• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber-sumber risiko produksi yang terdapat pada usaha budidaya jamur tiram putih telah diidentifikasi. Hasil identifikasi yang telah dilakukan memberikan informasi bahwa pada usaha tersebut terdapat empat faktor yang menjadi sumber risiko produksi. Selanjutnya adalah melakukan analisis probabilitas terhadap masing- masing sumber risiko produksi tersebut untuk mengetahui seberapa besar probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dari masing-masing sumber risiko produksi yang ada pada usaha budidaya jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas.

55 Probabilitas risiko dari masing-masing sumber risiko dihitung untuk mengetahui mana saja sumber risiko produksi yang kemungkinan terjadinya besar dan mana sumber risiko produksi yang kemungkinan terjadinya kecil, sehingga dapat ditentukan prioritas dari masing-masing sumber risiko. Data-data yang digunakan untuk melakukan analisis probabilitas ini adalah, data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan supervisor di Yayasan Paguyuban Ikhlas ditambah data-data produksi jamur tiram putih pada bulan Januari 2009 sampai Agustus 2010, data dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai 4.

Sementara itu penentuan jumlah, kondisi, serta batas nilai yang digunakan utnuk perhitungan analisis probabilitas berdasarkan perkiraan perhitungan yang dilakukan oleh pembudidaya dengan mengacu pada pengalaman-pengalaman pada periode terdahulu, batas nilai dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5. Perhitungan analisis probabilitas terjadinya risiko untuk masing-masing sumber risiko produksi yang diolah dengan menggunakan metode nilai standar atau z-score dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan Probabilitas Risiko dari Sumber Risiko Produksi

No Sumber Risiko Produksi Probabilitas (%)

1. Kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi log 45,22

2. Perubahan suhu udara 5.48

3. Hama 34,09

4. Penyakit 31,56

Pada Tabel 8 dapat dilihat perbandingan tingkat probabilitas terjadinya risiko dari masing-masing sumber risiko produksi. Berdasarkan urutannya probabilitas log yang rusak akibat kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi memiliki tingkat probabilitas risiko terbesar, yaitu sebesar 45,22 persen. Besarnya probabilitas terjadinya risiko akibat kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi tersebut dikarenakan pada periode waktu September 2009 sampai Desember 2009 terjadi kerusakkan pada penutup mesin steamer, sehingga pada saat proses pengukusan atau

56 sterilisasi tekanan panasnya tidak maksimal selain itu untuk mengejar produksi akhir tahun maka log yang dimuat sering melebihi kapasitasnya. Kondisi demikian risiko terjadinya kerusakkan log menjadi semakin besar. Batas normal kerusakan log yang ditentukkan adalah sebanyak 4000 log per bulannya nilai tersebut didapat berdasarkan pengalaman dari periode produksi terdahulu. Sedangkan berdasarkan kondisi di lapangan tercatat terdapat tujuh bulan dalam satu tahun periode, terjadi kerusakkan log akibat kesalahan pada saat proses sterilisasi terbanyak yaitu tahun 2009 dan sekali pada bulan Maret tahun 2010.

Nilai z untuk sumber risiko produksi kerusakkan log akibat kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode nilai standar adalah sebesar -0,12. Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber risiko produksi kesalahan pada saat penanganan sterilisasi tersebut jika dipetakan pada tabel distribusi z akan menunjukkan nilai sebesar 0,452. Nilai 0,452 tersebut menunjukkan bahwa probabilitas rusaknya log akibat kesalahan sterilisasi melebihi 4000 log adalah sebesar 0,452 atau 45,2 persen. Besarnya probabilitas risiko kerusakan log akibat kesalahan penangan sterilisasi melebihi batas normal yang ditentukan disebabkan karena pada saat proses sterilisasi log yang dimuat sering melebihi kapasitasnya sehingga panas tidak menyebar secara sempurna, selain itu umur mesin steamer juga sudah relatif sudah lama secara fisik pintu steamer juga kadang tidak terlalu rapat pada saat proses pengukusan sehingga panas banyak terbuang ke udara luar.

Sumber risiko produksi akibat gangguan hama memiliki tingkat probabilitas risiko sebesar 34,9 persen yang merupakan sumber risiko terbesar kedua. Pada kurun waktu Januari 2009 sampai dengan Agustus 2010 telah terjadi sembilan kasus risiko produksi yang disebabkan oleh serangan hama terutama hama tikus. Pada kasus yang terjadi jumlah dari kerugiannya bervariasi. Batas normal yang telah ditentukkan Yayasan Paguyuban Ikhlas untuk kerusakan log akibat hama adalah sebesar 3000 log per bulan. Penetapan batas normal ini dilakukan dengan melihat perhitungan rata-rata setiap kejadian kerusakan terhadap kondisi risiko yang sejenis pada periode-periode

57 sebelumnya. Adapun nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko kerusa kan log akibat hama ini dengan menggunakan metode nilai standar adalah sebesar -0,41. Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal.

Jika dipetakan pada tabel distribusi z akan menunjukkan nilai sebesar 0,340. Nilai 0,340 tersebut menunjukkan bahwa probabilitas kerusakan akibat serangan hama melebihi 3000 log adalah sebesar 0,340 atau 34,09 persen. Kerusakan akibat serangan hama memiliki probabilitas risiko yang cukup tinggi. Salah satunya disebabkan karena struktur rumah kumbung yang menggunakan anyaman bambu yang mudah dirusak hama terutama tikus. Hama dapat mudah menembus dan menjangkau masuk ke dalam rumah kumbung, merusak log ataupun tubuh buah jamur tiram. Hama yang menyerang antara lain tikus, kecoa, serangga kecil dan kumbang.

Sumber risiko penyakit berada pada urutan ketiga dari segi tingkat probabilitas. Sumber risiko produksi ini mempunyai tingkat probabilitias sebesar 31,56 persen. Batas normal akibat penyakit yang ditentukkan Yayasan Paguyuban Family Ikhlas adalah 800 log per bulan. Penentuan batas tersebut didasarkan pada perkiraan rata-rata jumlah log yang rusak akibat peristiwa sejenis pada periode- periode sebelumnya. Nilai z yang didapat untuk sumber risiko produksi penyakit adalah sebesar -0,48. Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal, dan jika dipetakan pada tabel distribusi z akan menunjukkan nilai sebesar 0,315. Nilai 0,315 tersebut menunjukkan bahwa probabilitas kerusakkan akibat serangan penyakit melebihi 800 log adalah sebesar 0,315 atau 31, 56 persen.

Penyakit yang biasa menyerang log dan jamur tiram yang sedang dipelihara beradasarkan hasl wawancara dengan supervisor sebagian besar tumbuhnya jamur lain seperti mucor, rhizopus, penicillium, aspergillus dan sebagainya. Jamur tersebut akibat dari tumbuhnya bakteri-bakteri. Bakteri tumbuh akibat dari terlalu lembabnya kondisi kumbung, kandungan air terlalu tinggi dan basah dapat menyebabkan penyakit pada jamur tiram. Efek yang terjadi dapat menular antar log sehingga jika

58 tidak ditangani lebih awal dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, Hal ini terjadi pada kurun waktu Januari 2009 sampai dengan Agustus 2010, yang terjadi jumlah log yang terkontaminasi penyakit melebihi batas yang ditentukan karena terlambatnya penanganan yang dilakukan.

Probabilitas sumber risiko terkecil berasal dari sumber risiko pengaruh suhu udara pada rumah kumbung. Probabilitas pengaruh suhu udara ini memiliki tingkat probabilitas sebesar 5,48 persen. Sumber risiko pengaruh suhu udara dapat dilihat dari produktivitas jamur tiram per sekali panen, karena jika suhu udara lembab dan teduh maka jamur tiram dapat tumbuh maksimal, sedangkan jika suhu udara di dalam kumbung hangat atau kering maka jamur tiram akan sulit tumbuh dan secara fisik jamur tiram yang dihasilkan besarnya tidak maksimal. Batas normal produktivitas jamur tiram yang ditetapkan Yayasan Paguyuban Ikhlas adalah 4000 kilogram per bulan. Angka tersebut ditentukkan dengan mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dan hasil yang didapat selama melakukan budidaya jamur tiram putih sehingga pengaruh suhu harusnya dapat diatur sedemikian rupa agar hasil panen dapat meningkat. Selain itu penetapan batas juga didasarkan pada pada saat musim kemarau produktivitas dapat turun sekitar 50 sampai 55 persen dari target produktivitas jamur tiram per log yaitu sebesar 0,33 sampai 0,40 gram.

Nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko produksi pengaruh suhu udara dengan metode nilai standar adalah sebesar 1,60. Nilai z yang positif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kanan dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z tersebut jika dipetakan pada tabel distribusi z akan menunjukkan nilai 0,054. Nilai tersebut berarti probabilitas penurunan produktivitas jamur tiram akibat pengaruh suhu udara melebihi 4000 kilogram adalah sebesar 5,48 persen. Pengaruh suhu udara berkaitan dengan musim yang sedang berlangsung, musim merupakan faktor alam yang kejadiannya tidak dapat dihindari dan biasanya merupakan siklus tahunan yang terdiri dari musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau berpengaruh terhadap produktivitas jamur tiram. Jamur tidak dapat tumbuh dengan maksimal jika suhu udara naik. Langkah yang dilakukan mengatasi suhu udara akibat musim kemarau dan untuk meminimalisir dampak, biasanya pembudidaya

59 menyemprotkan air pada ruangan kumbung. Hal ini bertujuan memberikan hawa sejuk dan lembab.

6.4 Analisis Dampak Risiko

Sumber-sumber risiko yang produksi yang telah teridentifikasi dalam kegiatan budidaya jamur tiram di Yayasan Paguyuban Ikhlas akan memberikan dampak kerugian apabila terjadi pada saat pelaksanaan produksi. Dampak kerugian yang diakibatkan terjadinya sumber-sumber risiko produksi tersebut dapat dihitung dan dinilai dalam satuan mata uang seperti rupiah, sehingga kerugian dapat diketahui atau diperkirakan sebagai sebagai akibat dari sumber-sumber risiko produksi. Nilai besarnya kerugian yang diperkirakan tentu tidak tepat sama dengan kondisi sebenarnya, jika risiko produksi tersebut terjadi maka dilakukan penetapan besarnya kerugian dengan suatu tingkat keyakinan.

Perhitungan dampak risiko produksi pada usaha budidaya jamur tiram di Yayasan Paguyuban Ikhlas ini menggunakan metode value at risk (VaR). Pada perhitungan dampak risiko produksi di yayasan Paguyuban Ikhlas ditentukan tingkat keyakinan yang digunakan sebesar 95 persen dan sisanya error sebesar 5 persen. Dengan produktivitas jamur yang dihasilkan per log sebanyak 0,33 kilogram, dan diketahui bahwa harga jamur tiram ditingkat pedagang pengumpul sebesar Rp.6.500 Perhitungan terhadap dampak risiko dilakukan terhadap masing-masing sumber- sumber risiko produksi yang ada pada usaha budidaya jamur tiram di Yayasan Paguyuban Ikhlas. Data yang digunakan dalam perhitungan ini adalah data primer serta hasil wawancara dengan pembudidaya. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui perkiraan kerugian dan kehilangan potensi produktivitas yang terjadi sebagai akibat dari sumber risiko produksi yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Kesalahan dalam proses sterilisasi log dapat menyebabkan log tempat media tumbuh jamur terkontaminasi. Pada periode Januari 2009 sampai Agustus 2010 terjadi beberapa kasus kerusakan log yang diakibatkan kesalahan dalam proses sterilisasi dari bulan Januari 2009 sampai Agustus 2010, log yang rusak adalah sebanyak 2000 log, 2500 log, 3500 log, 4000 log, 6000 log, 6000 log, 4000 log, 5000

60 log, 6000 log, 6000 log, 7000 log, 6500 log, 3000 log, 4000 log, 5000 log, 2500 log, 3000 log, 3000 log, 2500 log, dan 2500 log. Dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 1. Jumlah log yang rusak akibat kesalahan sterilisasi tidak sampai membuat penurunan produksi yang signifikan, namun tetap akan merugikan pembudidaya, karena apabila kerugian yang ditimbulkan oleh sumber risiko dapat diminimalisir maka secara otomatis akan mempengaruhi penerimaan atau pemasukkan. Hasil perhitungan yang didapat menggunakan value at risk (Var) sebesar Rp.10.272.182, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Nilai value at risk yang didapat berarti kerugian maksimal yang diderita akibat kesalahan penanganan dalam proses sterilisasi log adalah Rp.10.272.182, namun ada lima persen kemungkinan kerugian lebih besar dari angka tersebut.

Risiko yang ditimbulkan oleh serangan hama adalah kerusakkan log yang terjadi dalam proses inkubasi. Serangan hama yang mengakibatkan kerusakkan log sering terjadi di setiap bulannya. Data dalam tabel dapat dilihat pada Lampiran 2 Perkiraan dari bulan Januari 2009 sampai Agustus 2010 total log yang rusak sekitar 80.000 log, jumlah log yang paling besar dirusak oleh hama adalah antara bulan Mei 2009 sampai agustus 2009 mencapai 10 ribu log yang rusak tiap bulannya. Kerusakkan yang dihasilkan dampaknya pun cukup besar dan masif. Dari perhitungan terhadap dampak risiko dari sumber risiko produksi hama yang telah dilakukan dengan metode value at risk menghasilkan nilai sebesar Rp.10.492.030 dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Nilai value at risk berarti kerugian maksimal yang diderita akibat serangan hama adalah sebesar Rp.10.492.030, tetapi ada lima persen kemungkinan kerugian lebih besar dari angka tersebut.

Sumber risiko produksi penyakit juga menyebabkan risiko produksi yang ada di budidaya jamur tiram Yayasan Paguyuban Ikhlas. Kasus penyakit yang menyerang log (media tanam jamur) dan jamur tiram terjadi karena bakteri dan kebersihan kumbung, karena mudahnya penyakit dapat menyebar dan dapat menularkan log lain maka diperlukan perlakuan sesegera mungkin untuk menangani log yang terkena penyakit. Pada periode waktu Januari 2009 sampai dengan Agustus 2010 tercatat beberapa kali terjadi di setiap bulannya terutama di bulan Mei 2009 sampai Agustus

61 2009 jumlah log yang terkena penyakit banyak terjadi rata-rata 1000 log terkontaminasi penyakit. Perkiraan jumlah log yang terkontaminasi penyakit secara berurutan 500 log, 900 log, 1000 log, 1000 log, 1000 log, 1000 log, 1000 log, 1500 log, 800 log, 800 log, 800 log, 900 log, 900 log, 800 log, 1000 log, 1000 log, 800 log, 700 log, 700 log, dan 800 log. Dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 4.

Perhitungan terhadap dampak risiko dari sumber risiko produksi penyakit yang dilakukan dengan metode value at risk menghasilkan nilai sebesar Rp.1.970.068 dengan tingkat keyakinan 95 persen. Nilai value at risk berarti kerugian maksimal yang diderita akibat serangan penyakit adalah sebesar Rp.1.970.068, tetapi ada lima persen kemungkinan kerugian lebih besar dari angka tersebut.

Selanjutnya yang terakhir adalah sumber risiko produksi akibat perubahan suhu. Jamur tiram dapat tumbuh maksimal pada suhu udara yang lembab dan sejuk. Perubahan suhu yang drastis menjadi hangat atau kering dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram, jamur menjadi tidak tumbuh maksimal dan bentuknya kecil, sehingga dapat mempengaruhi hasil panen. Pada kurun waktu dari bulan Januari 2009 sampai Agustus 2010 hampir disetiap bulan hasil panen berfluktuasi. Hasil panen terendah terjadi pada bulan Mei 2009 sampai dengan Agustus 2009. Jika diurutkan dari Januari 2009 sampai dengan Agustus 2010 hasil produksi sebanyak 4000 kilogram, 4500 kilogram, 3000 kilogram, 2000 kilogram, 2000 kilogram, 1000 kilogram, 1000 kilogram, 1000 kilogram, 4000 kilogram, 2500 kilogram, 2000 kilogram, 2000 kilogram, 3500 kilogram, 2500 kilogram, 1000 kilogram, 1000 kilogram, 3000 kilogram, 2000 kilogram, 1000 kilogram, dan 1000 kilogram. Dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 3. Perhitungan terhadap dampak risiko dari sumber risiko produsi akibat perubahan suhu, terlihat dari hasil panen yang didapat. Perhitungan menggunakan metode value at risk (Var) yang menghasilkan nilai Rp.17.053.516 dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Nilai value at risk berarti kerugian maksimal yang diderita akibat perubahan suhu udara adalah sebesar Rp.17.053.516, namun ada lima persen kemungkinan kerugian lebih besar dari angka tersebut.

62 Dampak yang ditimbulkan oleh masing-masing sumber risiko produksi memiliki nilai yang berbeda-beda. Nilai-nilai dari perhitungan dampak risiko yang dilakukan akan semakin menarik jika diplotkan pada peta risiko, sehingga dapat ditentukkan strategi penanganan risiko yang sesuai. Adapun perbandingan nilai dari hasil perhitungan dampak risiko yang dilakukan pada masing-masing sumber risiko dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Perbandingan Dampak dari Sumber Risiko Produksi

No. Sumber Risiko Produksi Dampak (Rp)

1. Kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi log 10.272.182

2. Perubahan suhu udara 17.053.516

3. Hama 10.492.030

4. Penyakit 1.970.068

Pada Tabel 9 dapat dilihat perbandingan dampak dari terjadinya suatu risiko produksi yang disebabkan oleh masing-masing sumber risiko produksi. Beradasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa penurunan produksi yang disebabkan oleh perubahan suhu udara di dalam kumbung terutama jika memasuki musim kemarau adalah yang paling berpengaruh terhadap pendapatan Yayasan Paguyuban Ikhlas. Tetapi dampak yang diakibatkan oleh sumber-sumber risiko produksi lain juga harus tetap diperhatikan, walaupun nilai yang ditampilkan masih dbawah nilai dari nilai dampak dari perubahan suhu udara. Hasil dari perhitungan ini selanjutnya akan dikombinasikan dengan hasil dari perhitungan probabilitas risiko dari masing-masing sumber risiko produksi untuk menggambarkan bagaimana status dan prioritas masing-masing sumber risiko produksi dan posisinya pada suatu peta risiko.

Dokumen terkait