• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Temuan Lapangan dan Analisis Data

B. Analisis Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma

Manusia terlahir dalam keadaan bersih sehingga masih banyak yang harus diisi untuk memberikan pemahaman pada arti kehidupan yang sesungguhnya. Norma yang telah ditetapkan menjadi bagian dari kehidupan kita karena dengan norma itulah hidup kita merasa terarah. Begitu pula dengan pembimbing. Pembimbing bertugas untuk mengarahkan, membantu, dan memberikan pilihan solusi dalam setiap masalah yang sedang di hadapi.

Pendidikan yang kurang serta pergaulan yang bebas membuat seseorang dapat melakukan hal-hal yang diluar batas. Anak jalanan yang hidup tanpa arahan serta bimbingan kadang kala dapat menimbulkan keresahan masyarakat, apalagi jika anak jalanan itu sudah dikenal liar. Dengan itu disini haruslah ada pembimbing yang berguna untuk membantu mengarahkan mereka agar kembali pada kehidupan yang layak dan normatif. Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng, penulis menemukan bahwa, peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan di panti sosial asuhana anak putra utama 6 cengkareng adalah dengan cara menyekolahkan, mendidik siswa-siswa menjadi anak yang mandiri dan mempunyai bakat sehingga pada saat keluar dari panti suatu saat nanti siswa memiliki keterampilan yang cukup membanggakan yang

13

Hasil wawancara pribadi dengan Wanto di Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010

membuat mereka tidak merasa di kucilkan lagi dan siswa kembali ke kehidupan yang layak dan normatif.

Anak-anak hingga remaja tersebut dibina secara mental dan fisik. Mereka disekolahkan agar benar-benar bisa hidup mandiri tanpa kembali ke jalan. Menurut Kepala Panti PSAA Putra Utama 6 Cengkareng, Bapak Drs Jadium Sebayang MM, para warga binaan sosial (WBS) atau siswa-siswa di tempatnya berusia antara 6-18 tahun. Menurut Bapak Jadium, setiap panti memiliki inovasi masing-masing untuk membina WBS atau siswa-siswanya. Semisal untuk sekolah, anak jalanan yang baru masuk diisolasi. Tujuannya untuk membinanya agar berperilaku baik dan patuh. Setelah itu diikutkan program pendidikan non regular, yaitu paket A, B, atau C, disesuaikan dengan umur.

Tenaga pengajarnya sebagian saya datangkan dari sekolah regular. Sebagian kita sendiri (petugas panti) termasuk saya juga mengajar IPS (ilmu pengetahuan sosial “Ujar Bapak Jadium

Pendidikan kejar paket diikuti sampai akhir hingga mendapatkan ijazah. Baru setelah itu WBS atau siswa-siswa bisa melanjutkan ke sekolah regular. Atau jika anak tersebut memang diketahui benar-benar patuh maka bisa bersekolah ke sekolah reguler. Untuk sekolah regular WBS atau sisw-siswa diberi pilihan ke beberapa sekolah di sekiter panti. Antara lain, SD-SMP Uswatun Hasannah, SMP-SMK Alhuda, SMP-SMK PGRI 5, atau SMP-SMK Bangun Nusa yang tempatnya tidak jauh dari lingkungan panti. "Anak-anak yang lulus SMK biasanya langsung diterima kerja. Mereka cari kerja sendiri, soalnya sebelumnya PKL jadi ada pandangan dunia kerja." ungkap Bapak Jadium

Jika belum diterima kerja. Bapak Jasium biasanya akan merujuk ke Loka Bina Karya untuk memperdalam ketrampilan. Tetapi selama tinggal di PSAA. WBS sudah dibekali dengan berbagai ketrampilan. "Kalau di kita ada pelatihan komputer desain grafis, satu paket dengan sablon, terus ada band, angklung, serta marawis," tutur Bapak Jadium. Bahkan hasil latihan musik itu, para WBS atau anak-anak itu pernah unjuk kebolehan bermain angklung di acara Dahsyat RCTI. Menurut Bapak Jadium, anak-anaknya itu juga pernah tampil di TV One sebagai audience salah satu acara religius pada bulan Ramadan. Itu merupakan salah bukti peningkatan kreatifitas para WBS atau anak-anak selama di bina di PSAA. Itu juga berguna untuk bekal menyongsong masa depan yang lebih baik. Menariknya, para anak jalanan itu juga dibekali dengan kelengkapan administrasi seperti, akte kelahiran serta KTP jika usianya mencukupi. Jika mereka masih berada di luar, mustahil mereka memiliki tanda tertib administasi kependudukan itu.

Semisal untuk mengurus akta kelahiran bagi yang berusia lebih dari satu tahun prosedurnya rumit. Antaralain harus mengikuti siding di pengadilan. "Kalau kami yang mengajukan langsung dilayani," paparnya. Dikatakan Bapak Jadium, kelengkapan administasi itu tentu sangat diperlukan bagi masa depan anak-anaknya. Bapak Jadium kini sedang membangunkan lapangan olahraga sebaguna. Yaitu bisa untuk bulutangkis, tennis, basket, volley dan futsal. Nampak saat proses pengecoran lapangan tersebut, para anak-anak tersebut bersemangat membantu.

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan norma yang sering diterapkan dalam panti sosial ini adalah norma agama. Penanaman

norma dalam kehidupan siswa akan memberikan pengaruh yang baik saat mereka berada di luar panti atau saat siswa telah dikembalikan kepada keluarganya.

Pembimbing yang selalu menerapkan norma-norma kehidupan dalam panti akan senantiasa membawa efek baik untuk siswa-siswa yang melihatnya. Dalam proses penanaman norma-norma kehidupan, di panti sosial ini sangat menerapkan norma-norma tersebut, selama penulis mengadakan penelitian di panti sosial tersebut, norma yang sering terliat realitanya adalah norma agama. Penanaman norma agama dilakukan setiap hari kamis jam 9 pagi. Kegiatan ini dinamakan bimbingan rohani, pada kegiatan ini tidak semua siswa-siswa mengikutinya, karena ada siswa-siswa yang masuk sekolah pada jam tersebut. Kegiatan ini dilakukan guna menambah pengetahuan siswa tentang agama sehingga nantinya siswa-siswa akan menjadikan agama itu sebagai pedoman hidup dan hidup mereka menjadi lebih terarah.14

Bimbingan keterampilan yang dilakukan di panti ini dilaksanakan setiap hari selasa (Angklung) dan hari rabu (Band). Dalam kegiatan bimbingan keterampilan ini memang tidak semua siswa mengikutinya karena sebagian dari mereka ada yang masuk sekolah siang atau pagi. Bimbingan keterampilan ini dilakukan guna membuat siswa-siswa memiliki bakat sehingga jika mereka keluar atau dikembalikan kepada keluarga mereka memiliki suatu kemampuan khusus.15

Siswa yang sudah lulus atau selesai di sekolahkan oleh pihak panti diberikan keleluasaan untuk memilih kemana siswa ingin meneruskannya. Kadang ada siswa yang ingin kembali pada keluarganya dan kadang ada pula

14

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Rudi Cahyadi, Staff bimbingan dan penyuluhan Jakarta 12 Agustus 2010

siswa yang ingin lebih mengasah ilmu keterampilannya di panti sosial bina remaja.

Dari hasil penelitian selama berada di dalam panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng tersebut, maka hasil analisanya adalah Pembimbing sangat berperan penting dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng. Pembimbing menjadi orang tua siswa selama mereka berada di dalam panti sosial tersebut, jadi seua gerak-gerik dan tingkah lakunya pun menjadi contoh bagi anak-anak.

Pembimbing yang berada di panti sosial tersebut memiliki nilai tingkatan sosial masing-masing. Siswa berpendapat bahwa pembimbing di panti tersebut tidak ada yang galak hanya saja mereka bertindak tegas sebagai pembimbing. Sikap tegas tersebutlah yang akan membawa siswa-siswa tersebut menjadi anak yang berperilaku dan bersikap baik dimanapun mereka berada. Pembimbing mengharapkan siswa-siswa dapat merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik sehingga mereka dapat kembali dalam kehidupan yang layak dan normatif.16

Penanaman norma agama selama bulan ramadhan di laksanakan setelah selesai sholat tarawih berjamaah di mushollah Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng. Penanaman norma tersebut dilaksanakan untuk lebih meningkatkan kualitas keagaaman siswa-siswa di panti. Siswa-siswa yang berada di panti sosial ini mayoritas menganut agama islam.

Peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan member tujuan penting yang diantaranya adalah siswa dapat lebih memaknai kehidupan, menjalani kehidupannya sesuai dengan aturan-aturan yang

16

Hasil wawancara pribadi dengan Warga Binaan Sosial , Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 2010

ada baik dari segi agama, masyarakat maupun Negara. Menjadikan siswa anak-anak yang dapat kembali ke dalam kehidupannya yang normatif memberikan nilai tambah tersendiri bagi para pembimbing.

Dalam penelitian yang telah dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan. Dapat diambil kesimpulan bahwa pembimbing itu sangat berperan penting bagi warga binaan atau siswa yang sedang mendapatkan bimbingan di Panti Sosial tersebut.

Dalam proses penanaman norma kehidupan bagi warga binaan, banyak kendala yang dihadapi oleh para pembimbing di Panti sosial tersebut. Kendala yang dihadapa adalah pada siswa-siswa yang sering membuat onar seperti berantem, itu yang membuat kadang pembimbing harus lebih bersikap tegas kepada siswa-siswa. Arti tegas disini tidak berarti pembimbing bersikap kasar terhadap anak didiknya. Nasehat yang baik dan teguran yang tegas kadang menjadi senjata bagi pembimbing bagi anak-anak. Kendala terhadap siswa-siswa juga dipaparkan oleh Bapak Rudi sebagai pembimbing. Menurut bapak rudi sisiwa-siswa memiliki berbagai macam criteria. Ada anak yang menurut Bapak rudi patuh atau penurut ada pula yang tidak. Namun dengan keadaan siswa-siswa yang seperti itu tidak menyurutkan niat baik bapak rudi untuk membimbing mereka dalam menanamkan norma-norma kehidupan. Begitu besar harapan Bapak rudi menjadikan siswa-siswa di Panti tersebut menjadi anak yang baik dan dapat kembali dalam kehidupan yang normatif.17

Berbeda dengan kendala yang dihadapi oleh Ustadz Pendi sebagai pembimbing agama di Panti tersebut, Kendala yang sering muncul dalam proses

17

Hasil wawancara pribadi dengan Staff Pembimbing dan penyuluhan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 2010

bimbingan penanaman norma kehidupan bagi warga binaan adalah sulitnya menangani siswa-siswa yang berasal dari kehidupan jalanan atau biasa disebut anak tidak normatif, berbeda dengan anak-anak yang berasal dari keluarga yang memiliki didikan sejak dari lahir atau biasa disebut anak rumahan. Perbedaan mereka yang membuat Ustadz pendi kesulitan dalam memberikan bimbingannya terutama dari segi akhlaknya yang berbeda antara anak rumah dan anak jalanan.18

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai berikut :

Arif mengakui bahwa ia pernah diajarkan tentang norma-norma selama ia berada di panti dan alhamdulillah selama ini menjalankan norma-norma tersebut. Bimbingan rohani, Sholat, dan Ngaji adalah beberapa contoh norma agama yang sering diterapkan selama ia berada di panti. Arif mengetahui bahwa norma itu ada 3 macam tapi ia lupa apa saja norma-norma tersebut.

Dalam pengetahuannya selama ia berada di panti ini ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan panti dan salah satu hukumannya adalah di keluarkan dari pantu atau dimasukkan ke ruang isolasi. Hukuman itu diberikan pada siswa yang mencoba keluar atau kabur dari Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini. Menurut dirinya pembimbing tidak pernah membantunya dalam menerapkan norma-norma tersebut. Arif pun menyatakan bahwa Menurut arif tidak ada pembimbing di panti yang galak akan tetapi tegas dalam menghadapi siswa-siswa di panti ini.19

18

Hasil wawancara pribadi dengan Staff Pembimbing dan penyuluhan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 201

19

Hasil wawancara pribadi dengan Arif Wijayanto ( WBS panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng) Jakarta 2 Agustus 2010

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai berikut :

Lalu pun manyatakan bahwa ia pernah di ajarkan tentang norma-norma kehidupan. Dan salah satunya adalah norma agama yang membantu ia memiliki kebiasaan sholat, ngaji dan puasa senin kamis. Meskipun ia tidak mengetahui berapa jumlah norma tapi ia dapat menyebutkan bahwa di negara ini ada norma hukum, norma agama dan norma sosial.

Pernyataan yang sama dengan Arif jug diungkapkan dengannya bahwa ia tau di panti itu ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selama berada di panti. Pembimbing yang membantu ia dalam menerapkan norma tersebut hanya ia rasakan dulu saja dan sekarang sudah tidak lagi. Menurutnya di panti ini ada 1 pembimbing yang galak dan suka melakukan tindak kekerasan pada teman-temannya yang tidak menuruti perintah pembimbing tersebut. Lalu sudah kurang lebih setengah tahun berada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini.20

Heri pun menyatakan bahwa ia pernah diajarkan tentang norma-norma dan ia pun melaksanakan norma yang berlaku tersebut dan salah satunya adalah Kedisiplinan dan patuh kepada orang tua. Heri mengetahui bahwa norma yang ada di negara ini ada 5 akan tetapi yang ia ingat hanya norma agama.

Heri pun mengetahui bahwa ada hukuman di panti untuk siswa-siswa yang melanggar peraturan panti.salah satunya adalah jika merokok di asrama hukuman yang diberikan adalah di suruh merokok tiga batang sekaligus. Heri menyatakan bahwa pembibing di panti selalu membantu ia dalam merapkan norma-norma

20

Hasil wawancara dengan Lalu Samsuri ( WBS Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

tersebut. Heri merasa bahwa di panti tidak ada pembimbing yang galak tapi ia menyadari bahwa itu adalah sikap tegas. Heri telah berada di panti selama 2 tahun lebih.21

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai berikut :

Widi selaku siswa yang selama 3 tahun berada di panti menyatakan bahwa ia mendapatkan pengajaran atau penanaman tentang norma kehidupan dan insya allah ia melaksanakan norma-norma yang telah diajarkan kepadanya. Norma yang diterapkan oleh pembimbing di panti menurut widi adalah norma sosial, susila dan agama karena selama di panti widi harus memiliki sikap tenggang rasa, hormat, sopan santun dan menjalankan sholat 5 waktu.

Meskipun widi tidak tahu ada berapa norma yang ada di negara kita tapi ia selalu berusaha untuk menjalaninya. Menurut widi pembimbing di panti pernah menerapkan norma kehidupan itu. Widi berpendapat bahwa di panti sosial ini tidak ada pembimbing yang galak, hanya saja bersikap tegas pada siswa-siswa.22 Menurut pendapat rian ia pernah diajarkaan tentang norma-norma dalam kehidupan selama berada di lingkungan panti dan selama berada dipanti ia pun melaksanakan norma-norma yang telah diajarkan tersebut. Rian mengetahui bahwa norma yang diterapkan oleh pembimbing adalah norma sholat, ngaji, dan membersihkan panti. Rian tidak mengetahui berapa jumlah norma yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari.

21

Hasil wawancara dengan Heri Kusniadi (WBS Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

22

Hasil wawancara dengan Widi Arif Saputra (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

Rian mengetahui bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selam mereka berada di lingkungan panti, salah satu hukuman yang ia ketahui adalah di masukkan keruangan isolasi. Jiban pun mengakui bahwa pembimbing tidak pernah membantu dirinya dalam menerapkan norma-norma tersebut. Menurut jiban ada beberapa pembimbing yang di nilai galak selama ia berada di lingkungan panti. Ia juga berpendapat bahwa pembimbing dipanti sangat berperan dalam menanamkan norma-norma kehidupan. Dan ia pun berpendapat bahwa pengertian norma adalah peraturan didalam panti.23

Dari hasil wawancara yang dilakukan ia member beberapan pernyataan-pernyataan yaitu sebagai berikut.

Ahmad mengakui bahwa ia pernah diajarka tentang norma-norma kehidupan selama ia berada dipanti dan ia pun menjalani norma-norma tersebut. Norma yang pernah diajarkan oleh pembimbing menurut ahmad adalah norma agama. Ahmad mengetahui bahwa norma itu ada 4 macam namun ia tidak dapat menyebutkan apa saja macam-macam norna tersebut.

Ahmad mengetahui bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar setiap norma yang ada dipanti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari panti. Ahmad juga menjelaskan bahwa ia dibantu oleh pembimbing dalam menerapkan norma-norma tersebut. Menurut ahmad selama ia berada dipanti tidak ada pembimbing yang galak hanya saja cerewet dan ia juga mengakui bahwa pembimbing sangat berperan baginya.24

23

Hasil wawancara dengan Rian Imam Firmansyah (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

24

Hasil wawancara dengan Ahmad Badri (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan anto memaparkan bahwa selama ia berada dipanti pembimbing pernah mengajaarinya norma-norma dn ia pun menjalaninya. Dari pertanyaan yang diajukan pembimbing selalu menerapkan norma agama. Menurut anto norma itu ada 3 macam tetapi ia tidak dapat menyebutkan apa saja macam-macam norma tersebut.

Anto pun menyatakan hal yang sama dengan teman-temannya bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selama berada dilingkungan panti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari panti. Anto beranggapan bahwa ia diajarkan norma-norma oleh pembimbingnya dan menurutnya tidak ada pembimbing yang galak manun hanya bersikap tegas. Menurut anto pembimbing sangat berperan baginya dalam menanamkan norma-norma kehidupan selama ia berada dilingkungan panti.25

Indra yang saat ini berada dipanti memberikan penjelasan bahwa selama ia berada dilingkungan panti ia pernah mendapatkan pengajaran tentang norma-norma kehidupan dan kadang ia pun menjalani pelajaran-pelajaran tersebut. Beberapa norma yang diajarkan oleh pembimbing adalah Belajar, Sholat, dan Ngaji. Ia mengetahui bahwa norma itu memiliki 5 macam namun ia tidak dapat menyebutkannya satu per satu karena lupa. Ia pun mengetahui bahwa ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar norma selama berada dilingkungan panti dan hukumannya dalah dimasukkan keruang isolasi.

Ia pun memberikan penjelasan bahwa pembimbing pernah mengajari atau menerapkan norma-norma tersebut. Indra juga mengakui bahwa tidak ada

25

Hasil wawancara dengan Anto (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

pembimbing yang galak hanya saja sedikit cerewet. Ia juga berpendapat bahwa pembimbing dipanti sangat berperan baginya.26

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan wanto memberikan pernyataan bahwa ia tidak pernah diajarkan tentang norma-norma kehidupannamun ia selalu menjalankan peraturan atau norma-norma dalam kehidupan seperti apa yang ia ketahui. Norma-norma yang ia lakukan selama ini adalah belajar, bersih-bersih dan sholat. Wanto tidak mengetahui berapa macam norma yang ada namun ia mengetahui bahwa ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan dipanti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari lingkungan panti. Ia mengakui bahwa pembimbing sering membantu dirinya dalam menerapkan norma-norma yang berlaku tersebut. Menurutnya pembimbing dipanti sosial sangat berperan baginya dalam proses penanaman norma-norma tersebut hanya saja ia tidak mengetahui apa pengertian norma tersebut.27

C. Metode bimbingan dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi

Dokumen terkait