• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

3.3 Sarana dan Prasarana

Tata letak UPS Bojong Pondok Terong ini terlihat kurang rapi. Tidak ada batasan yang jelas antara ruang dalam bangunan seperti pada daerah penerimaan sampah dan daerah pemilahan. Hal ini menyebabkan tumpukan sampah tersebar di sekitar alat conveyor belt dan terlihat tidak rapi. Sejak awal tahun 2011, sampah organik tidak diolah menjadi kompos melainkan hanya ditumpuk dan sesekali disiram untuk mengurangi bau. Tidak adanya ruang yang jelas untuk pengomposan semakin menjadi sebab tidak dilakukannya proses pengomposan. Penyimpanan sampah anorganik laku jual tersebar secara tidak teratur di dalam dan di luar bangunan UPS. Di luar bangunan UPS, penumpukan sampah anorganik ini mengambil lahan parkir untuk gerobak. Di UPS ini pun tidak ada area penyimpanan dan pewadahan khusus untuk sampah berbahaya dan beracun. Tempat penyimpanan kompos berada di luar bangunan UPS dan berada dekat dengan pemukiman warga. Lahan di belakang UPS dijadikan tempat pembuangan akhir residu, dimana sampah tidak diproses lebih lanjut melainkan hanya ditumpuk.

Di dalam bangunan UPS, awalnya terdapat satu ruang kantor administrasi, namun lama kelamaan kantor ini berubah fungsi menjadi gudang tempat penyimpanan sampah anorganik laku jual.

3.3 Sarana dan Prasarana

Jalan akses masuk UPS merupakan jalan yang melewati pemukiman padat penduduk. Jalan ini sudah di beton dan memiliki lebar hanya sekitar 3 m. Lebar jalan yang sempit ini membuat kendaraan berat (termasuk truk) tidak dapat masuk dan hanya memungkinkan untuk dilewati oleh gerobak saja.

Gambar 3.7 Jalan Akses Masuk UPS Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012

32

Terdapat 2 sarana sanitasi air bersih di UPS ini, yaitu satu buah MCK di dalam bangunan UPS dan satu buah keran diluar bangunan UPS. Sumber air bersih diperoleh dari sumur gali yang terletak 200 meter dari kanan bangunan UPS. Selain itu, untuk menggerakkan mesin dan kebutuhan tenaga listrik lainnya, UPS mendapat supply listrik dari PLN setempat dengan daya 5500 watt dan 25 A.

Peralatan yang tersedia di UPS ini disediakan sepenuhnya oleh Dinas Kebersihan Kota Depok. Peralatan operasional kendaraan angkut yang terdapat di UPS ini adalah gerobak berjumlah 9 buah. Gerobak yang tersedia adalah gerobak yang telah memiliki sekat pemisah antara sampah organik dan sampah non-organik. Namun, karena tidak adanya pemilahan di sumber, maka dalam pelaksanaannya sekat ini kerap kali disingkirkan dan fungsi sekat pemisah sampah ini pun tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pengangkutan dengan gerobak ini beroperasi setiap hari kecuali hari Minggu.

Tabel 3.1 Peralatan di UPS

No. Peralatan Jumlah Kapasitas

Alat Besar

1. Conveyor 1 5 m3/jam

2. Crusher Basah 1 10 m3/jam

3. Crusher Kering 1 10 m3/jam

4. Mesin Ayak 1 1 ton/jam

Alat Bantu Produksi

1. Gerobak 9 Variasi 2. Sekop 3 - 3. Cangkul 2 - 4. Keranjang 7 - 5. Sapu 2 - Perlengkapan Kerja 1. Sepatu boot 21 - 2. Baju kerja 21 - 3. Kaus tangan 21 - 4. Masker 21 - 5. Kacamata 21 - 6. Helm 21 -

Gambar 3.8

Sumber: Dokumentasi Penelitian

Gambar 3.10 Mesin Ayak Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012 3.4 Manajemen pengoperasian UPS

Instansi pengelola UPS adalah Dinas Kebersihan

Depok yang bekerjasama dengan masyarakat setempat. Struktur Organisasi pengelola UPS adalah sebagai berikut:

Gambar Administrasi

Keuangan Pengawas

Gambar 3.8 Conveyor Belt Gambar 3.9 Mesin Pencacah Dokumentasi Penelitian, 2012 Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012

Gambar 3.10 Mesin Ayak Gambar 3.11 Gerobak Sampah Dokumentasi Penelitian, 2012 Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012 Manajemen pengoperasian UPS

Instansi pengelola UPS adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Depok yang bekerjasama dengan masyarakat setempat. Struktur Organisasi pengelola UPS adalah sebagai berikut:

Gambar 3.12 Struktur Organisasi Pengelola UPS Sumber: Pengamatan Lapangan, 2011

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Sie Pengolahan Koordinator UPS

Pengawas Mesin Keamanan Pekerja Pengangkut Sampah

33

Gambar 3.9 Mesin Pencacah

Gambar 3.11 Gerobak Sampah

dan Pertamanan Kota Depok yang bekerjasama dengan masyarakat setempat. Struktur Organisasi

Pengangkut Sampah

34

Jumlah pekerja UPS sebanyak 21 orang dengan status kepegawaian adalah sebagai pekerja kegiatan. Setiap harinya seluruh pekerja akan menandatangani presensi kehadiran. Beberapa pekerja UPS bertindak kurang disiplin, terlihat dari waktu jam pergi dan pulang yang berbeda setiap harinya dan tidak sesuai dengan peraturan yang ada di UPS.

Tabel 3.2 Deskripsi Kerja

Pekerjaan Jumlah orang Deskripsi Kerja

Koordinator 1

1. Bertanggung jawab terhadap kegiatan UPS 2. Berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan terkait kegiatan yang dilakukan

3. Mengontrol kegiatan di UPS dan mengontrol kinerja pekerja di UPS

Pengawas

Mesin 1

Memastikan mesin berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan kecelakaan

Administrasi

Keuangan 1

1. Berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dalam mengelola keuangan UPS

2. Mengatur cashflow keuangan UPS

Koordinator 1

1. Bertanggung jawab terhadap kegiatan UPS 2. Berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan terkait kegiatan yang dilakukan

3. Mengontrol kegiatan di UPS dan mengontrol kinerja pekerja di UPS Pengawas

Mesin 1

Memastikan mesin berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan kecelakaan

Administrasi

Keuangan 1

1. Berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dalam mengelola keuangan UPS

2. Mengatur cashflow keuangan UPS

Keamanan 1

1. Memastikan tidak terjadi tindakan kriminal seperti pencurian terjadi

2. Memastikan keamanan dan keselamatan para pekerja

35

Tabel 3.2 Deskripsi Kerja (Lanjutan) Pekerjaan Jumlah orang Deskripsi Kerja

Pekerja 10

Melakukan kegiatan: 1. Pemilahan sampah 2. Pengomposan 3. Pengoperasian mesin

4. Pengepakan barang daur ulang/dijual kembali

5. Pengangkutan sampah residu ke tempat pembuangan akhir

Pengangkut

sampah 7

Mengangkut sampah dari rumah ke rumah setiap hari (kecuali hari Minggu)

Sumber: Pengamatan Lapangan, 2011

Biaya modal kerja, biaya operasi maupun biaya pemeliharaan didanai oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok. Pengelolaan keuangan dilakukan DKP bersama-sama dengan pihak UPS (dalam hal ini bagian administrasi keuangan) dengan rutin mengadakan pertemuan sebulan sekali dan pertemuan informal lainnya.

Biaya modal kerja yaitu penyediaan alat-alat berat/mesin dan bangunan UPS didanai oleh DKP secara full cost. Untuk tanah statusnya adalah tanah milik masyarakat yang dipinjamkan kepada pemerintah. Tanah ini atas nama Ir. Suwarna. Biaya operasional dan pemeliharaan seperti gaji pekerja, bahan bakar untuk mesin dan perawatan serta pemulihan mesin yang rusak juga didanai Dinas Kebersihan. Gaji semua pekerja kecuali pengangkut sampah masing-masing sebesar Rp 750.000/bulan dibayarkan tiap bulannya melalui administrasi keuangan UPS. Dana untuk gaji pengangkut sampah diambil dari swadaya iuran warga sebesar Rp 7.500 per bulan. Untuk bahan bakar, disediakan oleh DKP dalam bentuk barang (bensin/solar) yang dijatah memakai kupon tiap harinya.

Dokumen terkait