• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Daya Tarik Objek dan Atraksi Wisata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Aspek Pengelolaan Lanskap

4.6.2 Analisis Potensi Daya Tarik Objek dan Atraksi Wisata

Kawasan Batik Trusmi memiliki daya tarik wisata yang beragam. Selain untuk wisata berbelanja batik, kawasan ini juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang masih dijalankan oleh masyarakat setempat. Masih adanya Sumber Daya Manusia yang masih melakukan budaya secara turun-temurun dan merupakan keturunan langsung dari Ki Buyut Trusmi.

Objek yang berada di kawasan Batik Trusmi ini didominasi oleh galeri-galeri batik di sepanjang Jalan Trusmi dan di sepanjang Jalan Panembahan. Galeri ini bermacam-macam bentuk, ada yang menyatu dengan rumah pemilik ada yang hanya merupakan tempat untuk menjual berbagai produk batik dan tempat belajar

proses pembatikan. Galeri ini ada yang berupa rumah lama dan ada yang berupa bangunan baru dengan gaya modern dan mewah. Selain galeri batik yang tersebar di sepanjang jalan tersebut ada satu galeri yang sudah ternama dan terlama yaitu Batik Katura. Galeri batik ini selain menjual berbagai produk batik, galeri ini mempunyai koleksi batik yang sudah berumur ratusan tahun. Galeri ini mempunyai tempat untuk membuat batik dari proses awal hingga akhir. Selain itu juga, galeri ini banyak melakukan pembelajaran membatik bagi siswa SD hingga perguruan tinggi.

Objek lainnya yang potensial adalah rumah masyarakat sekitar yang masih memproduksi batik, Situs Keramat Ki Buyut Trusmi, rumah tetua desa, dan Koperasi Batik Budi Tresna. Rumah masyarakat yang membatik ini memiliki potensi yang bagus untuk dikunjungi pengunjung. Objek Situs Keramat Ki Buyut Trusmi ramai dikunjungi hanya saat tradisi ritual-ritual tertentu di hari tertentu. Pengunjung yang mempunyai tujuan untuk berbelanja batik jarang yang mengetahui bahwa di kawasan Batik Trusmi terdapat situs bersejarah yang mempunyai kaitan dengan batik. Pengunjung yang berasal dari luar daerah hanya mengetahui keberadaan galaeri batik yang berada di sepanjang jalan tersebut. Koperasi Batik Budi Tresna yang merupakan pencetus pengelolaan batik di kawasan Batik Trusmi semakin tersisihkan. Pengunjung hanya mengunjungi galeri batik yang berada di depan kawasan Batik Trusmi sehingga Koperasi Batik Budi Tresna kurang mendapatkan perhatian dari pengunjung. Di Koperasi Batik Budi Tresna selain berbelanja batik dapat memperoleh pengetahuan tentang pengelolaan kawasan Batik Trusmi. Rumah tetua desa ini juga memiliki arsitektur tradisional yang khas. Rumah tetua desa ini masih menggunakan bahan dasar kayu sebagai dinging dan lantai rumah. Objek-objek tersebut mempunyai potensi yang besar untuk dikunjungi oleh pengunjung. Pengunjung tidak hanya mendapatkan batik namun, mendapatkan pengetahuan tentang sejarah kawasan Batik Trusmi dan berbagai informasi yang menyangkut batik di kawasan Batik Trusmi.

Kawasan Batik Trusmi memiliki atraksi wisata yang berpotensi. Selain atraksi membatik yang dipertontonkan di depan galeri batik atau di dalam galeri batik, kawasan ini juga memiliki ritual budaya yang masih dijalankan oleh

masyarakat setempat. Ritual budaya yang sudah ada dan masih rutin dijalankan adalah Panggung Jimat, Pasar Malam, dan Memayu dan Ganti Sirap (Tabel 10).

Tabel 10 Atraksi wisata

No Atraksi Wisata Waktu Pelaksanaan

1 Tradisi Muludan

a. Panggung Jimat Malam hari pada tanggal 25 Maulud

menurut kalendar Islam

b. Pasar Malam Selama satu minggu sebelum tanggal 25

Maulud menurut kalendar Islam

2 Memayu dan Ganti Sirap Setiap musim hujan menurut Kalendar Jawa

a. Pergantian atap di Komplek Setiap 4 tahun sekali

Situs Keramat Ki Buyut Trusmi

b. Arak-arakkan atap (welit) yang baru Pada hari minggu

Atraksi lain yang berpotensi (Tabel 11) lainnya namun, belum tergali dan sudah jarang dipertontonkan adalah Tradisi Ruwahan, Tradisi Syawalan, Tradisi Saparan, Tradisi Suroan, Tradisi seputar kehidupan dan kematian, Tari Brai, dan Lukis Kaca. Tradisi yang disebutkan di atas adalah tradisi yang dilakukan di dalam rumah penduduk Desa Trusmi. Tradisi ini sudah turun-temurun dari dahulu. Tradisi ini kurang diketahui oleh pengunjung yang berbelanja batik baik berasal dari dalam Kota Cirebon sendiri dan luar Kota Cirebon. Tradisi ini mempunyai ciri yang khas sehingga berpotensi untuk menarik daya tarik wisatawan. Keunikan tradisi ini terletak di tatanan pembungkus dan isi dari kegitan tradisi tersebut.

Kesenian tari Brai dan tari Baksa yang merupakan tari khas Desa Trusmi sekarang sudah jarang dipertontonkan. Tarian Bari berupa tarian dengan beberapa orang membaca syair-syair lagu yang dilakukan untuk upacara sedekah bumi dan ganti sirap. Tarian ini menggunakan alat musik yang disebut genjring yang besar. Sekarang sudah jarang ditemukan Sumber Daya Manusia yang bisa dan mau belajar tarian Brai. Lukis Kaca yang berasal dari tahun 50an di Desa Trusmi sekarang sudah tidak ditemukan lagi. Sudah tidak ada galeri lukis kaca yang menyediakan berbagai produk lukis kaca dan tempat pembelajaran lukis kaca. Tempat pembelajaran lukis kaca malah ditemukan di desa yang berada di luar kawasan Batik Trusmi. Objek dan atraksi yang berada di kawasan Batik Trusmi (Gambar 53) dapat memberikan daya tarik wisata bagi para pengunjung selain

untuk berbelanja batik. Objek dan atraksi wisata yang dikelola dengan bagus akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat setempat.

Tabel 11 Atraksi wisata potensial

No Atraksi Wisata Potensial Waktu Pelaksanaan

1 Tradisi Ruwahan

Membagi-bagikan berkat Setiap tanggal ganjil

setelah tanggal 20 di Bulan Ramadhan

2 Tradisi Syawalan

Selepas sholat shubuh dipimpin Kepala Desa Trusmi Enam hari setelah

ke Astana Gunung Jati Idul Fitri

3 Tradisi Saparan

Membuat makanan yang disebut apem Menyambut bulan Shafar

4 Tradisi Suroan

a. Membuat bubur suro untuk Upacara Suroan Satu Suro menurut

Kalendar Islam

b. Memperingati peranan Pangeran Walangsungsang dalam Malam satu Suro

mendirikan padepokan Kebon Pesisir sebagai cikal bakal Cirebon

c. Adanya 2 musyawarah antara tetua desa Malam satu Suro

5 Seputar Kehidupan dan Kematian a. Seputar Kehidupan :

a.1 Selametan Ngupati Ibu hamil 4 bulan

a.2 Selametan Mitui/ngrujaki, do'a-do'a, memandikan ibu Ibu hamil 7 bulan,

hamil dari air tempayan dan mengganti 7 kali kain batik pukul 7 pada tanggal 7,

17 atau 27

a.3 Selametan Nglolosi, membagikan bubur lolos Ibu hamil 8 bulan

a.4 Selametan Puputan Setelah memutuskan tali

pusar

a.5 Selametan Bebersih 40 hari pasca melahirkan

a.6 Selametan Nyukur, membuat bubur merah dan bubur putih Tergantung keluarga

a.7 Selametan Mudun lemo Bayi umur 9 bulan

b. Seputar Kematian :

b. 1 Selametan nelung dino 3 hari setelah meninggal

b. 2 Selametan mitung dino 7 hari setelah meninggal

b. 3 Selametan patang puluh dino 40 hari setelah meninggal

b. 4 Selametan nyatus 100 hari setelah meninggal

b. 5 Selametan mendak pisan Satu tahun meninggal

b. 6 Selametan mendak pindo Dua tahun meninggal

b. 7 Selametan nyewu 1000 hari setelah meninggal

6 Tari Brai Pada upacara sedekah

bumi dan

7 Tari Baksa Pada acara memayu

Hasil analisis daya tarik objek dan atraksi wisata ini dikategorikan menjadi tiga, yaitu tinggi (skor 3), sedang (skor 2), dan rendah (skor 1). Kategori tinggi yaitu memiliki jenis dan jumlah dari objek serta atraksi wisata yang beragam. Desa Trusmi Kulon memiliki galeri batik yang lebih dari 10, rumah warga yang masih membatik, Batik Katura, dan Koperasi Budi Tresna sehingga desa ini berada pada kategori daya tarik objek dan wisata tinggi. Pada kategori sedang yaitu Desa Trusmi Wetan dan Desa Panembahan. Di Desa Trusmi Wetan hanya terdapat 3-4 objek dan atraksi wisata diantaranya Situs Keramat Ki Buyut Trusmi, rumah tetua desa, dan 3-9 galeri batik. Pada Desa Panembahan terdapat lebih dari 10 galeri batik. Namun, hanya terdapat 1-2 jenis objek dan atraksi wisata yaitu arak-arakkan welit dan galeri batik. Kategori rendah yaitu Desa Weru Lor dan Desa Weru Kidul. Desa Weru Lor hanya terdapat area atraksi arak-arakkan welit, pasar malam, dan terdapat 1-2 galeri batik. Pada Desa Weru Kidul hanya terdapat area atraksi arak-arakan welit. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 54.

Dokumen terkait