• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS: URGENSI VIRGINITAS BAGI KAUM PRIA DALAM MEMILIH CALON ISTRI

E. Analisis Penulis

Setelah penulis selesai melakukan penelitian di daerah Tegal Rotan kelurahan Sawah Baru Tangerang Selatan dengan menyebarkan angket mengenai tema dalam skripsi ini kepada 150 responden yang terpilih dan melakukan wawancara dengan beberapa staff kelurahan Sawah Baru, sebagaimana hasil dari jawaban angket responden telah penulis uraikan dalam sub judul sebelumnya.

Dari 150 responden yang mengisi angket semuanya merupakan masyarakat asli Tegal Rotan kelurahan Sawah Baru. Semua responden terdiri dari beragam usia mulai dari usia 15 tahun sampai di atas 65 tahun, pendidikan mereka pun bervariatif tapi lebih banyak hanya lulusan SMA atau sederajat. Dalam bidang ekonomi mayoritas responden tergolong pada masyarakat kelas menengah ke bawah dengan pendapatan per bulan di bawah Rp 1.000.000,00 dan umumnya responden hanya berprofesi sebagai wiraswasta atau pedagang yang mengandalkan pendapatan mereka hanya dari warung- warung kecil yang mereka sewa.

Istilah virginitas sudah tidak asing lagi bagi mayoritas responden, semua kalangan di daerah Tegal Rotan menyatakan hal yang sama, bahwasannya mereka hanya sebatas paham mengenai makna keperawanan, hal ini disebabkan salah satunya oleh faktor usia responden yang berkisar antara umur 15- 41 tahun, wacana mengenai virginitas mereka ketahui

     

   

selayang pandang saja dan juga pemahaman mereka tentang viriginitas bisa dilihat dari pendidikan responden yang mayoritas adalah lulusan SMA atau sederajat yang pengetahuan mengenai virginitas sedikit banyak sudah mereka dapatkan ketika mereka mengenyam bangku sekolah. Pengetahuan mengenai virginitas yang dilihat dari profesi dan hasil pendapatan responden per bulan didominasi oleh kalangan responden yang bekerja sebagai wiraswasta, hal ini dikarenakan karena kondisi pekerjaan mereka yang banyak menyita waktu, sehingga mereka tidak pernah mencari tahu lebih dalam tentang viriginitas, bagi mereka pengertiaan virginitas hanyalah sekedar paham saja. Begitu pula, jika dilihat dari status mereka yang mayoritas adalah belum menikah, dari data lapangan yang penulis peroleh, bahwa mereka menyatakan hal yang sama dengan kalangan masyarakat di atas. Sama halnya jika dilihat dari agama yang mayoritas responden adalah beragama Islam serta dari penerapan ibadah mereka, bahwasannya mereka pun hanyalah sekedar paham tentang virginitas dan dari agama yang lain pun (Budha, Kristen dan Katholik) tidak jauh berbeda dengan pernyataan yang diatas.

Akan tetapi dari kalangan masyarakat pun ada sebagian kecil yang sudah sering mereka dengar, hal ini disebabkan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah bertambah luas, sehingga membuka peluang mudahnya

kehidupan manusia, kultur kehidupan di masa sekarang juga telah diliputi

suasana keterbukaan informasi mengenai seksualitas, sehingga mereka dapat sangat memahami mengenai virginitas.

     

   

Namun ada sebagian responden yang tidak memahami dengan benar mengenai makna dari virginitas bagi seorang perempuan, salah satunya adalah mereka masih menganggap bahwa virginitas semata-mata adalah diukur dari sobek atau tidaknya selaput darah atau keluar darah atau tidaknya seorang perempuan pada saat hubungan suami istri yang pertama, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang dicari oleh responden dan minimnya pengetahuan responden, dikarenakan ada sebagian responden tidak pernah mengeyam bangku sekolah sama sekali.

Dari hasil wawancara penulis dengan staff kelurahan Sawah Baru, serta penulis melakukan beberapa kali observasi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa memang benar adanya daerah Tegal Rotan merupakan daerah yang biasa dijadikan tempat pelacuran. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya orang- orang yang berkeliaran di tengah malam, yang biasa orang katakan dengan sebutan “mangkal”.

Begitu pula mengenai urgensi virginitas, ternyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang sudah terbiasa hidup dengan seks bebas, yang menempatkan kesenangan sebagai nilai tertinggi, sehingga kalangan banyak orang sudah mengenal daerah tersebut sebagai tempat pelacuran, hampir semua kalangan dari responden menyatakan bahwa keperawanan adalah hal penting yang mesti di junjung tinggi keberadaanya, hal ini terbukti dari data lapangan yang penulis peroleh yang dilihat dari semua faktor, baik faktor usia yang berkisar dari usia 15-65 tahun, anggapan mereka hampir serentak,

     

   

bahwasanya keperawanan merupakan hal penting bagi seorang perempuan, sama halnya dari faktor pendidikan mereka, yang merupakan masyarakat yang terdidik, akan tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi serta derasnya arus informasi memungkinkan dampak globalisasi yang membuka peluang gencarnya ekspose seks di media masa, sehingga remaja modern kian permisif terhadap seks seperti yang terjadi di daerah Tegal Rotan tetap saja keperawanan merupakan hal penting.

Begitu pula bagi mereka yang belum menikah, dan bagi mereka yang dilihat dari pekerjaan serta penghasilan per bulan, dengan bertambah luasnya lapangan penghidupan, bertambah meningkat pula penghasilan masyarakat, sehingga semakin bertambah banyak pula anggota masyarakat yang mampu memenuhi alat- alat kebutuhan hidupnya yang layak dalam kehidupan modern, media transportasi, media komunikasi dan media informasi, anggapan mereka keperawanan adalah hal penting. Sama halnya jika dipandang dari agama yang mayoritas responden adalah beragama Islam serta dari penerapan ibadah mereka, serta dari agama yang lain pun (Budha, Kristen dan Katholik) tidak jauh berbeda dengan pernyataan yang menyatakan keperawanan adalah pemberian Tuhan yang hanya boleh dilepaskan oleh

suami, seorang wanita dianggap menjatuhkan kehormatan keluarga kalau ia

berhubungan seks diluar nikah, sehingga mereka pun beranggaan bahwa keperawanan merupakan hal yang sangat penting.

     

   

       

 

Namun dari mayoritas responden, ada sebagian kecil yang menyatakan bahwa keperawanan bukan hal yang penting, hal ini disebabkan melihat responden rendah dalam pendidikan serta rendah dalam kualitasnya keimanannya serta status mereka yang sudah duda. Maka, tak heran jika memang keperawanan tidak begitu penting bagi mereka.

beberapa kesimpulan, diantaranya yaitu:

1. Menurut medis, bahwasannya keperawanan seorang perempuan bisa di lihat berdasarkan selaput dara (hymen). Dalam bahasa medis, selaput dara (hymen) merupakan membran tipis yang sebenarnya secara biologis tidak berfungsi namun mempunyai beban kultural dan psikologis yang sangat berat bagi wanita. Utuh tidaknya selaput ini akan menentukan langgeng tidaknya ikatan perkawinan bagi sebagian orang. Ditambah lagi pemahaman banyak orang mengenai selaput dara yang cenderung berbau mitos daripada faktanya. Sebab-sebab hilangnya keperawanan jika diukur dari sobeknya atau tidaknya selaput dara disebabkan oleh 3 hal: Pertama: hilang karena sesuatu yang tidak dikategorikan maksiat seperti, perkosaan, naik sepeda, kedua: hilang dikarenakan maksiat (berzina), ketiga: hilang dikarenakan pernikahan.

2. Sedangkan menurut Agama Islam, bahwasannya Islam sangat menganjurkan agar para wanita menjaga kehormatan mereka serta menjunjung tinggi bagi perempuan yang bisa menjaga kehormatannya hingga ia menikah nanti, dan agama sangat memandang rendah pada perempuan yang sudah tidak perawan, dalam arti yang hilang akibat hubungan seks dilluar pernikahan,

tetapi walaupun begitu, Allah masih membuka jalan bagi mereka yang benar- benar ingin bertaubat dan berniat untuk tidak mengulanginya kembali.

3. Pada umumnya masyarakat Tegal Rotan Kelurahan Sawah Baru Tangerang Selatan hanya mengetahui tentang makna virginitas (keperawanan), dan mayoritas dari mereka belum memahami betul hakikat dari keperawanan itu sendiri. Salah satunya adalah sebagian besar berpendapat bahwa keperawanan seorang wanita hanya di ukur dari robek atau tidaknya selaput dara, atau jika perempuan yang tidak keluar darah pada malam petamanya, maka mereka serentak mengecap perempuan tersebut sudah tidak perawan. Sebenarnya argumen tersebut salah total, karena tidak hanya selaput dara yang bisa mengukur kadar keperawanan seorang perempuan dan tidak selamanya perempuan yang tidak mengeluarkan darah pada malam pertama dapat dikatakan sudah tidak perawan.

4. Masyarakat Tegal Rotan memahami akan penting virgnitas, terlebih bagi mereka yang belum menikah, mayoritas mereka menganggap penting dengan keperawanan tersebut termasuk dalam memilih calon istri, walaupun ada sebagian dari mereka yang berpendapat tidak penting, tapi pada hakikatnya mereka menyadari bahwa keperawanan merupakan mahkota bagi seorang perempuan. menyadari betul bahwa pada zaman yang serba permisif seperti

sekarang ini, sangat sulit mencari perempuan yang masih perawan, baik secara biologis maupun moral. Karena keperawanan bagi seorang pria memang teramat penting, karena wanita yang tidak perawan lagi biasanya dinilai sebelumnya ada yang “mendahului” dan hal ini akan menjadi obsesi berkepanjangan serta akan menjadi pondasi keretakan rumah tangga.

B. Saran- saran

Dalam menyikapi permasalahan yang berkaitan, tanpa bermaksud untuk menggurui, penulis mempunyai beberapa pandangan atau saran- saran yang bertujuan membantu pihak- pihak yang bersangkutan. Beberapa saran dalam penulisan ini, seperti berikut:

1. Peran pengawasan dan bimbingan orang tua lebih ditingkatkan, terutama masalah pergaulan bebas remaja seperti free sex saat ini yang merupakan faktor penyebab hilangnya kehormatan wanita. Dampak dari pergaulan bebas ini akan merusak generasi muda sekarang dan yang akan datang.

2. Kepada seluruh elemen masyarakat Tegal Rotan agar berperan untuk mempersempit peluang- peluang terjadinya perzinahan, dengan terus melakukan razia dilokasi biasa terjadinya penjajakan seks tersebut, sehingga Tegal Rotan tidak selalu dipandang sebelah mata sebagai tempat yang beridentitas negatif.

3. Penulis menghimbau kepada muda- mudi agar berhati- hati dalam pergaulan terhadap lawan jenis karena dorongan nafsu, khususnya

bagi kaum wanita agar tidak mudah tergoda dengan rayuan para lelaki yang menuntut hubungan seks sebagai bukti cinta, sehingga berujung hilangnya keperawanan wanita tersebut, karena perawan sebuah kata yang berkonotasi positif dan secara umum berarti suci, sehingga seorang wanita yang bisa menjaga keperawanan acapkali disebut sebagai wanita yang bisa menjaga kesuciannya. Karena itu tidaklah heran jika seorang pria menginginkan calon istrinya adalah wanita yang masih perawan. Hal itu terbukti, kendati zaman semakin maju dan pergaulan serta pengetahuan semakin luas, tapi para pria khususnya di Indonesia, masih tetap mengagungkan keperawanan untuk calon istrinya. Ironisnya, sekalipun si pria itu belum tentu perjaka tulen, tapi ia tetap menginginkan calon istrinya perawan.

Arkola, 2001.

Abdillah Muhammad, Abu Ibn Ismail Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Al-Maktabah al- Sahriyyah, 1997.

Abdul Aziz, Syaikh bin Abdurrahman Al-Musnad Khalid bin Ali Al-Anbari, Perkawinan dan Masalahnya, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993.

Abdullah, Haidar, Kebebasan Seksual dalam Islam, Jakarta: Pustaka Zahra, 2003.

Abdul Malik, Muhammad, Perilaku Zina Pandangan Hukum Islam dan KUHP, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2003.

Abu Syuqqah, Abdul Halim, Kebebasan Wanita, Jakarta: Gema Insani, 1998. Adil Fahmi, Syaikh, Rahasia Wanita, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar,2005.

Agil Husin Al-Munawwar, Said dan Shihab, M. Quraish dkk, Agenda Generasi Intelektual,Jakarta: Penamadani, 2003.

Ali Turkamani, Husain, Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1998.

Al- Ghifari, Abu, Kesucian Wanita, Bandung: Mujahid, 2002.

Al-Husaini Al-Hanafi al-Damsyiqi, Ibnu Hamzah, Asbabul Wurud Latar Belakang Historis Timbulnya Hadist-hadist Rasul, Penerjemah: Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Asmawi, Nikah dalam Perbincangan dan Perbedaan, Yogyakarta: Darussalam, 2004. Asmu’i, Oral Sex dalam Pandangan Islam dan Medis, Jakarta: Abla Publisher, 2004. Badriyah Fayumi, Abdul Muqsit Ghozali, Tubuh, Seksualitas, dan Kedaulatan

Perempuan, Jakarta: Rahima, 2002.

Bagus, Gde Manuaba Ida, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Arcan, 1999.

Baswardono, Dono, Perawan Tiga Detik, Yogyakarta: Galang Press, 2005.

Batara Munti, Ratna, Demokrasi Keintiman Seksualitas di Era Globalisasi, Yogyakarta: 2005.

Biran Affandi,Abdurrahman Wahid, dkk, Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Gender, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Darajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003.

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Al- Qur’an, 1993.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Dianawati,Ajen, Pendidikan Seks untuk Remaja, Jakarta: PT. Kawan Pustaka, 2003. Dian Nugraha, Boyke, Problema Seks dan Cinta Remaja, Jakarta: Bumi Aksara,

2005.

Furchan, Arief, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional, 1992.

Haikal, Abduttawab, Rahasia Perkawinan Rasulullah Saw, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993.

Hawari, Dadang, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa,1996.

http//: showthread.php.htm.com. Diakses pada tanggal 23-07-2008

http//: Keperawanan atau Virginitas. Com. Di akses pada tanggal 30-06- 2010.

Indra, Hasbi dan Ahza, Iskandar dkk, Potret Wanita Sholehah, Jakarta: Penamadani, 2004.

Ismail Kinani, Abdurrahman, Zawaidul Ibnu Majah ‘ala kutub al Khamsah, Beirut: Dar Kutub al- ihwal, 1993.

Jamaluddin Mahfudzh, Muhammad, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Jakata: Pustaka Al- Kautsar, 2007.

Jamil,Fathurrahman, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos. Wacana Ilmu, 1999. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, Jakarta: Gramedia,

1996

Killingstone,Patrick dan Cornellis,Margareth, Sex and Love Guide to Teenagers 101 % untuk Remaja, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2008.

Kriminologi UI, Lembaga dengan Metro Jaya, Kodak, Lokakarya Tata Laksana Visum et Repertum di DKI Jakarta, Jakarta: LKUI, 1980.

Kristi Purwandari, Adrina, dkk, Hak- hak Reproduki Perempuan yang Terpasung, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998.

Madan,Yusuf, Sex education 4 Teens, Jakarta: PT Mizan Publika, 2004.

Masfufah,Ulfah, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin, Fatayat Nahdatul Ulama, 2006.

Mubarok al- barik, Haya Binti, Ensiklopedi Wanita Muslimah, Jakarta: Darul Falah,1999

Muhammad, Abdul- Rahman Ibn ‘Audh al- Jaziry, al- Fiqh ‘ala al- Mazahib al- ‘ar Ba’ah, Kairo: Dar Ibn al- Haitsimy.

Muthahhari, Murtada, Etika Seksual dalam Islam, Jakarta: Lentera,1982.

Mustafa,Ibnu, Wanita Islam Menjelang Tahun 2000, Bandung: Al- Bayan, 1995. Nadesul,Handrawan, Cara Sehat Menjadi Perempuan, Jakarta: Kompas, 2008.

Nadesul, Handrawan, Seputar seks, Menjawab 140 mitos, Yogyakarta: Gradien Books, 2007.

Nazar Bakri, Sidi, Kunci Keutuhan Rumah Tangga, Keluarga yang Sakinah, Jakarta: CV, Pedoman Ilmu Jaya, 1993.

Newman, Dorlan, W. A. Kamus Kedokteran Dorland, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG, 2005.

Niemann, Sandy, Bila Perempuan Tidak Ada Dokter, Jakarta: Insist Press, 1999. Qardhawi, Yusuf, Ensiklopedi Muslimah Modern, Depok: Pustaka Iman, 2009. Santosa, Budi, Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Prima Medika, 1998.

Santoso,Budi, Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Skp Books Distribution, 2007.

Shahih Bukhari, Bab Al- akfa Fi ddini wa Qauluhu, Juz ke-8, Mesir : Al- majlisu al-‘ala Litsuni al-islamiyah, 1990.

Sherwood, Lauralle, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1996.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al- Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2007.

Sholeh, Asrorunni’am, Fatwa- Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, Jakarta: Elsas, 2008

Subiyanto,Paulus, Smart Sex Panduan Praktis untuk Memaknai Seksualitas Pra Nikah, Jakarta: Gramedia, 2005.

Sudijono,Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT, Bumi Aksara,2003.

Syaifuddin, Anatomi Fisiologi, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1997.

Warson Munawwir, Ahmad, Al- Munawwir, Kamus Arab- Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 2002.

Wirawan Sarwono, Sarlito, Pergeseran Norma Perilaku Seksual Kaum Remaja: Sebuah Penelitian Terhadap Remaja, Jakarta: Rajawali, 1981.