• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2.2.2 Analisis Persediaan Periodic Review System

Analisis Periodic Review System dilakukan dengan beberapa faktor atau kondisi yang berpengaruh dalam pelaksanaannya. Beberapa faktor atau kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Periode pemeriksaan persediaan (T) ditetapkan berdasarkan daya simpan optimal masing – masing kelompok buah. Periode pemeriksaan persediaan (T) untuk setiap kelompok buah adalah sebagai berikut:

a. Kelompok buah berdaya simpan optimal 1-3 hari yaitu kelompok 1, 2, 3, 4, 7, dan 11: (T) = 2 dan 3 hari.

b. Kelompok buah berdaya simpan optimal 4-6 hari, yaitu kelompok 5, 6, 8, 9, 12, dan 13: (T) = 2, 3, 5, dan 6 hari.

c. Kelompok buah berdaya simpan optimal lebih dari 6 hari yaitu kelompok 10: (T) = 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, dan 14 hari.

2. Waktu tunggu (LT) yang terjadi untuk menerima buah segar yang telah dipesan adalah nol (0). Pemesanan biasa dilakukan pada malam hari saat menjelang waktu toko tutup, dan pesanan tersebut akan datang pada esok harinya beberapa saat setelah toko mulai buka (beroperasi). Hal ini tidak membuat Toko Raja Buah Segar mengalami kehilangan potensi penjualan karena sisa persediaan masih mampu memenuhi permintaan hingga pasokan dari supplier tiba.

3. Nilai tingkat pelayanan (SL) yang ingin dicapai oleh pihak manajemen Toko Raja Buah Segar adalah sebesar 90%. Hal ini berarti bahwa persediaan yang dimiliki harus mampu memenuhi 90% tingkat permintaan dan bersedia menerima resiko kehilangan potensi penjualan sebesar 10%.

Analisis Periodic Review System ini diawali dengan menentukan jumlah persediaan pengaman atau safety stock (SS). Tabel 4. menyajikan jumlah persediaan pengaman pada setiap sampel buah terpilih dari masing – masing kelompok buah berdasarkan periode pemeriksaan yang telah ditentukan sebelumnya. Perhitungan persediaan pengaman secara lengkap untuk setiap kelompok buah disajikan pada Lampiran 7.

Tabel 4. menampilkan hasil perhitungan target persediaan untuk masing – masing jenis buah. Jumlah persediaan pengaman memiliki arti bahwa untuk dapat memenuhi 90% permintaan, maka jumlah persediaan pengaman merupakan jumlah persediaan minimum yang harus dimiliki. Jumlah persediaan pengaman juga merupakan batas untuk melakukan pemesanan kembali jika jumlah persediaan aktual sudah berada pada batas atau dibawah batas tersebut.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Persediaan Pengaman (Safety Stock) Periodic Review System SS (Kg) Jenis Produk T (2) T (3) T (5) T (6) T (9) T (10) T (11) T (12) T (14) Mangga Gincu Super 14.51 17.49 - - - Mangga Harum Manis 37.09 44.71 - - - Salak Pondoh 27.76 33.47 - - - Pisang Cavendish 16.76 20.20 - - - Semangka Merah 31.55 38.04 50.12 54.82 - - - Alpukat Mentega 12.61 15.21 20.04 21.92 - - - Durian Monthong 63.59 76.66 - - - Anggur Autumn Royal 16.19 19.52 25.72 28.13 - - - Jeruk Ponkam 133.20 160.60 211.62 231.45 - - - Kurma Medjol USA 28.01 33.77 44.50 48.67 59.59 62.77 65.95 68.73 74.29 Cherry Merah 20.91 25.22 - - - Lengkeng Bangkok 37.03 44.64 58.82 64.34 - - - Apel Fuji Yoyo Blush 464.93 560.56 738.62 807.87 - - -

Tabel 4. menunjukkan bahwa semakin panjang periode pemeriksaan maka semakin besar persediaan pengaman yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi tingkat permintaan selama periode pemeriksaan. hubungan antara panjang periode dengan persediaan pengaman dapat dilihat dengan jelas pada perhitungan persediaan pengaman Kurma Medjol USA karena diuji dengan periode pemeriksaan yang lebih beragam dan lebih panjang dibanding jenis buah lainnya. Persediaan pengaman Kurma Medjol USA pada periode pemeriksaan 2 hari hanya sebesar 28.01 Kg, kemudian jumlah ini bertambah menjadi 33.77 Kg pada periode pemeriksaan 3 hari. Persediaan pengaman Kurma Medjol USA terus bertambah seiring semakin panjangnya periode pemeriksaan hingga mencapai 74.29 Kg pada periode pemeriksaan 14 hari.

Tahap selanjutnya adalah menentukan target persediaan atau Target Inventory (TI). Hasil perhitungan target persediaan untuk setiap jenis buah disajikan pada Tabel 5. Perhitungan target persediaan secara lengkap disajikan pada Lampiran 8.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Target Tingkat Persediaan (Target Inventory) Periodic Review System TI (Kg) Jenis Produk T (2) T (3) T (5) T (6) T (9) T (10) T (11) T (12) T (14) Mangga Gincu Super 38.38 53.30 - - - - - Mangga Harum Manis 88.22 121.42 - - - - - Salak Pondoh 77.27 107.73 - - - - - Pisang Cavendish 49.66 69.55 - - - - - Semangka Merah 85.59 119.10 185.22 216.94 - - - Alpukat Mentega 31.61 43.71 67.54 78.92 - - - Durian Monthong 153.51 211.54 - - - - - Anggur Autumn Royal 39.61 54.65 84.27 98.39 - - - Jeruk Ponkam 317.42 436.93 672.17 784.11 - - - Kurma Medjol USA 48.99 65.23 96.94 111.60 153.99 167.65 181.32 194.59 221.12 Cherry Merah 23.07 28.46 - - - - - Lengkeng Bangkok 89.19 122.88 189.22 220.82 - - - Apel Fuji (Yoyo Blush) 558.33 700.66 972.12 1088.07 - - -

Tabel 5. menunjukkan jumlah target persediaan untuk setiap jenis buah berdasarkan periode pemeriksaan yang telah ditentukan. Target persediaan merupakan batas maksimal tingkat persediaan yang harus dimiliki, maka jumlah pesanan yang harus dilakukan dihitung berdasarkan selisih antara target persediaan dengan tingkat persediaan yang masih dimiliki. Target persediaan terlihat semakin membesar jumlahnya seiring semakin panjang periode

pemeriksaan. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya tingkat permintaan sepanjang periode tersebut yang harus mampu dipenuhi oleh tingkat persediaan yang dimiliki.

Pemenuhan target persediaan dilakukan saat tingkat persediaan mencapai atau lebih kecil dari titik pemesanan. Titik pemesanan dalam analisis periodic review system adalah jumlah persediaan pengaman yang harus dimiliki. Misalnya, target persediaan Mangga Gincu Super pada periode pemeriksaan 3 hari jumlah target persediaan adalah 53.3 Kg, persediaan pengaman yang harus dimiliki adalah 17.49 Kg (Tabel 4), maka pemesanan ulang dapat dilakukan saat tingkat persediaan yang dimiliki tersisa 17.49 Kg dan jumlah pesanan adalah sebesar 53.3 Kg dikurangi jumlah persediaan aktual. Hal serupa turut berlaku untuk semua jenis buah pada setiap periode pemeriksaan yang telah ditentukan.

5.2.3. Analisis Biaya Persediaan

Metode atau model pengendalian tingkat persediaan yang diterapkan oleh Toko Raja Buah Segar dengan Single Period Model dan Periodic Review System menghasilkan biaya persediaan yang berbeda. Analisis biaya persediaan hanya berdasarkan jumlah biaya pemesanan selama satu tahun untuk masing – masing jenis buah. Hal ini dikarenakan Toko Raja Buah tidak melakukan kegiatan produksi apapun sehingga tidak ada biaya persiapan alat ataupun biaya produksi, selain itu biaya penyimpanan merupakan biaya tetap dan bukan biaya variabel karena tidak terpengaruh oleh kuantitas persediaan, sehingga tidak turut diperhitungkan (Handoko, 2000: 336).

Biaya kehilangan penjualan juga tidak dapat diukur secara relevan karena biaya jenis ini merupakan salah satu biaya yang sangat sulit untuk diukur. Tingkat kerusakan dari masing – masing buah sebenarnya dapat menjadi salah satu indikator pengukuran biaya kehilangan penjualan, yang terkadang juga disebut sebagai biaya kekurangan persediaan, namun meski tingkat kerusakan aktual dapat diketahui, proporsi tingkat kerusakan untuk analisis Single Period Model dan Periodic Review System di dalam penelitian ini tidak dapat diketahui dan juga tidak dapat disamakan dengan kondisi aktual.

Biaya persediaan yang hanya berdasarkan biaya pemesanan tahunan ini akan dihitung berdasarkan frekuensi atau jumlah pemesanan yang dilakukan selama satu tahun yang dikalikan dengan biaya pemesanan. Besarnya biaya pemesanan untuk satu kali pemesanan telah ditetapkan oleh pihak manajemen Toko Raja Buah Segar yaitu sebesar Rp 18.000,00.

5.2.3.1. Analisis Biaya Persediaan Metode Persediaan Toko Raja Buah Segar Perhitungan total biaya persediaan untuk setiap jenis buah berdasarkan metode persediaan yang diterapkan oleh Toko Raja Buah Segar saat ini disajikan pada Tabel 6, sehingga dapat dilihat biaya persediaan yang sesungguhnya dikeluarkan oleh Toko Raja Buah Segar untuk persediaan setiap jenis buah.

Tabel 6. Biaya Persediaan Metode Persediaan Toko Raja Buah segar Biaya Pemesanan (Rp) Frekuensi Pemesanan Total Biaya (Rp)

No. Jenis Produk

(1) (2) (3=1x2)

1 Mangga Gincu Super 18,000 108 1,944,000 2 Mangga Harum Manis 18,000 57 1,026,000

3 Salak Pondoh 18,000 266 4,788,000

4 Pisang Cavendish 18,000 184 3,312,000

5 Semangka Merah 18,000 199 3,582,000

6 Alpukat Mentega 18,000 72 1,296,000

7 Durian Monthong 18,000 69 1,242,000

8 Anggur Autumn Royal 18,000 40 720,000

9 Jeruk Ponkam 18,000 66 1,188,000

10 Kurma Medjol USA 18,000 17 306,000

11 Cherry Merah 18,000 21 378,000

12 Lengkeng Bangkok 18,000 87 1,566,000 13 Apel Fuji Yoyo Blush 18,000 22 396,000

Biaya persediaan yang tertinggi dimiliki oleh salak pondoh yaitu sebesar Rp 4,788,000. Hal ini disebabkan salak pondoh tersedia di pasar sepanjang tahun dan memiliki daya simpan optimal yang singkat yaitu antara 1 sampai 3 hari saja (Tabel 1), serta relatif mudah dalam pengadaannya. Faktor – faktor tersebut membuat pihak manajemen mengambil keputusan untuk melakukan pemesanan hampir setiap hari sepanjang tahun 2009, sehingga frekuensi pemesanan menjadi besar yaitu sebanyak 266 kali pemesanan.

Biaya persediaan yang paling kecil dimiliki oleh Kurma Medjol USA yaitu sebesar Rp 306,000 karena memiliki frekuensi pemesanan terkecil yaitu sebanyak 17 kali pemesanan. Hal ini disebabkan Kurma Medjol USA memiliki daya simpan optimal yang sangat lama bahkan hingga mencapai satu tahun serta memang hanya dipesan dan tersedia saat periode tertentu yaitu sekitar bulan

puasa atau bulan Ramadhan saat umat muslim menjalankan ibadah puasa, sehingga membuat Toko Raja Buah Segar tidak banyak melakukan pemesanan.

Keputusan pembelian ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Ma’arif dan Tanjung (2003: 278) bahwa sifat dari barang yang disediakan menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat persediaan yang dimiiki. Tabel 6. juga menunjukkan hubungan antara frekuensi pemesanan yang berbanding lurus dengan total biaya persediaan, yaitu semakin besar frekuensi pemesanan yang dilakukan, maka semakin besar total biaya persediaan yang harus dikeluarkan.

Dokumen terkait