Penilaian konsumen menjadi perhatian penting bagi pihak Kebun Raya Bogor sebagai bahan evaluasi kegiatan pemasaran yang telah dilakukan. Untuk itu, sebanyak 35 responden telah dipilih dengan metode convinience sampling dan pengisian dilakukan saat responden sedang membeli produk di outlet. Berdasarkan hasil pengisian, diperoleh beberapa informasi tentang karakteristik responden seperti asal daerah, jenis kelamin, usia, status, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan frekuensi kunjungan.
Tabel 5 Karakteristik responden anggrek spesies Griya Anggrek Karakteristik
Responden
Kriteria Jumlah Presentase (%)
Total (%)
Asal daerah Bogor 8 22.86 100
Luar Bogor 27 77.14
Jenis kelamin Perempuan 22 62.86 100
Laki-laki 13 37.14
Usia ≤30 tahun 12 34.29 100
31-40 tahun 6 17.14
>40 tahun 17 48.57
Status Belum menikah 15 42.86 100
Menikah 20 57.14 Pendidikan terakhir SMA/sederajat 7 20.00 100 Diploma 3 8.57 Sarjana 10 28.57 Pascasarjana 15 42.86 Pekerjaan Mahasiswa 2 5.71 100 Pegawai swasta 15 42.86 PNS 4 11.43 Wiraswasta 1 2.86 Lainnya 13 37.14 Pendapatan per bulan < Rp 1 000 000 4 11.43 100 Rp 1 000 000 – Rp 2 499 999 3 8.57 Rp 2 500 000 – Rp 4 999 999 5 14.29 > Rp 5 000 000 23 65.71 Frekuensi kunjungan < 2 kali 20 57.14 100 2-4 kali 8 22.86 > 4 kali 7 20.00
Pada Tabel 5 dapat dilihat keseluruhan karakteristik responden beserta presentasenya. Lebih dari 50 persen responden berasal dari luar kota Bogor dan hanya 22.86 persen responden berasal dari Bogor. Hal ini dikarenakan pada umumnya responden datang dari daerah yang jauh dengan tujuan untuk berekreasi di Kebun Raya Bogor dan mendatangi beberapa tempat salah satunya Griya Anggrek. Sedangkan responden yang berasal dari Bogor bertujuan langsung untuk membeli anggrek di outlet. Griya Anggrek selalu menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan karena keindahan tempatnya. Responden dari luar Bogor terbagi menjadi wisatawan domestik dan asing. Sebanyak 14 responden tergolong dalam wisatawan asing yang berasal dari negara-negara di Eropa sedangkan 13 responden domestik berasal dari daerah Medan, Riau, Jakarta hingga Sulawesi.
Van Uffelen dan De Groot (2005) menjelaskan tentang pola konsumsi produk florikultura negara di Eropa. Orang Eropa banyak mengonsumsi produk florikultura baik untuk kebutuhan pribadi maupun hadiah. Di Eropa banyak keluarga yang terdiri dari satu hingga dua individu dengan pendapatan yang tinggi. Hal ini membuat semakin banyak rumah yang membutuhkan dekorasi dengan tanaman hias. Selain itu terdapat tren „cocooning‟ di mana orang Eropa cendrung untuk menghabiskan waktu lebih banyak di rumah untuk mendapatkan ketenangan dan rasa aman. Untuk itu, mereka mulai membuat rumah menjadi lebih nyaman dengan menggunakan tanaman hias sebagai dekorasi. Tren lain yang berkembang adalah konsep kembali ke alam dengan menggunakan produk alami. Kondisi-kondisi tersebut telah membuat konsumsi untuk produk florikultura terus menerus berkembang di negara Eropa.
Jika dilihat dari jenis kelamin, pembeli didominasi oleh kalangan perempuan sebesar 62.86 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki ketertarikan lebih terhadap keindahan (dalam hal ini anggrek). Dari informasi umur didapatkan data bahwa banyak pembeli yang berumur lebih dari 40 tahun dan status pernikahan didominasi oleh kategori sudah menikah. Kondisi umur menunjukkan bahwa rata-rata pembeli lebih banyak memiliki waktu luang untuk merawat anggrek pada usia 40 tahun ke atas. Tingkat pendidikan didominasi oleh lulusan sarjana dan pascasarjana. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli sebagian besar adalah orang yang memiliki pengetahuan tinggi. Dilihat dari jenis pekerjaan, terdapat beragam jenis mulai dari mahasiswa, PNS, ibu rumah tangga, dan paling banyak adalah pegawai swasta. Dalam distribusi pendapatan, banyak pembeli yang tergolong dalam pendapatan lebih dari Rp 5 000 000.
Tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi semakin mendorong timbulnya kebutuhan akan kesegaran dan keindahan. Kebutuhan ini dapat dipenuhi melalui pemanfaatan nilai estetika dari anggrek itu sendiri. Hal ini sesuai dengan teori kebutuhan yang diungkapkan oleh Maslow di mana kebutuhan akan keindahan (aesthetic needs) akan muncul ketika lima kebutuhan sebelumnya telah tercapai. Lima kebutuhan tersebut yakni physiological, safety, love and belonging, esteem, cognitive (need to know and understand) needs. Van Uffelen dan De Groot (2005) menjelaskan pola yang sama ketika pendapatan suatu individu meningkat, maka mereka akan mulai membeli tanaman hias untuk kebutuhan pribadi atau pun sebagai hadiah. Data kunjungan menunjukkan bahwa frekuensi terbesar terdapat pada kunjungan kurang dari dua kali. Kondisi ini menunjukkan
bahwa sebagian besar pembeli adalah pembeli yang baru pertama kali membeli anggrek di Griya Anggrek. Umumnya, pembeli baru ini berasal dari luar kota Bogor. Sedangkan kunjungan lebih dari dua kali banyak dilakukan oleh pembeli yang berasal dari Bogor dan Jakarta dengan intensitas pembelian yang tidak menentu. Tetapi ada pula beberapa orang wisatawan asing dan domestik (luar Bogor) yang melakukan kunjungan dan pembelian berulang di Griya Anggrek karena jenis anggrek yang beragam dan kualitas produk yang memuaskan.
Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Produk Tabel 6 Penilaian konsumen terhadap bauran produk Penilaian Bauran Kriteria Jumlah Presentase
(%)
Total (%)
Kualitas anggrek Sangat terjamin 5 14.29 100
Terjamin 30 85.71
Tidak terjamin 0 0.00
Sangat tidak terjamin 0 0.00 Jenis anggrek yang
dicari
Selalu tersedia 2 5.71 100
Tersedia 21 60.00
Tidak tersedia 12 34.29
Selalu tidak tersedia 0 0.00
Kemasan produk Sangat menarik 6 17.14 100
Menarik 22 62.86
Tidak menarik 7 20.00
Sangat tidak menarik 0 0.00
Penilaian terhadap bauran produk merupakan hal yang penting dilakukan untuk melihat sejauh mana kebutuhan dan keinginan pembeli dapat dipenuhi oleh Kebun Raya Bogor. Beberapa penilaian yang dilakukan adalah kualitas, variasi, dan kemasan (Tabel 6). Pertama terkait dengan kualitas, sebanyak 85.71 persen pembeli menyatakan bahwa anggrek yang dijual memiliki kualitas terjamin baik untuk produk botol maupun pot. Penilaian terhadap kualitas untuk produk botolan dilihat dari ada tidaknya daun mati, kontaminasi, dan kondisi akar. Sejauh ini pembeli menilai bahwa kualitas produk yang dijual sudah terjamin dan tidak menemukan kerusakan yang terjadi pada produk. Sama halnya dengan produk botolan, anggrek pot atau pakis dapat dinilai melalui kondisi batang, daun, dan akar. Pembeli yang menilai kualitas produk sangat terjamin adalah pembeli yang telah melakukan pembelian berulang dan menjadi pelanggan Griya Anggrek.
Penilaian lain yang dilakukan adalah tentang ketersediaan anggrek yang dicari. Sebanyak 60 persen pembeli menilai bahwa jenis anggrek yang dicari selalu tersedia. Sedangkan sebanyak 34.29 persen pembeli menilai tidak selalu tersedia. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penurunan stok beberapa anggrek dari tahun-tahun sebelumnya. Ketersediaan biji dan masa tunggu yang lama membuat beberapa anggrek khususnya dalam botol belum siap dijual. Contohnya adalah
anggrek hitam (Coelogyne pandurata) yang selalu menjadi pilihan dari tahun ke tahun tetapi belum siap dijual. Penilaian berikutnya adalah tentang kemasan anggrek yang dijual. Sebanyak 62.86 persen pembeli menilai kemasan produk menarik dan 17.14 persen kemasan menilai sangat menarik. Sedangkan sebanyak 20 persen pembeli menyatakan kemasan tidak menarik. Hal ini dikarenakan beberapa botol tidak memiliki label gambar sehingga membuat kemasan menjadi kurang menarik khususnya bagi pembeli awam. Selain itu, beberapa pembeli asing menilai bahwa lebih banyak botol dengan informasi dalam Bahasa Indonesia sehingga sulit untuk memahami instruksi yang tertera pada botol.
Tabel 7 Alasan pembelian anggrek spesies
Keterangan Kriteria Jumlah Presentase
(%) Total (%) Alasan pembelian anggrek spesies Hobi 17 48.57 100 Kemasan gambar yang menarik 10 28.57 Ketersediaan jenis 6 17.14 Lainnya 2 5.71
Jika dilihat pada Tabel 7, alasan pembelian cukup beragam mulai dari hobi hingga ketertarikan dari nama populer anggrek tertentu. Disamping karena hobi, faktor label dan ketersediaan variasi anggrek menjadi hal penting yang mendasari pembelian. Sebanyak 28.57 persen mendasari pembelian atas dasar label (gambar) yang menarik. Alasan ini banyak dipilih oleh pembeli pemula yang bertujuan untuk mencoba pertama kali atau akan diberikan sebagai suvenir.
Tabel 8 Tujuan pembelian anggrek spesies
Keterangan Kriteria Jumlah Presentase
(%) Total (%) Tujuan pembelian anggrek spesies Melengkapi koleksi 19 54.29 100 Penelitian 2 5.71 Dijual kembali 1 2.86 Lainnya 13 37.14
Sebanyak 37.14 persen menyatakan tujuan pembelian adalah untuk suvenir dan mencoba pertama kali (Tabel 8). Hal berikutnya yang mendasari pembelian adalah faktor ketersediaan jenis dengan presentase 17.14 persen. Pembeli dengan alasan ini umumnya bertujuan untuk penelitian atau merupakan kolektor anggrek spesies langka. Data mengenai alasan dan tujuan pembelian dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Harga Tabel 9 Penilaian konsumen terhadap bauran harga Penilaian Bauran Kriteria Jumlah Presentase
(%)
Total (%)
Harga anggrek Sangat terjangkau 6 17.14 100
Terjangkau 26 74.29
Tidak terjangkau 3 8.57
Sangat tidak terjangkau 0 0.00
Penilaian terhadap bauran harga adalah keterjangkauan harga anggrek spesies yang dijual. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan hasil pengisian, sebanyak 74.29 persen pembeli menilai harga anggrek terjangkau dan 17.14 persen menilai harga sangat terjangkau. Pembeli dengan pendapatan yang tinggi cenderung untuk tidak terlalu mempermasalahkan harga anggrek spesies karena harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang dimiliki oleh produk. Terutama pada pembeli asing yang lebih memperhatikan kualitas dan keindahan dibandingkan harga. Selain itu jika dilihat dari alasan pembelian, sebanyak 48.57 persen adalah hobies yang umumnya lebih mementingkan koleksi daripada harga. Beberapa pembeli lain yang menyatakan setuju dan sangat setuju telah memiliki pengetahuan bahwa anggrek yang dibeli adalah anggrek alam yang semakin sulit ditemukan sehingga mereka merasa bahwa harga tersebut sudah rasional. Sedangkan pembeli yang menilai bahwa harga tidak terjangkau sebanyak 8.57 persen. Pembeli ini cenderung membandingkan harga dengan nursery lain dan merasa bahwa dengan harga yang sama mereka mampu mendapatkan jumlah bibit yang lebih banyak untuk anggrek dalam botol. Beberapa pembeli menyarankan agar Griya Anggrek mengadakan promo berupa diskon atau potongan harga untuk pembelian anggrek pot maupun pakis dalam jumlah banyak atau khusus bagi pelanggan.
Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Promosi Tabel 10 Penilaian konsumen terhadap bauran promosi Penilaian Bauran Kriteria Jumlah Presentase
(%)
Total (%) Media atau kegiatan
promosi yang dijumpai
Sangat mudah 0 0.00 100
Mudah 10 28.57
Tidak mudah 25 71.43
Sangat tidak mudah 0 0.00
Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran lain yang mendapat penilaian dari pembeli. Hal yang dinilai adalah kemudahan untuk menjumpai media atau kegiatan promosi yang memasarkan anggrek spesies di Griya
Anggrek. Sebanyak 28.57 persen menyatakan mudah menjumpai media atau kegiatan yang mempromosikan anggrek spesies di Griya Anggrek. Promosi yang umumnya dijumpai pembeli adalah pameran. Selain itu, terdapat pula pembeli yang menemukan kegiatan promosi lain melalui kunjungan yang pernah dilakukan pihak Griya Anggrek ke luar contohnya saat acara yang diadakan oleh PWAT (Persatuan Wanita Aneka Tambang) di Jakarta dan Bogor.
Sementara itu sebanyak 71.43 persen menilai promosi tidak mudah untuk dijumpai. Banyak pembeli yang berpendapat bahwa promosi belum terlalu gencar dilakukan oleh Kebun Raya Bogor. Pembeli menyayangkan kondisi ini karena Griya Anggrek beserta koleksinya patut untuk dipromosikan. Bahkan sebanyak 97 persen pembeli berkeinginan untuk kembali lagi ke Griya Anggrek dan akan merekomendasikan Griya Anggrek sebagai tempat yang menjual dan mendisplai berbagai koleksi anggrek alam Indonesia.
Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Distribusi Tabel 11 Penilaian konsumen terhadap bauran distribusi
Atribut Kriteria Jumlah Presentase
(%)
Total (%)
Lokasi outlet Sangat strategis 2 5.71 100
Strategis 23 65.71
Tidak strategis 10 28.57
Sangat tidak strategis 0 0.00 Informasi outlet yang
dijumpai
Sangat mudah 0 0.00 100
Mudah 28 80.00
Tidak mudah 7 20.00
Sangat tidak mudah 0 0.00
Penilaian terhadap bauran distribusi meliputi lokasi outlet dan informasi (cara menjangkau) outlet. Dari pernilaian pertama terhadap lokasi outlet diperoleh hasil sebanyak 5.71 persen pembeli menyatakan lokasi sangat strategis dan 65.71 persen menyatakan strategis. Sementara itu sebanyak 28.57 persen pembeli menilai lokasi outlet tidak strategis. Pembeli yang menyatakan tidak setuju menilai bahwa lokasi terlalu jauh dari pintu utama. Banyak pembeli yang memberi saran seharusnya pintu 3 yang berada dekat dengan Griya Anggrek dibuka kembali sebagai akses masuk untuk umum. Selain itu, tidak adanya kendaraan wisata menuju Griya Anggrek membuat pembeli hanya memiliki pilihan untuk berjalan kaki atau membawa kendaraan pribadi (mobil). Adapun kendaraan wisata yang disewakan oleh Kebun Raya Bogor tidak dapat menurunkan pengunjung di tempat yang diinginkan.
Lokasi Griya Anggrek sangat didukung oleh adanya informasi mengenai cara menjangkau ke outlet. Untuk itu penilaian terhadap ketersediaan informasi ini perlu dilakukan. Sebanyak 80 persen pembeli menilai bahwa informasi outlet mudah untuk ditemukan, sedangkan 20 persen sisanya menilai tidak mudah untuk
menemukannya. Penyebabnya adalah papan petunjuk (signage) yang masih belum jelas di beberapa tempat. Meskipun signage telah diarahkan dari pintu utama, namun di beberapa persimpangan signage tersebut menjadi tidak jelas. Beberapa pembeli menyarankan agar signage dibuat menjadi lebih jelas baik di sepanjang jalan serta di halaman depan Griya Anggrek. Hal ini karena banyak pembeli yang tidak menyadari keberadaan gedung Griya Anggrek yang tertutup oleh tanaman yang rimbun.
Tabel 12 Sumber informasi Griya Anggrek
Keterangan Sumber Jumlah Presentase
(%)
Total (%) Sumber informasi
lokasi Griya Anggrek
Kerabat/teman 11 31.43 100
Papan petunjuk 17 48.57
Internet 1 2.86
Lainnya 6 17.14
Jika dilihat dari sumber informasi, banyak pembeli yang mengandalkan papan petunjuk untuk menjangkau outlet. Sebanyak 48.57 persen pembeli mendapatkan informasi outlet dari papan petunjuk, 31.43 persen dari kerabat atau teman, 2.86 persen dari internet, dan 17.14 persen dari peta wisata serta pemandu wisata. Pembeli yang mengetahui dari kerabat atau teman dan internet sudah merencanakan sebelumnya untuk mengunjungi Griya Anggrek. Kemudian peta dan pemandu wisata umumnya digunakan oleh wisatawan asing yang berkunjung ke Griya Anggrek. Banyak dari pemandu wisata yang merekomendasikan Griya Anggrek sebagai tempat yang bagus untuk dikunjungi.
Evaluasi Penilaian Keseluruhan Bauran Pemasaran
Setelah penilaian dilakukan terhadap masing-masing bauran pemasaran, maka selanjutnya masing-masing penilaian akan dikombinasikan untuk melihat tingkat pengaruh bauran. Tingkat pengaruh yang besar dinilai dari jumlah responden yang menyatakan setuju terhadap bauran di atas 50 persen. Jumlah ini dinilai sudah dapat menunjukkan mayoritas penilaian sehingga dapat dilihat bauran mana yang telah berpengaruh terhadap pembelian. Tabel 13 menunjukkan keseluruhan hasil yang diperoleh dari masing-masing bauran pemasaran.
Pada bauran produk, tingkat pengaruh dilihat dari presentase jumlah responden yang menyatakan bahwa kualitas terjamin, kemasan menarik, dan jenis tersedia. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa produk telah disukai oleh pembeli dengan presentase sebesar 51.43 persen. Begitu pula dengan harga yang terjangkau dengan presentase 91.43 persen. Namun untuk promosi masih tergolong sulit dijumpai dan belum berpengaruh besar terhadap pembelian. Hal ini dilihat dari presentase kemudahan menjumpai promosi yang berada di bawah 50 persen, yakni 28.57 persen. Distribusi atau tempat dinilai sudah strategis dengan presentase 62.86 persen. Jika dilihat dari keseluruhan bauran
pemasaran, maka bauran promosi dinilai belum berpengaruh terhadap pemasaran anggrek spesies di Kebun Raya Bogor.
Tabel 13 Hasil evaluasi bauran pemasaran
Bauran Keterangan Kriteria Jumlah Presentase
(%) Produk Kualitas terjamin dan
kemasan menarik
K1 ∩ K2 28 80.00
Kualitas terjamin dan jenis tersedia
K1 ∩ J1 23 65.71
Kemasan menarik dan jenis tersedia
K2 ∩ J1 18 51.43
Kualitas terjamin, kemasan menarik, dan jenis tersedia
K1 ∩ K2 ∩ J1 18 51.43
Harga Harga terjangkau H1 32 91.43
Promosi Promosi mudah dijumpai P1 10 28.57
Distribusi Lokasi strategis dan informasi mudah dijumpai
L1 ∩ I1 22 62.86