• Tidak ada hasil yang ditemukan

Verifikasi Lapang ( Ground Check) .1 Verifikasi Peta Dasar .1 Verifikasi Peta Dasar

Verifikasi peta dasar dilakukan untuk melihat kebenaran hasil analisis secara visual sekaligus membandingkan dengan keadaan sebenarnya di lapang. Ternyata setelah dilakukan penelitian di lapang, banyak ditemukan jalan-jalan yang baru dan tidak tampak pada citra sehingga harus dibuat secara manual dengan cara mentracking jalan tersebut dengan menggunakan GPS kemudian di inputkan menjadi suatu tampilan peta secara visual. Ada juga keadaan dimana

32 suatu objek saat dilakukan analisis secara visual tidak terlihat pada citra akan tetapi setelah dilakukannya penelitian lapang ternyata objek tersebut memang ada.

Verifikasi peta dasar ini juga berfungsi memberikan kejelasan terhadap suatu objek yang dihasilkan dari analisis secara visual terhadap keadaan sebenarnya di lapang, misalnya saat melakukan analisis secara visual, sulit membedakan antara jalan desa, jalan kecamatan dan jalan lokal. Untuk itulah perlu dilakukannya suatu kegiatan verifikasi peta dasar dengan cara melakukan penelitian langsung di lapang. Selain jalan, sungai pun seperti itu, terkadang sebuah sungai/anak sungai tidak terlihat di citra akan tetapi dapat ditemui di lapang, maka dari itu dengan adanya verifikasi peta dasar ini diharapkan akan dapat menambahkan/memperbaiki sebuah peta dasar yang dihasilkan melalui proses analisis secara visual sehingga peta tersebut dapat menjadi peta acuan yang akurat dan jelas sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

5.2.2 Verifikasi Hasil Analisis Penggunaan Lahan

Verifikasi hasil analisis penggunaan lahan (Landuse Ground Check) dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keakuratan hasil analisis yang dilakukan secara visual, dan pengamatan jenis-jenis penggunaan lahan di sekitarnya serta penyebarannya. Pada kegiatan ini, dicocokan kebenaran suatu kelas penggunaan lahan yang ada pada citra terhadap keadaan dilapang dengan cara mengecek posisi koordinat suatu titik pada citra yang telah diberi informasi tentang penggunaan lahannya di lapang menggunakan alat GPS (Global

Positioning System). Lokasi plot-plot sampel pengamatan lapang ini sedapat

mungkin dilakukan di daerah yang aksesibilitasnya tinggi, sehingga informasi mengenai kondisi lahan dan penutupan vegetasi lainnya dapat diketahui karakteristiknya secara akurat. Dari kegiatan ground check ini dihasilkan berupa peta penggunaan lahan yang sudah layak untuk di jadikan acuan untuk memulai perhitungan komoditas manggis karena peta penggunaan lahan ini sudah dianggap benar atau match. Adapun hasil yang didapat dari verifikasi hasil analisis penggunaan lahan adalah sebagai berikut :

33 Sawah, di daerah penelitian lahan yang digunakan sebagai areal persawahan mayoritas berada di wilayah Cendawasari bagian timur sampai selatan, juga terdapat juga beberapa lokasi persawahan di Cendawasari bagian tengah, barat dan utara. Adapun luas areal persawahan di daerah penelitian adalah sekitar 58,896 Ha atau sekitar 12,928 % dari luas wilayah penelitian secara keseluruhan.

Ladang, di daerah Cendawasari, mayoritas, tanaman semusim yang ditanam di ladang bercampur dengan tanaman manggis. Adapun persebaran penggunaan lahan ladang dikawasan ini berada di bagian barat dan selatan daerah penelitian, dan kebanyakan ladang di daerah penelitian tersebut berada tidak jauh dari areal permukiman warga. Ladang memiliki luas sekitar 46,113 Ha sekitar 10,122 % dari luas wilayah secara keseluruhan.

Semak belukar, di dalam daerah penelitian ini vegetasi yang tumbuh pada semak belukar umumnya adalah alang-alang, sianit rumput merdeka serta tanaman perdu lainnya. Pada daerah penelitian ini pun, areal semak belukar mayoritas berada di tengah hingga terus ke selatan. Luas areal yang berupa semak belukar sekitar 32,720 Ha atau sekitar 7,182 % dari luas wilayah penelitian secara keseluruhan.

Hutan sekunder, di wilayah penelitian, hutan sekunder berada di sebelah barat dan merupakan daerah yang memiliki posisi dataran yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain disekitarnya yang letaknya lebih ke arah timur wilayah penelitian. Adapun luas hutan sekunder di wilayah penelitian kurang lebih adalah 10,053 Ha atau sekitar 2,207 % dari keseluruhan luas lahan wilayah penelitian.

Permukiman, Umumnya permukiman yang berada di wilayah Cendawasari berada dekat dengan akses-skses jalan wilayah tersebut. Permukiman di kawasan Cendawasari deantaranya adalah Kp. Cengal, Kp. Darmabakti, Kp. Nariti, Kp. Sumberjaya, Kp. Wanakarya, dan Kp. Rawasari. Mayoritas permukiman di kawasan Cendawasari berada di bagian barat kemudian ke tengah sampai ke selatan. Pada daerah penelitian, luas lahan yang digunakan sebagai kawasan

34 permukiman kurang lebih sekitar 27,326 Ha sekitar 5,998 % dari luas wilayah secara keseluruhan.

Lahan terbuka, di kawasan Cendawasari, lahan terbuka memiliki luasan lahan paling kecil di bandingkan dengan luas lahan yang dipergunakan untuk jenis penggunaan lahan lainnya. Adapun persebaran lahan terbuka di kawasan penelitian ini adalah dibagian tengah sampai ke selatan. Lahan terbuka di daerah penelitian memiliki luas sekitar 1,662 Ha atau 0,365 % dari luas keseluruhan wilayah tersebut.

Kebun campuran, di wilayah Cendawasri, kebun campuran memiliki luas lahan terluas dari total keseluruhan luas wilayah penelitian. Tanaman-tanaman yang tumbuh di kebun campuran di kawasan Cendawasari diantaranya adalah tanaman tahunan dan tanaman semusim, contohnya adalah tanaman durian, pisang, singkong, manggis, melinjo, kacang tanah, dan lain-lain. Persebaran kebun campuran di kawasan penelitian ini cenderung merata, dari mulai timur, barat, utara, dan selatan. Di daerah penelitian, kebun campuran memiliki luasan lahan yang paling luas sekitar 199,772 Ha atau 43,850 % dari luas keseluruhan wilayah penelitian.

Perkebunan, di wilayah penelitian ini perkebunan yang ada adalah perkebunan dengan tanaman manggius sebagai tanaman utamanya. Persebaran areal perkebunan manggis di wilayah penelitian umumnya berada di bagian barat dan selatan. Biasanya pada daerah perkebunan manggis ini sudah mendapatkan pengelolaan secara baik. Adapun luas perkebunan manggis di wilayah penelitian sekitar 63,072 Ha, sekitar 13,844 % dari luas keseluruhan wilayah Cendawasari.

Kebun produksi, Tanaman pada kebun produksi cenderung telah mendapatkan pengelolaan secara baik. Pengelolaan tersebut baik berupa pengelompokan-pengelompokan jenis tanaman yang ditanam, maupun jarak tanam tanaman tersebut. Didaerah penelitian, kebun produksi menempati posisi di wilayah Cendawasari bagian tengah agak ke barat. Adapun tanaman yang terdapat di

35 kebun produksi antara lain adalah belimbing, jambu batu, durian, mangga, manggis, cempedak dan alpukat. Di wilayah ini, kebun produksi memiliki luas sekitar 15,962 Ha atau sekitar 3,504 % dari luas wilayah penelitian secara keseluruhan.

Dokumen terkait