IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.4. Analisis persepsi terhadap penerapan faktor-faktor QWL
QWL yang dianalisis secara deskriptif dalam penelitian ini terdiri dari 8 faktor sebagai indikatornya yaitu : sistem imbalan yang adil dan memadai, kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan menggunakan dan mengembangkan kemampuan, kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan kehidupan pribadi, dan relevansi sosial kehidupan kekaryaan.
4.4.1 Persepsi terhadap sistem imbalan yang adil dan memadai
PSTW-UM 5 memberikan imbalan sebagai bentuk timbal balik dari kontribusi pramu sosial melalui pengetahuan, keterampilan, tenaga, dan waktu yang telah diluangkan kepada panti.
Sistem imbalan menggambarkan standar penggajian sesuai dengan standar hidup yang berlaku di pasaran kerja dan dapat memenuhi berbagai kebutuhan pramu sosial. Dengan kata lain imbalan yang diterima pramu sosial cukup untuk membiayai suatu tingkat hidup yang layak dan sebanding dengan jumlah yang diterima orang lain dalam posisi yang sama.
Persepsi terhadap sistem imbalan yang adil dan memadai menunjukkan hasil yang baik dimana gaji yang diterima pramu sosial sudah sesuai dengan UMR, selalu tepat waktu, panti memberikan tambahan lain seperti bonus untuk pramu sosial yang memiliki kinerja baik yang diberikan sesuai dengan level dan jenis pekerjaan. Nilai modus terhadap persepsi sistem imbalan yang adil
dan memadai adalah 4 yang menunjukkan pramu sosial setuju terhadap imbalan yang telah diberikan PSTW-UM 5 terdapat pada Tabel 6.
Tabel 6 Persepsi terhadap sistem imbalan yang adil dan memadai
No Deskripsi Pertanyaan Nilai
Modus Keterangan
1. Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan tingkat Upah Minimum Regional (UMR)
4 Setuju
2. Gaji yang saya terima selalu tepat waktu 4 Setuju 3. Panti memberikan tambahan lain seperti
bonus.
4 Setuju
4. Panti akan memberikan bonus untuk karyawan yang memiliki kinerja baik.
4 Setuju
5. Bonus diberikan sesuai dengan level dan jenis pekerjaan
4 Setuju
Total 4 Setuju
Sistem imbalan yang adil dan memadai sesuai dengan Teori Harapan (Expectancy Theory) yang menjelaskan seseorang percaya bahwa apabila dia mampu mencapai tingkat kinerja tertentu maka dia akan memperoleh imbalan.
4.4.2 Persepsi terhadap kondisi dan lingkungan pekerjaan yang aman dan
nyaman
Panti adalah lingkungan kerja tempat dimana pramu sosial melakukan aktivitas kerja setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan nyaman yang memungkinkan pramu sosial untuk dapat bekerja lebih produktif dan optimal. Lingkungan kerja mempengaruhi dalam menjalankan beban kerja berupa tugas-tugas.
Intensitas perawatan yang dilaksanakan dan diterapkan di PSTW-UM 5 dilaksanakan 24 jam nonstop dengan diberlakukan pembagian jam kerja terhadap pramu sosial yaitu shift pagi, shift siang, dan shift malam sehingga perawatan terhadap WBS lansia dapat terkontrol dengan baik.
Pramu sosial menyatakan setuju dengan terhadap persepsi kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Hal ini ditunjukkan bahwa panti menyediakan fasilitas pendukung kerja seperti komputer, ambulance, dan alat tulis kantor. Panti juga menerapkan prosedur keamanan kerja dengan baik sehingga menjamin bahwa pramu sosial terlindungi dari bahaya kecelakaan kerjaseperti menyediakan masker, hand scoon, dan vitamin untuk menjaga stamina. Lingkungan panti juga memberikan rasa aman dan nyaman. Setuju
dari segi jadwal dan jam kerja di panti yang memperhitungkan bahwa daya tahan manusia ada batasnya. Uraian penjelasan di atas terdapat pada Tabel 7.
Tabel 7 Persepsi terhadap kondisi dan lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman
No Deskripsi Pertanyaan Nilai
Modus Keterangan
1. Saya merasa aman dan nyaman dengan kondisi lingkungan kerja saat ini
4 Setuju
2. Panti menerapkan prosedur keamanan kerja dengan baik
4 Setuju
3. Panti menyediakan fasilitas kerja (komputer, ambulance, hand scoon, dll) yang
mendukung pelaksanaan pekerjaan
4 Setuju
4. Panti memiliki sistem dan metode kerja yang aman bagi seluruh pramu sosial
4 Setuju
5. Jadwal dan jam kerja di panti sudah baik 4 Setuju
Total 4 Setuju
4.4.3 Persepsi terhadap kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan
kemampuan
Menurut Frederick Herzberg yang dikenal dengan teori 2 faktor, yaitu faktor motivator (pendorong) dan faktor dissatisfier (penyebab ketidakpuasan). Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan merupakan salah satu contoh dari faktor motivator dimana faktor motivator adalah hal-hal pendorong prestasi kerja yang bersifat intrinsik dalam diri seseorang. Tabel 8 menjelaskan bahwa persepsi pramu sosial setuju terhadap kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan di panti dengan nilai 4,2.
Tabel 8 Persepsi terhadap kesempatanuntuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan
No Deskripsi Pertanyaan Nilai
Modus Keterangan
1. Dalam melakukan pekerjaan, saya selalu menggunakan kemampuan saya secara maksimal.
5 Sangat Setuju
2. Panti memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun rencana kerja sendiri
4 Setuju
3. Pekerjaan yang saya lakukan memberikan pengetahuan dan keterampilan baru.
4 Setuju
4. Pekerjaan saya saat ini sesuai dengan pendidikan yang saya miliki.
4 Setuju
Pramu sosial sangat setuju menggunakan kemampuan secara maksimal dalam bekerja,sehingga pekerjaan yang dilakukan memberikan dampak positif berupa pengetahuan dan keterampilan baru, panti juga memberikan kesempatan kepada pramu sosial untuk menyusun rencana kerja sendiri yang sesuai prosedur sehingga terdapat otonomi, pengendalian, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat karena panti memandang pramu sosial terdiri dari orang-orang yang matang dan dewasa. Secara keseluruhan pramu sosial menyatakan setuju karena merasa pekerjaan sesuai dengan pendidikan yang dimiliki. Sebanyak 66,68% pramu sosial merupakan tamatan SMA sederajat.
4.4.4 Persepsi tentang kesempatan untuk berkembang dan keamanan berkarya
di masa depan
Pramu sosial berharap mungkin suatu saat akan diangkat menjadi PNS. Menjadi PNS merupakan jaminan bahwa status pekerjaan menjadi tetap dan penghasilan seseorang tidak akan hilang karena tidak mudah dipecat, tidak seperti di perusahaan swasta yang dipacu dengan target dan konsekuensi untuk dipecat jika tidak profesional. Faktor penghasilan yang cukup memadai dan jarang terjadi penurunan bahkan hampir setiap tahun mengalami kenaikan, serta ada uang pensiun sebagai jaminan hari tua. Secara keseluruhan pramu sosial menyatakan setuju terhadap persepsi kesempatan untuk berkembang dan keamanan berkarya di masa depan yang terdapat pada Tabel 9.
Tabel 9 Persepsi terhadap kesempatan untuk berkembang dan keamanan berkarya di masa depan
No Deskripsi Pertanyaan Nilai
Modus Keterangan
1. Panti memberikan kesempatan untuk
mempelajari keterampilan-keterampilan baru yang bermanfaat bagi panti.
4 Setuju
2. Panti mendukung kemajuan yang saya lakukan. 4 Setuju 3. Saya bersemangat untuk memacu prestasi yang
lebih baik.
5 Sangat Setuju 4. Pekerjaan saya meningkatkan keterampilan
yang saya miliki.
4 Setuju
Total 4,20 Setuju
PSTW-UM 5 mendukung pramu sosial untuk bersemangat memacu prestasi kerja dengan memberikan kesempatan mempelajari berbagai
keterampilan dan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi masa depan pramu sosial dan keberhasilan panti.
4.4.5 Persepsi tentang integrasi sosial dalam lingkungan kerja
Penerapan QWL di panti diharapkan tidak ada tindakan atau kebijakan yang bersifat diskriminatif. Panti diharapkan menciptakan suasana kerja yang saling mendukung antar rekan kerja dengan suasana keterbukaan yang ditumbuhkan dan dipelihara. Pramu sosial setuju persepsi terhadap integrasi sosial dalam lingkungan kerja terdapat pada Tabel 10.
Tabel 10 Persepsi terhadap integrasi sosial dalam lingkungan kerja
No Deskripsi Pertanyaan Nilai
Modus Keterangan
1. Pekerjaan yang saya lakukan memungkinkan dikerjakan secara individual (sendiri) maupun kerjasama tim.
5 Sangat Setuju
2. Adanya suasana kerja yang saling mendukung antar rekan kerja.
4 Setuju
3. Saya mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja di dalam maupun di luar kantor.
4 Setuju
4. Adanya komunikasi yang terbuka di lingkungan pekerjaan.
4 Setuju
Total 4 Setuju
Pramu sosial mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja di dalam maupun di luar panti. Dengan terjalinnya hubungan baik antar pramu sosial maka tercipta komunikasi yang efektif sebagai proses pertukaran informasi, sehingga setiap pramu sosial memperoleh informasi untuk meningkatkan kinerjanya, baik bekerja secara individu maupun kerjasama di dalam tim. Kerjasama merupakan dampak positif yang mendukung untuk bersinergi dalam menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan.
4.4.6 Persepsi terhadap ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif
Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif memberikan pramu sosial kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat sehingga pramu sosial tidak dibebani perasaan takut akan dikenakan sanksi oleh pimpinan, namun semua harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di panti. Persepsi pramu sosial terhadap ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif adalah setuju terdapat pada Tabel 11.
Tabel 11 Persepsi terhadap ketaatan pada ketentuan formal dan normatif
No Deskripsi Pertanyaan Nilai
Modus Keterangan
1. Panti telah menerapkan Standar Operating Procedure (SOP) dengan baik.
4 Setuju
2. Peraturan panti disosialisasikan kepada seluruh karyawan.
4 Setuju
3. Tidak ada perlakuan diskriminatif dalam panti. 4 Setuju 4. Saya diberikan kebebasan untuk menyatakan
pendapat.
4 Setuju
Total 4 Setuju
Peraturan di panti disosialisasikan kepada seluruh pramu sosial.Walaupun terjadi perbedaan pendapat, perselisihan, maupun konflik yang berkaitan dengan pekerjaan, panti mempunyai prosedur penyelesaian konflik dan siapa yang berwenang dalam penanganan setiap terjadi konflik sesuai dengan jenjang jabatan. Konflik yang tidak fungsional dapat berdampak kinerja menjadi rendah. Sebaliknya konflik yang fungsional perlu dikelola dengan mendorong untuk meningkatkan prestasi agar berlangsung persaingan secara sportif dan jujur.
4.4.7 Persepsi tentang keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan
kehidupan pribadi
Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain. Dengan bekerja tidak seharusnya seorang pramu sosial melupakan kehidupan sosialnya di sekitar masyarakat. Menjadi pramu sosial di panti bukan berarti pramu sosial tidak boleh melakukan kegiatan lain. PSTW- UM 5 mendukung pramu sosial untuk mempunyai kegiatan lain di luar jam kerja. Sebagai manusia, seseorang pada umumnya dituntut memainkan berbagai peran lain seperti peranan dalam keluarga atau bergabung menjadi anggota kelompok yang berkaitan dengan kemasyarakatan, semuanya tidak lepas dari hak dan kewajiban setiap peran yang dijalankan. Pramu sosial menyatakan setuju terhadap persepsi keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan kehidupan pribadi terdapat pada Tabel 12.
Tabel 12 Persepsi terhadap keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan kehidupan pribadi
No Deskripsi Pertanyaan Nilai
Modus Keterangan
1. Saya tetap bisa membagi waktu antara kehidupan bekerja dan kehidupan pribadi secara seimbang.
4 Setuju
2. Panti memberikan ruang kepada karyawan untuk mempunyai kegiatan lain diluar jam kerja.
4 Setuju
3. Saya masih bisa melakukan berbagai peran sosial di masyarakat
4 Setuju
4. Saya tidak pernah membawa urusan pekerjaan ke rumah.
4 Setuju
Total 4 Setuju
Panti memberikan kebebasan kepada pramu sosial untuk mempunyai kegiatan lain selama tidak mengganggu pekerjaan. Setiap pekerjaan diusahakan semaksimal mungkin untuk diselesaikan di kantor dan tidak membawa urusan kantor ke rumah.
4.4.8 Persepsi terhadap relevansi sosial kehidupan kekaryaan
Dalam relevansi sosial setiap pramu sosial dibina agar memiliki persepsi yang tepat tentang aspek sosial kehidupan organisasi. Relevansi sosial kehidupan kekaryaan memiliki kontribusi untuk masyarakat luas serta praktik- praktik dalam mengelola sumber daya manusia. Panti diharapkan menghasilkan produk atau jasa yang menjadikan kebanggaan tersendiri untuk pramu sosial sehingga pramu sosialmenganggap bahwa panti memiliki tanggung jawab sosial. Persepsi terhadap relevansi sosial kehidupan kekaryaan terdapat pada Tabel 13.
Tabel 13 Persepsi terhadap relevansi sosial kehidupan kekaryaan
No Deskripsi Pertanyaan Nilai
Modus Keterangan
1. Panti telah memberikan pelayanan yang dinilai baik oleh masyarakat.
4 Setuju
2. Panti telah menjalankan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat luas
4 Setuju
3. Panti melakukan program pelatihan dan pengembangan karyawan secara rutin.
4 Setuju
4. Panti selalu menerapkan prosedur pelayanan jasa yang jujur.
4 Setuju
Panti telah memberikan pelayanan yang dinilai baik oleh masyarakat, berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar panti dengan ayoman, arahan, dan bimbingan serta bantuan dari Pemda DKI Jakarta. Pramu sosial menyatakan setuju bahwa panti selalu menerapkan prosedur pelayanan jasa yang jujur. Untuk pengembangan SDM, panti melakukan program pelatihan dan pengembangan dalam hal peningkatan pengetahuan dan keterampilan pramu sosial.
4.4.9 Persepsi pramu sosial terhadap keseluruhan faktor QWL
Secara keseluruhan, hasil analisis persepsi terhadap 8 faktor QWL yang diterapkan di PSTW-UM 5 memiliki persepsi yang baik. Nilai modus 4 yaitu setuju pada sistem imbalan yang adil dan memadai, kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, dan relevansi sosial kehidupan kerja. Sedangkan kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas dan kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan dengan nilai 4,2.
Hasil persepsi pramu sosial terhadap keseluruhan faktor QWL dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Persepsi pramu sosial terhadap keseluruhan faktor QWL
No Faktor QWL Nilai
Modus Keterangan
1. Sistem imbalan yang adil dan memadai 4 Setuju
2. Kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman
4 Setuju
3. Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan
4,2 Setuju
4. Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan
4,2 Setuju
5. Integrasi sosial dalam lingkungan kerja 4 Setuju 6. Ketaatan pada ketentuan formal dan normatif 4 Setuju 7. Keseimbangan antara kehidupan kerja dan
kehidupan pribadi
4 Setuju
8. Relevansi sosial kehidupan kerja 4 Setuju
Total 4,05 Setuju
Secara persepsi 8 faktor QWL yang diterapkan di PSTW-UM 5 menunjukkan hasil yang baik. Bekerja pada suatu perusahaan atau organisasi dewasa ini tidak lagi dipandang semata-mata sebagai kegiatan mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi dikaitkan juga dengan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu sebagai timbal balik dalam bekerja, pramu sosial tidak lagi mendambakan imbalan yang bersifat kebendaan tetapi menyangkut pemuasaan kepentingan keamanan, sosial atau keterikatan, pemilikan kekuasaan atau pengaruh terhadap orang lain, simbol-simbol status dan perolehan kesempatan untuk mengembangkan potensi seseorang menjadi kekuatan efektif dalam menjalani kehidupan di samping pekerjaan yang menarik dan menantang.