan dan pengembangan Laba operasi

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

Gambar 4.1: Hasil pengukuran beban pelatihan dan pengembangan terhadap laba operasi

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Dari informasi di atas, diketahui bahwa rasio pelatihan dan pengembangan SDM pada tahun 2007 mengalami peningkatan baik untuk karpim maupun karpel bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara total, realisasi rasio meningkat dari 0,30 pada tahun 2006 menjadi 0,37 pada tahun 2007. Secara keseluruhan, rasio pelatihan dan pengembangan SDM menunjukan trend yang semakin meningkat.

c. Organization capital dan kepuasan karyawan

Gambar 4.2 : Hasil pengukuran organization capital dan kepuasan karyawan

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

RATIO PENGEMBANGAN SDM 0.00 0.20 0.40 2005 2006 2007 Tahun (%) Karpim Karpel

Total Real RKAP

EMPLOYEE SATISFACTION INDEX (ESI)

0 50 100 2005 2006 2007 Tahun (%) Karpel RKAP Benchm ark

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

Dari informasi diatas, diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan pada tahun 2007 untuk karpim 77,14% dan karpel 77,47%, mengalami penurunan dari capaian tahun 2006 sebesar 0,73% untuk karpim dan 2,19% untuk karpel, namun capaian ini masih di atas KPI yang ditetapkan sebesar 70%. Penurunan kepuasan karyawan pada tahun 2007 diasumsikan dikarenakan penyempurnaan metode survei yang dilakukan dimana teknik sampling yang digunakan tahun 2007 adalah teknik stratified random sampling yang respondennya meliputi seluruh bagian/distrik/unit, sementara di tahun 2006, responden hanya terdiri dari 11 unit kerja saja.

d. Tingkat perputaran karyawan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:

1). jumlah karyawan yang keluar/berhenti dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dalam suatu periode,

2). jumlah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tingkat perputaran karyawan = Jumlah karyawan yang keluar Jumlah seluruh karyawan

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

Tabel 4.3 : Hasil pengukuran tingkat perputaran karyawan

Keterangan 2007 2008 Kenaikan/Penurunan

Jumlah karyawan yang keluar (orang) 1001 988 (13) Jumlah seluruh karyawan (orang) 28.714 28.440 (274) Tingkat retensi karyawan (%) 3,49 3,47 (0,02)

Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi penurunan tingkat perputaran karyawan pada tahun 2008 sebesar 0,02%.

e. Produktivitas karyawan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kontribusi setiap karyawan terhadap laba bersih perusahaan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah: 1). laba bersih PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dalam suatu

periode,

2). jumlah karyawan yang bekerja dalam PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dalam suatu periode.

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Produktivitas karyawan = Laba bersih perusahaan Jumlah seluruh perusahaan

Gambar 4.3: Hasil Pengukuran Produktivitas Karyawan Panen pada Komoditi Karet

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Dari informasi di atas, diketahui bahwa produktivitas tenaga kerja panen (Kg/Hk) pada komoditi karet mengalami penurunan dari tahun 2006 yaitu dari 21,49 Kg/Hk menjadi 19,84 Kg/Hk di tahun 2007. Hal ini disebabkan panel deres tanaman tua telah mencapai percabangan sehingga prestasi penderes menurun.

Produktifitas Tenaga Kerja Karet

19.00 20.00 21.00 22.00 2004 2005 2006 2007 (Kg /Hk ) Karyawan RKAP

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

Gambar 4.4: Hasil Pengukuran Produktivitas Karyawan Panen pada Komoditi Kelapa Sawit

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Dari informasi di atas, diketahui bahwa produktivitas tenaga kerja panen pada komoditi kelapa sawit mengalami penurunan dari tahun 2006 yaitu 1.513 Kg/Hk menjadi 1.452 Kg/Hk di tahun 2007, yang disebabkan adanya promosi areal TBM menjadi TM yang mana produktivitasnya masih rendah sehingga prestasi pemanen menurun.

2.2 Pengukuran kinerja pada perspektif proses bisnis internal

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah melakukan perbaikan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui peningkatan pelatihan dan pengembangan karyawan, pengadaan sarana berteknologi maju, serta penciptaan motivasi dan pemberdayaan karyawan. Hal ini menghasilkan penurunan tingkat perputaran karyawan dan peningkatan produktivitas karyawan. Pengembangan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, memungkinkan PT.

Produktifitas K. Saw it CPO

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 2004 2005 2006 2007 (T o n /H a C P O )

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan untuk meningkatkan kinerja perspektif proses bisnis internal.

Langkah-langkah yang diambil oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan untuk mencapai sasaran-sasaran dalam perspektif proses bisnis internal antara lain:

a. menciptakan produk yang berkualitas sesuai standar internasional,

Pada proses pengembangan produk, perusahaan berupaya untuk menciptakan produk-produk yang memiliki nilai jual. Nilai jual inilah yang membuat pelanggan memilih produk yang dihasilkan oleh perusahaan dari produk-produk lainnya. Nilai jual ini dapat berupa kualitas produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Selama ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah menghasilkan produk kelapa sawit dan karet yang berkualitas sesuai dengan standar internasional. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah mendapatkan akreditasi dari lembaga penilai internasional bahwa mutu produk yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan internasional. Hal ini dilakukan agar PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki suatu nilai jual dalam industri kelapa sawit dan karet.

b. meningkatkan efisiensi biaya dalam proses operasional,

Setiap perusahaan berusaha untuk menciptakan efisiensi biaya dalam proses operasionalnya. Dengan efisiensi biaya tersebut, perusahaan akan memiliki keuntungan bersaing. Disamping menciptakan produk yang berkualitas

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

internasional, selama ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan juga berusaha untuk menciptakan efisiensi biaya dalam proses operasionalnya. c. meningkatkan kunjungan bisnis ke pelanggan,

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selama ini mengadakan suatu kunjungan bisnis ke pelanggan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kunjungan bisnis ini dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan para pelanggan.

Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif proses bisnis internal adalah jumlah sertifikat internasional yang diraih oleh perusahaan, margin laba operasional, rasio beban operasi terhadap pendapatan dan jumlah kunjungan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan ke pelanggan.

a. Jumlah sertifikat internasional yang diraih oleh perusahaan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam rangka menciptakan produk berkualitas yang berstandar internasional. Hasil perbandingan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1). jumlah sertifikat internasional yang diraih oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selama tahun 2007 adalah berupa sebuah sertifikasi ISO 9001 dan ISO 14001. Dengan ISO 9001, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah mendapatkan akreditasi dari lembaga penilai internasional bahwa produk yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal sistem manajemen mutu. Di samping itu, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan juga meraih ISO 14001. ISO

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

14001 merupakan standar lingkungan yang menyatakan bahwa sistem manajemen lingkungan perusahaan telah sesuai dengan standar internasional. Dengan ISO 14001, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berupaya melakukan kegiatan produksi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, 2). jumlah sertifikat internasional yang diraih oleh PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan selama tahun 2008 adalah berupa sebuah sertifikasi ISO 9001 dan ISO 14001. Dengan ISO 9001, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah mendapatkan akreditasi dari lembaga penilai internasional bahwa produk yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal sistem manajemen mutu. Di samping itu, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan juga meraih ISO 14001. ISO 14001 merupakan standar lingkungan yang menyatakan bahwa sistem manajemen limgkungan perusahaan telah sesuai dengan standar internasional. Dengan ISO 14001, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berupaya melakukan kegiatan produksi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Dari hasil perbandingan di atas, diketahi bahwa jumlah sertifikat internasional yang diraih PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2007-2008 adalah konstan, yaitu sebanyak 2 sertifikat internasional.

b. Margin laba operasional

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses operasi. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

1). laba operasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dalam suatu periode,

2). total penjualan bersih yang terjadi dalam suatu periode. Perhitungannya adalh sebagai berikut:

Margin laba operasional = Laba operasi Penjualan bersih

Tabel 4.4 : Hasil pengukuran margin laba operasional

Keterangan 2007 2008 Kenaikan/penurunan Laba operasi (Rp) 1.065.831.571.974 1.201.090.847.151 135.259.275.177 Penjualan bersih (Rp) 3.969.108.669.859 4.680.622.592.076 711.513.922.217 Margin laba operasional (%) 26,85 25,66 (1,19)

Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi penurunan margin laba operasional pada tahun 2008 sebesar 1,19 %.

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

c. Rasio beban operasi terhadap pendapatan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui efisiensi beban-beban operasi perusahaan sehubungan dengan proses operasi perusahaan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:

1). beban operasi, yang terdiri dari beban penjualan serta beban umum dan administrasi yang terjadi selama suatu periode,

2). pendapatan perusahaan yang berasal dari penjualan produk dalam suatu periode.

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Rasio beban operasi terhadap pendapatan = Beban operasi Pendapatan

Tabel 4.5 : Hasil pengukuran rasio beban operasi terhadap pendapatan

Keterangan 2007 2008 Kenaikan/Penurunan Beban Operasi (Rp) 713.539.556.511 960.098.653.394 246.559.096.883 Pendapatan perusahaan (Rp) 1.029.046.386.564 1.155.260.579.444 126.214.192.880 Rasio beban operasi terhadap pendapatan (%) 69,34 83,11 13,77

Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan rasio beban operasi terhadap pendapatan pada tahun 2008 sebesar 13,77%.

d. Jumlah kunjungan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan ke pelanggan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah jumlah kunjungan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode.

Hasil perbandingan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1). jumlah kunjungan bisnis yang dilaksanakan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan ke pelanggan selama tahun 2007 adalah sebanyak 13 kunjungan,

2). jumlah kunjungan bisnis yang dilaksanakan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan ke pelanggan selama tahun 2008 adalah sebanyak 16 kunjungan.

Dari hasil perbandingan di atas, diketahui bahwa jumlah kunjungan bisnis yang dilaksanakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selama tahun 2007 dan 2008 adalah mengalami peningkatan yaitu sebanyak 3 kunjungan bisnis.

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

2.3 Pengukuran kinerja pada perspektif pelanggan

Selama tahun 2008 PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan belum memberikan hasil yang memuaskan dalam perspektif proses bisnis internal dari segi efisiensi biaya. Hal ini karena terjadinya penurunan margin laba operasional dan peningkatan rasio beban operasi terhadap pendapatan. Namun PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah melakukan perbaikan di dalam perspektif proses bisnis internal dengan menciptakan produk yang berkualitas, sesuai dengan standar internasional ISO 9001 dan ISO 14001 serta melaksanakan kunjungan bisnis ke pelanggan secara konsisten. Perbaikan kinerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selama tahun 2008 dalam perspektif proses bisnis internal, akan menghasilkan peningkatan kinerja dalam perspektif pelanggan.

Langkah-langkah yang diambil oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan untuk mencapai sasaran-sasaran dalam perspektif pelanggan antara lain:

a. meningkatkan retensi pelanggan,

Perbaikan dalam perspektif proses bisnis internal berupa penciptaan produk yang berkualitas sesuai standar internasional dan kunjungan bisnis yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan akan meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Semakin tinggi kepercayaan dan kepuasan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan, semakin besar kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar yang ada.

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

b. menciptakan profitabilitas perusahaan per pelanggan.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tidak hanya meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan tetapi juga meningkatkan jumlah pelanggan yang akan memberikan profit kepada perusahaan. Dengan profitabilitas per pelanggan, perusahaan akan mengetahui besarnya profit yang dihasilkan oleh setiap pelanggan yang membeli produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan.

Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif pelanggan adalah jumlah pelanggan perusahaan, rata-rata laba per pelanggan dan beban operasi per pelanggan.

a. Jumlah pelanggan perusahaan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan jumlah pelanggan perusahaan dari tahun ke tahun. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah jumlah pelanggan yang melakukan pembelian produk dalam suatu periode.

Hasil perbandingan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1). jumlah pelanggan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selama tahun 2007 adalah sebanyak 60 pelanggan,

2). jumlah pelanggan PT. Perkebuna Nusantara III (Persero) Medan selama tahun 2008 adalah sebanyak 65 pelanggan.

Dari hasil perbandingan di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah pelanggan pada tahun 2008 sebanyak 5 pelanggan.

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

b. Rata-rata laba per pelanggan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata pendapatan yang diperoleh perusahan dalam melayani seorang pelanggan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:

1). laba bersih PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dalam suatu periode,

2). jumlah seluruh pelanggan yang melakukan pembelian produk dalam suatu periode.

Perhitungannya adalah sebagai berikut: Rata-rata laba per pelanggan = Laba bersih

Jumlah pelanggan

Tabel 4.6: Hasil pengukuran rata-rata laba per pelanggan

Keterangan 2007 2008 Kenaikan/Penurunan Laba bersih (Rp) 701.947.809.776 844.718.320.853 142.770.511.077 Jumlah pelanggan (orang) 60 65 5 Rata-rata laba per pelanggan (Rp) 11.699.130.162,933 12.995.666.474,661 1.296.536.311,728

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan rata-rata laba pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.296.536.311,728 per pelanggan.

c. Beban operasi per pelanggan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata beban operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melayani seorang pelanggan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah:

1). beban operasi, yang terdiri dari beban penjualan serta beban umum dan administrasi yang terjadi dalam suatu periode,

2). jumlah seluruh pelanggan yang melakukan pembelian produk dalam suatu periode.

Perhitungannya adalah sebagai berikut: Beban operasi per pelanggan = Beban operasi

Jumlah pelanggan

Tabel 4.7: Hasil pengukuran beban operasi per pelanggan

Keterangan 2007 2008 Kenaikan / Penurunan

Beban operasi (Rp) 713.539.556.511 960.098.653.394 246.559.096.883 Jumlah pelanggan 60 65 5

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

(orang)

Beban operasi per pelanggan (Rp)

11.892.325.941,85 14.770.748.513,754 2.878.422.571,904

Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan beban operasi pada tahun 2008 sebesar Rp. 2.878.422.571,904 per pelanggan.

2.4 Pengukuran kinerja pada perspektif keuangan

Perspektif keuangan merupakan hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan selama periode yang dituangkan dalam laporan keuangan. Kinerja perspektif sebelumnya telah menunjukan peningkatan kinerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. selama tahun 2008. Oleh karena itu, kinerja keuangan seharusnya mencerminkan peningkatan kinerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan selama tahun 2008.

Ditinjau dari siklus hidupnya, saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan merupakan perusahaan agribisnis yang berada dalam tahap bertahan (sustain). Hal ini ditandai dengan telah lamanya perusahaan bermain pada jenis produk kelapa sawit dan karet sehingga pangsa pasar yang dimiliki perusaahaan telah teridentifikasi. Perusahaan juga memiliki penjualan produk

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2010.

yang relatif konstan antara tahun 2007 dan 2008, yaitu sebesar Rp. 3.969.108.669.859 dan Rp. 4.680.622.592.076.

Berdasarkan siklus hidupnya maka ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja pada perspektif keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah pertumbuhan pendapatan, Return On Investment (ROI) dan net profit margin.

a. Pertumbuhan pendapatan

Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan dari penjualan bersih yang diperioleh dari tahun ke tahun. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah jumlah seluruh penjualan bersih perusahaan dalam suatu periode.

Tabel 4.8: Hasil pengukuran pertumbuhan pendapatan

Keterangan 2007 2008 Kenaikan/Penurunan

Penjulan bersih (Rp)

3.969.108.669.859 4.680.622.592.076 711.513.922.217

Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa telah terjadi pertumbuhan pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp. 711.513.922.217.

Dokumen terkait