HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat IPA siswa baik secara umum maupun
4.1.2 Analisis Data
Tabel 4.2 Rangkuman data minat IPA secara spesifik (KD)
No. siswa
Kelompok Skor total minat IPA KD
Kelompok Eksperimen
Skor total minat IPA KD Kelompok Kontrol
awal akhir awal akhir
1. 64 69 68 68 2. 67 68 65 67 3. 67 69 66 66 4. 71 74 64 70 5. 61 72 65 69 6. 70 73 63 63 7. 61 69 70 70 8. 67 68 63 61 9. 65 73 62 64 10. 60 64 64 65 11. 62 64 65 68 12. 64 73 67 68 13. 65 67 61 64 14. 60 62 60 63 Total 909 965 903 926 Rata-rata 64,93 68,93 64,5 66,14 4.1.2 Analisis Data
Dari hasil perhitungan komputer dengan PASW 18 for Windows tampak dalam tabel 4 di bawah ini, bahwa semua data berdistribusi normal karena lebih
besar dari harga sig. (2-tailed) 0,05. Dengan demikian dapat dilakukan uji parametrik selanjutnya yaitu Independent t-test.
Tabel 4.3 Hasil uji normalitas data minat IPA secara umum dan spesifik (KD) dengan Kolmogorov Smirnov.
Kelompok
Mean Assymp. Sig. (2-tailed)
Analisis Distribusi Awal Akhir Awal Akhir
Minat eksperimen 65,00 68,57 0,961 0,857 Sig.>0,05 Normal Minat kontrol 64,57 66,14 0,884 0,682 Sig.>0,05 Normal
49 Kelompok
Mean Assymp. Sig.
(2-tailed) Analisis Distribusi Awal Akhir Awal Akhir
Minat KD eksperimen 64,93 68,93 0,944 0,918 Sig.>0,05 Normal Minat KD kontrol 64,50 66,14 0,943 0,807 Sig.>0,05 Normal
Langkah kedua, adalah uji perbandingan skor mean minat awal kedua
kelompok. Hal ini untuk mengetahui apakah data homogen sehingga dapat
dilakukan pembandingan atau tidak. Berdasar tabel 4.4 di bawah ini data minat
IPA siswa baik secara umum dan spesifik ternyata juga tidak berbeda atau
homogen, karena kriteria harga sig. (2-tailed) > 0,05 terpenuhi.
Tabel 4.4 Hasil uji perbandingan skor mean minat IPA awal secara umum dan spesifik.
Keterangan Mean minat awal
Sig.(2-tailed)
Hasil Eks Kontrol
Minat IPA 65,00 64,57 0,736 Homogen Minat KD 64,93 64,50 0,731 Homogen
Langkah ketiga, adalah uji perbandingan skor minat awal ke akhir
pembelajaran. Ada tidaknya kenaikan skor minat awal ke akhir pembelajaran baik
di kelompok eksperimen dan kontrol, dibandingkan untuk melihat masing-masing
pengaruh dari metode yang diterapkan. Uji statistik yang telah dilakukan dengan
rumus Paired Samples test (tabel 4.5 di bawah) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara minat IPA baik secara umum dan spesifik, dari
awal ke akhir pembelajaran di kelompok eksperimen dan kontrol, dibuktikan
50 Dengan kata lain, baik metode penemuan dan metode ceramah sama-sama
meningkatkan minat siswa IPA baik secara umum dan spesifik. Meski demikian
dilihat dari persen peningkatannya, metode penemuan yang diterapkan di
kelompok eksperimen jauh lebih meningkatkan mean minat awal ke minat akhir
baik minat IPA secara umum sebesar 5,49% dan spesifik sebesar 6,16%
dibandingkan dengan yang menerapkan metode ceramah di mana rata-rata
kenaikannya hanya sebesar 2%.
Tabel 4.5 Hasil perbandingan skor mean minat IPA secara umum awal ke akhir pembelajaran
Ket. Kelompok Skor mean minat IPA % peningkatan Signifikansi (2-tailed) Hasil analisis awal akhir
Umum Eksperimen 65,00 68,57 5,49% 0,001 Berbeda Kontrol 64,57 66,14 2,43% 0,015 Berbeda KD Eksperimen 64,93 68,93 6,16% 0,000 Berbeda Kontrol 64,50 66,14 2,54% 0,011 Berbeda
Nb : % peningkatan = (mean postest – mean pretest) : mean pretest ) x 100
Untuk sampai menarik kesimpulan yang tepat, maka langkah terakhir
adalah uji perbandingan skor minat akhir setelah pembelajaran. Karena data
normal, kembali uji statistik menggunakan Independent samples t test. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa, tidak ada perbedaan mean minat akhir pada
minat IPA secara umum pada kelompok eksperimen dan kontrol. Hal ini
dibuktikan dengan harga sig-(2-tailed) sebesar 0,074 yang berarti lebih dari 0,05. Minat siswa pada mapel IPA secara umum di kelompok eksperimen tidak lebih
tinggi atau sama dengan minat siswa di kelompok kontrol.
Sebaliknya, pada minat IPA secara spesifik ada perbedaan yang signifikan
51 (2-tailed) sebesar 0,037 yang berarti harga tersebut kurang dari 0,05. Dapat dikatakan, minat siswa pada mapel IPA subpokok bahasan rangkaian listrik
sederhana yang menggunakan metode penemuan lebih tinggi secara dibandingkan
dengan metode ceramah. Berikut disajikan hasil rangkuman perhitungan
menggunakan Independent samples t test:
Tabel 4.6 Hasil uji perbandingan skor mean minat IPA siswa pada akhir pembelajaran di kedua kelompok.
Ket. Minat IPA
Mean minat akhir Signifikansi (2-tailed)
Hasil analisis
Eksperimen Kontrol
Secara umum 68,57 66,14 0,074 Tidak berbeda Secara spesifik (KD) 68,93 66,14 0,037 Berbeda
4.1.3 Pembahasan
Uji normalitas yang dilakukan untuk data minat, menghasilkan bahwa
semua data nornal karena kriteria > 0,05 terpenuhi. Kemudian dari hasil
perbandingan minat sebelum pembelajaran baik minat IPA secara umum dan
spesifik kedua kelompok, ternyata tidak berbeda atau data homogen karena di atas
0,05. Setelah syarat ini dipenuhi, maka uji selanjutnya adalah uji parametrik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum, minat siswa pada
mata pelajaran IPA tidak berbeda/sama antara yang menerapkan metode
penemuan dengan metode ceramah. Dengan harga sig. 2 tailed sebesar 0,074 > 0,05 mengartikan bahwa rata-rata minat siswa terhadap mata pelajaran IPA tidak
berbeda secara signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata
52 pelajaran IPA secara umum baik yang menerapkan metode penemuan dan metode
ceramah adalah sama.
Selain itu, kedua metode ini sama-sama mampu meningkatkan minat siswa
IPA secara umum. Hal ini tampak dari persen peningkatan yang cukup besar di
kedua kelompok, meskipun kelompok eksperimen yang menerapkan metode
penemuan jauh lebih tinggi peningkatannya daripada kelompok kontrol yang
menerapkan metode ceramah.
Hal yang berbeda, tampak pada minat siswa pada mata pelajaran IPA
setelah masuk sub pokok bahasan rangkaian listrik sederhana. Hal ini dibuktikan,
dengan harga sig. 2 tailed sebesar 0,037 < 0,05 yang berarti mean minat di kelompok eksperimen yang menerapkan metode penemuan, berbeda secara
signifikan dengan mean minat di kelompok kontrol yang menerapkan metode
ceramah. Keputusan yang diambil adalah menerima Hi dan menolak Ho. Hal ini
bisa dikatakan bahwa, minat siswa yang menerapkan metode penemuan lebih
tinggi dengan mean sebesar 68,93 dibandingkan minat siswa yang menerapkan
metode ceramah dengan mean sebesar 66,14.
Dari persen peningkatannya, kedua metode ini juga sama-sama
meningkatkan mean minat IPA KD awal ke mean minat IPA KD akhir. Meskipun
begitu kelompok eksperimen lebih tinggi peningkatannya yaitu sebesar 6% lebih,
dibanding kelompok kontrol. Besaran persen kenaikan di kelompok eksperimen,
minat siswa pada mata pelajaran IPA secara umum sebesar 5% dan minat siswa
53 di kelompok eksperimen meningkat 1% lebih setelah metode penemuan
diterapkan. Sedang di kelompok kontrol perbedaan kenaikan ini sangat rendah
kurang dari 0,5 %.
Adanya perbedaan minat IPA secara spesifik disebabkan karena banyak
faktor salah satunya metode penemuan yang diterapkan. Dalam metode ini, siswa
diberi kesempatan bereksplorasi sendiri dengan benda-benda listrik yang
disediakan guru, guna membantu mereka menemukan konsep secara
bersama-sama atau dalam kelompok. Suasana yang lebih santai, interaksi guru dan siswa
yang baik, membuat siswa nyaman dalam belajar, dan pengalaman yang mereka
dapat lebih bermakna. Di samping masalah listrik yang sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari, siswa dapat memahami sendiri sebab akibat yang
ditimbulkan terkait dengan kelistrikan. Rasa senang melakukan percobaan, dan
mendapat pengetahuannya sendiri menambah minat mereka mempelajari materi
lebih dalam.
Hal ini berbeda dengan pembelajaran dengan metode ceramah. Suasana
yang monoton, duduk sambil mencatat apa yang didengarkan, membuat pikiran
cepat jenuh dan membosankan. Tidak adanya aktivitas siswa mengalami langsung
benda-benda listrik, yang ada hanya gambar kapur di papan tulis, membuat materi
yang dipahami pun jauh dari ingatan. Perbedaan pengalaman yang dirasakan
siswa di kelompok eksperimen dan kontrol, berdampak pada minat mereka
54 Dapat disimpulkan bahwa minat siswa pada mata pelajaran IPA terlebih pada materi rangkaian listrik sederhana yang menerapkan metode penemuan berbeda secara signifikan dengan minat siswa yang menerapkan metode ceramah.
4.2 Perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode