• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pertimbangan Hakim Dalam Memberikan Putusan Terhadap Perkara Tindak Pidana Pembunuhan Bayi Oleh Ibu Kandung di PN

3. Analisis Kasus

Dalam pernikahan kehadiran seorang anak sangat di tunggu kehadirannya, namun tidak begitu dengan yang terjadi bagi Ny. Marnita, bagi Ny. Marnita kehadiran seorang anak bagi dirinya merupakan suatu aib karena ia hamil dan melahirkan setelah melakukan hubungan gelap dengan seorang laki-laki berkewarganegaraan India pada saat ia bekerja sebagai TKW di Hongkong dan hasil hubungan gelap tersebut terdakwa berusaha untuk menutupi kehamilannya dengan cara menutupi perubahan bentuk badannya yang membesar dengan menggunakan baju yang longgar hingga sampai pada saatnya akan melahirkan.

Dalam kasus dengan terdakwa Ny. MARNITA yang dengan tega membunuh bayi yang tidak berdosa yang tidak lain adalah anak kandungnya sendiri.Majelis Hakim dalam hal ini telah memberikan pertimbangan-pertimbangan mengenai dijatuhkannya putusan atas kasus tersebut.

Berdasarkan putusan No.75/Pid.B/2010/PN.Kray. Penulis membagi putusan tersebut berdasarkan pertimbangan beberapa faktor antara lain:

a. Faktor Yuridis

1) Faktor yang di cantumkan dalam setiap pertimbangan hakim, dimana dalam aspek yuridis meliputi unsur-unsur dari Pasal yang didakwakan dikaitkan dengan fakta-fakta yang ditemukan di muka pengadilan dan juga alat bukti yang sah. Disini surat dakwaan yang di berikan oleh Jaksa Penuntut Umum berbentuk alternatif sehingga Majelis Hakim mempunyai kewenangan untuk menentukan pasal mana yang lebih tepat untuk dipertimbangkan serta di kenakan kepada terdakwa. Dalam kasus ini Jaksa Penutut Umum menuntut terdakwa dengan Pasal sebagai berikut:

(a) Perbuatan Terdakwa MARNITA BINTI JUMADI

sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Nomor : 23 Tahun 2004 tentang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga;

(b) Perbuatan terdakwa MARNITA BINTI JUMADI

sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal 80 ayat (1), ayat (3) dan ayat (4) Undang-undang Nomor: 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

(c) Perbuatan terdakwa MARNITA BINT1 JUMADI

sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal 341 KUHP.

Dan dalam perkara ini dan berdasarkan fakta-fakta yang terungkap didalam persidangan Majelis Hakim menetapkan dakwaan alternatif kesatu yaitu Pasal 44 ayat ( 3 ) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, yang unsur-unsur sebagai berikut:

1) Setiap Orang ;

2) Sengaja melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga;

3) Mengakibatkan matinya korban.

Dalam kasus ini Majelis Hakim telah mempertimbangkan unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1) Unsur setiap orang ;

(a) Bahwa unsur tersebut adalah menunjuk pada subyek hukum pidana yang akan mempertanggungjawabkan secara pidana dalam perkara ini, yaitu yang identitasnya telah dicocokan dengan identitas sebagaimana diuraikan Penuntut umum dalam surat dakwaannya tertanggal 12 Mei 2010 Reg. Perkara No. PDM- 26 / KNYAR / Ep.1/05/2010 beserta berkas perkara atas nama terdakwa MARNITA Binti JUMADI, temyata cocok antara satu dan lainnya sehingga dalam perkara ini tidak terdapat kesalahan orang ( error in persona) yang diajukan kemuka persidangan.

(b) Bahwa dipersidangan saksi-saksi telah memberikan keterangan dibawah sumpah dan terdakwa sendiri telah mengakui bahwa terdalwa yang hadir dan diperiksa di persidangan adalah terdakwa yang identitasnya sesuai dengan yang termuat dalam surat dakwaan Penuntut Umum. Oleh karena itu unsur pertama dalam dakwaan Kesatu ini telah terpenuhi dan terbukti adanya. 2) Unsur sengaja melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup

rumah tangga;

(a) Bahwa yang dimaksud dengan kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik seksual, psikologis, dan atau

penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk

melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan

kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga ;

3) Bahwa lingkup rumah tangga meliputi : (a) Suami, isteri, dan anak ;

(b) Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud huruf a karena hubungan darah, perkawinan, pesusuan, pengasuhan, dan perwalian yang menetap dalam rumah tangga dan/atau;

(c) Orang yang bekeria membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.

4) Bahwa berdasarkan fakta - fakta yang ada di persidangan yaitu, berdasarkan pada keterangan saksi - saksi serta juga berdasarkan keterangan Terdakwa sendiri serta dihubungkan dengan alat bukti sebuah ember dan gayung dan bukti surat berupa Visum Et Repertum, yang ada dalam perkara ini telah terbukti, pada hari senin tanggal 8 Maret 2010 sekira pukul 02.00 wib bertempat di dalam kamar mandi yang terletak di Dk. Tromoyo Rt.01 Rw.01 Desa Tawangsari Kecamatan Kerjo kabupaten karanganyar, terdakwa yang sedang dalam keadaan hamil hendak akan buang air kecil dan pada saat tersebut justru terdakwa melahirkan seorang bayi laki-laki yang dikandungnya dalam keadaan hidup dan kemudian mengangkat tubuh bayi yang masih hidup dengan posisi diangkat menggunakan tangan kiri terdakwa wajah bayi tersebut disiram dengan air dengan yang ada diember tersebut diambil dengan gayung lalu siramkan kewajah bayi sebanyak 3 (tiga) kali; (a) Bahwa terdakwa rnenyadari dan menghendaki perbuatannya

adalah merupakan anak kandungnya yang baru dilahirkan oleh terdakwa sebagaimana hasil Visum Et Repertum nomor 16 70 62 tanggal 27 Maret 2010 atas nama terdakwa Marnita Binti Jumadi dengan kesimpulan wanita dengan riwayat habis melahirkan dengan perdarahan post parfum kemungkinan oleh karena retensi sisa jaringan atau plasenta;

(b) Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur ini Unsur mengakibatkan matinya korban.

5) Bahwa berdasarkan fakta - fakta yang ada di persidangan yaitu, berdasarkan pada keterangan saksi - saksi serta juga berdasarkan keterangan Terdakwa serta dihubungkan dengan alat bukti dan bukti surat, berupa Visum Et Repertum, yang ada dalam perkara ini telah terbukti, bahwa perbuatan terdakwa terhadap bayi laki-laki yang dilahirkan yang merupakan anak kandungnya sendiri adalah hasil hubungan gelap seorang laki-laki berkewarganegaraan lndia dan kelahiran bayi tersebut tidak dikehendaki oleh terdakwa dan bayi tersebut setelah dilahirkan oleh terdakwa kemudian disiram air sebanyak 3 (tiga) kali pada wajah bayi sehingga mengakibatkan bayi yang merupakan anak kandung meninggal dunia sebagaimana Visum Et Repertum nomor 16/MF/III/2010 tanggal 10 Maret 2010 yang dibuat dan ditandatangani oleh Budiyanto,SpF selaku dokter bagian ilmu kedokteran forensik & fakuftas kedokteran Univesitas Sebelas Maret Surakarta dengan kesimpulan bayi laki-laki cukup umur, telah lahir hidup, tidak dijumpai kelainan bawaan yang fatal, belum dirawat, ditemukan tanda kekerasan dirahang bawah, tidak dapat ditentukan tanda-tanda mati lemas karena sudah membusuk;

6) Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur ini ;

Wanita tak bersuami yang membunuh bayinya sendiri atau wanita bersuami yang membunuh bayinya sendiri karena dari hasil berzina dengan laki-laki yang bukan suaminya dapat di kategorikan melakukan pembunuhan bayi kalau kedua pembunuhan tersebut dilakukan karena takut ketahuan oleh orang lain atau suaminya sendiri bahwa ia melahirkan anak, berati tidak dipedulikan terhadap siapa kelahiran ini harus dirahasiakan.

Mengenai hukuman selama tiga tahun , Majelis Hakim menentukan hal tersebut berdasarkan fakta-fakta di persidangan terutama melihat kekejaman terdakwa dalam membunuh bayinya. Dalam kasus ini hakim melihat bahwa cara terdakwa dalam membunuh bayinya keji yaitu dengan cara mencengkram rahang bayi dan menyiramkan air ke wajah bayinya sebanyak 3 kali sampai akhirnya bayinya meninggal dunia.

Pertimbangan Majelis Hakim selain mendengarkan dakwaan dan tuntutan dari jaksa penuntut umum juga harus mendengarkan pembelaan dari terdakwa sehingga tercipta keadilan, karena ada kalanya seorang hakim setelah mendengar dakwaan dan bukti dari jaksa penuntut umum, merasa telah cukup dan tidak menyimak pembelaan terdakwa. Majelis Hakim dalam hal ini mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan bagi terdakwa dan untuk itu Majelis Hakim memperhatikan beberapa hal:

(a) Sifat pelanggaran terdakwa (b) Cara melakukan tindak pidana (c) Pribadi terdakwa

(d) Ancaman hukuman

(e) Sikap terdakwa dalam pemeriksaan perkara itu (f) Kepentingan umum yang dilanggar.

b. Faktor non yuridis.

Ada beberapa faktor non yuridis yang di pakai hakim dalam pertimbangan hukumnya antara lain:

(1) Faktor internal terdakwa bisa memperingankan pidana atau memperberat pidana.

Dalam kasus ini Majelis Hakim melihat latar belakang psikologis terdakwa, apa yang menjadi penyebab terdakwa melakukan perbutan tersebut, dalam persidangan terungkap bahwa terdakwa merasa malu pada keluarganya dan masyarakat jika hamil dan melahirkan dari hubungan gelap sehingga terdakwa tega berbuat hal seperti itu. Beban psikologis yang harus diterima oleh terdakwa setelah melakukan perbuatan tersebut memberikan pertimbangan tersendiri bagi hakim dalam meringankan hukuman terdakwa.

Penyesalan terdakwa akan apa yang telah di lakukan menjadi salah satu hal yang meringankan hukuman dari Majelis Hakim, karena dengan adanya penyesalan tersebut berati telah ada kesadaran dari terdakwa bahwa perbuatannya salah dan terdakwa menerima hukuman yang akan di jatuhkan. Hal yang menjadi pertimbangan hakim dan menjadi peringan hukuman terdakwa adalah tingkah laku terdakwa yang sopan di persidangan dan terdakwa sebelum tidak pernah dihukum. Sedangkan yang memperberat dalam pertimbangan hakim adalah perbuatan terdakwa yang tidak berprikemanusiaan dan telah menodai keluhuran nilai moral sebagai seorang ibu karena tega membunuh anak kandungnya sendiri.

Menurut Majelis Hakim sebagai seorang ibu, saat terdakwa membunuh anaknya pastilah merasakan suatu tekanan batin karena bagimanapun antara keduanya terdapat hubungan

batin, seorang ibu dan anak mempunyai hubungan yang khusus sehingga terdakwa dalam kasus ini Ny. Marnita merupakan korban dari tindakannya sendiri.

(2) Faktor pendidikan terdakwa berpengaruh sebagai faktor yang bisa menyebabkan terdakwa melakukan suatu tindak pidana yang pada akhirnya menentukan berat ringannya hukuman terdakwa. Tingkah laku dan tindakan seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda dengan tingkah laku dari seseorang yang berpendidikan rendah.

(3) Faktor agama dapat dilihat sebagai pertimbangan hakim. Orang yang mempunyai keimanan lebih seharusnya bisa menjadi teladan bagi masyarakat sekitar dan jika melakukan kejahatan maka akan menimbulkan akibat negaif bagi agama yang dianutnya.

B. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Oleh Hakim Dalam Memberikan

Dokumen terkait