• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS PERSEPSI RUMAHTANGGA TERHADAP

6.4. Analisis Persepsi Rumahtangga terhadap Kondisi Kelayakan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi rumahtangga terhadap kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal di dekat jalur KRL, variabel terikat yang digunakan adalah layak atau tidak layak kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal dekat jalur KRL. Jika rumahtangga menyatakan layak maka diberi nilai satu, sedangkan jika rumahtangga menyatakan tidak layak maka diberi nilai nol.

Variabel bebas yang digunakan terdiri dari variabel, yaitu tingkat pendidikan, luas lahan, lama tinggal, jarak ke sumber bising dan status kepemilikan rumah. Variabel tingkat pendidikan dan status kepemilikan rumah adalah variabel dummy. Tingkat pendidikan bernilai nol untuk lama pendidikan kurang dari sama dengan pendidikan tingkat SMP atau 9 tahun dan nilai satu untuk lama pendidikan di atas SMP atau lebih dari 9 tahun. Jika status kepemilikan milik sendiri maka diberi nilai satu dan jika tidak diberi nilai nol.

Hasil dari penelitian dari keseluruhan rumahtangga, 91 rumahtangga (75.83 persen) yang menyatakan kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal di dekat jalur KRL adalah layak, dan sebanyak 29 rumahtangga (24.17 persen)

menyatakan tidak layak, hal ini dapat dilihat pada Tabel 16. Alasan rumahtangga menyatakan tidak layak diantaranya adalah adanya kebisingan, pemukiman yang padat, jalan yang sempit, kebersihan yang kurang terjaga, kecelakaan, dan kriminalitas. Hasil logit persepsi rumahtangga terhadap kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal di dekat jalur KRL dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 16. Hasil Penelitian Mengenai Persepsi Rumahtangga terhadap Kondisi Kelayakan Lingkungan Tempat Tinggal di Dekat Jalur KRL

Persepsi Jumlah (Rumahtangga) Presentase (%)

Layak 91 75.83

Tidak Layak 29 24.17

Model logit yang diperoleh dari hasil olahan data adalah:

Li Layak = 1.56311 – 2.45765 PDDKN + 0.0098185 LUAS + 0.0092499 LMTG + 0.0478928 JRSB + 0.243135 SRMH

Tabel 17. Hasil Logit Persepsi Rumahtangga terhadap Kondisi Kelayakan Lingkungan Tempat Tinggal di Dekat Jalur KRL

Prediktor Koefisien P-value Odds

Ratio Keterangan

Constant 1.5631100 0.254

PDDKN - 2.4576500 0.020 0.09 Berpengaruh nyata*

LUAS 0.0098185 0.611 1.01 Tidak berpengaruh nyata

LMTG 0.0092499 0.752 1.01 Tidak berpengaruh nyata

JRSB 0.0478928 0.045 1.05 Berpengaruh nyata*

SRMH 0.2431350 0.722 1.28 Tidak Berpengaruh nyata

nyata pada taraf (α) = 0,05 Looklikelihood = -57.236

Test that all slopes are zero: G = 18.247, DF = 5, P-Value = 0.003 Goodness-of-Fit Test

Method Chi-Square DF P Keterangan

Pearson 209.940 114 0.000 Model Kurang Baik

Deviance 114.471 114 0.470 Model Baik

Hosmer-

Lemeshow 7.342 8 0.500 Model Baik

Keterangan : * nyata pada taraf (α) 0.05

Hasil pengolahan data menunjukan hasil statistik G sebesar 18.247 dan P- value sebesar 0.003 yang berarti terdapat minimal satu slope model tidak sama dengan nol atau variabel-variabel secara serentak berpengaruh terhadap peluang

rumahtangga menyatakan layak atau tidak layak pada taraf α = 0.05. Metode

Deviance dan Hosmer-Lemeshow digunakan pada uji kebaikan model dan diperoleh nilai P-value yang lebih besar dari taraf α = 0.05, yang artinya tidak cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa model tidak cukup baik. Sedangkan, pada uji Pearson P-value bernilai dibawah taraf α = 0.05. Namun karena dalam uji menggunakan metode Deviance dan Hosmer-Lemeshow nilai P-Value lebih

dari taraf α = 0.05, maka secara keseluruhan tidak cukup bukti untuk

menyimpulkan bahwa model tidak cukup baik. Hasil pengolahan data dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 1.

Variabel yang memiliki pengaruh nyata pada model tersebut adalah: 1. Tingkat Pendidikan

Variabel tingkat pendidikan berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 persen. Variabel ini memiliki P-value 0.020, sedangkan nilai koefisien yang bernilai negatif (-) jika rumahtangga memiliki tingkat pendidikan yang semakin tinggi maka rumahtangga menyatakan kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal di dekat jalur KRL tidak layak untuk ditempati. Rumahtangga yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pola pikir lebih baik mengenai keadaan lingkungan yang baik, sehingga tempat tinggal mereka yang dekat dengan jalur KRL memang tidak layak menjadi pemukiman. Nilai

Odds ratio sebesar 0.09 berarti dari 100 orang yang menyatakan tidak layak, maka terdapat 9 orang yang menyatakan layak.

2. Jarak ke Sumber Bising

Variabel jarak ke sumber bising berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 persen. Variabel ini memiliki P-value 0.045, sedangkan nilai koefisien yang bernilai positif (+) jika rumahtangga memiliki jarak ke sumber bising

yang semakin jauh maka rumahtangga menyatakan kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal di dekat jalur KRL adalah layak. Rumahtangga yang jarak rumah dengan sumber bising yang semakin jauh menganggap lingkungan tempat tinggal mereka layak karena kebisingan sedikit atau sudah tidak terdengar. Nilai Odds ratio sebesar 1.05 berarti dari 105 orang yang menyatakan layak, maka terdapat 100 orang yang menyatakan tidak layak. Hasil pengolahan data yang menunjukkan variabel jarak ke sumber bising merupakan variabel yang signifikan, maka pengolahan data dapat lebih spesifik yaitu pengolahan data berdasarkan strata jarak ke sumber bising. Hasil pengolahan data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

Hasil analisis logit juga memperlihatkan nilai atau kondisi potensial dan aktual dari jumlah rumahtangga yang menyatakan layak atau tidak layak wilayah pemukiman mereka menjadi tempat tinggal. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 18.

Kondisi potensial ditunjukan oleh nilai harapan dan kondisi aktual ditunjukan oleh nilai observasi. Perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi potensial jumlah rumahtangga yang menyatakan layak atau tidak layak terhadap kondisi lingkungan tempat tinggal di dekat jalur KRL dapat dilihat pada Tabel 18. Seluruh rumahtangga dikelompokan menjadi 10 grup.

Tabel 18. Frekuensi Observasi dan Harapan Persepsi Rumahtangga terhadap Kondisi Kelayakan Lingkungan Tempat Tinggal di Dekat Jalur KRL Keterangan Grup Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai 1 Observasi Harapan 5.0 6.1 8.0 7.1 7.0 7.6 8.0 8.1 8.0 8.7 10.0 9.2 11.0 9.8 11.0 11.0 12.0 11.5 11.0 11.8 91.0 90.9 Nilai 0 Observasi Harapan 7.0 5.9 4.0 4.9 5.0 4.4 4.0 3.9 4.0 3.3 2.0 2.8 1.0 2.2 1.0 1.0 0.0 0.5 1.0 0.2 29.0 29.1 Total 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 120.0

Grup pertama dengan keadaan rumahtangga menyatakan layak pemukiman mereka menjadi tempat tinggal, terdapat lima rumahtangga secara aktual menyatakan layak dan terdapat 6.1 rumahtangga yang menyatakan layak secara potensial. Grup pertama dengan keadaan rumahtangga menyatakan tidak layak pemukiman mereka menjadi tempat tinggal terdapat tujuh rumahtangga secara aktual tidak layak dan terdapat 5.9 rumahtangga secara potensial tidak layak. Selisih dari kedua keadaan ini yaitu sebesar 1.1 menunjukan terdapat 1.1 rumahtangga yang diharapkan menyatakan layak, namun pada kenyataannya (aktual) tidak layak. Hal ini disebabkan karena rumahtangga menganggap banyaknya kerugian jika mereka bermukim di dekat jalur KRL sehingga mereka menyatakan wilayah pemukiman mereka tidak layak dijadikan tempat tinggal.

Secara keseluruhan, dapat diperoleh bahwa rumahtangga yang menyatakan layak atau tidak layak secara potensial sama dengan jumlah rumahtangga secara aktual. Koreksi nilai potensial (harapan) dan aktual (observasi) dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan (bias) antara nilai observasi dan harapan yaitu sebesar 0.1. Adanya bias tersebut menyebabkan nilai kebenaran rumahtangga 99.95 persen yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa model yang dihasilkan sudah baik.

Tabel 19. Koreksi Nilai Observasi dan Harapan Persepsi Rumahtangga terhadap Kondisi Kelayakan Lingkungan Tempat Tinggal di Dekat Jalur KRL

Observasi Harapan Koreksi

(%)

Layak Tidak Total

Layak 90.90 0.10 91.00 99.89

Tidak 0.00 29.00 29.00 100.00

Total 90.10 29.10 120.00 100.00

Nilai Keseluruhan Observasi 99.95

Dokumen terkait