• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENDAHARA BADAN PENGAWAS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Permintaan Pembiayaan Usaha Kecil

Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dapat dimodelkan ke dalam suatu fungsi permintaan. Dalam penelitian ini terdapat enam faktor yang diduga mempengaruhi permintaan pembiayaan di KBMT Khidmatul Ummah, yaitu biaya peminjaman, skala usaha yang diukur dengan besar pendapatan per hari, jangka waktu angsuran, lama menjadi nasabah (pengalaman pembiayaan), tingkat pendidikan, jenis usaha dan ada tidaknya agunan. Data faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan efektivitas pembiayaan usaha kecil pada KBMT Khidmatul Ummah, penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS).

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software E-Views 4.1 terhadap model permintaan pembiayaan (DC) didapatkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 87.08 persen (Tabel 5.1). Hal ini berarti bahwa variasi permintaan pembiayaan usaha kecil pada KBMT Khidmatul Ummah dapat dijelaskan sebesar 87.08 persen oleh variabel-variabel yang terdapat dalam model dan sisanya 12.92 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Tabel 5.1. Hasil Estimasi Koefisien Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Usaha Kecil pada KBMT Khidmatul Ummah Tahun 2006

Variabel Koefisien Probabilitas

C 32.24828 0.0230 Sumber: Lampiran 5.

Nilai Probability (F-statistic) sebesar 0.002635 yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (α =5%) menyimpulkan tolak H0. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel-variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Pengujian heteroskedastisitas untuk memastikan varians tiap unsur gangguan konstan, tidak bergantung pada nilai yang dipilih dalam variabel yang menjelaskan. Pendeteksian dilakukan dengan menggunakan metode White Heteroscedasticity. Jika Prob dari Obs*R-squared statistic lebih besar dari alpha (α) maka kita terima H0. Dari Tabel 5.1. dapat terlihat bahwa nilai Prob dari Obs*R-squared adalah sebesar 0.085035 lebih besar dari alpha (α) 0.05. Maka dapat diambil kesimpulan terima H0 yang berarti tidak ada masalah heteroskedastisitas atau asumsi homoskedastisitas terpenuhi pada model ini.

Uji Multikolinearitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan linear di antara beberapa atau semua variabel bebas

dari model regresi. Pada penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan Correlation Matrix, di mana batas terjadinya korelasi antara sesama variabel bebas adalah tidak lebih dari │0.80│. Berdasarkan Lampiran 5, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak mengandung gejala multikolinearitas.

Nilai elastisitas variabel biaya peminjaman sebesar -2.62 dan tidak signifikan pada taraf nyata 5 persen. Ini menunjukkan bahwa peningkatan biaya peminjaman sebesar 1 persen akan menurunkan permintaan pembiayaan sebesar 2.62 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa biaya peminjaman mempunyai nilai negatif terhadap permintaan pembiayaan. Biaya yang dikeluarkan dalam meminjam di KBMT ini terdiri dari biaya materai, biaya administrasi, dan biaya transportasi. Materai yang dibutuhkan untuk pencairan pembiayaan adalah dua lembar dengan harga Rp. 6000; per lembar. Biaya administrasi untuk pengesahan pembiayaan kurang lebih Rp 20.000;. Biaya transportasi masing-masing responden berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung dari jarak tempuh yang dilalui. Biaya transportasi yang dikeluarkan berkisar antara Rp 4000; sampai dengan Rp 10.000.

Biaya peminjaman tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan pembiayaan. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata biaya pinjaman terhadap rata-rata permintaan pembiayaan yang relatif kecil. Bagi nasabah yang telah lama menjadi nasabah KBMT, umumnya biaya pinjaman ini berkurang dari awal pinjaman. Hal ini dikarenakan nasabah tidak perlu lagi mengurus surat-surat yang telah dibuat pada awal peminjaman.

Skala usaha yang diukur dengan pendapatan per hari merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam mempengaruhi permintaan pembiayaan.

Variabel skala usaha berpengaruh nyata dalam mempengaruhi permintaan pembiayaan pada taraf nyat 5 persen. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis yang dibuat bahwa pendapatan berpengaruh nyata terhadap permintaan pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah. Elastisitas pendapatan adalah sebesar 0.44 artinya apabila pendapatan naik sebesar 1 persen maka permintaan pembiayaan naik sebesar 0.44 persen, ceteris paribus. Besarnya elastisitas pendapatan menunjukkan bahwa KBMT sangat memperhatikan kemampuan nasabah (capacity) dalam memperoleh keuntungan. Hal ini juga menunjukkan bahwa pendapatan bernilai positif terhadap permintaan pembiayaan.

Pada proses pengambilan pembiayaan, pihak KBMT terlebih dahulu mensurvei usaha nasabah untuk memperhitungkan keuntungan usaha sehingga dapat dijadikan acuan dalam menentukan besarnya pembiayaan yang diberikan.

Nasabah dengan pendapatan yang besar cenderung akan lebih mudah dalam memperoleh pembiayaan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa nasabah tersebut tidak akan melakukan tunggakan pada saat jatuh tempo.

Elastisitas jangka waktu angsuran sebesar -0.37 persen menunjukkan bahwa semakin lama jangka waktu angsuran yang diberikan maka akan menurunkan permintaan pembiayaan sebesar 0.37 persen, dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus). Hal ini menunjukkan bahwa dalam menentukan besar angsuran tidak ditentukan oleh lamanya waktu mengangsur namun lebih

ditentukan oleh kemampuan nasabah dalam mengangsur pembiayaan per harinya, baru dapat ditentukan berapa lama waktu mengangsur.

Variabel pengalaman pembiayaan atau lama menjadi nasabah memberikan pengaruh yang cukup besar bagi permintaan pembiayaan pada taraf nyata 5 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang dibuat, di mana diduga pengalaman pembiayaan berpengaruh nyata terhadap permintaan pembiayaan. Elastisitas pengalaman pembiayaan sebesar 1.19 artinya apabila pengalaman pembiayaan naik sebesar 1 persen maka permintaan pembiayaan naik sebesar 1.19 persen, ceteris paribus. Dengan demikian, pengalaman pembiayaan mempunyai nilai positif terhadap permintaan pembiayaan.

Pihak KBMT akan lebih mudah memberikan pembiayaan kepada nasabah yang sebelumnya sudah pernah melakukan pinjaman jika dibandingkan dengan nasabah baru. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa pihak KBMT sudah lebih mengenal character nasabah tersebut, sehingga lebih percaya dalam memberikan pembiayaan. Sebelum pembiayaan diberikan pihak KBMT akan melihat kembali sejarah/riwayat peminjaman nasabah sebelumnya. Dengan demikian, diketahui nasabah-nasabah yang memiliki karakter baik yang tercermin dari manajemen usaha, pengembalian pembiayaan, keuangan, dan sebagainya.

Semakin baik penilaian yang diberikan oleh pihak KBMT terhadap sejarah peminjaman seorang nasabah, maka akan semakin besar pula peluang nasabah tersebut untuk memperoleh pembiayaan dalam jumlah yang lebih besar.

Perbedaan permintaan untuk nasabah yang berpendidikan antara SD dan SMP sebesar 0.15 sedangkan antara SD dan SMA sebesar 0.26. Hal ini

menunjukkan nasabah yang berpendidikan lebih tinggi secara rata-rata mendapat pembiayaan yang lebih tinggi daripada nasabah yang berpendidikan lebih rendah.

Semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah akan semakin besar kesempatan untuk memperoleh informasi serta tidak ada hambatan untuk memahami prosedur pengurusan pembiayaan dan persyaratan administrasi. Hal ini sangat memudahkan memperoleh pembiayaan. Demikian juga dalam mengatur frekuensi dan besar penarikan pembiayaan, pengusaha yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan relatif lebih matang. Sehingga dapat memanfaatkan pembiayaan relatif lebih besar pada pengusaha yang berpendidikan tinggi.

Perbedaan permintaan pembiayaan untuk jenis usaha siap saji dengan retail sebesar 0.31, sedangkan perbedaan permintaan pembiayaan antara jenis usaha siap saji dengan siap pakai sebesar -0.99. Permintaan pembiayaan terbesar pada jenis usaha siap saji. Hal ini dikarenakan karakteristik dari jenis usaha siap saji bisa mengambil keuntungan relatif besar (lebih dari 40 persen), berhubungan dengan konsumsi masyarakat berupa pangan atau makanan, seperti: usaha pecel lele, sop, sate, bakso, mie ayam, dan sebagainya.

Dummy agunan tidak berpengaruh nyata terhadap pemintaan pembiayaan dengan nilai elastisitas sebesar -2.25. Hal ini terjadi karena pada umumnya pihak KBMT memberikan kemudahan kepada nasabah dalam proses pengajuan pembiayaan, yang terpenting bagi KBMT adalah kelayakan usahanya.

Dengan melihat kriteria ekonomi, statistik dan ekonometrik, maka model dugaan Permintaan Pembiayaan Usaha Kecil yang dihasilkan sudah cukup baik.

Model ini memiliki sifat Best Linear Unbiassed Estimator (BLUE) atau penaksir tak bias linier terbaik karena memenuhi semua asumsi yang ada.

5.2. Analisis Efektivitas Pembiayaan 5.2.1. Prosedur Pembiayaan

Evaluasi efektivitas pola pelayanan dilakukan berdasarkan persepsi nasabah terhadap pola pelayanan pembiayaan berlaku. Responden diminta memberi tanggapan (respon) terhadap faktor-faktor yang dianggap dapat menentukan (parameter) efektivitas penyaluran pembiayaan. Faktor-faktor yang dinilai mempengaruhi adalah prosedur pengajuan pembiayaan (persyaratan awal, proses pembiayaan, jaminan, keramahan petugas KBMT dalam melayani pengajuan pembiayaan), mekanisme pencairan pembiayaan (realisasi pembiayaan, biaya administrasi, kesesuaian jumla pengajuan dengan realisasi/credit rationing, kemampuan KBMT dalam memenuhi permintaan pembiayaan), mekanisme pengembalian pembiayaan (besarnya angsuran, jangka waktu angsuran, keaktifan petugas dalam melakukan penagihan di lapang, keuntungan bagi KBMT).

Penilaian dilakukan terhadap setiap faktor yang mempengaruhi parameter efektivitas pembiayaan yang dilakukan oleh KBMT Kidmatul Ummah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor mana yang masih lemah kinerjanya, sehingga dapat diperbaiki sesuai dengan kinerja yang diharapkan. Selain itu, faktor-faktor yang telah berjalan sesuai kinerja dapat dipertahankan agar pelayanannya dapat terus ditingkatkan.

5.2.1.1. Prosedur Pengajuan Pembiayaan

¾ Persyaratan Awal Kredit

Persyaratan awal adalah ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang calon nasabah (seperti fotokopi KTP suami-istri, fotokopi KK, mengisi formulir persetujuan suami-istri, mengisi daftar kebutuhan barang, lama usaha minimal 6 bulan, kartu pelunasan bagi nasabah lama, melampirkan fotokopi jaminan berupa:

sertifikat tanah-bangunan, akta jual beli tanah-bangunan, BPKB kendaraan motor/mobil). Hasil evaluasi efektivitas dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Respon atas Persyaratan Awal terhadap Efektivitas Penyaluran Pembiayaan

Kategori Penilaian Jumlah Responden %

Ringan 20 66.7

Sedang 10 33.3

Berat - -

Total 30 100

Dokumen terkait