• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan sosial asuhan anak putra utama 6 Cengkareng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan sosial asuhan anak putra utama 6 Cengkareng"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PEMBIMBING DALAM MENANAMKAN

NORMA-NORMA KEHIDUPAN BAGI WARGA BINAAN

DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA

UTAMA 6 CENGKARENG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

SITI FATHIMATUZ ZAHRA AL-HASYIM NIM : 106052001973

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

▸ Baca selengkapnya: berikut ini yang bukan termasuk norma-norma komunikasi yang baik dalam budaya melayu....

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, September 2010

(5)
(6)

i

ABSTRAK

Siti Fathimatuz Zahra Al-Hasyim

Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan Bagi Warga Binaan Sosial Di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Anak jalanan adalah anak yang biasa hidup bebas tanpa aturan hidup yang mereka jalani. Anak jalanan juga tidak mempunyai bekal baik pendidikan maupun keterampilan. Pada dasarnya semua orang wajib menanamkan norma-norma kehidupan dalam dirinya masing-masing. Begitu pula dengan anak jalanan atau anak terlantar. Tapi, bagaimana mungkin itu semua bias tertanam jika tidak ada yang mengarahkan atau membimbingnya. Oleh karena itu adanya pembimbing sangat membantu anak-anak jalanan atau anak terlantar dalam menanamkan norma-norma tersebut di atas.

Peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan-keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukannya di dalam status tertentu pada suatu masyarakat atau lingkungan dimana ia berada. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan yang berbentuk pengarahan diberikan pada seseorang agar dapat memahami, mengarahkan dan suatu usaha yang dilakukan oleh pembimbing pada terbimbingnya secara terencana, terarah dan bertahap sesuai dengan kesulitan yang dihadapi kliennya. Seorang Pembimbing diharapkan dapat membantu terbimbing mengarahkan dan memberikan tuntunan pada masalah terbimbing. norma secara etimologi adalah pedoman perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan manusia dalam masyarakat tersebut dapat berlangsung tertib, teratur dan damai.

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta Barat. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana metode yang digunakan oleh pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan sosial. Dan bagaimana peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi para warga binaan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah 3 orang pembimbing yang terdiri dari 1 orang pembimbing agama dan 2 orang pembimbing umum serta yang menjadi subjeknya adalah anak bombing yang berjumlah 10 orang yang saat ini sedang dibina di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta Barat.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya serta bimbingan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan judul “Peran Pembimbing Dalam Menanamkan

Norma-Norma Kehidupan Bagi Warga Binaan Sosial Di Panti Sosial Asuhan

Anak Putra Utama 6 Cengkareng”.

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun materil, khususnya kepada :

1. Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.

2. Bapak Dr.H.Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Dra. Rini Laily Prihatini M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Terima kasih atas bimbingannya selama ini.

4. Bapak Drs. Sugiharto M.A selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Terima kasih atas dukungan dan bimbingannya selama ini.

5. Ibu Dra Nasichah MA selaku sebagai Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas kesabaran dan keikhlasan ibu dalam membimbing saya sehingga terselesaikannya skripsi ini.

(8)

iii

maupun materil dan terima kasih atas doa, dukungan, cinta & kasih sayang yang telah diberikan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu dakwah & Ilmu Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmunya kepada penulis.

8. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah &Ilmu Komunikasi yang telah memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini.

9. Bapak H.Jadium Sebayang, Ibu Hj.Nasriwati SH, Bapak Rudi Cahyadi dan seluruh Pihak Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng yang telah memberikan izin dan banyak membantu penulis dalam penelitian ini hingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.

10.Abangda Muhammad Ghaddafi Al-hasyim, Adinda-adinda Muhammad Syahid Fudholli Al-Hasyim, Nasriyatul Wara Al-Hasyim, Muhammad

Nazmil Wafa’ Al-Hasyim & Wiwit Fathima. Yang selalu memberikan

motivasi, doa, kasih sayang dan canda tawa yang menghibur penulis. 11. Special thanks to Kare Community (Chintya Puspita Sari, Diah Wahyu

Larasati, Fita Novarianti, Husnul Chotimah, Risky Sukma Jayanti)

(9)

iv

13.Saudara, kerabat, teman, sahabat yang namanya tak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala doanya.

14.Ratno Komaini, Teguh, Rizal, Ilham Jamal, Rifai, dan Eryy. Terima kasih atas segala doa, dukungan, cinta dan kasih sayang kalian semua.

15.Teman-Teman BPI 2004, 2005, 2007, 2008, dan 2009 terima kasih atas dukungan dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada kalian semua, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kita semua.

Akhirnya kepada-Nya lah penulis serahkan segala urusan ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah khazanah pengetahuan walaupun belum sepenuhnya optimal.

Ciputat, September 2010

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 8

Bab II Landasan Teoritis A. Peran Pengertian Peran ... 10

B. Bimbingan Pengertian Bimbingan ... 11

Tujuan Bimbingan ... 14

Fungsi Bimbingan ... 15

Metode Bimbingan ... 17

C. Norma Definisi Norma ... 19

(11)

Macam-macam Norma ... 21

Bab III Gambaran Umum Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng A. Sejarah Berdirinya ... 23

B. Visi dan Misi ... 24

C. Program – Program ... 25

D. Sarana dan Prasarana ... 26

E. Struktur Organisasi ... 27

F. Data Pegawai ... 28

Bab IV Temuan Lapangan dan Analisis Data A. Identitas informan 1. Pembimbing ... 29

2. Terbimbing ... 31

B. Analisis Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan... 34

C. Metode Bimbingan dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan Bagi Warga Binaan... 45

Bab V Penutup A. Kesimpulan ... 51

(12)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

2. Surat Izin Penelitian/Wawancara 3. Surat Permohonan Pengajuan Skripsi 4. Daftar Wawancara

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan merupakan proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan–keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana dan interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.

Norma-norma kehidupan itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik. Ada bermacam-macam norma yang berlaku di masyarakat.

Dalam kehidupan bernegara dan beragama norma itu sangat penting untuk diterapkan dalan kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya norma-norma di kehidupan ini seseorang tidak dapat menjadi pribadi yang baik dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Norma-norma dikehidupan ini di buat agar manusia memiliki arah dalam menjalani kehidupannya sehingga terciptanya kehidupan yang aman, damai, nyaman dan tentram.

(14)

Dalam kehidupan bernegara dan beragama sudah sepatutnya norma-norma kehidupan itu ditanamkan sejak usia dini. Norma kehidupan merupakan tuntunan dalam hidup layaknya Al-Qur’an sebagai pedoman Umat Islam. Penanaman norma–norma kehidupan tidak hanya di dapatkan Dirumah atau pun di sekolah saja bahkan di lingkungan pun narma kehidupan itu dapat ditanamkan.

Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi semua pihak. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan social yang komplek.

Tidak semua anak mendapatkan keberuntungan untuk hidup di tengah-tengah keluarga yang sakinah, mawaddah dan wa rahmah. Di tengah-tengah keluarga yang memiliki kecukupan baik segi moril maupun materil, namun banyak sekali anak–anak yang kurang beruntung sehingga ia harus berusaha menghidupkan dirinya sendiri sehingga kadang dapat menimbulkan keresahan bagi warga sekitar di karenakan tidak terdidiknya anak tersebut dengan baik. Contohnya anak jalanan yang belakangan ini justru banyak kita temukan di pinggir-pinggir jalanan ibu kota.

(15)

yang harus dilindungi, di jamin hak-haknya, sehingga tumbuh kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah.

Pada dasarnya semua orang wajib menanamkan norma-norma kehidupan dalam dirinya masing-masing, begitu pula dengan anak jalanan atau anak terlantar. Tapi bagaimana mungkin itu semua bisa tertanam jika tidak ada yang mengarahkan atau membimbingnya. Oleh karena itu adanya pembimbing begitu membantu anak-anak jalanan atau anak-anak terlantar dalam menanamkan norma-norma tersebut di atas.

Dengan penanaman norma-norma kehidupan ini diharapkan agar anak-anak jalanan atau anak-anak-anak-anak terlantar yang telah diasuh oleh panti sosial dapat mengerti, memahami, mengetahui tentang norma-norma kehidupan serta dapat melaksanakan secara baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Proses penanaman norma-norma kehidupan bagi warga binaan dapat dilakukan dengan membiasakan diri menjadi seseorang yang memiliki tujuan hidup yang jelas. Penanaman norma agama dapat diterapkan dengan melakukan ibadah kepada sang pencipta, norma sosial dapat diterapkan dengan berinteraksi sosial dengan semua orang yang berada dalam lingkungan kehidupan, dan norma susila dapat diterapkan dengan menaati peraturan-teraturan yang telah ditetapkan oleh negara kita. Penanaman norma-norma kehidupan ditujukan agar anak-anak jalanan atau anak-anak terlantar dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan norma-norma yang ada di negara ini.

(16)

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng dapat membantu anak jalanan atau anak terlantar dalam memberikan pendidikan umum dan keterampilan. Di samping itu anak jalanan yang sudah berada di dalam Panti dididik sebaik mungkin sehingga dapat menjadi anak yang normatif.

Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana peran pembimbing di panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng dalam sebuah bentuk karya ilmiah skripsi yang di beri judul “Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-Norma Kehidupan bagi Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng”. B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penanaman norma-norma kehidupan terhadap anak-anak jalanan atau anak-anak terlantar yang telah diasuh oleh panti sosial sangatlah penting sekali, guna memberikan tuntunan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sehingga mereka akan lebih mamaknai dan memahami akan hakikat kehidupan yang telah mereka jalani.

(17)

perintah-perintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dijadikan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Bagaimana peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan diantaranya norma agama, norma sosial dan norma hukum bagi warga binaan sosial di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng?

b. Bagaimana metode yang digunakan pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan sosial?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Untuk mengetahui peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan diantaranya norma-norma agama, norma-norma sosial dan norma-norma hukum bagi warga binaan sosial.

b. Untuk mengetahui metode bimbingan dan konseling dalam menanamkan norma-norma kehidupan di panti sosial.

2. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

(18)

dijadikan sebagai bahan rujukan untuk menanamkan dan menerapkan norma-norma kehidupan terhadap warga binaan sosial.

D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (Field reseach) dimana peneliti langsung ke lapangan (objek) penelitian untuk mengamati sesuatu. Dalam hal ini mengenai peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan di Panti Sosial Cengkareng.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.1

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian adalah Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng yang beralamat di Jalan Kamal No.6 Cengkareng Jakarta Barat. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian mulai tanggal 2 Agustus 2010 sampai dengan 19 Agustus 2010.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian adalah 10 Warga Binaan atau siswa yang telah mendapatkan didikan dan yang menjai objek pada penelitian ini adalah 3 Orang pembimbing yang terdiri dari 1 Pembimbing Agama, 2 Pembimbing yang bergerak di bidang Bimbingan dan penyaluran siswa pembinaan di Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta Barat.

1

(19)

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah: a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam hubungan tersebut.2

Pada penelitian ini penulis melakukan observasi dan terjun langsung ke lokasi penelitian yaitu Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran dan metode yang dilakukan oleh pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan yang diantaranya norma agama, norma sosial dan norma hukum bagi warga binaan sosial di panti asuhan anak putra utama 6 cengkareng.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu penulis sebagai pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan, sedangkan pembimbing dan siswa sebagai terwawancara(interview) yang memberi jawaban atas pertanyaan itu.3

Wawancara dilakukan untuk mengetahui peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng.

2

Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta; LP3ES,1983), Cet.Ke-1,h.22

3Ibid

(20)

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data-data tertulis yang didapat di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi inipun sebagai pelengkap untuk memperoleh identitas data siswa dan data Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mendapatkan judul skripsi yang penulis jadikan sebagai tinjauan pustaka yaitu skripsi yang ditulis oleh Mumun Mulyanah dengan judul Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Siswa SDN Kunciran 04 Tangerang dan skripsi yang ditulis oleh Khayrul Muttaqori Baini dengan judul Peran Pembimbing Dalam Memberikan Motivasi Hidup Pada Lansia Di Pusaka Cengkareng Jakarta Barat

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini peneliti mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Cetakan I, Januari 2007.

Selanjutnya, untuk mempermudah penulisan dan memahami isi skripsi ini, penulis membagi atas lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

(21)

Bab II landasan teoritis: Terdiri dari Pengertian Peran, pengertian Bimbingan, Tujuan Bimbingan, fungsi Bimbingan, dan Metode Bimbingan, Definisi norma, Fungsi norma, serta Macam-macam norma

Bab III Gambaran Umum Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng: Terdiri Dari Sejarah Berdirinya, Visi dan Misi, Program – Program, Sarana dan Prasarana, serta Struktur Organisasi

Bab IV Temuan Lapangan dan Analisis Data: Terdiri dari Identitas informan yaitu Pembimbing dan Terbimbing, Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan serta Analisis Metode pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan.

(22)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan.1

Dalam kamus ilmiah popular, peran diartikan sebagai fungsi, kedudukan atau bagian dari kedudukan, seseorang dikaitkan berperan atau memiliki peranan karena orang tersebut mempunyai status dalam masyarakat.

Menurut Soerjano Soekanto, peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.2

Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat terhadap pemegang peran dari pemegang peran.

Peran memiliki 4 bagian yang penting untuk di ketahui yaitu :

1. Peran Posisi/ Role Position adalah kedudukan sosial yang sekaligus menjadikan status atau kedudukan dan berhubungan dengan tinggi atau rendahnya posisi seorang tersebut dalam struktur sosial tertentu.

2. Peran Perilaku/ Role Behavior adalah cara seseorang memainkan peranannya.

3. Peran Persepsi/ Role Perception adalah bagaimana seseorang harus bertindak dan berbuat atas dasar pandangannya tersebut.

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka 1998), h. 667

2

(23)

4. Peran Prediksi/ Role Expectation adalah berpernnya seseorang terhadap peran yang dimainkannya bagi sebagian besar warga masyarakat.

Dalam penjelasan tersebut diatas terlihat suatu gambaran bahwa yang dimaksud dengan peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan-keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukannya di dalam status tertentu pada suatu masyarakat atau lingkungan dimana ia berada. Demikian pula halnya dengan koperasi sebagai tempat untuk membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan ekonomi dan sosial pada umumnya.

B. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance

berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukkan,

membimbing, menuntun, ataupun membantu.” Sesuai dengan istilahnya, maka

secara umun bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun, meskipun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan atautuntunan adalah bimbingan.

Kata “bimbingan” juga biasanya disertai dengan kata lain yaitu

penyuluhan” sehingga orang mengucapkannya dengan bimbingandan

penyuluhan atau “guidance and counseling”. Yang membedakan keduanya hanya

(24)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembimbing adalah orang yang membimbing, pemimpin, dan penuntun.3

Definisi bimbingan yang pertama di kemukakan dalam Year’s Book of

Education 1955, yang menyatakan:

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannnya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.4

Stoops dan Walquist mendefinisikan:

Bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkanmanfaat yang sebesar-besarnyabaik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.5

Menurut Crow & Crow, bimbingan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan berpendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.6

Menurut Arthur J . Jones , seperti yang dikutip oleh Dr. Tohari Musnamar. Bimbingan sebagai pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan pemecahan

3

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka 1998), h. 152.

4

Hallen A., Bimbingan dan Konseling (Jakarta, Ciputat Press, 2002), cet I h. 3.

5

Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung, CV.Pustaka Setia,2001), hal. 9.

6

(25)

problem. Tujuan bimbingan ia membantu orang tersebut untuk tumbuh dalam hal kemandirian dan kemampuan bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.

Moh Surya mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut : Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari bimbingan kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.7

Dalam buku yang dikutip dari M.Lutfi, Rachman Natawidjaja menyatakan : Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada indiviidu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

Selanjutnya Prayitno yang mengemukakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang di berikan kepada orang lain, baik secara perorangan(individu) maupun kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri yaitu mengenal diri sendiri dan lingkungannya, menerima diri sendiri dan lingkungannya, secara positif dan dinamis, mengambil keputusan diri sendiri, mengarahkan diri sendiri dan mewujudkan diri sendiri.8

Dari berbagai pengertian tentang bimbingan di atas maka dapat diketahui beberapa komponen dalam bimbingan yang sangat mendukung dalam

(26)

pelaksanaan bimbingan yaitu : pembimbing, terbimbing, materi, media, dan tujuan.

Dari beberapa definisi yang dikutip di atas kiranya dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan yang berbentuk pengarahan diberikan pada seseorang agar dapat memahami, mengarahkan dan suatu usaha yang dilakukan oleh pembimbing pada terbimbingnya secara terencana, terarah dan bertahap sesuai dengan kesulitan yang dihadapi kliennya. Seorang Pembimbing diharapkan dapat membantu terbimbing mengarahkan dan memberikan tuntunan pada masalah terbimbing.

2. Tujuan- tujuan Bimbingan

Bimbingan dan konseling menepati bidang pelayanan pribadi dalam keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan pada siswa “dalam rangka upaya agar siswa

dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”.9

Adapun Tujuan daripada bimbingan menurut Ainur Rahim Faqih adalah : Memberikan dorongan didalam pengarahan diri.

a. Membantu mengembangkan pemahaman tentang apa yang harus dipahami.

b.Membantu proses sosialisasi.

c. Membantu memahami tingkah laku manusia

d.Membantu memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimal.

9

(27)

e. Membantu untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.10

Individu yang seperti itu akan terhindar dari keragu- raguan dan ketakutan serta penuh dengan hal-hal yang positif dalam dirinya seperti kreatifitas, sportifitas dan lain sebagainya serta mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada dirinya sendiri.

Tujuan umum dari layanan bimbingan adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam undang–undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 (UU No 20 / 2003) yaitu : berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan khusus layanan bimbingan adalah untuk membantu terbimbing agar dapat mencapai tujuan–tujuan perkembangan pribadinya, karier dan belajar. Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dengan tugas perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi kerja yang produktif. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas dalam perkembangan pendidikan.11

3. Fungsi Bimbingan

Dalam pelayanan Bimbingan ada 5 Fungsi yang harus diterapkan, yaitu adalah:

(28)

a. Fungi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

b. Fungsi Pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

c. Fungsi Pengentasan yaitu pelayanan bimbingan dan konseling akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai masalah yang dialami oleh peserta didik.

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan yaitu fungsi yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.

e. Fungsi Advokasi yaitu fungsi yang akan menghasilkan teradvokasinya atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.12

Secara keseluruhan, jika semua fungsi-fungsi itu telah terlaksana dengan baik, dapatlah bahwa peserta didik akan mampu berkembang secara wajar dan mantap menuju aktualisasi diri secara optimal pula. Keterpasuan semua fungsi tersebut akan sangat membantu perkembangan peserta didik secara terpadu pula.13

12

Dewa Ketut Sukardi., Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah (Jakarta: Rineke Cipta, 2000), h. 26-27.

13

(29)

4. Metode Bimbingan

Dalam pengertian harfiah “metode” adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Kata metode berasal dari “meta” yang berarti “melalui”

dan “hodos” berarti jalan, namun pengertian hakiki dari “metode” tersebut adalah

segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan baik sarana tersebut bersifat fisik maupun non fisik.14

Dalam bimbingan banyak metode yang dapat digunakan, beberapa metode bimbingan diantaranya

a. Metode Ceramah

Adalah suatu metode didalam bimbingan dengan cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pembimbing terhadap anak bimbingnya. Dalam mempelajari aturan-aturannya pembimbing dapat menggunakan alat bantu seperti: Gambar, sketsa, peta dan alat lainnya. Metode ini banyak sekali digunakan, karena metode ini mudah dilaksanakan.

b. Metode Tanya Jawab

Adalah suatu cara mengajar dimana seorang pembimbing mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak bimbingnya tentang bahan pelajaran yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses-proses berfikir diantara anak-anak bimbing. Dengan metode tanya jawab diharapkan agar anak-anak-anak-anak bimbing dapat menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tepat berdasarkan fakta.15

14

M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), Cet ke-4, hal. 43.

15

(30)

c. Metode Pemberian tugas

Adalah suatu cara mengajar dimana seorang pembimbing memberikan tugas-tugas tertentu kepada anak bimbing, sedangkan hasilnya tersebut diperiksa oleh pembimbing dan anak bimbing mempertanggungjawabkannya. Dalam pelaksanaan metode ini anak bimbing dapaat mengerjakannya di kamar, perpustakaan, atau tempat lainnya untuk mempertangungjawabkan pada pembimbing dalam pertemuan berikutnya.

d. Metode Sosiodrama

Adalah suatu cara penyajian bahan dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan. Metode ini digunakan dalam bimbingan terutama dalam penanaman norma dan akhlak. Dengan metode ini lebih bisa menghayati tentang peljaran yang diberikan, misalnya dalam menerangkan sikap seorang anak yang harus patuh pada orang tuanya dan memberikan contoh baik pada anak bimbingnya.

e. Metode Demonstrasi

Adalah suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan barang atau benda. Didalam bimbingan metode ini banyak digunakan terutama dalam menanamkan norma-norma kehidupan, misalnya beribadah, patuh pada orang tua, saling tolong menolang dan sebagainya.

Pemakaian metode-metode diatas, seorang pembimbing dapat memilih metode yang sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan. C. Norma-norma Kehidupan

(31)

Berikut adalah definisi norma yang di kemukakan oleh para ahli yang telah dikutip melalui internet pada situs google

Menurut John J Malionis, norma adalah aturan-aturan dan harapan masyarakat yang memandu perilaku anggota-anggotanya.

Menurut Richard T Schaefer & Robert P Lamm, norma adalah standar perilaku yang mapan yang di pelihara oleh masyarakat.

Menurut Craig Calhor, norma adalah aturan atau pedoman yang menyatakan tentang bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam situasi tertentu.

Menurut Broom & Selznic, norma adalah rancangan ideal perilaku manusia yang memberikan batas-batas bagi anggota masyarakat dalam mencapai tujuan hidupnya.

Dan Menurut Giddens, norma adalah prinsip atau aturan yang konkret, yang seharusnya di perhatikan oleh warga masyarakat. 16

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian norma secara etimologi adalah pedoman perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan manusia dalam masyarakat tersebut dapat berlangsung tertib, teratur dan damai.

2. Fungsi Norma

Norma memiliki fungsi tertentu dalam kehidupan bersama warga masyarakat. Beberapa fungsi tersebut antara lain meliputi:

16

(32)

a. Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku. Sehingga dapat menuntun masyarakat itu sendiri untuk tetap pada posisi normatif.

b. Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. Sehingga terciptanya masyarakat yang tentram.

c. Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat, menjadi masyarakat yang patuh pada norma yang telah di tetapkan serta menjalaninya, dan d. Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga masyarakat

yang melanggar norma. Agar tidak ada lagi pelanggaran dalam menjalankan norma-norma tersebut.

e. Norma juga berfungsi sebagai petunjuk kehidupan sehari-hari sehingga kita dapat menjalani kehidupan yang sesungguhnya.

Terkait dengan fungsi norma, menurut Emile Durkheim norma akan kehilangan fungsinya manakala terjadi perubahan sosial secara mendadak. Perubahan tersebutnya umumnya akan mengakibatkan kekacauan sosial, sebab masyarakat kehilangan arah dan panduan. Hal ini ditandai oleh runtuhnya norma.

Durkheim menyebut situasi semacam ini sebagai anomi, yaitu hilangnya arah yang dirasakan dalam masyarakat ketika kontrol sosial terhadap perilaku individu tidak efektif atau dengan kata lain tanpa norma.

3. Macam-macam Norma

(33)

keleluasaan sekaligus batasan dalam bertindak dan menentukan sesuatu itu baik atau buruk. Norma-norma itu antara lain adalah :

a. Norma Agama

Norma agama adalah petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-Nya (Rasul/Nabi) yang berisi perintah, larangan dan anjuran-anjuran.

Pelanggar norma agama mendapatkan sanksi secara tidak langsung, artinya pelanggarnya baru akan menerima sanksinya nanti diakhirat berupa siksaan di neraka.

Beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan, beramal saleh dan berbuat kebaikan menjadi contoh dalam norma agama.17

b. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan adalah aturan yang bersumber dari hati nurani manusia tentang baik buruknya suatu perbuatan. Berperilaku jujur, bertindak adil dan menghargai orang lain menjadi contoh norma kesusilaan.18

c. Norma Kesopanan

Norma kesopanan adalan peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan shari-hari masyarakat itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan atau waktu.

Menghormati orang yang lebih tua, tidak berkata kotor, kasar dan sombong merupakan contoh dari norma kesopanan.19

17 Saronji Dahlan & Asy’ari, Pendidikan Kewarganegaraan

(Jakarta,Penerbit Erlangga: tahun 2006) hal. 4

18

(34)

d. Norma Hukum

Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi denda sampai hukuman fisik (dipenjara, hukuman mati).

Proses terbentuknya norma hukum. Dalam bermasyarakat, walaupun telah ada norma untuk menjaga keseimbangan, namun norma sebagai pedoman perilaku kerap dilanggar atau tidak diikuti. Karena itu dibuatlah norma hukum sebagai peraturan/ kesepakatan tertulis yang memiliki sangsi dan alat penegaknya.

Norma hukum adalah norma yang aturannya pasti (tertulis), mengikat semua orang, memiliki alat penegak aturan, dibuat oleh penguasa, dan sangsinya berat. Negara ini adalah negara hukum sehingga hukum itu harus benar-benar diterapkan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

19

(35)

BAB III

GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK

PUTRA UTAMA 6 CENGKARENG

A. Sejarah Berdirinya

Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, memerlukan bimbingan dan pembinaan yang berkelanujutan agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berprestasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat manusia; sehingga menjadi sumber daya insani yang berdaya guna dan berhasil guna.

Namun ternyata masih banyak terdapat sebagian anak yang hidup dijalan dan tempat umum serta tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dikenal dengan anak jalanan. Mereka memerlukan pelayanan dan bantuan sosial agar dapat hidup layak dan normatif. Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng merupakan salah satu Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta, bertugas menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak terlantar, khususnya anak jalanan di DKI Jakarta.

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng yang beralamat di Jalan Kamal Raya No.6 Cengkareng Jakarta Barat ini berdiri pada tahun 2005 dan diresmikan pada tahun 2006. Pendiri dari panti ini adalah dari pihak Pemda Dinas Sosial. Dari tahun 2006 sampai sekarang panti telah melakukan 2 kali perubahan pimpinan.

(36)

(PMKS). Jadi, harus ditata atau bagi mereka yang tidak mampu, dari pada mereka di jalan, lebih baik mereka di taruh di panti untik di bina dan di sekolahkan.

Jumlah pendidik/pembimbing/pengajar di panti ini kurang lebih sebanyak 30 orang, sedangkan jumlah siswa atau warga binaan di panti ini sebanyak 102 anak.

Panti sosial ini memiliki daya tampung 200 orang. Luas lahan Panti ini ada 13.000(m2) yang menyatu dengan PSBI.1

Dasar Hukum dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini adalah:

1. Keputusan Gubernur Nomor 41 Tahun 2002 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas bina mental dan kesejahteraan sosial Provinsi DKI Jakarta.

2. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 tahun 2007 tentang perubahan atas keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 163 tahun 2002 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksanaan teknis di lingkungan dinas bina mental dan kesejahteraan sosial Provinsi DKI Jakarta.2

Tujuan dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini adalah “Meningkatnya taraf kesejahteraan sosial anak”.

B. Visi dan Misi

Visi dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng adalah “Anak

jalanan terentas dalam kehiduupan yang layak dan normatif”

1

Hasil Wawancara pribadi dengan Rudi Cahyadi, di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010

2

(37)

Misi dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng adalah “Menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak jalanan dalam panti

dan Melaksanakan penyaluran anak jalanan setelah selesai masa pemantian”.3 C. Program-program

Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial anak yang meliputi identifikasi dan assesmen serta bimbingan dan penyaluran. Membina anak-anak yang tadinya tidak normatif menjadi normatif. Dan memberikan materi-materi seperti tentang Agama, kedisiplinan, mental & fisik, senam, sedangkan untuk pembekalan keterampilan ada komputer dan sablon.4

1. Pembinaan fisik, mental, sosial, pendidikan dan pelatihan keterampilan usaha kemandirian.

2. Sosialisasi meliputi kehidupan dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan, persiapan pendidikan serta pelaksanaan penyaluran dan bantuan kemandirian.

3. Pembinaan lanjut meliputi mentoring, konsultasi, asistensi, pemantapan dan terminasi.

Warga binaan sosial yang merupakan sasaran garapan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini adalah penyamdang masalah kesejahteraan ssosial anak terlantar, khususnya anak jalanan.

(38)

D. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini adalah sebagai berikut :

1. Kantor

2. Asrama yang terdiri dari 9 Kamar Tidur dan 9 Kamar Mandi 3. Musholla

4. Ruang Keterampilan yang terdiri dari 1 Ruang Angklung, 1 Ruang Komputer, 1 Ruang Sablon dan 1 Ruang Band.

(39)

E. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

PANTI ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 6 CENGKARENG

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng dipimpin oleh Drs.Jadium Sebayang sebagai Kepala Panti, Hj.Nasriwati SH sebagai Kepala Bagian Tata Usaha, Siti Nurhayati S.St, Jaka Triatna, Agus Handaka, Ari Harsono K dan Bambang Wijono sebagai Staffnya, Dra. Erna Sarda sebagai Kepala Seksi Asuhan dan Perawatan, Yusnani, Nurlena, Saeful Bahri dan Wahyuni sebagai Staffnya, Drs.Iman Jaya sebagai Kepala Seksi Bimbingan dan Penyaluran, Saur Evi JN, Rudi Cahyadi, Haryanto sebagai Staffnya, dan jabatan fungsional lainnya.

(40)

K. Data Pegawai

DATA TENAGA SUKARELA DAN PELAYANAN SOSIAL

No Nama ID Jabatan

1 Aries Gunawan 10053 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS 2 Nyimas Apriliani 10054 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS 3 Siti Ubaidah 10055 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

4 Sulaiman 10056 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS 5 Iwan Julpikar 10057 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS 6 M.Ibnu Ramdani 10058 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS 7 Nofel Tantular 10059 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

8 Ali Sa’ban 10060 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

9 Pendi 10061 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS 10 Saipul Bahri 10062 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

11 Lukmana 10063 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS 12 Dien Irma Novita 10064 Tenaga Advokasi

13 Nucke Nelisia S.Pi 10065 Tenaga Advokasi

14 Diah Sulastri Ningrum 10066 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS 15 Partini 10067 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

(41)

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

A. Identitas Informan 1. Pembimbing

Dari hasil penelitian diketahui identitas pembimbing yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng. Pembimbing yang menjadi subjek penelitian ini adalah 1 Orang pembimbing Agama atau biasa disebut Ustadz dan 2 orang pembimbing yang ahli dalam membimbing warga binaan yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng.

Adapun pembimbing Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng tersebut adalah

a. Saur Evi Juniar Nababan

Ibu Saur Evi Juniar Nababan adalah salah satu pembimbing di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng. Ibu Saur kelahiran Medan pada tahun 1963 dan saat ini bertempat tinggal di komplek Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta Barat. Ibu Saur mulai menjadi pembimbing di Panti Sosial pada tahun 2006 tepatnya pada bulan April. Pendidikan terakhir Ibu Saur adalah SMA.

(42)

berkecimpung di dunia bimbingan maka sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam membimbing dan memberi bimbingan.1

b. Rudi Cahyadi

Bapak Rudi Cahyadi adalah salah satu pembimbing di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng. Bapak Rudi tinggal di komplek Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng tepatnya di Jalan Kamal Raya Rt 02 Rw 07 No.6 Cengkareng Jakarta Barat. Bapak Rudi kelahiran Jakarta tahun 1976 dan sudah menjadi pembimbing di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng selama kurang lebih 1 tahun. Pendidikan terakhir Bapak Rudi adalah SMA.2

c. Ustadz. Pendi

Ust Pendi adalah salah satu pembimbing rohani di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng yang bertempat tinggal di Jalan Nusa Indah 2/7/2 No 66 Rt 03 Rw 05. Ustadz Pendi kelahiran Jakarta 1981 Sebagai pembimbing rohani di Panti Sosial Ustadz Pendi sangat menjunjung tinggi nilai moral. Ustadz Pendi sudah menjadi pembimbing di panti selama 4 tahun. Sebelum menjadi pembimbing di Panti Sosial ini Ustadz Pendi pernah menjadi pembimbing juga di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 5 Duren Sawit selama 3 tahun. Pendidikan terakhir Ustadz Pendi adalah SMA.3

2. Terbimbing

1

Hasil wawancra pribadi dengan Ibu Saur Evi Juniar Nababan, Staff bimbingan dan penyaluran Jakarta 12 Agustus 2010.

2

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Rudi Cahyadi, Staff bimbingan dan penyuluhan

Jakarta 12 Agustus 2010

3

(43)

Dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba memaparkan identitas terbimbing yang berjumlah 10 anak bimbing yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng, yang merupakan para siswa yang berada di panti.

Adapun terbimbing yang ada di panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng yang telah penulis wawancarai di antaranya :

a. Arif Wijayanto

Ia merupakan siswa yang telah berada di panti selama kurang lebih 2 tahun. Ia lahir pada tanggal 28 Desember 1994. Arif adalah anak dari orang tua yang bekerja sebagai supir dan ibu rumah tangga. Arif berada di panti karena terjaring pada saat diadakannya rajia. Saat ini arif disekolahkan oleh pihak panti di sekolah SMK PGRI 5.4

b. Lalu Samsuri

Ia merupakan siswa yang telah berada di panti selama kurang lebih 6 bulan, Ia lahir pada tanggal 15 Oktober 1995. Lalu adalah seorang anak yatim yang selama ini menjadi anak jalanan yang hidup dalam kebebasan sebab ibunya hanya bekerja sebagai pedagang. Lalu terjaring dalam suatu rajia sehingga ia harus tinggal di panti. Saat ini lalu sedang bersekolah di SMK Al-Huda.5

c. Heri Kusniadi

Heri adalah siswa yang sudah berada di panti ini selama lebih dari 2 tahun. Ia lahir pada tanggal 6 Oktober 1994. Ayah dari heri bekerja sebagai buruh sedangkan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Heri terjaring dalam rajia

(44)

sehingga saat ini ia harus berada di panti. Saat ini ia di sekolahkan di SMK Al-huda.6

d. Widi Arif Saputra

Widi adalah siswa yang telah berada di panti selama kurang lebih 3 tahun. Ia lahir di ngawi pada tanggal 20 Mei 1995. Widi tidak pernah mengetahui dimana ayahnya berada. Selama ini widi hidup bersama ibunya yang bekerja di sebuah apotik. Widi berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia, dan saat ini ia disekolahkan di SMP Uswatun Hasanah.7

e. Rian Imam Firmansyah

Rian adalah siswa panti yang lahir pada tanggal 26 oktober 1998. Rian adalah anak dari seorang pedagang dan pemulung. Rian adalah siswa yang berasal dari Cirebon. Orang tua rian bekerja sebagai buruh. Ia berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia dan saat ini ia disekolahkan di SMP Al-Huda.8

f. Riski Dilansyah

Riski adalah siswa yang berada dipanti selama kurang lebih 3 bulan. Riski lahir pada tanggal 1 Juli 1997. Ia memiliki orang tua yang bekerja sebagai buruh pabrik dan TKW. Riski berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia dan saat ini ia di sekolahkan di SMP Uswatun hasanah.9

6

Hasil wawancara pribadi dengan Heri Kusniadi di Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010

7

Hasil wawancara pribadi dengan Widy Arif Saputra di Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010

8

Hasil wawancara pribadi dengan Rian Imam Firansyah di Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010

9

(45)

g. Ahmad Badri

Ahmad adalah siswa yang berada dipanti selama kurang lebih 3 bulan. Ia kelahiran Jakarta 5 Oktober 1998. Ia memiliki orang tua yang bekerja sebagai Anto dilhirkan di Jakarta. 1 Juli 1992, Ia memiliki orang tua yang bekerja sebagai Pemulung dan pengamen. Selama ini ia tinggal dikawasan kumuh daerah pasar rebo. Anto berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia dan saat ini ia di sekolahkan di SMP Uswatun hasanah.11

i. Indra Agus Bekti

Adalah salah satu siswa panti sosial yang lahir di kuningan 18 januari 1998. Iya memiliki orang tua yang bekerja sebagai kuli bangunan dan pedagang. Sebelum berada dipanti ia tinggal bersama keluarganya di daerah rawa selatan Jakarta. Indra berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia dan saat ini ia di sekolahkan di SD Uswatun hasanah.12

j. Wanto

(46)

tua yang bekerja sebagai pedangang. Wanto berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia dan saat ini ia di sekolahkan di SD Uswatun hasanah.13

B. Analisis Peran Pembimbing Dalam Menanamkan Norma-Norma Kehidupan

Manusia terlahir dalam keadaan bersih sehingga masih banyak yang harus diisi untuk memberikan pemahaman pada arti kehidupan yang sesungguhnya. Norma yang telah ditetapkan menjadi bagian dari kehidupan kita karena dengan norma itulah hidup kita merasa terarah. Begitu pula dengan pembimbing. Pembimbing bertugas untuk mengarahkan, membantu, dan memberikan pilihan solusi dalam setiap masalah yang sedang di hadapi.

Pendidikan yang kurang serta pergaulan yang bebas membuat seseorang dapat melakukan hal-hal yang diluar batas. Anak jalanan yang hidup tanpa arahan serta bimbingan kadang kala dapat menimbulkan keresahan masyarakat, apalagi jika anak jalanan itu sudah dikenal liar. Dengan itu disini haruslah ada pembimbing yang berguna untuk membantu mengarahkan mereka agar kembali pada kehidupan yang layak dan normatif. Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng, penulis menemukan bahwa, peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan di panti sosial asuhana anak putra utama 6 cengkareng adalah dengan cara menyekolahkan, mendidik siswa-siswa menjadi anak yang mandiri dan mempunyai bakat sehingga pada saat keluar dari panti suatu saat nanti siswa memiliki keterampilan yang cukup membanggakan yang

13

(47)

membuat mereka tidak merasa di kucilkan lagi dan siswa kembali ke kehidupan yang layak dan normatif.

Anak-anak hingga remaja tersebut dibina secara mental dan fisik. Mereka disekolahkan agar benar-benar bisa hidup mandiri tanpa kembali ke jalan. Menurut Kepala Panti PSAA Putra Utama 6 Cengkareng, Bapak Drs Jadium Sebayang MM, para warga binaan sosial (WBS) atau siswa-siswa di tempatnya berusia antara 6-18 tahun. Menurut Bapak Jadium, setiap panti memiliki inovasi masing-masing untuk membina WBS atau siswa-siswanya. Semisal untuk sekolah, anak jalanan yang baru masuk diisolasi. Tujuannya untuk membinanya agar berperilaku baik dan patuh. Setelah itu diikutkan program pendidikan non regular, yaitu paket A, B, atau C, disesuaikan dengan umur.

Tenaga pengajarnya sebagian saya datangkan dari sekolah regular. Sebagian kita sendiri (petugas panti) termasuk saya juga mengajar IPS (ilmu pengetahuan sosial “Ujar Bapak Jadium

(48)

Jika belum diterima kerja. Bapak Jasium biasanya akan merujuk ke Loka Bina Karya untuk memperdalam ketrampilan. Tetapi selama tinggal di PSAA. WBS sudah dibekali dengan berbagai ketrampilan. "Kalau di kita ada pelatihan komputer desain grafis, satu paket dengan sablon, terus ada band, angklung, serta marawis," tutur Bapak Jadium. Bahkan hasil latihan musik itu, para WBS atau anak-anak itu pernah unjuk kebolehan bermain angklung di acara Dahsyat RCTI. Menurut Bapak Jadium, anak-anaknya itu juga pernah tampil di TV One sebagai audience salah satu acara religius pada bulan Ramadan. Itu merupakan salah bukti peningkatan kreatifitas para WBS atau anak-anak selama di bina di PSAA. Itu juga berguna untuk bekal menyongsong masa depan yang lebih baik. Menariknya, para anak jalanan itu juga dibekali dengan kelengkapan administrasi seperti, akte kelahiran serta KTP jika usianya mencukupi. Jika mereka masih berada di luar, mustahil mereka memiliki tanda tertib administasi kependudukan itu.

Semisal untuk mengurus akta kelahiran bagi yang berusia lebih dari satu tahun prosedurnya rumit. Antaralain harus mengikuti siding di pengadilan. "Kalau kami yang mengajukan langsung dilayani," paparnya. Dikatakan Bapak Jadium, kelengkapan administasi itu tentu sangat diperlukan bagi masa depan anak-anaknya. Bapak Jadium kini sedang membangunkan lapangan olahraga sebaguna. Yaitu bisa untuk bulutangkis, tennis, basket, volley dan futsal. Nampak saat proses pengecoran lapangan tersebut, para anak-anak tersebut bersemangat membantu.

(49)

norma dalam kehidupan siswa akan memberikan pengaruh yang baik saat mereka berada di luar panti atau saat siswa telah dikembalikan kepada keluarganya.

Pembimbing yang selalu menerapkan norma-norma kehidupan dalam panti akan senantiasa membawa efek baik untuk siswa-siswa yang melihatnya. Dalam proses penanaman norma-norma kehidupan, di panti sosial ini sangat menerapkan norma-norma tersebut, selama penulis mengadakan penelitian di panti sosial tersebut, norma yang sering terliat realitanya adalah norma agama. Penanaman norma agama dilakukan setiap hari kamis jam 9 pagi. Kegiatan ini dinamakan bimbingan rohani, pada kegiatan ini tidak semua siswa-siswa mengikutinya, karena ada siswa-siswa yang masuk sekolah pada jam tersebut. Kegiatan ini dilakukan guna menambah pengetahuan siswa tentang agama sehingga nantinya siswa-siswa akan menjadikan agama itu sebagai pedoman hidup dan hidup mereka menjadi lebih terarah.14

Bimbingan keterampilan yang dilakukan di panti ini dilaksanakan setiap hari selasa (Angklung) dan hari rabu (Band). Dalam kegiatan bimbingan keterampilan ini memang tidak semua siswa mengikutinya karena sebagian dari mereka ada yang masuk sekolah siang atau pagi. Bimbingan keterampilan ini dilakukan guna membuat siswa-siswa memiliki bakat sehingga jika mereka keluar atau dikembalikan kepada keluarga mereka memiliki suatu kemampuan khusus.15

Siswa yang sudah lulus atau selesai di sekolahkan oleh pihak panti diberikan keleluasaan untuk memilih kemana siswa ingin meneruskannya. Kadang ada siswa yang ingin kembali pada keluarganya dan kadang ada pula

14

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Rudi Cahyadi, Staff bimbingan dan penyuluhan Jakarta 12 Agustus 2010

(50)

siswa yang ingin lebih mengasah ilmu keterampilannya di panti sosial bina remaja.

Dari hasil penelitian selama berada di dalam panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng tersebut, maka hasil analisanya adalah Pembimbing sangat berperan penting dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng. Pembimbing menjadi orang tua siswa selama mereka berada di dalam panti sosial tersebut, jadi seua gerak-gerik dan tingkah lakunya pun menjadi contoh bagi anak-anak.

Pembimbing yang berada di panti sosial tersebut memiliki nilai tingkatan sosial masing-masing. Siswa berpendapat bahwa pembimbing di panti tersebut tidak ada yang galak hanya saja mereka bertindak tegas sebagai pembimbing. Sikap tegas tersebutlah yang akan membawa siswa-siswa tersebut menjadi anak yang berperilaku dan bersikap baik dimanapun mereka berada. Pembimbing mengharapkan siswa-siswa dapat merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik sehingga mereka dapat kembali dalam kehidupan yang layak dan normatif.16

Penanaman norma agama selama bulan ramadhan di laksanakan setelah selesai sholat tarawih berjamaah di mushollah Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng. Penanaman norma tersebut dilaksanakan untuk lebih meningkatkan kualitas keagaaman siswa-siswa di panti. Siswa-siswa yang berada di panti sosial ini mayoritas menganut agama islam.

Peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan member tujuan penting yang diantaranya adalah siswa dapat lebih memaknai kehidupan, menjalani kehidupannya sesuai dengan aturan-aturan yang

16

(51)

ada baik dari segi agama, masyarakat maupun Negara. Menjadikan siswa anak-anak yang dapat kembali ke dalam kehidupannya yang normatif memberikan nilai tambah tersendiri bagi para pembimbing.

Dalam penelitian yang telah dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan. Dapat diambil kesimpulan bahwa pembimbing itu sangat berperan penting bagi warga binaan atau siswa yang sedang mendapatkan bimbingan di Panti Sosial tersebut.

Dalam proses penanaman norma kehidupan bagi warga binaan, banyak kendala yang dihadapi oleh para pembimbing di Panti sosial tersebut. Kendala yang dihadapa adalah pada siswa-siswa yang sering membuat onar seperti berantem, itu yang membuat kadang pembimbing harus lebih bersikap tegas kepada siswa-siswa. Arti tegas disini tidak berarti pembimbing bersikap kasar terhadap anak didiknya. Nasehat yang baik dan teguran yang tegas kadang menjadi senjata bagi pembimbing bagi anak-anak. Kendala terhadap siswa-siswa juga dipaparkan oleh Bapak Rudi sebagai pembimbing. Menurut bapak rudi sisiwa-siswa memiliki berbagai macam criteria. Ada anak yang menurut Bapak rudi patuh atau penurut ada pula yang tidak. Namun dengan keadaan siswa-siswa yang seperti itu tidak menyurutkan niat baik bapak rudi untuk membimbing mereka dalam menanamkan norma-norma kehidupan. Begitu besar harapan Bapak rudi menjadikan siswa-siswa di Panti tersebut menjadi anak yang baik dan dapat kembali dalam kehidupan yang normatif.17

Berbeda dengan kendala yang dihadapi oleh Ustadz Pendi sebagai pembimbing agama di Panti tersebut, Kendala yang sering muncul dalam proses

17

(52)

bimbingan penanaman norma kehidupan bagi warga binaan adalah sulitnya menangani siswa-siswa yang berasal dari kehidupan jalanan atau biasa disebut anak tidak normatif, berbeda dengan anak-anak yang berasal dari keluarga yang memiliki didikan sejak dari lahir atau biasa disebut anak rumahan. Perbedaan mereka yang membuat Ustadz pendi kesulitan dalam memberikan bimbingannya terutama dari segi akhlaknya yang berbeda antara anak rumah dan anak jalanan.18

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai berikut :

Arif mengakui bahwa ia pernah diajarkan tentang norma-norma selama ia berada di panti dan alhamdulillah selama ini menjalankan norma-norma tersebut. Bimbingan rohani, Sholat, dan Ngaji adalah beberapa contoh norma agama yang sering diterapkan selama ia berada di panti. Arif mengetahui bahwa norma itu ada 3 macam tapi ia lupa apa saja norma-norma tersebut.

Dalam pengetahuannya selama ia berada di panti ini ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan panti dan salah satu hukumannya adalah di keluarkan dari pantu atau dimasukkan ke ruang isolasi. Hukuman itu diberikan pada siswa yang mencoba keluar atau kabur dari Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini. Menurut dirinya pembimbing tidak pernah membantunya dalam menerapkan norma-norma tersebut. Arif pun menyatakan bahwa Menurut arif tidak ada pembimbing di panti yang galak akan tetapi tegas dalam menghadapi siswa-siswa di panti ini.19

18

Hasil wawancara pribadi dengan Staff Pembimbing dan penyuluhan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 201

19

(53)

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai hukum, norma agama dan norma sosial.

Pernyataan yang sama dengan Arif jug diungkapkan dengannya bahwa ia tau di panti itu ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selama berada di panti. Pembimbing yang membantu ia dalam menerapkan norma tersebut hanya ia rasakan dulu saja dan sekarang sudah tidak lagi. Menurutnya di panti ini ada 1 pembimbing yang galak dan suka melakukan tindak kekerasan pada teman-temannya yang tidak menuruti perintah pembimbing tersebut. Lalu sudah kurang lebih setengah tahun berada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini.20

Heri pun menyatakan bahwa ia pernah diajarkan tentang norma-norma dan ia pun melaksanakan norma yang berlaku tersebut dan salah satunya adalah Kedisiplinan dan patuh kepada orang tua. Heri mengetahui bahwa norma yang ada di negara ini ada 5 akan tetapi yang ia ingat hanya norma agama.

Heri pun mengetahui bahwa ada hukuman di panti untuk siswa-siswa yang melanggar peraturan panti.salah satunya adalah jika merokok di asrama hukuman yang diberikan adalah di suruh merokok tiga batang sekaligus. Heri menyatakan bahwa pembibing di panti selalu membantu ia dalam merapkan norma-norma

20

(54)

tersebut. Heri merasa bahwa di panti tidak ada pembimbing yang galak tapi ia menyadari bahwa itu adalah sikap tegas. Heri telah berada di panti selama 2 tahun lebih.21

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai berikut :

Widi selaku siswa yang selama 3 tahun berada di panti menyatakan bahwa ia mendapatkan pengajaran atau penanaman tentang norma kehidupan dan insya allah ia melaksanakan norma-norma yang telah diajarkan kepadanya. Norma yang diterapkan oleh pembimbing di panti menurut widi adalah norma sosial, susila dan agama karena selama di panti widi harus memiliki sikap tenggang rasa, hormat, sopan santun dan menjalankan sholat 5 waktu.

Meskipun widi tidak tahu ada berapa norma yang ada di negara kita tapi ia selalu berusaha untuk menjalaninya. Menurut widi pembimbing di panti pernah menerapkan norma kehidupan itu. Widi berpendapat bahwa di panti sosial ini tidak ada pembimbing yang galak, hanya saja bersikap tegas pada siswa-siswa.22 Menurut pendapat rian ia pernah diajarkaan tentang norma-norma dalam kehidupan selama berada di lingkungan panti dan selama berada dipanti ia pun melaksanakan norma-norma yang telah diajarkan tersebut. Rian mengetahui bahwa norma yang diterapkan oleh pembimbing adalah norma sholat, ngaji, dan membersihkan panti. Rian tidak mengetahui berapa jumlah norma yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari.

21

Hasil wawancara dengan Heri Kusniadi (WBS Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

22

(55)

Rian mengetahui bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selam mereka berada di lingkungan panti, salah satu hukuman yang ia ketahui adalah di masukkan keruangan isolasi. Jiban pun mengakui bahwa pembimbing tidak pernah membantu dirinya dalam menerapkan norma-norma tersebut. Menurut jiban ada beberapa pembimbing yang di nilai galak selama ia berada di lingkungan panti. Ia juga berpendapat bahwa pembimbing dipanti sangat berperan dalam menanamkan norma-norma kehidupan. Dan ia pun berpendapat bahwa pengertian norma adalah peraturan didalam panti.23

Dari hasil wawancara yang dilakukan ia member beberapan pernyataan-pernyataan yaitu sebagai berikut.

Ahmad mengakui bahwa ia pernah diajarka tentang norma-norma kehidupan selama ia berada dipanti dan ia pun menjalani norma-norma tersebut. Norma yang pernah diajarkan oleh pembimbing menurut ahmad adalah norma agama. Ahmad mengetahui bahwa norma itu ada 4 macam namun ia tidak dapat menyebutkan apa saja macam-macam norna tersebut.

Ahmad mengetahui bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar setiap norma yang ada dipanti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari panti. Ahmad juga menjelaskan bahwa ia dibantu oleh pembimbing dalam menerapkan norma-norma tersebut. Menurut ahmad selama ia berada dipanti tidak ada pembimbing yang galak hanya saja cerewet dan ia juga mengakui bahwa pembimbing sangat berperan baginya.24

23

Hasil wawancara dengan Rian Imam Firmansyah (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

24

(56)

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan anto memaparkan bahwa selama ia berada dipanti pembimbing pernah mengajaarinya norma-norma dn ia pun menjalaninya. Dari pertanyaan yang diajukan pembimbing selalu menerapkan norma agama. Menurut anto norma itu ada 3 macam tetapi ia tidak dapat menyebutkan apa saja macam-macam norma tersebut.

Anto pun menyatakan hal yang sama dengan teman-temannya bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selama berada dilingkungan panti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari panti. Anto beranggapan bahwa ia diajarkan norma-norma oleh pembimbingnya dan menurutnya tidak ada pembimbing yang galak manun hanya bersikap tegas. Menurut anto pembimbing sangat berperan baginya dalam menanamkan norma-norma kehidupan selama ia berada dilingkungan panti.25

Indra yang saat ini berada dipanti memberikan penjelasan bahwa selama ia berada dilingkungan panti ia pernah mendapatkan pengajaran tentang norma-norma kehidupan dan kadang ia pun menjalani pelajaran-pelajaran tersebut. Beberapa norma yang diajarkan oleh pembimbing adalah Belajar, Sholat, dan Ngaji. Ia mengetahui bahwa norma itu memiliki 5 macam namun ia tidak dapat menyebutkannya satu per satu karena lupa. Ia pun mengetahui bahwa ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar norma selama berada dilingkungan panti dan hukumannya dalah dimasukkan keruang isolasi.

Ia pun memberikan penjelasan bahwa pembimbing pernah mengajari atau menerapkan norma-norma tersebut. Indra juga mengakui bahwa tidak ada

25

(57)

pembimbing yang galak hanya saja sedikit cerewet. Ia juga berpendapat bahwa pembimbing dipanti sangat berperan baginya.26

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan wanto memberikan pernyataan bahwa ia tidak pernah diajarkan tentang norma-norma kehidupannamun ia selalu menjalankan peraturan atau norma-norma dalam kehidupan seperti apa yang ia ketahui. Norma-norma yang ia lakukan selama ini adalah belajar, bersih-bersih dan sholat. Wanto tidak mengetahui berapa macam norma yang ada namun ia mengetahui bahwa ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan dipanti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari lingkungan panti. Ia mengakui bahwa pembimbing sering membantu dirinya dalam menerapkan norma-norma yang berlaku tersebut. Menurutnya pembimbing dipanti sosial sangat berperan baginya dalam proses penanaman norma-norma tersebut hanya saja ia tidak mengetahui apa pengertian norma tersebut.27

C. Metode bimbingan dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi Warga binaan.

Dalam proses penanaman norma-norma kehidupan bagi warga binaan di Panti Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6 Cengkareng metode yang di gunakan adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode sosiodrama dan metode demonstrasi. Metode ceramah adalah suatu proses bimbingan yang dilakukan dengan menyampaikan materi-materi secara lisan di depan para siswa yang berada di Panti Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6 Cengkareng dimana pembimbing memberi proses bimbingan dengan memberikan

26

Hasil wawancara dengan Indra Agus Bekti (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

27

Gambar

Gambaran Umum Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6
Gambaran Umum Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6
Gambar i Pelayanan kesehatan bagi anak asuhan
Gambar iv
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang Askes dengan pemanfaatan kartu Askes Alba pada tenaga kerja PT Gunatex Jaya Pekalongan

Kajian dasar mengenai kesan jerebu dalam mengatasi pencemaran udara dijalankan dengan memilih kawasan Kucing sebagai kawasan kajian memandangkan kawasan ini

peneliti membagikan lembar jurnal siswa untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan siswa terhadap materi, proses pembelajaran, dan media yang digunakan peneliti dalam

Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah bertugas selama menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik ini, serta berbagai pihak yang tidak

Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar inseminator yang ada adalah pegawai yang bekerja di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Sawahlunto, sehingga pelaksanaan program IB

Motor induksi satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor induksi tiga fasa, dimana pada motor induksi tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang

Kesalahan pengobatan dapat terjadi pada masing-masing proses dari peresepan, mulai dari penulisan resep, pembacaan resep oleh apoteker, penyerahan obat sampai

Selanjutnya pada lembar observasi yang dilakukan adalah untuk melihat aktivitas siswa selama belajar didalam kelas apakah sudah menunjukan kegiatan komunikasi matematis