• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam tahap analisis jumlah dan persebaran komoditas manggis, setiap satuan penggunaan lahan yang dihasilkan dari proses analisis penggunaan lahan dengan didukung oleh analisis data dan hasil pengamatan langsung di lapang dapat diprediksi kerapatan distribusi pohon manggisnya

Pada daerah penelitian, terlihat bahwa jumlah tanaman manggis di wilayah penelitian dari barat ke timur semakin sedikit, untuk itu daerah penelitian terlebih dahulu dibagi menjadi tiga bagian wilayah sesuai dengan dominasi jumlah tanaman manggis yang terdapat di dalamnya. Pembagian ini mangkategorikan wilayah yang memiliki dominasi jumlah tanaman manggis banyak, sedang dan sedikit. Hal ini dimaksudkan agar dalam perhitungan tanaman manggis tidak langsung dapat di sama ratakan antara daerah dengan jumlah tanaman manggis yang banyak dan daerah yang memiliki jumlah tanaman manggis sedikit.

36 Jumlah titik sampling yang diambil berjumlah 3 titik per Satuan Penggunaan Lahan yang berjumlah 9 jenis penggunaan lahan di setiap wilayah dominasi jumlah tanaman manggis yang berjumlah 3 wilayah dominasi. Jadi jumlah titik sampling keseluruhan berjumlah 81 titik sampling.

Gambar 16. Peta Lokasi Titik Sample Pengamatan Lapang Cara perhitungan:

Misalkan akan menghitung jumlah pohon di penggunaan lahan yang berupa kebun campuran yang memiliki luas total di wilayah penelitian adalah 199,772 Ha atau sekitar 43,850 % dari luas daerah penelitian secara keseluruhan.

Sebelumnya kita sudah menentukan 9 titik sampling penggunaan kebun campuran di lapang dan menghitung jumlah tanaman manggis per luasan tertentu. 9 titik sampling itu diantaranya adalah 3 titik di wilayah dominasi banyak, 3 titik di wilayah dominasi sedang dan 3 titik di wilayah dominasi sedikit. Dari 3 titik di dominasi banyak dihasilkan rata-rata jumlah tanaman manggis per Ha adalah 50 pohon, dari titik di dominasi sedang dihasilkan rata-rata jumlah tanaman manggis per Ha adalah 45 pohon, dan dari titik di wilayah dominasi sedikit, dihasilkan rata-rata jumlah tanaman manggis per Ha adalah sekitar 25 pohon. Sehingga apabila dirata-ratakan secara keseluruhan di wilayah penelitian, maka rata-rata jumlah tanaman manggis di penggunaan lahan kebun campuran per Ha adalah

37 sekitar 40 pohon. Sehingga dapat ditentukan juga jumlah pohon manggis berdasarkan luas total penggunaan lahan kebun campuran di daerah penelitian yaitu sekitar 7.991 pohon, di dapat dari luas wilayah dikalikan dengan jumlah tanaman per Ha (199,772 x 40 = 7.991 pohon).

Dari titik-titik sampling tersebut dapat dihasilkan prediksi jumlah dan persebaran tanaman manggis yang perinciannya adalah sebagai berikut:

Sawah, Pada daerah penelitian ini, sawah memiliki luas sekitar 58.896 Ha sekitar 12,928 % dari luas wilayah keseluruhan. Adapun tanaman manggis yang terdapat di sawah sekitar 4 pohon per hektar, sehingga pada keseluruhan luas penggunaan lahan sawah, jumlah pohon manggis adalah 236 pohon.

Ladang, di daerah penelitian memiliki luas areal sekitar 46,113 Ha atau sekitar 10,122 % dari luas wilayah penelitian secara keseluruhan. Adapun tanaman manggis yang terdapat di areal Ladang sekitar 24 pohon per hektar, sehingga untuk keseluruhan luas penggunaan lahan Madang memiliki jumlah pohon manggis sekitar 1.107 pohon.

Semak Belukar, di daerah penelitian, luas lahan semak belukar kurang lebih adalah 32,720 Ha sekitar 7,182 % dari luas wilayah Cendawasari secara keseluruhan. Adapun tanaman manggis yang terdapat di daerah semak belukar ini sekitar 12 pohon per hektar, sehingga untuk keseluruhan luas semak belukar yang ada memiliki jumlah pohon manggis sekitar 393 pohon.

Hutan Sekunder, luas hutan sekunder di daerah penelitian sekitar 10,053 Ha atau sekita 2,207 % dari luas total wilayah penelitian. Jumlah tanaman manggis di wilayah hutan sekunder kawasan Cendawasari adalah sekitar 12 pohon per hektar, jadi jumlah tanaman manggis dari keseluruhan luas wilayah hutan sekunder di wilayah Cendawasari adalah 121 pohon.

Permukiman, pada daerah penelitian ini, luas lahan yang digunakan sebagai kawasan permukiman ada;lah sekita 27,326 Ha atau seriar 5,998 % dari luas wilayah secara keseluruhan. Adapun jumlah tanaman manggis yang terdapat di daerah permukiman sekitar 16 pohon per hektar, sehingga jumlah tanaman manggis untuk keseluruhan luas lahan yang digunakan sebagai permukiman sekitar 437 pohon.

38 Lahan Terbuka, di daerah penelitian, lahan terbuka memiliki luasan lahan sekitar 1,662 Ha atau sekitar 0,365 % dari luas total daerah penelitian. Jumlah tanaman manggis pada lahan terbuka sekitar 2 pohon per hektar, adalah merupakan jumlah tanaman manggis paling sedikit per hektarnya di kawasan Cendawasari, sehingga untuk keseluruhan luas lahan terbuka memiliki jumlah tanaman manggis sekitar 3 pohon.

Kebun Campuran, memiliki luas lahan di daerah penelitian sekitar 199,772 Ha atau sekitar 43,850 % dari luas total daerah penelitian. Adapun jumlah tanaman manggis di kebun campuran sekitar 40 pohon per hektarnya, sehingga untuk keseluruhan luas lahan yang digunakan sebagai kebun campuran memiliki jumlah tanaman manggis sekitar 7.991 pohon.

Perkebunan Manggis, pada wilayah penelitian memiliki luas areal sekitar 63,072 Ha atau sekitar 13,844 % dari luas keseluruhan wilayah penelitian. Jumlah tanaman manggis di areal perkebunan manggis ini sekitar 195 pohon per hektar, sehingga jumlah total pohon manggis padaluas keseluruhan lahan perkebunan adalah sekitar 12.299 pohon.

Kebun Produksi, pada daerah penelitian ini, kebun produksi memiliki luas areal sekitar 15,962 Ha atau sekitar 3,504 % dari luas wilayah penelitian secara keseluruhan. Jumlah tanaman manggis di areal kebun produksi ini ada sekitar 13 pohon per hektar, sehingga terdapat sekitar 208 pohon manggis untuk keseluruhan luas lahan yang digunakan sebagai kebun produksi.

Dari data di atas terlihat bahwa urutan luas areal penggunaan lahan dari yang terluas hingga yang paling kecil adalah ; kebun campuran (43,850 %), perkebunan manggis (13,844 %), sawah (12,928 %), ladang (10,122 %), semak belukar (7,182 %), permukiman (5,998 %), kebun produksi (3,504 %), hutan sekunder (2,207 %) dan kemudian lahan terbuka (0,365 %). Terlihat juga persebaran jumlah tanaman manggis pada areal penggunaan lahan tertentu di kawasan Cendawasari dari yang terbanyak hingga yang paling sedikit adalah ; perkebunan manggis (12.299 pohon), kebun campuran (7.991 pohon), ladang (1.107 pohon), permukiman (437 pohon), semak belukar (393 pohon), sawah (236 pohon), kebun produksi (208 pohon), hutan sekunder (121 pohon) dan lahan

39 terbuka (3 pohon). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah tanaman manggis di kawasan Cendawasari kurang lebih sekitar 22.795 pohon. Perbandingan antara luas wilayah dan jumlah pohon pada suatu penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini;

Tabel 7. Tabel Jumlah Tanaman Manggis

Penggunaan Lahan

Luas Jumlah pohon manggis Ha % Kebun Campuran 199,772 43,850 7.991 Perkebunan Manggis 63,072 13,844 12.299 Sawah 58,896 12,928 236 Ladang 46,113 10,122 1.107 Semak Belukar 32,720 7,182 393 Permukiman 27,326 5,998 437 Kebun Produksi 15,962 3,504 208 Hutan Sekunder 10,053 2,207 121 Lahan Terbuka 1,662 0,365 3 Jumlah 455,576 100,00 22.795

Pada peta sebaran pohon manggis (Gambar 18) terlihat bahwa, Kelas 1 berwarna kuning dan memiliki kelas interval dari 1-10 pohon per hektar, dimana penggunaan lahan yang termasuk ke dalam kelas 1 adalah jenis penggunaan lahan sawah dan lahan terbuka, jadi di setiap penggunaan lahan sawah dan lahan terbuka hanya memiliki jumlah pohon sekitar 1-10 pohon saja perhektanya. Hal ini dikarenakan, sawah dan lahan terbuka tidak diprioritaskan sebagai daerah dikembangkannya tanaman manggis, tetapi sawah lebih difokuskan untuk menanam jenis tanaman pertanian saja (padi). Kelas 2 berwarna oranye dan memiliki kelas interval adalah sekitar 11-20 pohon per hektar. Adapun jenis penggunaan lahan yang termasuk kelas 2 adalah semak belukar, hutan sekunder, kebun produksi, dan permukiman. Hal tersebut menggambarkan bahwa di setiap penggunaan lahan tersebut di wilayah penelitian memiliki 11-20 pohon perhektarnya. Kelas 3 berwarna cokelat dan memiliki kelas interval 21-30 pohon perhektarnya, dimana jenis penggunaan lahannya adalah ladang. Kelas 4 memiliki warna hijau muda dari kelas 3 dan memiliki kelas interval 31-50 pohon perhektarnya, penggunaan lahan pada kelas 4 adalah kebun campuran. Kelas 5 adalah kelas jumlah kerapatan pohon manggis terbesar yaitu memiliki kelas interval lebih dari 51 pohon perhektarnya dan berwarna hijau tua, jenis penggunaan lahannya adalah perkebunan manggis, hal ini disebabkan karena pada

40 penggunaan lahan perkebunan manggis memang diprioritaskan sebagai daerah dikembangkannya tanaman manggis.

Dari hasil perhitungan jumlah pohon dan survei lapang, seharusnya dapat ditentukan produktivitas tanaman manggis di wilayah tersebut. Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih menemui berbagai kendala sehingga dalam penentuan produktivitas tanaman manggis belum dapat menghasilkan kesimpulan yang akurat. Kesulitan mendapatkan data karena sebagian besar lahan di wilayah tersebut dimiliki oleh warga yang tidak bermukim di wilayah Cendawasari (mayoritas warga Jakarta) sehingga informasi tentang produktivitas manggis sangat sulit untuk diperoleh. Kendala lainnya adalah tidak adanya koordinasi yang baik antara petani manggis dengan pengelola Agropolitan Cendawsari untuk mendata produksi manggis di setiap masa panen.

Apabila dilihat dari produktifitas yang diambil dari beberapa sumber di wilayah tersebut, dapat ditentukan secara kasar bahwa produktifitas manggis di wilayah tersebut pada musim panen sekitar 20-30 kg per pohon. Dari hasil tersebut dapat juga ditentukan dari segi ekonominya, dengan asumsi produktifitas per pohon mencapai 30 kg dan dengan dilihat dari harga pasar buah manggis yang mencapai Rp.7000/kg, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh oleh petani manggis sekali panen sekitar Rp.210.000/pohon. Apabila dilihat dari wilayah secara keseluruhan, maka dapat pula disimpulkan bahwa produktifitas manggis di wilayah Cendawasari sekitar 1,5 ton/hektar.

Dokumen terkait