• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Putusan Mahkamah Agung ( Nomor 397/Pid.B/PN Sgl

BAB II UPAYA PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN

D. Analisis Putusan Mahkamah Agung ( Nomor 397/Pid.B/PN Sgl

1. Posisi Kasus a. Kronologis

1. Nama lengkap : Syahrudin alias Rudin Bin Jaka

Tempat lahir : Cianjur-Jawa Barat

Umur/tanggal lahir : 43 tahun/8 Juli 1971

Jenis kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : IndonesiaTempat tingga : Kp.Pangaburan RT. 02 RW 03

DesaCingkarengKec.Cibinong Kab.Cianjur/Camp penebang kayu BukitPuter Desa Gunung Pelawan Kec.Belinyu Kab.Bangka

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

2. Nama lengkap : Boby Bin Winata

Umur/tanggal lahi : 44 tahun/5 Juli 1970

Jenis kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Kp. Nangkabeurit RT 04 RW 03 Desa Cingkareng Kec.Cibinong Kab. Cianjur/Camp penebang kayu Bukit Puter Desa Gunung Pelawan Kec. Belinyu Kab.Bangka

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh harian

Berawal dari tawaran sdr. Sunar (DPO) pada awal bulan Maret 2014 kepadaterdakwa I (Syahrudin alias Rudin Bin Jaka)untuk bekerja sebagai kuli pikul kayu di Bangka dengan gaji sebesar Rp.400.000.- (empat ratus ribu rupiah) perkubiknya selanjutnya terdakwa I mengajakterdakwa II (Boby Bin Winata) serta saksi Arsim Bin Ariman (alm) , saksi Kedul Bin Nakrawi (Alm) , saksi Nurdin Als Endin Bin Masturi (dalam berkas perkara terpisah )untuk bekerja di Bangka, sesampainya di Bangka mereka dibawa oleh sdr. Sunar(DPO) ke kawasan hutan Bukit Puter Desa Gunung Pelawan Kecamatan BelinyuKabupaten Bangka . Terdakwa I dan terdakwa II bertugas sebagai kuli pikul kayu hasilpenebangan yang dilakukan oleh sdr. Sunar (DPO) , yang telah di bentuk menjadi ukuran 7 cm x 14 cm dengan menggunakan 1 ( satu ) unit chain saw. selain mengangkut kayuterdakwa I dan terdakwa II juga melakukan penebangan pohon di dikawasan hutanBukit Puter Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka sebanyak 2(dua) kali pertama dilakukan tanggal 12 Maret 2014 dan mendapatkan kayu sebanyak 35 (tiga puluhlima) batang dan kedua tanggal 15 Maret 2014

mendapatkan kayu sebanyak 40 (empatpuluh) batang. Penebangan kayu bulat dilakukan terdakwa I dan terdakwa II dengancara menebang secara bergantian dengan menggunakan 1 (satu ) buah parang setelahkayu tersebut ditebang kemudian kayu bulat tersebut diangkut ke pangkalan kayu yangrencananya akan dijual kepada Sunar (DPO) dengan harga Rp. 1.500,- (seribu lima ratus rupiah) perbatangnya. Dalam menebang pohon terdakwa I serta terdakwa IItidak memiliki izin dari pejabat yang berwenang sehingga terdakwa I dan terdakwa IIditangkap dan diamankan oleh saksi A.F Pulungan, SE Bin MuktharPulungan dan saksi Yunistian Nazari Als Tian Bin Zakarsih padatanggal tanggal 15 Maret 2014 sekira pukul 11.00 Wib saat kembali ke camp penebangkayu setelah selasai menebang pohon.

b. Dakwaan

Menyatakan terdakwa I (Syahrudin alias Rudin Bin Jaka ) dan terdakwa II (Boby Bin Winata) telah bersalah melakukan’’ tindakan pidana kehutanan yaitu terdakwa I Syahrudin alias Rudin Bin Jakabaik bertindak sendiri sendiri maupun bersama dengan terdakwa II Inen Bin Adi Winata pada hari Sabtu tanggal 15 Maret 2014 sekira Pukul 11.00 WIB pada hari Sabtu tanggal 15 Maret 2014 sekira Pukul 11.00 WIB atau setidak tidaknya antara tanggal 12 Maret 2014 sampai dengan tanggal 15 Maret 2014 atau atau setidak- tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Maret 2014 bertempat di dikawasan hutan Bukit Puter Desa Gunung Pelawan Kec. Belinyu kab . Bangka atau setidak- tidaknya di suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sungailiat, orang perseorangan yang dengan

sengaja turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakkan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah

c. Tuntutan

1. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I Syahrudin alias Rudin Bin Jaka

dan Terdakwa II. Boby Bin Winatadengan pidana penjara masing masing selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dikurangkan lamanya para terdakwa ditahan dengan perintah agar para terdakwa ditahan dan denda masing masing

sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) subsidair masing -masing 3

(tiga) bulan kurungan;

2. Barang bukti berupa:

a. Kayu bulat sebanyak 95 (sembilan puluh lima ) batang Digunakan dalam

perkara lain an. Arsim dkk

b. Kayu jenis mendaru ukuran 7 cm x 14 cm x 4 cm sebanyak 19 (sembilan

belas) batang 1 (satu) unit chain saw warna orange dirampas untuk Negara;

3. Menetapkan supaya para terdakwa membayar biaya perkara masingmasing

sebesar Rp.5.000,-(lima ribu rupiah). d. Fakta Hukum

Para Terdakwa ditangkap anggota kepolisian pada hari Sabtu tanggal 15 Maret 2014 sekira pukul 11.00 WIB ketika baru pulang ke pondok tempat beristirahat setelah selesai menebang pohon dikawasan hutan Bukit Puter Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.

Jaksa penuntut umum telah menghadirkan 5 (lima) yakni :A.F. Pulungan, SE Bin Mukhtar Pulungan, Yunistian Nazari Als Tian Bin Zakarsih, Arsim Bin (Alm) Ariman, Kedul Bin (Alm) Nakrawi, Nurdin Als Endin Bin Masturi dan menerengkan keterengan yang sama yaitu :

a. Pada hari Sabtu tanggal 15 Maret 2014 sekira pukul 11.00 WIB Saksi, Kedul

Bin Narkawi dan Nurdin alias Endin Bin Masturi, ditangkap anggota kepolisian, setelah itu anggota kepolisian menangkap Terdakwa I dan Terdakwa II yang baru pulang ke pondok tempat beristirahat setelah selesai menebang pohon dikawasan hutan Bukit Puter Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka;

b. Para Terdakwa menebang pohon menggunakan parang dan dijadikan kayu

bulat, selanjutnya pohon yang sudah ditebang oleh para Terdakwa dibawa ke pangkalan kayu digabung dengan kayu bulat yang sudah Saksi tebang bersama Kedul Bin Nakrawi dan Nurdin alias Endin Bin Masturi, yang rencananya kayu bulat tersebut akan dijual kepada Pak Sunar (DPO) dengan harga Rp1.500,00 (seribu lima ratus rupiah) perbatang;

c. Sepengetahuan Saksi, para Terdakwa melakukan penebangan pohon

sebanyak 2 kali, yaitu tanggal 15 Maret 2014 mendapatkan kayu bulat sebanyak 40 (empat puluh) batang dan tanggal 12 Maret 2014 mendapatkan 35 (tiga puluh lima) batang, selain melakukan penebangan kayu bulat, para Terdakwa juga melakukan pengangkutan kayu pada hari Jum’at tanggal 14 Maret 2014 berupa kayu dengan ukuran 7 cm x 14 cm x 4 cm sebanyak 19

(sembilan belas ) batang dari hutan Bukit Puter ke pangkalan kayu milik Pak Sunar (DPO);

d. Kayu dengan ukuran 7 cm x 14 cm x 4 cm sebanyak 19 (sembilan belas )

ditebang oleh Pak Sunar (DPO) dengan menggunakan 1 (satu) unit mesin Chainsaw warna orange;

e. Para Terdakwa mengaku diupah oleh Pak Sunar (DPO) sebesar Rp400.000,00

(empat ratus ribu rupiah) perkubik untuk mengangkut kayu dari lokasi penebangan ke pangkalan kayu milik Pak Sunar (DPO);

f. Para Terdakwa bekerja pada Sunar (DPO) dan yang memberi gaji/upah para

Terdakwa adalah Sunar (DPO);

g. Terhadap keterangan Saksi, Para Terdakwa memberikan pendapat bahwa

Para Terdakwa tidak keberatan dan membenarkan keterangan Saksi;

h. Para Terdakwa melakukan penebangan pohon menggunakan 3 (tiga) unit

mesin Chain Saw;

i. Terhadap keterangan Saksi, Para Terdakwa memberikan pendapat bahwa

Para Terdakwa tidak keberatan dan membenarkan. 2. Keterangan ahli :

Jaksa penuntut umum juga telah menghadirkan ahli yang menereangkan sebagai berikut :

a. Deni Subagja Bin S Dutadi, yang dibacakan dipersidangan pada pokoknya

1. hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan, dalam kawasan hutan produksi boleh memungut atau mengambil hasil hutan tetapi harus mengurus ijin;

2. Izin yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan penebangan, menguasai,

memiliki hasil hutan berupa kayu adalah IPHHK (Izin pemungutan Hasil Hutan Kayu) yang dikeluarkan oleh Kepala kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Bangka dengan ketentuan setelah pemegang IPHHK melakukan penebangan kayu wajib memberikan nomor pada setiap batang serta melakukan pengukuran sesuai prosedur pengukuran yang berlaku setelah itu dibuatlah laporan hasil produksi (LHP) oleh petugas P2LHP, dan LHP tersebut dijadikan dasar perhitungan pembayaran Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan atau Dana Reboisasi (DR);

3. Para Terdakwa melakukan kegiatan penebangan dan pengkutan kayu di hutan

Bukit Puter Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka yang masuk dalam kawasan hutan produksi Sekah Tengkalat;

4. Setelah dilakukan pengecekan mengenai perizinan, tidak ditemukan perizinan

atas nama Sunar (DPO), Sudam (DPO) dan para Terdakwa dalam melakukan kegiatan penebangan dan pengkutan kayu didalam kawasan hutan produksi tersebut;

5. Ahli telah melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti kayu dalam perkara

ini, kayu-kayu tersebut merupakan jenis bintangor, kayu mempatar, kayu mensira, kayu seru dan kayu parak;

Dalam keterangan terdakwa, terdakwa I dan terdakwa II juga menerengkan hal yang sama seperti keterangan saksi, dan membenarkan semua keterangan saksi.

Sehingga jelaslah terdapat fakta sebagai berikut :

a. Para Terdakwa diupah oleh Pak Sunar (DPO) sebesar Rp200.000,00 (dua

ratus ribu rupiah) perkubik untuk mengangkut kayu dari lokasi penebangan ke pangkalan kayu milik Pak Sunar (DPO) dan Para Terdakwa sudah 15 (lima belas) hari menebang dan mengangkut kayu hasil hutan selama bekerja pada Pak Sunar (DPO);

b. Para Terdakwa menebang pohon menggunakan parang dan dijadikan kayu

bulat, selanjutnya pohon yang sudah ditebang dibawa ke pangkalan kayu dengan cara dipikul dan digabung dengan kayu bulat yang ditebang oleh Saksi Arsim Bin Ariman, Saksi Kedul Bin Nakrawi, Saksi Nurdin alias Endin Bin Masturi dan rencananya kayu bulat tersebut akan Para Terdakwa jual kepada Pak Sunar (DPO) dengan harga Rp1.500,00 (seribu lima ratus rupiah) perbatang;

c. Para Terdakwa melakukan penebangan pohon sebanyak 2 kali, yaitu tanggal

15 Maret 2014 mendapatkan kayu bulat sebanyak 40 (empat puluh) batang dan tanggal 12 Maret 2014 mendapatkan 35 (tiga puluh lima) batang, selain melakukan penebangan kayu bulat, Para Terdakwa juga melakukan pengangkutan kayu dengan cara dipikul pada hari Jum’at tanggal 14 Maret 2014 berupa kayu dengan ukuran 7 cm x 14 cm x 4 cm sebanyak 19

(sembilan belas ) batang dari hutan Bukit Puter ke pangkalan kayu milik Pak Sunar (DPO);

d. kayu dengan ukuran 7 cm x 14 cm x 4 cm sebanyak 19 (sembilan belas )

yang diangkut oleh Para Terdakwa ditebang oleh Sunar (DPO) dengan menggunakan 1 (satu) unit mesin Chainsaw warna orange;

e. Barang Bukti

1. Kayu bulat sebanyak 95 ( sembilan pulyh lima ) batang

2. Kayu jenis mandura ukuran 7 cm x 14 cm x 4 cm sebanyak 19 (sembilan

belas) batang.

3. 1 (satu) unit shain saw warna orange

f. Vonis

1. Menyatakan Terdakwa I. Syahrudin alias Rudin Bin Jakadan Terdakwa II.

Boby Bin Winata terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Membantu terjadinya pembalakan liar dalam kawasan hutan secara tidak sah“ sebagaimana dakwaan alternatif Kedua;

2. Menjatuhkan pidana terhadap para Terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara masing-masing selama 1 (satu) tahun dan 3 (tiga) bulan, dan denda masing-masing sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani para

Terdakwa, dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

5. Menetapkan barang bukti berupa:

a. Kayu bulat sebanyak 95 (sembilan puluh lima) batang Dipergunakan

dalam perara atas nama Arsim Bin Ariman, dkk;

b. Kayu jenis Mendaru ukuran 7 cm x 14 cm x 4 cm sebanyak 19

(sembilan belas) batang

c. 1 (satu) unit chain saw warna orange dirampas untuk negara;

6. Membebankan kepada para Terdakwa membayar biaya perkara masing-

masing sejumlah Rp5.000,00 (lima ribu rupiah); 2. Analisis Kasus

Dalam tuntutan Jaksa Penuntut Umum terdakwa dikenai Pasal 82 ayat 1, Pasal 98 ayat 1, dan pasal 98 ayat 2 UUP3H, yaitu :

melanggar pasal 82 ayat 1 UUP3H yang berbunyi :

Orang perseorangan yang dengan sengaja melakukan penenbangan dalam kawasan hutan tidak sesuai izin,tidak memiliki izin dan secara tidak sah, ( Pasal 12 huruf, a,b, c), dipidana minimal 1 (satu) tahun, maksimal 5 (lima) tahun, serta denda minimal Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) maksimal Rp.2.500.000.000. (dua miliar lima ratus juta rupiah), dan yang bertempat tinggal dalam kawasan hutan dipidana minimal 3 (tiga) bulan, maksimal 2(dua) tahun, serta denda minimal Rp.500.000. (lima ratus ribu rupiah) maksimal Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

Dalam pasal ini terdakwa melakukan penebangan hutan secara tidak sah dan tidak memiliki izin di kawasan hutan.

Orang perseorangan yang turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah (Pasal 19 huruf b) dipidana minimal, 1 (satu) tahun, maksimal, 3 (tiga) tahun, serta denda minimal, Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah), maksimal,Rp.1.500.000.000 (satu miliar lima ratus juta rupiah),

Ketentuan dalam Pasal ini terdakwa turut serta melakukan atau membantu melakukan terjadinya pembalakan liar.

Melanggar pasal 98 ayat 2 UUP3H yaitu :

Orang perseorangan karena kelalainya melakukan sebagaimana Pasal ( 19 huruf b) dipidana minimal, 8 (delapan) bulan, maksimal, 2 (dua) tahun, serta denda minimal, Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah), maksimal, 1.000.000.000 (satu miliar rupiah).

dalam pasal ini terdakwa karena kelalaiannya turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakan liar.

Dalam tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum terdakwa hanya dinyatakan bersalah karena telah melakukan “ tindak pidana kehutanan orang perseorangan yang dengan sengaja turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah, sedangkan dalam keterangan terdakwa dan keterangan saksi, selain ikut serta melakukan penebangan hutan secara tidak sah, terdakwa juga membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang pohon, dan juga menjual serta mengangkut hasil tebangan tersebut, yang perbuatan ini juga merupakan perbuatan yang di larang

sebagaimana tertulis dalam Pasal 12 huruf, d,f,k,Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013, Tentang Pencegahan dan pemberantasan Perusakan Hutan, yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 12 huruf,(d) UUP3H : setiap orang dilarang memuat, membongkar,

mengeluarkan, mengangkut, menguasai, dan/atau memiliki hasil penebangan dikawasan hutan tanpa izin

Pasal 12 huruf f UUP3H : Setiap orang dilarang membawa alat-alat yang lazim

dugunakan untuk menebang, memotong, atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang.

Pasal 12 huruf k UUP3H :Setiap orang dilarang menerima, membeli, menjual,

menerima tukar, menerima titipan, dan/atau memiliki hasil hutan yang diketahui berasal dari pembalakan liar.

Dalam ketentuan pidana terdakwa hanya di ancam dengan dua (2) Pasal, yaitu: Pasal 82 ayat (1) dan Pasal 98 ayat (1,dan 2) UUP3H, sedangkan menurut keterangan saksi dan terdakwa beserta alat bukti, terdakwa juga dapat di ancam dengan pidana Pasal, 83 ayat (1) UUP3H, Yaitu :

Pasal 83 ayat (1) a UUP3H , : orang perseorangan yang dengan sengaja memuat,

membongkar, mengeluarkan, mengangkut, menguasai, dan/atau memiliki hasil penebangan dikawasan hutan tanpa izin sebagaimana Pasal 12 huruf d, dipidana, minimal, 1 (satu) tahun, maksimal, 5 (lima) tahun serta denda minimal, Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah), maksimal, Rp.2.500.000.000 (dau miliar lima ratus juta rupiah).

Dalam pasal ini terdakwa melakukan pengangkutan (mengangkut), yaitu membawa atau mengakut kayu hasil tebangan tanpa izin, dengan cara di pikul ketempat pangkalan kayu untuk di jual kepada pak sunar (DPO). Yang terangkan oleh saksi Yunistian Nazari Als Tian Bin Zakarsih dan dibenarkan terdakwa sebagai berikut :

‘’Para Terdakwa menebang pohon menggunakan parang dandijadikan kayu bulat, selanjutnya pohon yang sudah ditebang oleh paraTerdakwa dibawa ke pangkalan kayu digabung dengan kayu bulat yangditebang oleh ARSIM Bin ARIMAN, KEDUL Bin NAKRAWI danNURDIN alias ENDIN Bin MASTURI yang rencananya kayu bulattersebut akan dijual kepada SUNAR (DPO) dengan harga Rp1.500,00(seribu lima ratus rupiah) perbatang;

Pasal 84 ayat 1 UUP3H yang berbunyi : Orang perseorangan yang dengan

sengaja membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, membelah dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang (Pasal 12 huruf f), dipidana minimal, 1 (satu) tahun, maksimal, 5 (lima) tahun, serta denda minimal,Rp. 250.000.000 ( dua ratus lima puluh juta rupiah) maksimal,Rp. 5.000.000.000 ( lima miliar rupiah).

Ketentuan dalam Pasal ini,terdakwa membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang pohon, memotong dan membelah dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang, yaitu terdakwa membawa parang . Yang diterangkan oleh saksiYunistian Nazari Als Tian Bin Zakarsih dan dibenarkan terdakwa sebagai berikut :

‘’Para Terdakwa menebang pohon menggunakan parang dan dijadikan kayubulat, selanjutnya pohon yang sudah ditebang oleh para Terdakwa dibawa kepangkalan kayu digabung dengan kayu bulat yang sudah Saksi tebang bersamaKEDUL Bin NAKRAWI dan NURDIN alias ENDIN Bin MASTURI yangrencananya kayu bulat tersebut akan dijual kepada Pak SUNAR (DPO) denganharga Rp1.500,00 (seribu lima ratus rupiah) perbatang;”

Pasal 87 ayat (1) a UUP3H yang berbunyi : Orang perseoranagan yang dengan

sengaja menerima, membeli, menjual, menerima tukar, menerima titipan dan/atau memiliki hasil hutan yang diketahui dari pembalakan liar ( Pasal 12 huruf k), mengelola hasil hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah, ( Pasal 12 huruf l) dan/atau menyimpan (Pasal 12 huruf m) dipidana minimal, 1 (satu) tahun, maksimal, 5 (lima) tahun, serta denda, minimal, Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) maksimal, Rp.2.500.000.000 ( dua miliar lima ratus juta rupiah).

Ketentuan dalam Pasal ini terdakwa melakukan tindak pidana menjual hasil hutan dari pembalakan liar, hasil hutan tersebut adalah kayu yang di jual kepada pak sudar (DPO). Yang terangkan oleh saksi Yunistian Nazari Als Tian Bin Zakarsih dan dibenarkan terdakwa sebagai berikut :

‘’Para Terdakwa menebang pohon menggunakan parang dan dijadikan kayubulat, selanjutnya pohon yang sudah ditebang oleh para Terdakwa dibawa kepangkalan kayu digabung dengan kayu bulat yang sudah Saksi tebang bersamaKEDUL Bin

NAKRAWI dan NURDIN alias ENDIN Bin MASTURI yangrencananya kayu bulat tersebut akan dijual kepada Pak SUNAR (DPO) denganharga Rp1.500,00 (seribu lima ratus rupiah) perbatang;”

Dari sini kita dapat melihat bahwa JPU tidak memasukkan semua segela ketentuan pidana kehutanan yang terkait dengan tindak pidana yang terdakwa lakukan. yang Seharusnya JPU mendakwakannya agar terdakwa mengetahui pelanggaran apa saja yang telah meraka lakukan dan tidak mengulanginya lagi. Selain itu hakim juga mempunyai banyak pertimbangan dalam menjatuhkan hukuman, dan hukuman tersebut dapat setimpal dengan perbuatan yang mereka lakukan.

BAB IV

Dokumen terkait