• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIK

2) Faktor Eksternal

3.6 Teknik Analisis Data

4.1.2 Analisis Statistik Inferensial .1Analisis Data Pretes .1Analisis Data Pretes

4.1.2.2 Analisis Data Postes 1) Uji normalitas

Uji normalitas untuk data postes menggunakan uji Chi-kuadrat dengan taraf nyata =0,05dan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika 2hitung<2tabel maka data berdistribusi normal.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Postes Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kesimpulan

2hitung 6,238 3,142 Normal 2tabel 12,592 12,592 Normal

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa data postes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena dari penghitungan diperoleh χ2

hitung =

6,238 untuk kelas eksperimen lebih kecil dari χ2

tabel yaitu 12,592 dan

3,142untuk kelas kontrol bernilai lebih kecil dari χ2

tabel = 12,592. Maka berdasarkan kriteria pengujian, jika χ2

hitung < χ2

tabel, maka data postes berdistribusi normal, untuk penghitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran D.4.

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas untuk data postes menggunakan uji F dengan taraf nyata =0,05 dan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data homogen. Jika Fhitung > Ftabel maka data tidak homogen.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Postes Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Varians 114,27 101,55

Fhitung 1,125

Ftabel 1,554

Kesimpulan Homogen

Berdasarkan data 4.6 di atas, diperoleh varians terbesar yaitu 114,27 yaitu dari kelas eksperimen dan varians terkecil yaitu 101,55 dari kelas kontrol. Setelah kedua nilai varians tersebut dibandingkan, diperoleh nilai Fhitung = 1,125 yang nilainya lebih kecil dari Ftabel =

1,554. Berdasarkan kriteria pengujian jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terlihat bahwa varians data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. Penghitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran D.4.

3) Uji t

Untuk melihat apakah kemampuan menulis karangan singkat deskripsi peserta didik yang memperoleh metode NLP lebih baik atau tidak dengan kemampuan menulis karangan singkat deskripsi yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekpositori, maka dilakukan uji satu pihak (uji t).

Dengan taraf nyata =0,05 dan derajat kebebasan (dk) yang besarnya n-1, hipotesis statistik yang diajukan sebagai berikut:

H0 : µ1≤ µ2 H1 : µ1 > µ2 Keterangan:

: Rata-rata skor postes kemampuan menulis karangan singkat peserta didik kelas eksperimen.

: Rata-rata skor postes kemampuan menulis karangan singkat peserta didik kelas kontrol.

Kriteria pengujian:

Jika thitungttabel maka H0 diterima. Jika thitungttabel maka H0 ditolak.

Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai ttabel = 1,980 dan thitung = 2,024 sehingga nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan kemampuan menulis karangan singkat deskripsi peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode NLP lebih baik daripada kemampuan menulis karangan singkat deskripsi peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode

ekpositori. Untuk perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran D.4.

4.2 Pembahasan

1. Deskripsi pembelajaran menggunakan metode NLP

Pembelajaran dengan metode NLP adalah pembelajaran dengan menggabungkan gerakan fisik dan aktifitas intelektualnya serta melibatkan semua indera yang berpengaruh besar dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran dengan NLP, guru memulainya dengan memberikan motivasi dan sugesti kepada peserta didik agar mengikuti pembelajaran dengan baik.

Langkah-langkah pembelajaran bahasa pokok pembahasan membuat karangan singkat deskripsi dengan metode NLP sebagai berikut ; a. Menyelaraskan kondisi pikiran (Apersepsi)

Pembelajaran ini dimulai dengan guru memberitahukan materi yang akan diajarkan dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan ini peserta didik diarahkan untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, dengan mensugesti mereka untuk turut aktif dalam pembelajaran. Dalam tahap ini guru memberikan contoh karangan singkat yang harus mereka pelajari.

b. Menciptakan suasana berkesan

Guru menjelaskan materi dan tanya jawab sebagai bentuk dari penerapan belajar dengan melibatkan seluruh panca indera. Peserta didik mengikuti arahan guru untuk memperhatikan materi yang akan disampaikan. Guru menceritakan kisah tentang penulis ternama dan pengalaman mereka dalam menulis.

c. Modelling (permodelan) dalam materi pembelajaran

Pada tahap modeling guru memberikan stimulus peserta didik dengan menggunakan media gambar, gambar ini ditujukan untuk merangsang daya imajinasi peserta didik dalam membuat karangan. Dengan media gambar guru juga memberikan contoh untuk senantiasa memperhatikan tanda baca dan ejaan dalam menulis karangan.

d. Future Pacing

Future Pacing merupakan proses guru membawa pikiran siswa agar pembelajaran yang disampaikan guru dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya panduan agar peserta didik gemar menulis di rumah baik menulis jurnal harian atau karangan. Tahap ini dilakukan ketika peserta didik telah usai menyelesaikan tugas karangan singkat deskripsi yang diberikan guru.

Beberapa kendala pada saat penelitan di antaranya adalah ruangan yang digunakan dalam penelitian kurang cukup menampung peserta didik serta minimnya kursi yang dipakai. Sehingga hal ini sangat mempengaruhi kenyamanan dan pikiran mereka dalam belajar. Untuk menarik perhatian peserta didik dalam kelas sangat membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga ini yang membuat pembelajaran tidak selesai tepat waktu, yaitu 2 x 45 menit melainkan longgar menjadi 2 x 60 menit.

2. Kemampuan menulis karangan singkat deskripsi

Berdasarkan hasil penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol skor pretes kemampuan menulis karangan singkat deskripsi yang sebelumnya sudah diuraikan pada hasil data pretes menggunakan uji dua rata-rata, menujukkan tidak ada perbedaan kemampuan awal menulis karangan singkat peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hasil perolehan skor pretes antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki kemampuan awal tidak berbeda secara signifikan. Artinya, kemampuan awal kedua kelas tersebut adalah sama. Kemudian untuk mengetahui kemampuan menulis karangan singkat peserta didik setelah diberikan perlakuan, maka data yang digunakan adalah data hasil postes. Dapat diketahui hasil tes postes kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang diperoleh kelas eksperimen untuk rata-rata skor postes sebesar 70,81 sedangkan kelas kontrol sebesar 65,02.

Pembelajaran berlangsung 3X pertemuan baik di kelas experiment ataupun kontrol. Selama melaksanakan pembelajaran semua aktifitas belajar dapat diketahui melalui lembar observasi. Pembelajaran pada kedua kelas experiment dan kontrol berlangsung dengan baik. Tabel di bawah merupakan hasil observasi yang dilakukan di kelas experimen.

Tabel 4.7

Penolong Hasil Observasi Kelas Experimen 3 Pertemuan No Observer

Pertemuan

Endah Retnowati Neng Yeyen (Wali Kelas) Guru Peserta Didik Guru Peserta Didik

1 Pretes 3,24 2,5 2,62 2,31

2 Pembelajaran 3,62 3,12 3,27 2,68

3 Postes 3,20 3,00 3,10 2,18

Jumlah 33,5 2,87 2.99 2,39

Dari deskripsi data di atas, diketahui bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan cukup baik, setiap indikator telah dilalui dengan baik. Data ini sebagai salah satu pendukung uji tes yang dilakukan oleh peneliti dalam mengambil sebuah kesimpulan.

56

BAB V

Dokumen terkait