• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERBANDINGAN KETENTUAN KEWARISAN CUCU YATIM72

B. Analisis Perbandingan Horizontal Ketentuan Kewarisan Cucu Yatim

Penulis akan membandingkan ketentuan kewarisan cucu yatim di Indonesia dan Yordania secara horizontal dengan melihat aspek persamaan dan perbedaan antara kedua ketentuan tersebut. Berikut penjelasan mengenai perbedaan dan persamaan tersebut:

a. Persamaan

Persamaan di antara ketentuan kewarisan cucu yatim di Indonesia dan Yordania adalah terkait dengan tujuan ketentuan tersebut. Sebelum Indonesia menerapkan konsep ahli waris pengganti bagi cucu yatim dan Yordania menerapkan konsep wasiat wajibah bagi cucu yatim, hukum kewarisan Islam mengatur bahwa cucu yatim tidak berhak mendapatkan warisan jika masih terdapat anak laki-laki dari pewaris. Adanya halangan kewarisan tersebut sering menimbulkan kenyataan adanya anak-anak yang karena kematian orang tuanya hidup dalam kemiskinan karena kehilangan hak waris orang tuanya, sementara saudara-saudara orang tuanya hidup dalam berkecukupan.12

Dengan adanya kenyataan tersebut, Indonesia dan Yordania melakukan reformasi hukum kewarisan Islam dengan menetapkan konsep ahli waris pengganti dan wasiat wajibah untuk cucu yatim yang sebelumnya tidak pernah diatur dalam hukum kewarisan Islam. Tujuan ditetapkannya ahli waris pengganti dan wasiat wajibah adalah untuk memberikan keadilan, kemaslahatan serta kesejahteraan kepada cucu yatim. Indonesia dan Yordania menerapkan ketentuan tersebut dengan mendasarkannya kepada kebutuhan sosial masyarakat.

12 Muhammad Abu Zahrah, Ahkam at-Tarikat wa Mawarits, (Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1963 ), h.279.

79

Hal tersebut sesuai dengan landasan sosiologis yang harus ada dalam setiap aturan perundang-undangan. Artinya, dalam setiap peraturan perundang-undangan tersebut harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Aturan fikih yang mengatur bahwa cucu tidak dapat mendapatkan waris kakek karena terhalang/hijab oleh anak pewaris yang masih hidup dianggap sudah tidak cocok dengan keadaan sosial masa sekarang. Illat penghijaban “ahli waris terdekat menghijab yang lebih jauh” yang didasarkan pada hadits Ibnu Mas’ud dan fatwa Zaid hanya cocok untuk masyarakat pada masa awal Islam.13 Pada masa awal Islam, masyarakat cenderung bertanggung jawab secara kolektif. Maksudnya adalah lelaki tertua dalam suatu kelompok kekerabatan tidak hanya bertanggung jawab kepada anggota keluarganya sendiri seperti hanya kepada istri, dan anaknya saja melainkan harus bertanggung jawab juga terhadap anak-anak yatim yang menjadi kemenakannya. Keadaan tersebut berbeda dengan masa sekarang dimana kondisi sosial ekonomi telah berubah, laki-laki dalam setiap keluarga hanya bertanggung jawab kepada keluarga intinya saja tidak kepada kelompok kekerabatannya.14

b. Perbedaan

Perbedaan pertama mengenai ketentuan kewarisan cucu yatim di Indonesia dan Yordania adalah terkait bentuk ketentuan yang diberikan kepada kewarisan cucu yatim. Indonesia menerapkan ketentuan yang disebut Ahli Waris Pengganti kepada waris cucu yatim seperti yang diatur dalam pasal 185 Kompilasi Hukum Islam. Dalam Pasal 185 Ayat (1) yang menyatakan “Ahli waris yang meninggal lebih dahulu daripada si Pewaris, maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut dalam Pasal 173.”Dengan adanya konsep ahli waris pengganti

13

Al Yasa Abubakar, Ahli Waris Sepertalian Darah: Kajian Perbandingan

Terhadap Penalaran Hazairin dan Penalaran Fikih Mazhab, (Jakarta: INIS, 1998), h.198

cucu yang dapat menggantikan kedudukan atau posisi dari orang tuanya dalam pembagian kewarisan. Sedangkan, Yordania menetapkan kewarisan cucu yatim diberikan melalui ketentuan wasiat wajibah seperti yang diatur dalam Pasal 279 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2010 yang menyatakan “Apabila seorang kakek meninggal lalu mempunyai cucu dari anak laki-laki yang telah meninggal sebelum atau bersamaan dengan Pewaris maka cucu tersebut berhak mendapatkan wasiat wajibah sebesar 1/3 dari harta warisannya dengan syarat:” Wasiat wajibah merupakan wasiat yang pelaksanaanya bukan dari kehendak pewasiat, pelaksanaan wasiat wajibah diberikan melalui perintah aparatur negara dalam hal ini adalah hakim melalui putusannya.15

Perbedaan kedua adalah mengenai jumlah pemberian yang diberikan kepada cucu yatim. Indonesia menerapkan cucu yatim berhak mendapatkan bagian sebagai ahli waris pengganti dengan besarnya tidak boleh sama dengan ahli waris yang digantikan seperti yang disebutkan dalam ayat (2) Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam “Bagian dari ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti.”Mengenai besarnya pembagian kepada ahli waris pengganti tersebut tidak ada standar ukuran pasti sehingga menimbulkan tidak adanya kepastian hukum. Berbeda dengan Yordania yang sudah menetapkan secara pasti pembagian harta warisan cucu yatim melalui wasiat wajibah dengan besar tidak boleh melebihi 1/3 dari harta peninggalan. Seperti yang disebutkan dalam Pasal 279 huruf (a) yang menyebutkan “wasiat wajibah yang diberikan harus berasal dari harta peninggalan kakek, dan tidak boleh melebihi 1/3 dari harta peninggalan.”

Perbedaan ketiga adalah mengenai peruntukkan ketentuan kewarisan cucu yatim di Indonesia dan Yordania. Dalam ketentuan kewarisan cucu yatim di Indonesia melalui ahli waris pengganti

81

diperuntukkan bagi cucu dari pancar anak laki-laki dan cucu dari pancar anak perempuan. Jadi, di Indonesia tidak ada pembedaan mengenai kedudukan cucu dari anak laki-laki maupun anak perempuan, keduanya mempunyai kedudukan yang sama dalam perolehan kewarisan. Berbeda dengan ketentuan yang ditetapkan di Yordania yang menyatakan bahwa kewarisan cucu yatim melalui wasiat wajibah hanya diberikan kepada cucu dari pancar laki-laki, seperti yang disebutkan dalam Pasal 279 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2010 “Apabila seorang kakek meninggal lalu mempunyai cucu dari anak laki-laki yang telah meninggal sebelum atau bersamaan dengan Pewaris maka cucu tersebut berhak mendapatkan wasiat wajibah sebesar 1/3 dari harta warisannya dengan syarat:”

NO Perihal

Perbedaan

Hukum Keluarga Indonesia Hukum Keluarga Yordania 1 Bentuk Ketentuan Ahli waris pengganti Wasiat wajibah 2 Besarnya Bagian Tidak boleh lebih besar dari

ahli waris sederajat yang digantikan

Tidak boleh lebih besar dari 1/3 harta peninggalan 3 Peruntukkan Cucu dari anak laki-laki dan

cucu dari anak perempuan

Cucu dari anak laki-laki

C. Analisis Perbandingan Diagonal Ketentuan Kewarisan Cucu Yatim di

Dokumen terkait