• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis QSPM (Quantiative Strategy Planning Matrix)

DAFTAR LAMPIRAN

2. Kopi Robusta

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 1 Konsep Agribisnis

3.1.5 Analisis QSPM (Quantiative Strategy Planning Matrix)

QSPM (Quantiative Strategy Planning Matrix) adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success factors internal- eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan.

David (2006), menyebutkan bahwa dalam merancang dan memperoleh daftar prioritas strategi, hanya ada satu teknik analisis yan dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang dijalankan. Teknik tersebut adalah Matriks QSP yang merupakan tahap ketiga dalam kerangka analisis perumusan strategi. Teknik tersebut secara objektif menunjukkan strategi alternatif yang paling baik. QSPM menggunakan masukan dari analisis tahap pertama dan hasil-hasil pencocokan dari analisis tahap kedua (matriks SWOT).

QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing- masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing- masing strategi faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal. Setiap jumlah

26 rangkaian strategi alternatif dapat diikutkan dalam QSPM, dan setiap jumlah strategi dapat menyusun suatu rangkaian strategi tertentu. Tetapi hanya strategi- strategi dari satu rangkaian tertentu yang dinilai relatif terhadap satu sama lain.

Menurut David (2006), QSPM memiliki sifat positif yang dapat ditonjolkan dalam menyusun sebuah prioritas strategi, yakni rangkaian strategi ini dapat diperiksa secara berurutan atau bersama. Tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi jumlah rangkaian strategi yang dapat diperiksa dengan menggunakan QSPM. Selain memiliki kelebihan, QSPM juga memiliki kelemahan dalam pelaksanaanya. Kelemahan dari QSPM, yakni proses ini selalu memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan. Namun demikian, dalam memberi peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subjektif, tetapi prosesnya harus menggunakan informasi objektif.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tahun ini berencana memperluas areal perkebunannya hingga 146 ribu hektar lagi dari luas yang sudah ada dewasa ini sekitar 1,8 juta hektar dengan 23 komoditi. Perluasan 146 ribu hektar itu diprogramkan untuk tanaman unggulan Sumatera Utara yakni kopi, kakao, karet dan kelapa. Direncanakan, perluasan itu dilakukan di 21 kabupaten dari 32 kota/kabupaten yang ada di Sumatera Utara dewasa ini. Kebijakan itu dilakukan berkaitan dengan program Gubernur Sumatera Utara yang antara lain menginginkan rakyat tidak lapar dan punya masa depan. Dinas Perkebunan tahun ini menyediakan 700 ribu bibit untuk empat komoditi itu dimana bibit tersebut bisa untuk kebutuhan di lahan seluas 1.400 hektar. Bantuan benih sebanyak 700 ribu untuk kakao, karet, kopi dan kelapa pada tahun ini naik cukup besar dibandingkan alokasi tahun lalu yang masih hanya 400 ribu benih. Adapun pembagian benih itu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah.1

Kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial di Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun produktivitas kopi di Humbang Hasundutan belum optimal, hal ini terlihat bahwa produktivitas kopi Humbang Hasundutan hanya 0,88 ton per hektar pada tahun 2007. Dalam pengembangan kopi di Humbang

1

Areal Perkebunan Sumut Diperluas 146 Ribu Hektare dalam http://hariansib.com/2009/02/. Diakses 29 Mei 2009

27 Hasundutan, petani kesulitan dalam memperoleh benih unggul dan memasarkan produknya, sehingga petani tidak memperhatikan kualitas produk. Apabila harga kopi turun, petani tidak peduli dengan kualitas dan hasil panenannya, ketika harga naik, produksinya malah turun. Disamping itu biaya produksi yang cenderung makin mahal menjadi faktor penghambat pengembangan kopi di Humbang Hasundutan, khususnya dalam memberantas hama penyakit.

Sementara menurut data AEKI Sumatera Utara April 2008 Kopi di Sumatera Utara terbukti menjadi salah satu penyumbang devisa. Ekspor kopi Sumatera Utara hingga April 2008 telah mencapai 71,68 juta dolar AS dari volume ekspor biji dan bubuk kopi sebanyak 21.969 ton. Dari jumlah ini kopi jenis arabika menjadi penyumbang terbesar yakni 65,07 juta dolar AS dari volume ekspor sebanyak 19.137 ton. Ini menunjukkan bahwa kopi Humbang Hasundutan hanya mampu menyumbang 0,88 ton per hektar terhadap total ekspor kopi Sumatera Utara yang mencapai hingga 71,68 juta dollar AS.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan strategi pengembangan kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan dan strategi utama apa yang dapat mengembangkan produktivitas kopi Kabupaten Humbang Hasundutan. Di lain pihak dengan adanya dukungan pemerintah untuk memperluas areal perkebunan dan bantuan benih, maka penelitian strategi pengembangan kopi ini perlu dilakukan.

Penelitian mengenai strategi pengembangan kopi dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berkaitan dengan kopi Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk mengetahui alternatif strategi pengembangan kopi, maka identifikasi faktor internal dan eksternal dianalisis dengan analisis SWOT.

Dari alternatif yang sudah didapat, selanjutnya dilakukan analisis dan evaluasi strategi sebelum tahap penetapan rencana strategi, setelah evaluasi dilakukan maka dilanjutkan dengan tahap terakhir menetapkan rencana strategis pengembangan kopi Kabupaten Humbang Hasundutan, penetapan prioritas strategi ini menggunakan analisis QSPM untuk menentukan prioritas strategi yang

28 akan dijalankan berdasarkan potensi sumberdaya wilayah yang didukung oleh hasil analisis lingkungan internal dan eksternal serta mengusulkan strategi komprehensif sehingga yang diusulkan akan sesuai dengan kondisi Kabupaten Humbang Hasundutan, untuk lebih ringkasnya gambaran mengenai penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Permasalahan Agribisnis Kopi

Kabupaten Humbang Hasundutan

Faktor-Faktor Keragaan Sumberdaya : • Sumberdaya alam dan lingkungan • Sumberdaya manusia

• Sumberdaya sosial dan kelembagaan • Sumberdaya buatan

Analisis Faktor –faktor Internal dan Eksternal

Analisis SWOT

Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Humbang Hasundutan

Matriks QSP :

29 IV METODE PENELITIAN

Dokumen terkait