• Tidak ada hasil yang ditemukan

306331035 Pengaruh Metode NLP terhadap kemampuan menulis Peserta Didik di Sekolah dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "306331035 Pengaruh Metode NLP terhadap kemampuan menulis Peserta Didik di Sekolah dasar"

Copied!
284
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH METODE NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SINGKAT DESKRIPSI PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA KELAS IV SDN LEBAKWANGI

Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas IV SDN Lebakwangi Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang Tahun ajaran 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan

Oleh :

SITI NUR ALFIAH

NIM : 2227110798

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Lembar Persembahan

Untuk semua orang yang kusayangi ;

Terimakasihku untukmu wahai Ibu dan Bapak atas semua hal yang telah kalian curahkan selama ini.. Semoga Allah membalas semua hal yang kalian berikan dengan hadiah mahkota

bermatakan berlian di Syurga’a kelak. Ana Uhibukum Fillah Uma and Aba, semoga keluarga kita dapat bertemu di syurga-Nya kelak.

Tetehku Huswatun Hasanah, S.Pd, teh Asriyah, S.Pd, teh Mila

Nurlaila, S.Pd dan teh Arniah, terimakasih sudah memberikan arti

dalam kedekatan kita selama ini dan

Adik-adikku tersayang, Aziz, Doni, dan Anisa terima kasih atas doa,

kasih sayang, perhatian, dan motivasinya.

Teman-teman PGSD Untirta 2011, Santri Pondok Pesantren Darul Irfan, Himaguseda, BEM FKIP UNTIRTA, BEM KBM UNTIRTA, KAMMI Komisariat Untirta, KAMMI daerah Serang, KIW Banten, ADK Untirta 2011, Himata, dan Pena Rubik yang telah menjadi sahabat-sahabat terbaik selama berada di kampus peradaban. Kenangan indah kita terangkum menjadi sebuah pembelajaran yang berharga dan tiada tara. Muslim Negarawan

adalah jargon yang senantiasa kita dengungkan dalam menggerakan sebuah perubahan bermula dari diri sendiri menuju provinsi Banten tercinta.

Waktu kita begitu berharga, sampai ku tak ingin kehilangan momen terindah untuk senantiasa membersamai kalian di dalam jalan dakwah. Kita menimba ilmu bersama-sama, saling berkasih sayang dan memanjatkan doa di setiap sepertiga malam. Karyaku ini sebagai

(6)

vi

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan segala nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan singkat deskripsi peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Lebakwangi”.

Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan dorongan semua pihak, yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu. Selain itu penulis menyadari penyusunan skripsi ini juga dapat terselesaikan berkat bimbingan, saran dan bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa,

2. Bapak Dr. H. Suherman M,Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

3. Bapak Nana Hendracipta, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

4. Bapak Ujang Jamaludin, M.Si, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

5. Bapak Damanhuri, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Muhamad Taufik, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.

(7)

vii

8. Bapak Odien Rosidien, S.Pd., M.Hum selaku dosen penguji seminar dan siding yang telah banyak memberikan saran, masukan dan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis.

9. Bapak Achmad Sachruroji, M.Pd selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan saran, masukan dan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan.

10. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan ilmu-ilmu bermanfaat selama penulis menempuh pendidikan dan membantu kelancaran studi penulis,

11. Bapak H. Husaini, M.Si selaku kepala sekolah SD Negeri Lebakwangi, Bapak Dadang, M.Kom selaku Sekretaris SDN Lebakwangi, Bapak Bahrul Ulum, S.Pd.I selaku guru wali kelas IVA, dan Ibu Neng Yeyen, S.Pd selaku guru wali kelas IVB.

12. Ibu Sularyati dan Bapak Mohamad Tugi,terimakasih yang tak terhingga atas doa restu, dorongan moral dan materil yang tidak ada henti-hentinya diberikan kepada penulis.

13. Adik-adik kandungku, Aziz,Doni dan Anisa yang selalu menyemangatiku dan selalu memberikan inspirasi pada penulis,

14. Teteh terbaik dan tidak ada gantinya, mbak Yayu Romdonah, M.P, teh Enok Irma Lestari, S.Pd, teh Farah Dini, S.Pd, teh Sulkiyah, S.Pd, teh Huswatun Hasanah, S.Pd, teh Asriyah, S.Pd, teh Mila Nurlaila, S.Pd, dan teh Arniah terimakasih atas nasihat, bimbingan, waktu dan kesempatan untuk senantiasa belajar dari kalian, dukungan dan semangat kalian senantiasa membersamaiku hingga kini.

15. Adik terbaik Amanah, Andi, Destri, Resti, Nida dan Maya terimakasih telah hadir selalu menemaniku dikala susah dan senang.

(8)

viii

dan Siti Nurdianty, S.Pd terima kasih telah menemani penulis hingga saat ini. 18. Sahabat dalam mengarungi medan dakwah dari dulu hingga nanti Yaumil,

Iza, Hestu, Fani, Siti, Restu, Nadi, Mia, Sulastri, Irna, Resti, Zahro, Rosita dan Ratna, terimakasih sudah membersamai sebagai satu ikatan tanpa mengharap imbalan, semoga kalian lekas menyusul mendapatkan gelar pendidikan strata satu dan gelar ibu rumah tangga.

19. Kakak yang selalu memberi semangat dan nasihat kak Ahmad Firdaus, S.Pd, Rohmatullah, dan Okgi Kuswoyo. Semoga kalian cepat mendapatkan jodoh istri saleha.

20. Kawan dan rekan dalam bekerja Fahmi Munawar Sya’bani, Irfan, Deni, Raidil, Adi, Wardian, Otong, dan Didi Nurhadi, S.PdI. Terimakasih atas pengertian, semangat dan bantuannya agar dapat konsisten dan ingat tanggung jawab.

21. Teman-teman PGSD Untirta 2011, Santri Pondok Pesantren Darul Irfan, Himaguseda, BEM FKIP UNTIRTA, BEM KBM UNTIRTA, KAMMI Komisariat Untirta, KAMMI daerah Serang, KIW Banten, ADK Untirta 2011, Himata, dan Pena Rubik yang telah menjadi sahabat-sahabat terbaik selama berada di kampus peradaban. Kenangan indah kita terangkum menjadi sebuah pembelajaran yang berharga dan tiada tara.

22. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan dan penulisan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna baik penulis sendiri, teman-teman PGSD serta para pembaca lainnya.

Serang, 22 Juni 2015

(9)

ix

ABSTRACT

SITI NUR ALFIAH. 2227110798. The influence of Neuro Linguistic Programming (NLP) method of the capabilities write short writing description

for Indonesia lesson at Forth Grade State Lebakwangi Elementary School

Students. Research Paper. Elementary School Teacher Education Department.

Education and Training Faculty. University of Sultan Ageng Tirtayasa, Serang

2015.

The aims of this research are: 1) do the students’ writing ability of short description who get Neuro Linguistic Programming (NLP) method is better than

students’ who get material with expository method?.; 2) do the influence of the students’ writing ability of short description who get Neuro Linguistic Programming (NLP) method is better than students’ who get material with expository method?; This research was conducted at SDN Lebakwangi East

Sepatan sub district Tangerang regency. Cluster random sampling was used to

elect the sample, by using quasi experimental method and pretest-postest control

group desain. The result of the research revealed is the capabilities of students’ write short writing description who get Neuro Linguistic Programming (NLP)

method was better than students’ who get material in class who get expository method. In order to know the posttest average result 70,81 for experiment class and 65,02 for control class. The conclusion is Neuro Linguitic Programming

(NLP) can influence of the students’ writing ability of short description.

Keywords: Neuro Linguistic Programming (NLP) , Writing ability of short

(10)

x

SITI NUR ALFIAH. 2227110798. Pengaruh Metode Neuro Linguistic Programming

(NLP) Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Singkat Deskripsi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN Lebakwangi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasara. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat perbedaan terhadap

kemampuan menulis karangan singkat deskripsi peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dengan peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode Ekpositori; (2) Apakah terjadi pengaruh terhadap kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang mengikuti

pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) antara peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekpositori. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lebakwangi Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang. Metode yang

dipakai dalam penelitian ini adalah Kuasi Experimen dengan desain penelitian pretest-postest control group desain. Pemilihan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekpositori. Hal ini dapat dilihat dari hasil postes rata-rata kemampuan menulis karangan singkat kelas experimen yang mendapatkan nilai 70,81 sedangkan hasil postes rata-rata kemampuan menulis karangan singkat kelas control mendapatkan nilai 65,02. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan singkat deskripsi pada peserta didik.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Batasan Masalah ... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 6

1.7. Kerangka Berpikir ... 6

1.8. Definisi Operasional ... 8

1.9. Hipotesis ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. Teori Belajar dan Pembelajaran ... 9

2.1.1. Pengertian Belajar ... 9

2.1.2. Pengertian Pembelajaran ... 10

2.2. Hasil Belajar ... 11

2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

2.4. Metode Neuro Linguistic Programming (NLP) ... 18

(12)

xii

2.5. Pembelajaran Ekpositori ... 20

2.6 Teori Menulis ... 22

2.6.1. Pengertian Menulis ... 22

2.6.2. Fungsi Menulis ... 23

2.7. Pembelajaran Menulis Karangan Singkat ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 27

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4. Instrumen dam Analisis Instrumen Penelitian ... 30

3.5. Prosedur Penelitian ... 40

3.6 Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 45

4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 45

4.1.2. Analisis Statistik Inferensial ... 48

4.1.2.1 Analisis Data Pretes ... 48

4.1.2.2 Analisis Data Postes ... 50

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 56

5.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 60

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Aspek Penilaian Karangan………... 25

Tabel 3.1 Pretest- Postest Control Group Desain ... 27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penulisan Karangan Deskripsi ... 30

Tabel 3.3 Range / batas penulisan karangan deskripsi 32 Tabel 4.1 Deskriptif Data Pretes... 46

Tabel 4.2 Deskriptif Data Postes... 48

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Pretes... 49

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretes... 49

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Postes... 51

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Postes... 51

(14)

xiv

Halaman

Diagram 4.1 Sebaran Data Pretes Kelas Eksperimen………... 45

Diagram 4.2 Sebaran Data Pretes Kelas Kontrol... 46

Diagram 4.3 Sebaran Data Postes Kelas Eksperimen………... 47

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir 7

(16)

xvi

Halaman LAMPIRAN A: PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 60

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 78

A.3 Bahan Ajar dan Media Pembelajaran………... 95

A.4 Silabus Pembelajaran………... 99

LAMPIRAN B: INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Kisi-kisi Instrumen tes ... 103

B.2 Instrumen Penelitian ... 105

LAMPIRAN C: PENGOLAHAN HASIL UJI INSTRUMEN C.1 Pengolahan Uji Instrumen Kelas Experimen... 106

C.2 Pengolahan Uji Instrumen Kelas Kontrol... 113

LAMPIRAN D: DATA HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN D.1 DaftarSkor Pretes, dan Postes Kelas Eksperimen ... 121

D.2 DaftarSkor Pretes, dan Postes Kelas Kontrol... 123

D.3 Analisis Data Pretes ... 125

D.4 Analisis Data Postes ... 137

LAMPIRAN E: HASIL LEMBAR OBSERVASI DAN WAWANCARA E.1 Hasil Lembar Observasi Kelas Ekperimen…... ... 149

E.2 Hasil Wawancara………... 153

LAMPIRAN F : DOKUMENTASI F.1 Dokumentasi Pembelajaran di kelas Experimen……….. 155

(17)

xvii LAMPIRAN G : DAFTAR TABEL

G.1 Tabel Chi Kuadrat……… 157

G.2 Tabel Distribusi T……… 158

G.3 Tabel Distribusi Kurva Normal 0-z……….. 159

G.4 Tabel Distribusi F………. 164

LAMPIRAN H : HASIL BELAJAR H.1 Hasil Belajar Pretes Kelas Experimen dan Kontrol ……….... 167

H.2 Hasil Belajar Postes Kelas Experimen dan Kontrol ……….... 171

LAMPIRAN I: SURAT-SURAT PENELITIAN G.1 SK Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi ... 175

G.2 Surat Keterangan Izin Uji Instrumen ... 176

G.3 Surat Keterangan Izin Penelitian ... 177

(18)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia, karena manusia dapat berkomunikasi satu sama lain dengan bahasa. Bahasa membuat semua orang dapat saling memahami dengan saling mengekpresikan diri dan bertukar pikiran, terlibat diskusi, debat atau bahkan untuk meyakinkan orang lain dalam mencapai tujuan mereka masing-masing. Semua hal dapat dilakukan dengan adanya bahasa, oleh sebab itu bahasa sangat memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia hadir sebagai bahasa yang memiliki nilai budaya, semua perkembangan ilmu pengetahuan hasil anak bangsa maupun luar negeri yang telah diterjemahkan ditulis menggunakan bahasa Indonesia. Dari masa ke masa bahasa Indonesia mampu bertransformasi menjadi bahasa yang memiliki karakter dan pembendaharaan kata yang beragam, namun keberagaman tersebut dapat dipersatukan dalam tatanan bahasa yang disebut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Di sisi lain pertumbuhan literasi di negara Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura, persoalan ini bukan hanya dihadapi oleh orang dewasa melainkan juga anak-anak.

Pembelajaran bahasa sangat penting, karenanya sejak dini diperlukan untuk menumbuh kembangkan kecerdasan bahasa anak. Untuk itu kerjasama antara orang tua dan guru harus dilakukan, hal ini dilakukan guna menunjang terciptanya kegemaran literasi dalam mempertahankan dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan suatu bangsa. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran bahasa merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk membekali peserta didik kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien dalam bahasa Indonesia baik secara lisan ataupun tulis.

(19)

2

belum mampu memaksimalkan potensi anak dan menarik minat belajar mereka. Ini terbukti dengan hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik lebih rendah daripada bahasa inggris. Metode yang digunakan guru masih belum bervariasi, pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Guru belum menggunakan media pembelajaran dengan maksimal dan bahan ajar yang dibutuhkan belum memadai.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada bulan Desember 2014 terhadap guru kelas IV A dan IV B SDN Lebakwangi diketahui bahwa presentase nilai peserta didik kelas IV B yang berada dibawah nilai rata-rata kelas sebanyak 34%, sedangkan peserta didik yang nilainya tergolong baik mencapai 48,2% dan peserta didik yang mendapatkan nilai rata-rata sebanyak 17,8%. Hal tersebut dikarenakan peserta didik hanya memiliki sedikit pembendaharaan kosakata, kesulitan dalam mengembangkan kalimat menjadi sebuah cerita yang padu dan minat menulis yang relative rendah. Minat peserta didik rendah dalam pembelajaran karangan singkat dikarenakan mereka belum mendapatkan suasana belajar yang berkesan dan mereka lebih suka berbicara daripada menuliskan perasaan mereka menjadi sebuah tulisan.

Sementara itu kendala yang guru hadapi ialah penggunaan metode mengajar yang belum bervariasi, dalam setiap pembelajaran guru hanya menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Sedangkan peserta didik hanya mendapatkan teori kebahasaan dan belum menerapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dari permasalahan tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan sementara bahwa peserta didik sangat membutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan menulis anak dengan mengoptimalkan setiap indra untuk mengolah sebuah kalimat menjadi sebuah karangan yang padu.

(20)

secara verbal atau tulisan. Metode ini memaksimalkan seluruh panca indra peserta didik dengan memberikan pola berpikir yang terpusat dari guru dan mengarahkan siswa untuk dapat berkomunikasi secara dua arah dan melakukan tindakan langsung sebagai hasil dalam pembelajaran.

Dengan menggunakaan metode NLP pembelajaran menulis dapat berlangsung dengan menyenangkan, karena pembelajaran harus dimulai dengan berlatih menyatakan perasaan sebelum menyatakan pikiran, yaitu dengan mengajarkan anak membuat catatan harian atau jurnal kegiatan sehari-hari. Pembelajaran menulis karangan singkat memerlukan suatu perubahan dalam gaya pembelajaran atau memunculkan inovasi terbaru dalam pembelajaran. Hal ini tentu akan meningkatkan antusiasme dan motivasi dari dalam diri peserta didik itu sendiri.

Kreativitas peserta didik pun pada akhirnya dapat muncul dengan baik serta kegiatan menulis akan menjadi lebih menyenangkan. Jadi, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah menciptakan suasana yang menyenangkan dengan membuat peserta didik suka dengan kegiatan menulis khususnya menulis karangan singkat. Pembelajaran menulis karangan singkat dapat berlangsung efektif dan mendapatkan respon positif apabila sudah terdapat timbal balik dari peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran tentu akan berlangsung dengan efektif, kreatif dan menyenangkan. Dalam membangun keterampilan menulis peserta didik dibutuhkan usaha dari beberapa pihak dan dilakukan secara rutin dan disiplin.

Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang telah digunakan untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan menulis karangan peserta didik. Salah satu pendekatan yang sudah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar menulis karangan adalah pendekatan kontekstual, hal ini dibuktikan dalam penelitian skripsi yang dilakukan oleh Listia Lorna Mita

dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi

Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kokosan

Prambanan Klaten”. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa terjadi

(21)

4

Terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan menunjukkan suatu keterkaitan. Penelitian ini dilakukan oleh

Ade Irawan Tjandra dalam skripsi “Penerapan NLP (Neuro Linguistic

Programming) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi”

menunjukkan bahwa NLP itu sendiri berhasil meningkatkan nilai menulis karangan eksposisi pada siswa SMKN 3 Bandung. Skripsi lainnya yang

membahas tentang metode NLP berjudul “Efektivitas NLP (Neuro Linguitic Programming) dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen

Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 Bandung Tahun Pembelajaran

2012/2013)” yang disusun oleh Muhamad Fajar Rizkia.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk menggunakan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dalam pembelajaran menulis karangan singkat. NLP sendiri belum pernah dilakukan dalam pembelajaran menulis karangan singkat dan NLP masih jarang digunakan. Peneliti berharap gabungan dari penelitian tersebut mampu melengkapi penulisan sebelumnya. Walaupun NLP sudah digunakan dalam pembelajaran menulis karagan eksposisi dan menulis cerpen, tapi hal tersebut belum pernah dilakukan dan belum tentu berhasil dalam menulis karangan singkat.

Selain itu NLP sendiri belum pernah dilakukan di jenjang sekolah dasar. Oleh sebab itu, penelitian ini selain untuk menguji pengaruh NLP pada pembelajaran karangan singkat, penelitian ini juga untuk menambah pengetahuan mengenai NLP. Peneliti ingin memberikan informasi dan melengkapi penelitian yang ada. Berdasarkan latarbelakang diatas maka

peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Metode Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan

singkat deskripsi peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Lebakwangi”.

1.2Identifikasi Masalah

(22)

Identifikasi masalah dalam pembelajaran menulis karangan singkat adalah sebagai berikut:

a. Kosakata yang dimiliki peserta didik sedikit

b. Minat peserta didik dalam menulis karangan singkat masih kurang c. Peserta didik sulit mengembangkan kalimat menjadi cerita terpadu d. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi

e. Nilai rata-rata menulis karangan singkat rendah, ini menunjukkan kurang efektifnya proses pembelajaran.

f. Belum terdapat bahan ajar keterampilan menulis yang memadai di sekolah.

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain ;

1. Perbandingan hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran

ekpositori pada kelas IV SDN Lebakwangi.

2. Pengaruh metode Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan peserta didik pada kelas IV B SDN Lebakwangi.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah perbandingan hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode Neuro Linguitic Programming (NLP) antara peserta didik yang memperoleh

pembelajaran dengan metode ekpositori pada kelas IV SDN Lebakwangi? 2. Apakah terdapat pengaruh metode Neuro Linguistic Programming (NLP)

(23)

6

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbandingan hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) antara peserta didik yang mengikuti

pembelajaran ekpositori pada kelas IV SDN Lebakwangi.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan singkat peserta didik pada kelas IV B SDN Lebakwangi.

1.6Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat di antaranya:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dan mengetahui penerapan metode NLP terhadap peserta didik sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, apabila pembelajaran menggunakan metode (NLP) Neuro Linguistic Programming ini memberikan hasil yang lebih baik maka

dapat dijadikan salah satu alternatif dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

b. Bagi peseta didik, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda dari sebelumnya.

c. Bagi peneliti, dapat mengetahui gambaran tentang pengaruh terhadap peserta didik dengan menggunakan metode (NLP) Neuro Linguistic Programming.

2.7Kerangka Berpikir

(24)

Neuro Linguistic Programming terhadap pembelajaran menulis karangan

singkat. Karena kondisi awal di sekolah tempat penelitian sangat memerlukan sebuah metode alternatif yang dapat memberikan pengaruh agar pembelajaran menjadi lebih baik. Kondisi awal peserta didik di tempat penilitian ini antara lain ; kosakata yang dimiliki oleh peserta didik sediki, metode pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi dan minat peserta dalam menulis karangan rendah.

Untuk itu dibutuhkan sebuah metode pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang biasa dilaksanakan di sekolah penelitan ini. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan penggunan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dalam pembelajaran menulis karangan singkat

di kelas IVB SDN Lebakwangi.

Untuk itu diharapkan setelah adanya perlakuan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode NLP dapat terjadi pengaruh terhadap kemampuan menulis karangan singkat peserta.

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir

1.Kosakata yang dimiliki oleh peserta didik sedikit

2.Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif 3.Minat menulis peserta

didik rendah

Penggunaan Metode Neuro Linguistic Programming (NLP)

dalam pembelajaran menulis karangan singkat di Kelas IV B

SDN Lebakwangi Tangerang

Terjadi pengaruh terhadap kemampuan menulis karangan singkat peserta

didik dengan menggunakan metode NLP

(25)

8

2.8Definisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini ada dua yaitu ;

1) Neuro Linguistic Programming (NLP) adalah salah satu cara yang

menawarkan cara belajar yang positif dan menyenangkan bagi siapa saja melalui komunikasi, percontohan, dan media yang digunakan. Dengan NLP seseorang dapat menciptakan suasana belajar yang lebih baik dengan menitikberatkan pada komunikasi dan kondisi peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode NLP yang dilakukan dengan cara memberikan motivasi melalui story telling (pembacaan cerita) dan pemberian sugesti, memberikan materi disertai contoh dengan memanfaatkan media yang ada dan melakukan simulasi menulis karangan singkat.

2) Pembelajaran menulis karangan singkat adalah pembelajaran menulis yang menekankan kepada penggabungan antar kalimat untuk membuat sebuah cerita yang padu dengan memperhatikan ejaan dan kosa kata. Pembelajaran menulis karangan singkat dalam penelitian ini ditulis secara deskriptif sesuai dengan tema yang dipelajari dalam pembelajaran.

2.9Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : Hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) tidak lebih baik atau sama dengan hasil kemampuan

menulis karangan singkat peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode ekpositori.

Ha : Hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) lebih baik daripada hasil kemampuan menulis karangan

(26)

9

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran 2.1.1Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Untuk memperoleh pengetahuan peserta didik harus belajar, baik secara mandiri ataupun dibimbing oleh guru.

Menurut Hilgard dalam Suyono dan Hariyanto (2014:12) belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi.

William Burton dalam Purwanto, (2008 : 51) mengemukakan bahwa

”A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in

interaction with a rich, varied and propocative environment”. Yang berarti bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Belajar menurut James L. Mursell dalam Sagala (2008:13) adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam belajar ada suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalui proses belajar. Perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran yang diperoleh di sekolah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan belajar seseorang dapat memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

(27)

10

(1). belajar merupakan bagian dari perkembangan, (2) belajar berlangsung seumur hidup, (3) keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, (4) belajar mencakup semua aspek kehidupan, (5) kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu, (6) belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru, (7) belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi, (8) perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat kompleks, (9) dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan, (10) dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari orang lain.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dilaksanakan dalam suatu aktivitas yang kita kenal dengan istilah mengajar. Pengajaran sangat dekat dengan pengertian pedagogi. Pedagogi adalah seni atau ilmu untuk menjadi guru. Istilah ini seringkali mengacu kepada strategi pembelajaran atau gaya mengajar.

Menurut Kurniawan (2014:1) Pembelajaran merupakan proses aktivitas yang dilakukan guru dalam mengondisikan siswa untuk belajar. Artinya belajar untuk mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisi, menyintesis, dan mengevaluasi materi yang menjadi bahan pembelajaran. Karena pembelajaran merupakan suatu aktivitas pengondisian belajar maka pembelajaran harus mampu mengondisikan siswa untuk aktif-kreatif dalam proses pembelajarannya. Menurut Brown dalam Kurniawan (2014:2), perlu menjadi kesadaran bersama bahwa pembelajaran sebenarnya adalah penciptaan kondisi agar siswa belajar dengan aktif-kreatif.

Oleh Free Online Dictionary dalam Suyono (2014:16) pengajaran , teaching/instruction, didefinisikan dengan kegiatan,praktik,pekerjaan atau profesi seorang guru atau sesuatu yang diajarkan, seni atau profesi seorang guru, kegiatan dalam mendidik atau mengajar. Dalam Brainy Quote dalam Suyono (2014:16) dinyatakan bahwa pengajaran sebagai kegiatan atau urusan tentang mengajar, apa yang diajarkan dengan instruksi.

(28)

Pembelajaran efektif menurut pakar Gillbert H. Hunt dalam Rosyada (Suyono dan Haryanto, (2014:208) antaralain ; (1) sifat, (2) pengetahuan, (3) apa yang disampaikan, (4) bagaimana mengajar, (5) harapan, (6) reaksi guru terhadap siswa, (7) manajemen.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas dan mengajar dengan melibatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran.

2.2 Hasil Belajar

Dalam pembelajaran terjadi suatu aktivitas belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik dan dibimbing oleh guru, setiap akhir pembelajaran akan dilakukan penilaian / assessment. Dari penilaian tersebut guru mendapatkan hasil belajar yang dijadikan sebagai evaluasi sejauh mana siswa dapat memahami dan menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Baik itu secara pengetahuan, sikap ataupun tindakan.

Menurut Sudjana (2005 : 20) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Sudjana (2005 : 38) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

(29)

12

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Krathwhl dan Anderson (2001:66-68) dimensi proses kognifif terdriri atas beberapa tingkat yaitu :

1. Remember (mengingat)

Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Ketegori remember terdiri dari proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat), untuk menilai Remember, siswa diberi soal yang berkaitan dengan proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).

2. Understand (memahami)

Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun grafik. Siswa mengerti ketika mereka mampu menentukan hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan mereka yang lalu. Kategori Understand terdiri dari proses kognitif Interpreting (menginterpretasikan), Exemplifying (memberi contoh), Classifying (menyimpulkan), Inferring (menduga), Comparing (membandingkan), dan Explaining (menjelaskan).

3. Apply (menerapkan)

Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal sehingga siswa terlatih untuk mengetahui prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses kognitif kemampuan melakukan (Executing) dan kemampuan menerapkan (Implementing).

4. Analyze (menganalisis)

(30)

dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungan dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah scenario rumit, kategori Apply terdiri kemampuan membedakan (differentiating), mengorganisasi (organizing) dan memberi simbol (attributing). 5. Evaluate (menilai)

Menilai didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement berdasar pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria sering digunakan adalah menentukan kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi, sedagkan standar digunakan dalam menentukan kuantitas maupun kualitas.evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari checking (mengecek) dan critiquing (mengkritik). 6. Create (berkreasi)

Create penerimaan (merespon rangsangan), partisipasi, penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan), organisasi (menghubungkan nilai – nilai yang dipelajari), dan internalisasi (menjadikan nilai – nilai sebagai pedoman hidup). Hasil belajar disusun secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

Didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide baru, produk atau cara pandang yang baru dari sesuatu kejadian. Create di sini diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam satu kesatuan yang menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu bentuk yang koheren atau fungsional. Siswa dikatakan mampu create jika dapat membuat produk baru dengan merombak beberapa elemen atau bagian ke dalam bentuk atau struktur yang belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya. Proses create umumnya berhubungan dengan pengalaman belajar siswa yang sebelumnya.

b. Ranah Afektif

Kratwohl (Purwanto, 2008 : 51) membagi belajar afektif menjadi lima tingkat, yaitu

Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai yang kemudian dihubungkan dengan sikap dan perilaku.

c. Ranah Psikomotorik

(31)

14

yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Simpson (Purwanto, 2008 : 51) mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam yaitu,

persepsi (membedakan gejala), kesiapan (menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing (meniru model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan tanpa model hingga mencpai kebiasaan), gerakan kompleks (melakukan serang serangkaian gerakan secara berurutan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan kombinasi gerakan baru yang orisinil atau asli).

Ketiga ranah di atas menjadi obyek penilaian hasil belajar. Kemudian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah peubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manusia memiliki potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi aspek kognitif, afektif,dan psikomotorik.

Menurut Nawawi dalam K. Brahim (Susanto : 2013: 5) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2014:5) :

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdidri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

(32)

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian tehadap terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai – nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai – nilai sebagai standar perilaku.

Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

2.3Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Dalyono (2009: 55) mengemukakan faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan factor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi : 1) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik dapat menganggu atau mengurangi semangat belajar. Dengan semangat belajar yang rendah tentu akan menyebabkan hasil belajar yang rendah pula.

2) Intelegensi dan bakat

(33)

16

belajarnya pun rendah. Orang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan cepat pandai bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat. Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakat dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.

3) Minat dan motivasi

Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Minat belajar ynag besar cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi, sebaliknya, minat belajar kurang akan memperoleh hasil belajar yang rendah. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh – sungguh, penuh gairah atau semangat. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi hasil belajar. Minat dan motivasi belajar ini dapat juga dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru yang menyampaikan materi dengan metode dan cara yang inovatif akan mempengaruhi juga minat dan motivasi siswanya.

4) Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar antar anak berbeda – beda. Ada anak yang dapat dengan cepat menyerap materi pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung, audio atau dengan cara mendengarkan dari orang lain dan ada pula anak yang memiliki cara belajar kinestetik yaitu dengan gerak motoriknya misalnya dengan cara berjalan – jalan dan mengalami langsung aktivitas belajarnya.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, meliputi: 1) Keluarga

(34)

belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, kerukunan antar anggota keluarga, hubungan antara anak dengan anggota keluarga yang lain, situasi dan kondisi rumah juga mempengaruhi hasil belajar.

2) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar mempengaruhi keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan fasilitas di sekolah,keadaan ruangan, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode pengajaran guru yang inovatif dapat pula mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode mengajar dengan model koopertif misalnya, dengan siswa belajar secara kelompok dapat merangsang siswa untuk mengadakan interaksi dengan temannya yang lain. Teknik belajar dengan teman sebaya pun dapat mengaktifkan keterampilan proses yang dimiliki oleh anak.

3) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar siswa. Bila di sekitar tempat tinggal siswa keadaan masyarakatnya terdiri dari orang – orang yang berpendidikan, akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam belajar. Tetapi jika di sekitar tempat tinggal siswa banyak.

Sedangkan Menurut Wasliman dalam Susanto (2014 : 12) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan faktor eksternal, sebagai berikut :

1) Faktor internal

(35)

18

2) Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat – marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami – istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari – hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari – hari berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Dikemukakan oleh Wasliman dalam Susanto (2014 : 12) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar peserta didik. Semakin tinggi kemampuan belajar peserta didik dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar peserta didik.

Dari pejelasan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar berasal dari faktor-faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik.

2.4 Metode Neuro Linguistic Programming

2.4.1Pengertian Neuro Linguistic Programming (NLP)

NLP adalah sebuah metode yang memahami bahasa melalui indra dan pemograman, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan pemikiran yang mereka miliki dengan menstimulus panca indra. Dengan menerapkan metode Neuro Linguistic Programming guru dapat memahami proses belajar bahasa anak melalui otak mereka dan metode ini dapat memberikan mereka rasa nyaman akan diri mereka sendiri. Dan dengan sendirinya mereka akan menghasilkan sebuah karya tulis berdasarkan pengalaman yang mereka alami.

(36)

(neurolinguistics is the study concerned with the biological foundation of language and the brain mechanisms underlying its acquisition and use).

Menurut Grinder dan Bandler dalam Nathalia dan Dewi (2008:9) bahwa

secara semantik, neuro mengacu pada pikiran dan cara individu mengorganisasi kehidupan mentalnya. Proses neurologi adalah suatu proses tentang bagaimana manusia melalui mekanisme kerja otak dapat menerjemahkan pengalaman-pengalaman yang diterima ke dalam fungsi fisiologinya. linguistic adalah bahasa (baik verbal maupun noverbal) dan bagaimana individu menggunakannya dalam kehidupan. Proses linguitic adalah sebuah pola kata-kata yang spesifik, di mana perumusan pola tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan tentang suatu hal. sedangkan Programming adalah usaha individu untuk belajar bereaksi pada suatu situasi tertentu dan membangun pola-pola otomatis atau program-program yang terjadi pada sistem neurologi maupun pada sistem bahasa. Programming adalah urutan proses mental yang berpengaruh pada perilaku dalam mencapai tujuan dan bagaimana memodifikasinya. Menurut the Art Of Enjoying Life dalam Sailendra (2013:8) berpendapat bahwa NLP merupakan seni dari ilmu psikologi. Dan menurut Richard Bandler dalam Sailendra (2013:1) NLP adalah sebuah sikap mental dan metodologi yang ada di balik segenap teknik yang efektif. NLP berfungsi untuk menjalankan segala teknik yang cepat dan tepat guna atau sering dibahasakan dengan kata efektif. Sedangkan menurut Robert Dilts dalam Nathalia dan Dewi (2008:9) NLP adalah apapun yang bisa menghadirkan kesuksesan. Lebih lanjut Dilts berpendapat dalam Nathalia dan Dewi (2008:9) NLP mempelajari pola-pola atau pemrograman yang diciptakan dari hubungan antara otak (neuro), bahasa (linguistic) dan kondisi tubuh (body state). Dari perspektif NLP, hubungan tersebut akan memengaruhi periku kita yang efektif dan tidak efektif dan sangat memengaruhi pembentukan mental individu yang adjustment dan maladjustment.

(37)

20

2.4.2Manfaat NLP

Menurut Nathalia dan Dewi (2008:3) NLP juga memiliki manfaat lain seperti:

(1) menciptakan perubahan yang positif pada setiap individu, (2) membantu mengubah tingkah laku seseorang, (3) menciptakan komunikasi yang positif, (4) memfasilitasi pembelajaran, (5) mengubah kehidupan seseorang, (6) membantu seseorang keluar dari pengalaman masa lalu yang buruk, (7) mendorong seseorang mengoptimalkan potensinya, dan (8) membantu orang untuk mengatur tingkah laku.

Menurut uraian diatas, manfaat metode NLP menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan, lebih inovatif, kreatif dan efektif. Dengan tumbuhnya pembelajaran yang menyenangkan dan menarik dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar semakin tinggi atau antusias.

2.4.3 Langkah-langkah NLP

Untuk menciptakan keadaan yang menyenangkan, pemakaian media menjadi salah satu faktor lain dalam NLP dan memiliki peran penting, berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam menerapkan NLP pada pembelajaran, hal itu dapat mulai diterapkan pada saat memulai pelajaran. Berikut salah satu langkah pembelajaran dengan menggunakan NLP yang sederhana dari tulisan Ronny FR dalam Wikanengsih, (2008 : 141-142).

(1) Menyelaraskan kondisi pikiran

Langkah pertama memulai pelajaran yang lebih popular dengam sebutan apersepsi.

(2) Menciptakan suasana yang berkesan

Langkah kedua adalah mengarahkan siswa pada suasana terbaik mereka untuk belajar. Pada lankah ini, bimbinglah siswa pada suasana tersebut sehingga mencapai pada keadaan puncak. Sesaat

sebelum sampai pada keadaan puncak buatlah sebuah “anchor”.

Anchor (jangkar/pengait emosi) bisa dibuat melalui visual (penglihatan), auditori (pendengaran), atau kinestetik (gerakan). (3) Mengulang penggunaan anchor (jangkar/pengait emosi)

Langkah ketiga adalah menggunakan anchor kembali apabila keadaan pembelajar mengalami penurunan semangat atau keadaan kelas kurang bergairah.

(4) Merangkaikan materi pembelajaran

(38)

dengan pelajaran yang akan datang sehingga saling mengikat dan berhubungan.Rangkaian pelajaran ini menggunakan berbagai pilihan kata kunci yan gjika diakses akan mengarahkan pada ingatan terhadap hal-hal lain / mata pelajaran sebelumnya.

(5) Future pacing

Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari, pada saat menutup pelajaran adakan future pacing. Future pacing adalah membawa pikiran.

2.5 Pembelajaran Ekpositori

Roy Killen dalam Hamruni (2011:73) ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Killen menamakan strategi ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Hal ini karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan

langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut utuk menemukan materi itu. Materi pelajaran sudah jadi, ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur,

maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.

Menurut Hamruni (2011:73) terdapat bebarapa karakteristik strategi ekspositori;

(1) strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal. (2) materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. (3) tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Strategi ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Karena dalam strategi ini guru memegang peranan sangat dominan. Guru menyampaikan materi secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan ademik (academic Achievement) siswa.

(39)

22

mencernanya saja secara tertib dan teratur. Secara garis besar langkah-langkah dalam pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut :

a. Preparasi

Guru mempersiapkan (preparasi) bahan selengkpnya secara sistematis. b. Apersepsi

Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepadea materi yang akan diajarkan.

c. Presentasi

Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu atau yang ditulis guru sendiri.

d. Resitasi

Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari, atau anak didik diminta menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari secara lisan maupun tulisan.

2.6 Teori Menulis 2.6.1Pengertian Menulis

Menulis adalah sebuah aktivitas yang melibatkan kemampuan berpikir, yang mengolah bahasa lisan menjadi tulisan. Menulis dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Menurut Tarigan dalam Hasani (2013:3),

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan oranglain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut.

(40)

pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat . Dan menurut Hasani (2013:4), menulis adalah proses mengutarakan pikiran, perasaan, penginderaan, khayalan, kemauan, keyakinan, dan pengalaman yang disusun dengan lambang-lambang grafik secara tertulis untuk tujuan komunikasi.

Sedangkan menurut Zainurrahman, (2011:2), menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang mendasar (berbicara, mendengar, menulis, dan membaca).

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktik. Menurut Zainurrahman (2011:2-3) khususnya menulis, latihan merupakan kunci yang paling utama demi kesuksesan untuk

mencapai predikat “Mampu menulis dengan baik dan benar.”

Menulis bagi anak adalah mengungkapkan pengalaman-pengalaman menyenangkan yang pernah dialami melalui cerita, puisi dan novel. Pengalaman-pengalaman anak yang berkesan inilah yang menjadi bahasa dalam menulis kreatif anak, sehingga mengekplorasi pengalaman-pengalaman anak menjadi kunci utama dalam membelajarkan menulis. (Kurniawan 2014:30).

Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian menulis adalah suatu aktivitas merubah bahasa dari lisan menjadi tulisan dan merubah simbol-simbol bahasa menjadi suatu bahasa yang dapat dipahami dan dimengerti orang lain.

2.6.2Fungsi Menulis

(41)

24

lebih konkret ; (6) dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif ; (7) penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain, (8) dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.

Menurut ahli pendapat di atas dengan menulis seorang penulis dapat mengetahui kemampuan dan potensi dirinya, dapat berlatih mengembangkan gagasan, dan mengembangkan pemikiran kreatif penulis sendiri.

2.7 Pembelajaran Menulis Karangan singkat

Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea. Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Menurut Rusyana dalam Hasani (2013:3) adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, penginderaan, khayalan, kehendak, keyakinan, dan pengalaman.

Macam-macam karangan menurut penyajian dan tujuan penulisan, antara lain ; (1) deskripsi, (2) Narasi, (3) Eksposisi, (4) Argumentasi, (5) Persuasi, (6) Campuran. Terdapat 3 jenis karangan yaitu Narasi, Eksposisi dan Persuasi yang sering tampil murni berdiri sendiri. Sedangkan dua jenis lainnya yaitu Deskripsi dan Argumentasi sering ikut serta dalam karangan lain atau mengikutsertakan karangan lain menjadi pendukung.

(42)

mengajarkan siswa mengenai menulis cerpen yang baik dan berbagai materi karangan singkat sehingga pemahaman menjadi lebih baik.

Karangan singkat dalam sekolah dasar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu karangan fiksi dan non fiksi. Karangan fiksi atau rekaan adalah karangan yang melibatkan daya imajinasi pengarang dan tidak nyata, jika ada yang nyata itu hanya kebetulan saja. Contoh karangan fiksi antaralain dongeng, legenda, cerpen, komik dan sebagainya. Sedangkan karangan nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta dan kenyataan. Contohnya biografi, kisah nyata dan sebagainya. Biografi adalah daftar riwayat hidup seseorang yang dituliskan oleh orang lain.

Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam menyusun karangan, yaitu : (a) tentukan terlebih dahulu tema atau topik cerita. Tema adalah ide pokok yang dibicarakan. (b) susunlah kerangka cerita, berdasarkan gagasan-gagasan pokok . Kerangka cerita terdiri atas beberapa pikiran utama dan dijelaskan dengan beberapa pikiran penjelas. Aspek yang harus terdapat dalam karangan, Menurut Hasani (2013:66).

Tabel 2.1

Aspek Penilaian Karangan Aspek yang

dinilai

Unsur Aspek Bobot (%)

Isi karangan Keaslian gagasan 20%

Keluasan Penggambaran 10%

Detail Data 10%

Organisasi Karangan

Pendahuluan 5%

Tubuh 10%

Penutup 5%

Struktrur Bahasa

Ketepatan Susunan kalimat 10%

Ketepatan pilihan kata 5%

Ejaan 5%

Tanda Baca 10%

(43)

26

Selain itu menurut Nurgiyantoro dalam Hasani (2013:63) memperinci kategori-kategori penilaian karangan, sebagai berikut ; (1)kualitas dan ruang lingkup isi ; (2)organisasi dan penyajian isi ; (3)gaya dan bentuk bahasa ; (4)mekanik : tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan ; dan (5) respons afektif guru terhadap karya tulis.

Menurut Suhendar dalam Djuanda (2014:12) Unsur-unsur yang menjadi bahan penilaian pengajaran menulis antara lain :

(1) Isu karangan, merupakan gagasan atau ide pengaranga yang dituangkan dalam keseluruhan karangan. Biasanya gagasan ini disebut juga topik atau tema. Yang menjadi penilaian adlaah sejauh mana topik atau tema merupakan bahan permasalahan yang menarik.

(2) Bentuk karangan, berupa surat, laporan, iklan, pengumuman, petunjuk, dan lain-lain.

(3) Gramatika, perangkat kebahasan yang harus sesuai dengan kaidah yang berlaku, serta memenuhi syarat sebagai bahasa tulis. (4) Ejaan, merupakan perangkat sistem yang mengatur mekanisme

pemindahan bahasa lisan ke dalam bahasa tulis. Ketepatan ejaan meliputi (a) cara penulisan huruf, (b) cara penulisan kata, (c) cara penulisan unsur serapan, (d) pemakaian tanda baca.

(5) Selain unsur yang sudah dijelaskan biasanya di sekolah dasar ditambah satu unsur yang umum, yaitu kerapian tulisan. Hal ini penting karena siswa sering menulis dengan keadaan kurang bersih, sering dihapus atau kertas tidak bersih.

Penilaian perkembangan kemampuan menulis siswa sekolah dasar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai ragam teknik berikut.

1. Tugas menyusun Alinea : tes objektif

Tes kemampuan menulis bentuk objektif mampu menuntut siswa mempertimbangakan unsur bahasa dan gagasan adalah tugas menuusun alinea berdasarkan kalimat-kalimat yang disediakan menyusun kalimat acak menjadi paragraf yang runtut.

2. Menulis berdasarkan rangsangan visual

(44)

27 3.1 Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2006:149), metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data. Metode penelitian merupakan proses dan pendekatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Pengukuran hasil belajar peserta didik dilakukan terhadap kelompok peserta didik yang diberi perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok siswa sebagai pembanding atau kelas kontrol.

Penelitian ini melibatkan satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas eksperimen, yang dipilih secara acak (random) dari populasi yang homogen. Peneliti memilih metode penelitian itu dengan maksud untuk menyelidiki ada atau tidak adanya akibat dari perlakuan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan

singkat. Penelitian ini diarahkan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang pengaruh pembelajaran berdasarkan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dan pembelajaran berdasarkan metode

pembelajaran ekpositori dalam pembelajaran menulis karangan singkat di kelas IV SDN Lebakwangi.

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol pretest-postest control group desain. Adapun desain penelitian yang digunakan (Sugiyono, 2010: 76) sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pretest-postest control group desain

Kelas Prates Perlakuan Pascates

E O1 X1 O2

(45)

28

Keterangan :

E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol

O1: Prates (kelas eksperimen)

O3: Prates (kelas kontrol)

X1: Perlakuan pada kelas eksperimen

O2: Pascates (kelas eksperimen)

O4: Pascates (kelas kontrol)

3.2Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 55). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Lebakwangi.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2010: 56). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dua kelas, yaitu kelas IV A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 60 peserta didik dan kelas IV B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 58 peserta didik, dengan menggunakan teknik cluster random sampling, yang merupakan pengambilan sampel secara acak pada

kelompok-kelompok kelas yang sudah ada.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1)Tes Tulis

(46)

kependidikan. Dalam penelitian ini,tes yang digunakan adalah tes menulis karangan yang dilakukan untuk mencari data mengenai kemampuan siswa dalam menulis paragraf eksposisi. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas pretes dan postes.

a. Pretes

Pretes adalah jenis tes kemampuan awal yang dilakukan sebelum peserta didik mengalami proses belajar dalam suatu mata pelajaran (Nurgiyantoro, 2010:112). Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasi oleh siswa. Jenis tes ini dilaksanakan sebelum dilakukan perlakuan. Dalam konteks penelitian ini, tes yang diberikan berupa tes menulis karangan singkat dengan tema dan metode pengembangan secara bebas dengan ketentuan minimal satu paragraf. b. Postes

Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) Tes yang diberikan berupa tes menulis karangan singkat deskripsi dengan ketentuan membuat minimal satu paragraph dengan tema lingkungan.

2)Wawancara

Teknik wawancara ini ditujukan untuk memperoleh informasi dari narasumber yang diinginkan. Dalam penelitian ini, objek yang diwawancarai adalah guru dan peserta didik. Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran menulis karangan singkat. Wawancara dilakukan kepada guru sebelum pembelajaran dan kepada peserta didik setelah dilakukan proses pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kendala yang dialami pada pembelajaran karangan singkat.

3)Observasi

(47)

30

memberikan lembar pengamatan kepada salah satu wali kelas IV SDN Lebakwangi untuk mengamati proses pembelajaran di kelas terkait dengan aktivitas belajar siswa dan cara guru melakukan pembelajaran.

3.4Instrumen dan Analisis Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang dibutuhkan terdiri atas tiga jenis data, di antaranya lembar ketentuan penulisan dan kriteria penilaian untuk tes mengarang, lembar pengamatan untuk observasi, dan lembar pertanyaan wawancara untuk melakukan wawancara,

a) Instrumen Penilaian Karangan

Tabel 3.2

Kisi – kisi Penulisan Karangan Deskripsi

No Aspek Indikator Skor

1 Isi atau gagasan yang dikemukakan

1. Kesesuaian judul, pengembangan gagasan yang cermat, banyak fakta pendukung, sesuai dengan topik karangan.

2. Kesesuaian judul, pengembangan gagasan terbatas, banyak mengetahui subjek, sesuai dengan topik namun kurang rinci.

3. Judul kurang sesuai, pengembangan gagasan terbatas, pengembangan topik kurang memadai

4. Tidak menunjukan kesesuaian judul, tidak menunjukan pengetahuan mengenai subjek/topik, tidak ada data pendukung

27-30

22-26

17-21

13-16

2 Organisasi Isi

1. Organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok, keseluruhan susunan kalimat jelas, urutan logis, kohesi tinggi.

2. Organisasi isi sesuai dengna gagasan pokok, namun kurang rinci, keseluruhan kalimat jelas, urutan logis tetapi tidak lengkap,

18-20

(48)

kohesi kurang tinggi.

3. Organisasi isi kurang sesuai dengan gagasan pokok, susunan kalimat membingungkan / tidak berhubungan, kurang urutan dan kurang logis.

4. Organisasi isi tidak sesuai dengan gagasan pokok, tidak mengkomunikasikan apa-apa, urutan tidak logis.

10-13

7-9

3 Tata Bahasa 1. Tata bahasa kompleks dan efektif

2. Tata bahasa kompleks dan hanya terjadi

1. Penggunaan dan pemilihan kata yang efektif, pemilihan kata yang tepat, menguasai pembentukan kata.

2. Penggunaan dan pemilihan kata terkadang keliru, tetapi tidak mengaburkan arti.

3. Pilihan kata dan ungkapan terbatas.

4. Pilihan kata asal-asalan dan penguasaan rendah.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1
Tabel 4.1 Deskriptif Data Pretes
gambar yang ditunjukan
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan

[r]

Gambar spectrum elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi

Terlihat pada gambar tersebut mana yang memiliki panjang gelombang tinggi serta frekuensinya rendah seperti pada gelombang radio, dan mana yang memiliki frekuensi tinggi tapi

 Reproduksi terjadi secara tak kawan (aseksual) disebut juga vegetatif dengan jalan membelah diri, tunas, fragmentasi, dan partenogenesis, sedangkan secara kawin

Pemberian pakan menggunakan enzim papain sesuai dengan dosis yang tepat dapat menentukan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele dumbo.. Kerangka

Dengan adanya website ini penulis berharap dapat memenuhi keinginan para penggemar klub Intermilan di Indonesia untuk dapat mengetahui informasi dari tim kesayangannya. Untuk

Pada tahun 2030, jumlah wanita di dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan.. mencapai 1,2