• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

1. Tahap Desain Awal a. Diagram Alur Kegiatan

5.3 Analisis Perbandingan Tata Letak UPS

Perbedaan antara tata letak UPS eksisting dengan usulan terlihat pada proporsi penyediaan ruang untuk setiap kegiatan di UPS disertai adanya batasan yang jelas antar ruang serta pengadaan beberapa fasilitas dan kelengkapan baru, dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Proporsi pembagian ruang untuk setiap kegiatan di UPS dan adanya batasan yang jelas antar ruang.

Setiap kegiatan di UPS memiliki proporsi ruang tersendiri disesuaikan dengan komposisi timbulan sampah dan kegiatan yang dilakukan. Untuk memperjelas batasan antar ruang, dibuat sekat. Misalnya antara ruang pemilahan dan ruang penyimpanan diberi sekat berupa dinding terbuat dari pasangan bata dan kawat harmonika.

Penempatan daerah penerimaan sampah diletakkan bagian depan UPS, namun tidak menghalangi jalan masuk dan keluar UPS. Cara ini akan mempermudah aliran/alur pemrosesan sampah. Tata letak di daerah pemilahan memperhatikan ruang gerak tenaga kerja dan fleksibilitas peralatan seperti conveyor belt dan mesin pencacah. Pada daerah pengomposan, alur pemanfaatan ruang yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. hari ke 1-7, sampah organik dikompos di tumpukan 1 b. hari ke 8-14, sampah organik dikompos di tumpukan 2 c. hari ke 14-21, sampah organik dikompos di tumpukan 3 d. hari ke 22-28, sampah organik dikompos di tumpukan 4 e. hari ke 29-35, sampah organik dikompos di tumpukan 5 f. hari ke 36-42, sampah organik dikompos di tumpukan 6 g. hari ke 36-49, sampah organik dikompos di tumpukan 7

h. hari ke 50-57, sampah organik tumpukan 1 telah matang, lalu sampah organik hari ke 50-57 dikompos di tumpukan 1

i. dan seterusnya.

Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, setiap ruang pengomposan di letakkan secara berdekatan dengan pemisah antar ruangan pile berupa sekat. Sekat berupa dinding terbuat dari pasangan bata dan kawat harmonika.

82

Tempat penyimpanan kompos dan sampah anorganik laku jual telah disediakan di dalam bangunan UPS. Dengan kondisi tata letak rapi seperti ini, akan mempermudah aliran keluar masuk barang. Di UPS pun telah disediakan area penyimpanan dan pewadahan khusus untuk sampah berbahaya dan beracun berupa tong HDPE khusus.

2. Pengadaan beberapa fasilitas dan kelengkapan baru

Dalam mencapai tujuan meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang lebih aman dan lebih baik, di UPS dibuat sistem drainase, yaitu dibuat septic tank untuk menampung hasil sampingan pengomposan, serta dibuat tempat cuci. Tempat cuci ini berfungsi sebagai tempat cuci alat serta kebersihan diri pekerja (cuci tangan dan cuci kaki). Lahan pembuangan akhir sampah di belakang UPS pun dihilangkan dan dibersihkan lalu akan ditanami pepohonan. Pembuangan residu dilakukan dengan pengangkutan menuju TPA. Untuk mencapai tujuan peningkatan moral kerja karyawan, fasilitas yang dibangun adalah ruang ganti baju untuk para pekerja.

Perubahan tata letak UPS Bojong Pondok Terong ini akan meningkatkan efektifitas berbagai kegiatan yang dilakukan di UPS. Namun, untuk melakukan perubahan desain tata letak sesuai usulan ini, diperlukan sejumlah biaya untuk pembangunan. Perhitungan biaya secara rinci dapat dilihat pada halaman Lampiran 6 dan secara ringkas total biaya tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8 Biaya Investasi

No. Ruang Pengadaan Biaya (Rp)

1 Pengomposan Sekat (Pasangan Bata dan

Kawat Ayam) 6.753.240

2 Penyimpanan

Kompos

Sekat (Pasangan Bata dan

Kawat Ayam) 703.450

3

Penyimpanan Sampah Anorganik

Sekat (Pasangan Bata dan

Kawat Ayam) 590.898

4 Penyimpanan

Sampah Khusus Wadah Penyimpan 250.000

5 Penyimpanan

Residu Bak Beton dengan Penutup 621.500

6 Ruang Ganti

83

Tabel 5.8 Biaya Investasi (Lanjutan)

No. Ruang Pengadaan Biaya (Rp)

7 Cuci Tangan Dinding, Kran dan Instalasi

Air Bersih 684.225

8 Drainase Drainase dan Septic Tank 2.000.000

Total Biaya 12.637.763

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Pengeluaran UPS untuk biaya investasi tersebut akan diimbangi dengan adanya pemasukan dari hasil pengolahan sampah di UPS. Dengan asumsi kompos dan sampah anorganik laku jual dapat terjual seluruhnya, dapat diperoleh pemasukan UPS per harinya sebagai berikut.

Tabel 5.9 Penghasilan UPS per hari No. Komposisi Sampah Berat

(kg) Harga Jual (Rp) Penghasilan (Rp) 1 Bodong 1,209 5.500 6.652 2 Gelas Plastik 2,209 8.500 18.773

3 Botol/gelas minuman jenis plastik

berwarna maupun putih polos

0,316 5.500 1.735

4 Botol shampo, sabun mandi,

kosmetik

0,263 4.700 1.236

5 Ember plastik bekas dan plastik

bekas peralatan rumah tangga

4,820 2.500 12.051

6 Tutup botol plastik 0,123 5.500 675

7 Plastik putih kresek 49,711 1.100 54.682

8 Plastik kresek warna 71,165 1.500 106.748

9 Plastik Tebal 0,175 500 88 11 Besi 2,072 5.700 11.810 12 Alumunium 0,070 15.000 1.052 13 Kaca/Beling 9,167 400 3.667 14 Duplex 32,147 400 12.859 15 Kardus 1,245 1.700 2.116 16 Kertas putih 6,047 3.000 18.142 17 Kertas Koran 24,575 1.500 36.862 18 CD 0,053 5.000 263 19 Kristal 0,123 5.500 675 20 Karet 1,595 300 479

84

Tabel 5.9 Penghasilan UPS per hari No. Komposisi Sampah Berat

(kg) Harga Jual (Rp) Penghasilan (Rp) 21 Kaleng 3,050 2.500 7.625 22 Kompos 358,140 3.000 42.977 Total 341.164

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Dengan pemasukan UPS sebesar Rp 341.164,00 per hari, maka dengan biaya investasi Rp 12.636.763,00 waktu pengembalian uang (pay back period) adalah sebagai berikut:

z_Z }_Y zXM\cd (hari) =pemasukan per hariinvestasi

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Volume rata-rata timbulan sampah yang masuk ke UPS Bojong Pondok Terong adalah 6,881 m3/hari dengan berat 1.346,64 kg/hari.

2. Komposisi sampah UPS Bojong Pondok Terong terdiri dari 66,75% organik, 9,65% plastik, 9,36% pembalut wanita dan popok sekali pakai, 5,4% sachet makanan, 4,75% kertas, 2,83% kain, 0,69% kaca, 0,23% kaleng, 0,16% logam, 0,12% karet, 0,02% elektronik dan 0,01% kristal. 3. Penempatan tata letak UPS didesain berdasarkan jenis kegiatan yang

dilakukan di UPS. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan ruang setiap kegiatan dengan memanfaatkan luas bangunan sebesar 240 m2.

4. Peralatan yang digunakan di UPS antara lain conveyor belt, mesin pencacah dan mesin ayak. Tata letaknya memperhatikan ruang gerak tenaga kerja dan fleksibilitas peralatan.

5. Bangunan UPS seluas 240 m2 sudah cukup untuk mengolah sampah dengan timbulan sebesar 6,881 m3/hari. Kebutuhan luas setiap ruang di bangunan UPS berbeda-beda tergantung jumlah komposisi sampah dan jenis kegiatan yang dilakukan. Perubahan tata letak UPS dilakukan dengan mengubah proporsi penyediaan ruang untuk setiap kegiatan di UPS disertai adanya batasan yang jelas antar ruang serta pengadaan beberapa fasilitas dan kelengkapan baru. Dengan perubahan tata letak ini, pemanfaatan atas ruang, peralatan dan tenaga kerja menjadi lebih maksimal, aliran material/barang dan tenaga kerja menjadi lebih sistematis, dan kondisi lingkungan kerja menjadi lebih baik.

86

6.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat diberikan kepada pihak pengelola UPS, yaitu:

1. Menerapkan dan melakukan uji coba perubahan tata letak UPS ini dengan partisipasi aktif seluruh petugas UPS.

2. Pembangunan drainase untuk menampung air lindi dan air bekas cuci untuk lebih lanjut dilakukan pengolahan, misalnya aerasi.

3. Lahan di belakang UPS yang sebelumnya dijadikan lahan pembuangan akhir residu dibersihkan lalu ditanami pepohonan. Pepohonan ini akan menjadi filter alami untuk bioaerosol yang dihasilkan dari UPS sehingga akan memberikan udara yang lebih baik bagi pemukiman sekitar.

87

Dokumen terkait