• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Organisasi

PSTW-UM 5 awalnya adalah yayasan sosial yang bernama Panti Usada Mulia yang selanjutnya disingkat PUM. PUM sendiri adalah suatu klinik dalam komplek panti Karya Asuhan Budi yang di dalamnya merupakan suatu proyek penanganan tuna wisma, tuna karya, dan tuna netra di bawah Dinas Sosial DKI Jakarta. Pada tahun 1967 pengelolaan panti Karya Asuhan Budidiserahkan kepada BPKKS (Badan Pembina dan Koordinasi Kegiatan Sosial) DKI Jakarta. Pada tahun 1976 sesuai Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta kemudian menjadi panti perawatan dan rehabilitas bagi masyarakat tidak mampu dan para jompo terlantar untuk memperoleh pelayanan medis dan perawatan kesehatan ketika menderita sakit atau menjadi korban kecelakaan.

Seiring berjalannya waktu dengan adanya krisis moneter pada tahun 1998, yang berdampak pada sistem perekonomian negara dimana banyak perusahaan yang bangkrut dan tutup.PUM juga tidak luput terkena imbas dimana keberadaan dan kelangsungan PUM dipengaruhi oleh sumbangan atau peran serta masyarakat selain dari Pemda DKI Jakarta. Panti ini mengalami krisis pendanaan hingga tidak mampu lagi merawat dan melayani para WBS.

Pada puncak perekonomian PUM semakin kritis, atas kesepakatan dan prakasa bersama para ahli waris dan ketua yayasan PUM yaitu Ibu Johanna Sunarti Nasution yang merupakan istri dari Jenderal AH. Nasution, maka pengelolaan PUM secara keseluruhan diserahkan ke Pemda DKI Jakarta. Secara langsung diterima oleh Bapak Fauzi Bowo selaku Gubernur Pemprov DKI Jakarta pada saat itu, melalui berita acara serah terima yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Maret 2010. Melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 57 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia maka PUM berubah nama menjadi PSTW-UM5.

PSTW-UM 5 merupakan satu-satunya UPT Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta yang memberikan pelayanan, perlindungan, rehabilitasisosial, dan perawatan kesehatan paska dari rumah sakit kepada WBS lansia terlantar dan

kurang mampu. Kondisi WBS PSTW-UM 5 hampir 100% dalam keadaan sakit dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Pelayanan yang diberikan PSTW-UM 5 yaitu : penampungan atau pengasramaan, permakanan, perawatan kesehatan, bimbingan sosial, bimbingan mental dan spiritual, bimbungan fisik, bimbingan keterampilan dan kesenian, dan pemulasaran atau pemakaman.

4.1.1 Visi, Misi, dan Maklumat Pelayanan

a. Visi

Terentasnya WBS lanjut usia terlantar dalam kehidupan yang layak, normatif, dan manusiawi.

b. Misi

1. Menyelenggarakan kegiatan perawatan kesehatan dan penampungan lanjut usia terlantar dalam rangka perlindungan sosial.

2. Menyelenggarakan pelayanan dan bantuan sosial dalam rangka memulihkan kemampuan, kemauan, kepercayaan, martabat, dan harga diri.

3. Menyelenggarakan pelayanan perawatan medis, bimbingan fisik, sosial, dan mental spiritual.

4. Menyelenggarakan penyaluran, bina lanjut, dan pemulasaran jenazah. 5. Menjalin keterpaduan dan kerjasama lintas sektoral.

6. Menggalang peran serta sosial masyarakat dan dunia usaha. c. Maklumat Pelayanan

Maklumat pelayanan PSTW-UM 5yaitu : ‘Kami memberikan pelayanan terbaik bagi Warga Binaan Sosial paska perawatan rumah sakit (kondisi

sakit) dengan senyum, ramah dan ikhlas dalam bekerja’.

4.1.2 Tugas dan Fungsi

a. Tugas

Memberikan perlindungan, pelayanan, dan rehabilitasi lanjut usia terlantar dan orang terlantar atau PMKS di jalanan yang dalam pemulihan kesehatan atau kondisi kesehatannya memburuk atau dalam kondisi sakit (paska perawatan dari rumah sakit).

b. Fungsi

1. Pelaksanaan pendekatan awal meliputi penjangkauan, observasi, identifikasi, motivasi, dan seleksi.

2. Pelaksanaan penerimaan meliputi registrasi, persyaratan administrasi, penempatan dalam panti.

3. Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan fisik dan kesehatan.

4. Pelaksanaan asesmen meliputi menelaah pengungkapan dan pemahaman masalah dan potensi.

5. Pelaksanaan pemberian pembinaan fisik, bimbingan mental, sosial keagamaan, dan pengisian waktu luang.

6. Pelaksanaan penyelenggaraan penyaluran kembali kepada keluarga dan rujukan kepada lembaga sosial lainnya.

7. Pelaksanaan pembinaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi, asistensi, pemantapan dan terminasi.

8. Pelaksanaan penyelenggaraan pengurusan pemulasaran jenazah pemakaman.

4.1.3 Struktur Organisasi

PSTW-UM 5 terdapat jabatan, tugas, tanggung jawab, serta wewenang atas fungsi dilakukan oleh masing-masing bagian. Struktur organisasi PSTW-UM 5 disusun secara hirarki pada Gambar 2 di bawah ini :

Gambar 2. Struktur organisasi Kepala Panti

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Perawatan Seksi Bimbingan dan

Penyaluran

Sub Kelompok Jabatan Fungsional

Deskripsi pekerjaan secara singkat dari masing-masing jabatan adalah : 1. Kepala Panti Sosial

Bertugas memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan di panti dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang ada di panti.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan subbagian Tata Usaha serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Panti. 3. Kepala Seksi Perawatan

Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan seksi Perawatan dan melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Panti.

4. Kepala Seksi Bimbingan dan Penyaluran

Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh seksi Bimbingan dan Penyaluran dan melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Panti.

5. Jabatan Fungsional

Melaksanakan kegiatan pemberian bimbingan sosial, bimbingan fisik, dan bimbingan mental dan spiritual serta membantu WBSdalam memecahkan masalah mereka.

4.1.4 Sumber Daya Manusia

a. Komposisi sumber daya manusia

PSTW-UM 5 memiliki tiga unit seksi yaitu seksi Tata Usaha, seksi Perawatan, dan seksi Bimbingan dan Penyaluran. Jumlah karyawan PSTW- UM 5 adalah 54 orang yang dapat dilihat dari Tabel 3.

Tabel 3 Komposisi karyawan PSTW-UM 5

Kelompok Jenis Jabatan Jumlah

(Orang) PNS Kepala Panti 1 Kasubbag TU 1 Staf TU 4 Kasie Perawatan 1 Staf Perawatan 1 Kasie Bimlur 1 Staf Bimlur 3

Non PNS (Pramu Sosial) Tenaga Pendamping Perawatan WBS 29 Tenaga Pendamping Pembinaan WBS 13

b. Pengaturan Waktu Kerja

Setiap karyawan harus melakukan absensi ketika waktu datang dan selesainya pekerjaan. Absensi dilakukan dengan 2 cara yaitu secara

onlinemelaluiSIKNET dan secara manual. Absen secara online dilakukan melalui mesin handkey yaitu dengan meletakkan seluruh telapak tangan kanan di mesin absensi dan memasukkan NRK (Nomor Registrasi Karyawan) yang telah teregistrasi. Sedangkan absen secara manual adalah absen secara tertulis dengan membubuhkan tanda tangan pada form absensi karyawan. Bagian Tata Usaha setiap bulannya melakukan rekapitulasi absensi dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan jika ada absensi karyawan yang perlu perhatian. Waktu kerja di PSTW-UM 5 terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4 Waktu kerja di PSTW-UM 5

Kelompok Hari Jam Keterangan

PNS Senin s/d Kamis 07.30 – 16.00

Jum’at 07.30 – 16.30

Sabtu dan Minggu 07.30 – 16.00 Sesuai dengan jadwal piket hari libur Non PNS (Pramu Sosial) Senin s/d Minggu 24 Jam 7 Hari Kerja 08.00 – 14.00 14.00 – 21.00 21.00 – 08.00 Shift Pagi Shift Siang Shift Malam

c. Kesejahteraan sumber daya manusia

Kesejahteraan pramu sosial PSTW-UM 5 untuk tahun anggaran 2013 diatur oleh Peraturan Gubernur dan dijelaskan secara lengkap pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA- SKPD) Tahun Anggran 2013 Nomor : 088/DPA/2013. Pemerintah DKI Jakarta telah menetapkan suatu sistem pengupahan minimum dengan melibatkan wakil pemerintah, pengusaha, dan karyawan dalam dewan pengupahan. Dengan begitu menghasilkan batas bawah upah sehingga pramu sosial tetap dapat hidup layak.

8 faktor QWL terdapat salah satu faktor yaitu faktor sistem imbalan yang adil dan memadai. Pekerjaan dikompensasi secara adil dengan membandingkan pekerjaan yang sama di pasar kerja dan sesuai dengan tanggung jawab karyawan tersebut dalam suatu organisasi. Sedangkan

memadai maksudnya kompensasi yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup karyawan secara wajar.Perincian kompensasi yang diterima oleh pramu sosial di PSTW-UM 5 adalah sebagai berikut :

1. Gaji pokok adalah sejumlah uang yang diberikan setiap bulan dan bersifat tetap sesuai dengan jumlah hari kerja setiap bulannya.

2. Bonus diberikan tidak secara berulang kepada pramu, disesuaikan dengan level dan jenis pekerjaan.

3. Fasilitas pendukung pekerjaan harian,panti memberikan seragam kerja dan tanda pengenal berupa kartu pegawai untuk seluruh pramu sosial. Pramu sosial yang bekerja dibagian perawatan diberikan masker dan sarung tangan. Sedangkan untuk pramu sosial di bagian administrasi disediakan fasilitas pendukung misalnya seperangkat komputer dan alat tulis kerja.

4. Sarana Kerohanian, yaitu menyediakan sarana dan fasilitas untuk beribadah yang memadai di lingkungan panti.

5. Sarana Kendaraan yaitu menyediakan fasilitas kendaraan seperti mobil dinas, mobil ambulance, dan sepeda motor. Semua kendaraan untuk kepentingan pekerjaan yangberhubungan dengan kedinasan.

6. Sarana MCK yang menyediakan fasilitas mandi cuci kakus di lingkungan panti yang lengkap dan memadaiserta selalu dijaga kebersihannya.

7. Sarana Kesenian dan Keterampilan, dimana selain dipergunakan untuk WBS bisa juga dimanfaatkan oleh pramu sosial untuk mengembangkan kreatifitas dalam mengembangkan kreasi.

8. Sarana tempat tinggal, yaitu seperti mess untuk karyawan guna menunjang pelayanan kepada WBS.

Dokumen terkait