• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis i’rab An-nida dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.4 Analisis i’rab An-nida dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf

Huruf an-nida dalam surah Al-A‟raf ada 18 ayat, Hal ini dapat dilihat pada analisis i‟rab yang bersumber dari aplikasi Qur‟an I‟rab. Adapun analisis i‟rab munada ada 2 yaitu:

Pada keadaan marfu‟ : Mufrad „alam dan nakirah maqshudah.

Pada keadaan mansub : Nakirah ghairu maqshudah, Mudaf, dan Syibhul mudaf.

pada surah Al-A‟raf peneliti menemukan, Pada keadaan marfu‟: Mufrad „alam dan nakirah maqshudah, Sedangkan pada keadaan mansub : Mudaf.

Dibawah ini adalah i‟rab an-nida pada surah Al-A‟raf:

Analisis (Q.S 7:19)

ٍَِِ بَّ٘ نَزَف َحَشَجَّشىا ِِٓزََٰٕ بَثَشْقَر َلََٗ بََ زْئِش شَْٞد ٍِِْ َلا نَف َخََّْجْىا َل ج َْٗصَٗ َذَّْأ ِْ نْعا ًَدآ بَٝ َٗ

ََِِِٞىبَّظىا

/Wa yā ādamuskun anta wa zaujukal-jannata fa kulā min ḥaiṡu syi`tumā wa lā taqrabā hāżihisy-syajarata fa takụnā minaẓ-ẓālimīn/ „Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim‟.

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn, lā maḥalla lahā min al i’rābi. Ādamu:

munāda mabniyyun ‘alā lḍammi li’annahu Al- mufrad Al-‘alamu fī maḥalli nasbi/

اي

adalah huruf nida mabni atas sukun dan ُوَدآ adalah munada mabni atas sukun anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat‟.

اَٚ

dan

ٚ اَِْث

adalah munada mansub karena mudaf dan alamatnya nasab fathah tidak nampak pada akhirnya,

ًََدآ

mudaf ilaih majrur karena ia ism „alam‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءادددُنا جادأ) adat al-nida’.

Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida' terdapat ٚاَِْث yaitu munada mudaf, dan ًََدآ adalah mudaf ilaih mansub karena ism

„alam.

Analisis (Q.S 7:27)

بااََ َِٖٝش ِٞى بََ ٖااَعبَجِى بااََ َْْٖػ عِضااَْْٝ ِخااََّْجْىا َِااٍِ ٌْ نَْٝ٘ااَثَأ َطَشااْخَأ بااَََم ُبَطْٞااَّشىا ٌ نَّْااَِْزْفَٝ َلَ ًََدآ ٜااَِْث بااَٝ

َِّّا ۗ ٌْ ََّْٖٗشَر َلَ شَْٞد ٍِِْ ٔ يِٞجَقَٗ َ٘ ٕ ٌْ ماَشَٝ َِّّٔا ۗ بََِِٖرآَْ٘ع َُ٘ا ٍِْ ْئ ٝ َلَ َِِٝزاَّيِى َءبَِٞى َْٗأ َِِٞغبََّٞشىا بَْْيَؼَج ب

/Yā banī ādama lā yaftinannakumusy-syaiṭānu kamā akhraja abawaikum minal-jannati yanzi'u 'an-humā libāsahumā liyuriyahumā sau`ātihimā, innahụ yarākum huwa wa qabīluhụ min ḥaiṡu lā taraunahum, innā ja'alnasy-syayāṭīna auliyā`a lillażīna lā yu`minụn/ „Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orangyang tidak beriman‟.

nampak pada akhirnya,

ًََدآ

mudaf ilaih majrur karena ia ism „alam‟.

pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءادددُنا جادأ) adat al-nida’.

seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida' terdapat ٚاَِْث yaitu munada mudaf, dan ًََدآ adalah mudaf ilaih mansub karena ism

„alam.

Analisis (Q.S 7:31)

َِِٞفِشْغ َْىا تِذ ٝ َلَ َِّّٔا ا٘ فِشْغ ر َلََٗ ا٘ ثَشْشاَٗ ا٘ ي مَٗ ذِجْغٍَ او م َذِْْػ ٌْ نَزَِْٝص اٗ ز خ ًََدآ َِْٜث بَٝ

/Yā banī ādama khużụ zīnatakum 'inda kulli masjidiw wa kulụ wasyrabụ wa lā tusrifụ, innahụ lā yuḥibbul-musrifīn/ „Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan‟.

اَٚ

nampak pada akhirnya,

ًََدآ

mudaf ilaih majrur karena ia ism „alam‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءادددُنا جادأ) adat al-nida’.

Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida' terdapat ٚاَِْث yaitu munada mudaf, dan ًََدآ adalah mudaf ilaih mansub karena ism

„alam.

Analisis (Q.S 7:35)

َلََٗ ٌِْْٖٞاَيَػ ف ْ٘اَخ َلااَف َخَيا ْصَأَٗ ََٰٚقَّرا َََِِف ۙ ِٜربَٝآ ٌْ نَْٞيَػ َُ٘ ص قَٝ ٌْ نٍِْْ و ع س ٌْ نََِّْٞرْؤَٝ ب ٍَِّا ًََدآ َِْٜث بَٝ

َُ٘ا َّض ْذَٝ ٌْا ٕ /

Yā banī ādama immā ya`tiyannakum rusulum mingkum yaquṣṣụna

'alaikum āyātī fa manittaqā wa aṣlaḥa fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn/ „Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati‟.

اَٚ

dan

ٚ اَِْث

adalah munada mansub karena mudaf dan alamatnya nasab fathah tidak nampak pada akhirnya,

ًََدآ

mudaf ilaih majrur karena ia ism „alam‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءادددُنا جادأ) adat al-nida’.

Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida' terdapat ٚاَِْث yaitu munada mudaf, dan ًََدآ adalah mudaf ilaih mansub karena ism

„alam.

Analisis (Q.S 7:59)

َةاَزَػ ٌْ نَْٞيَػ فبَخَأ ٜاِّا ٓ شَْٞغ ََٰٔىِا ٍِِْ ٌْ نَى بٍَ َ َّل اٗ ذ جْػا ًَِْ٘ق بَٝ َهبَقَف ٍِِٔ َْ٘ق ََٰٚىِا بًد٘ ّ بَْْيَعْسَأ ْذَقَى ٌِٞظَػ ً َْ٘ٝ

/Laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī fa qāla yā qaumi 'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumin 'aẓīm/ „Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya". Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)‟.

اَٚ

: ءادُنا فزح

ٗهع ُٙثي سنا

ك

ٕ

ٌ .

ًِ َْ٘ق

: ي ٖداُي بٕصُ

َّلأ حيلاعٔ فاضي ثصَ

جردقي ححرف ّ ٗهع

ِزخآ .

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn,. Qaumi: munāda manṣūb li’annahu muḍāf wa ‘alāmatu fatḥati muqaddaratan ‘ala ākhirihi/ „

اي

adalah huruf nida mabni atas sukun dan

ًِ ْ٘اَق

adalah munada mansub karena mudaf dan alamatnya nasab fathah tidak nampak pada akhirnya‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’. Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida terdapat ًِ ْ٘اَق yaitu munada mudaf bihazfu huruf illat

ٛ

.

Analisis (Q.S 7:61)

َََِِٞىبَؼْىا اةَس ِْ ٍِ ه٘ عَس ٜاِْنََٰىَٗ خَى َلاَظ ِٜث َظَْٞى ًَِْ٘ق بَٝ َهبَق

/Qāla yā qaumi laisa bī ḍalālatuw wa lākinnī rasụlum mir rabbil-'ālamīn/ „Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam‟.

اَٚ nasab fathah tidak nampak pada akhirnya‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’. Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida terdapat ًِ ْ٘اَق yaitu munada mudaf bihazfu huruf illat

ٛ

.

Analisis (Q.S 7:65)

َُ٘ قَّزَر َلاَفَأ ٓ شَْٞغ ََٰٔىِا ٍِِْ ٌْ نَى بٍَ َ َّل اٗ ذ جْػا ًِ َْ٘ق بَٝ َهبَق ۗ اًد٘ ٕ ٌْ ٕبَخَأ دبَػ ََٰٚىِاَٗ

/Wa ilā 'ādin akhāhum hụdā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, a fa lā tattaqụn/ „Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?‟. nasab fathah tidak nampak pada akhirnya‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’. Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida terdapat ًِ ْ٘اَق yaitu munada mudaf bihazfu huruf illat

ٛ

.

Analisis (Q.S 7:67)

َََِِٞىبَؼْىا اةَس ٍِِْ ه٘ عَس ٜاِْنََٰىَٗ خَٕبَفَع ِٜث َظَْٞى ًَِْ٘ق بَٝ َهبَق

/Qāla yā qaumi laisa bī safāhatuw wa lākinnī rasụlum mir rabbil-'ālamīn/ „Hud herkata "Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam‟.

اَٚ nasab fathah tidak nampak pada akhirnya‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’. Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida terdapat ًِ ْ٘اَق yaitu munada mudaf bihazfu huruf illat

ٛ

.

Analisis (Q.S 7:73)

ۖ ٌْ ناثَس ٍِِْ خَْاَٞث ٌْ نْرَءبَج ْذَق ۖ ٓ شَْٞغ ََٰٔىِا ٍِِْ ٌْ نَى بٍَ َ َّل اٗ ذ جْػا ًَِْ٘ق بَٝ َهبَق ۗ بًذِىبَص ٌْ ٕبَخَأ َد٘ ََص ََٰٚىِاَٗ

َزَػ ٌْ مَز خْؤََٞف ء٘ غِث بَٕ٘ غَََر َلََٗ ۖ ِ َّل ِضْسَأ ِٜف ْو مْؤَر بَٕٗ سَزَف ۖ ًخَٝآ ٌْ نَى ِ َّل خَقبَّ ِِٓزََٰٕ

ٌِٞىَأ ةا

/Wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, qad jā`atkum bayyinatum mir rabbikum, hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum 'ażābun alīm/ „Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh.

Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih‟.

اَٚ

ًِ َْ٘ق

nasab fathah tidak nampak pada akhirnya‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’. Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida terdapat ًِ ْ٘اَق yaitu munada mudaf bihazfu huruf illat

ٛ

.

Analisis (Q.S 7:77)

َِِٞيااَع ْش َْىا َِااٍِ َذااْْ م ُِْا بَّ ذااِؼَر بااََِث بااَِْزْئا خِىبااَص بااَٝ ا٘ ىبااَقَٗ ٌْااِٖاثَس ِشااٍَْأ ِْااَػ اْ٘ااَزَػَٗ َخااَقبَّْىا اٗ شااَقَؼَف

/Fa 'aqarun-nāqata wa 'atau 'an amri rabbihim wa qālụ yā ṣāliḥu`tinā bimā ta'idunā ing kunta minal-mursalīn/ „Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)‟.

اَٚ

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn, lā maḥalla lahā min al i’rābi. Ādamu:

munāda mabniyyun ‘alā lḍammi li’annahu Al- mufrad Al-‘alamu fī maḥalli nasbi/

اي

adalah huruf nida‟ mabni atas sukun dan ُوَدآ adalah munada mabni atas sukun pada tempat nashab‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah

(ءاددُنا جادأ)

adat al-nida’, Seperti contoh di atas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

باٝ

dan setelah huruf nida‟

terdapat ُحِنادَص yaitu munada mufrad alam dengan i‟rab rafa‟ digantikan dhammah diakhirnya.

Analisis (Q.S 7:79)

َِِٞذِصبَّْىا َُ٘ جِذ ر َلَ ِِْنََٰىَٗ ٌْ نَى ذ ْذَصََّٗ ٜاثَس َخَىبَعِس ٌْ ن زْغَيْثَأ ْذَقَى ًَِْ٘ق بَٝ َهبَقَٗ ٌْ َْْٖػ ََّٰٚىََ٘زَف

/Fa tawallā 'an-hum wa qāla yā qaumi laqad ablagtukum risālata rabbī wa naṣaḥtu lakum wa lākil lā tuḥibbụnan-nāṣiḥīn/ „Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat‟.

اَٚ nasab fathah tidak nampak pada akhirnya‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’. Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida terdapat ًِ ْ٘اَق yaitu munada mudaf bihazfu huruf illat

ٛ

.

Analisis (Q.S 7:85) ilāhin gairuh, qad jā`atkum bayyinatum mir rabbikum fa auful-kaila wal mīzāna wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā`ahum wa lā tufsidụ fil-arḍi ba'da iṣlāḥihā, żālikum khairul lakum ing kuntum mu`minīn/ „Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman‟.

اَٚ

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn,. Qaumi: munāda manṣūb li’annahu muḍāf wa ‘alāmatu fatḥati muqaddaratan ‘ala ākhirihi/ „

اي

adalah huruf nida mabni atas sukun dan

ًِ ْ٘اَق

adalah munada mansub karena mudaf dan alamatnya nasab fathah tidak nampak pada akhirnya‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’. Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida terdapat ًِ ْ٘اَق yaitu munada mudaf bihazfu huruf illat

ٛ

.

Analisis (Q.S 7:93)

َِِٝشِفبَم ًَْ٘ق ََٰٚيَػ ََٰٚعآ َف َْٞنَف ۖ ٌْ نَى ذْذَصََّٗ ٜاثَس ِد َلَبَعِس ٌْ ن زْغَيْثَأ ْذَقَى ًَِْ٘ق بَٝ َهبَقَٗ ٌْ َْْٖػ ََّٰٚىََ٘زَف

/Fa tawallā 'an-hum wa qāla yā qaumi laqad ablagtukum risālāti rabbī wa naṣaḥtu lakum, fa kaifa āsā 'alā qauming kāfirīn/ „Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasehat kepadamu.

Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?‟. nasab fathah tidak nampak pada akhirnya‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’. Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida terdapat ًِ ْ٘اَق yaitu munada mudaf bihazfu huruf illat

ٛ

.

Analisis (Q.S 7:104)

َََِِٞىبَؼْىا اةَس ٍِِْ ه٘ عَس ٜاِّا ُ َْ٘ػ ْشِف بَٝ ََٰٚع٘ ٍ َهبَقَٗ

/Wa qāla mụsā yā fir'aunu innī rasụlum mir rabbil-'ālamīn/ „Dan Musa berkata:

"Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam‟.

ٌُ إَٔع أزِف mabni atas sukun pada tempat nashab‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah

(ءاددُنا جادأ)

adat al-nida’, Seperti contoh di atas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

باٝ

dan setelah huruf nida terdapat ٌُ إٔدَع أزِف yaitu munada mufrad alam dengan i‟rab rafa‟ digantikan dhammah diakhirnya.

Analisis (Q.S 7:115)

َِِٞقْي َْىا ِ ْذَّ َُ٘ نَّ َُْأ بٍَِّاَٗ َِٜقْي ر َُْأ بٍَِّا ََٰٚع٘ ٍ بَٝ ا٘ ىبَق

/Qālụ yā mụsā immā an tulqiya wa immā an nakụna naḥnul-mulqīn/ „Ahli-ahli sihir berkata: "Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?‟. mabni atas sukun pada tempat nashab‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah

(ءاددُنا جادأ)

adat al-nida’, Seperti contoh di atas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

باٝ

dan setelah huruf nida‟

terdapat ََٰٗسُٕي yaitu munada mufrad alam.

Analisis (Q.S 7:144)

َِِٝشِمبَّشىا ٍَِِ ِْ مَٗ َل زَْٞرآ بٍَ ْز خَف ٍِٜ َلاَنِثَٗ ِٜر َلَبَعِشِث ِطبَّْىا َٚيَػ َل زَْٞفَط ْصا ٜاِّا ََٰٚع٘ ٍ بَٝ َهبَق

/Qāla yā mụsā inniṣṭafaituka 'alan-nāsi birisālātī wa bikalāmī fa khuż mā ātaituka wa kum minasy-syākirīn/ „Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang

Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang mabni atas sukun pada tempat nashab‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah

(ءاددُنا جادأ)

adat al-nida’, Seperti contoh di atas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

باٝ

dan setelah huruf nida‟

terdapat ََٰٗسُٕي yaitu munada mufrad alam.

Analisis (Q.S 7:158)

َ٘ ٕ َّلَِا َََٰٔىِا َلَ ۖ ِضْسَ ْلْاَٗ ِداَٗبَََّغىا لْي ٍ َٔى ِٛزَّىا بًؼََِٞج ٌْ نَْٞىِا ِ َّل ه٘ عَس ٜاِّا طبَّْىا بَٖ َٝأ بَٝ ْو ق ؼِجَّراَٗ ِِٔربََِيَمَٗ ِ َّللهبِث ٍِِْئ ٝ ِٛزَّىا اٜاٍ ْلْا اِٜجَّْىا ِِٔى٘ عَسَٗ ِ َّللهبِث ا٘ ٍِْآَف ۖ ذَِٞ َٝٗ ِْٜٞذ ٝ َُٗ ذَزَْٖر ٌْ نَّيَؼَى ٓ٘

/Qul yā ayyuhan-nāsu innī rasụlullāhi ilaikum jamī'anillażī lahụ mulkus-samāwāti wal-arḍ, lā ilāha illā huwa yuḥyī wa yumītu fa āminụ billāhi wa rasụlihin-nabiyyil-ummiyyillażī yu`minu billāhi wa kalimātihī wattabi'ụhu la'allakum tahtadụn/ „Katakanlah: Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk‟.

اَٚ lḍammi. Hā: ḍamīr mabniyyun ‘alā s sukūn li’annahu fī maḥalli jar, An nāsu: al munāda n-nakiratu al-maqṣūdatu wa ‘alāmatu ḍammati ḍāhirati fī ākhirihi/

اي

adalah huruf nida mabni atas sukun dan

َٛأ

adalah huruf nida mabni atas dhammah, ادْ adalah dhamir, ُسادَُنا adalah munada nakirah maqsudah alamatnya dhammah di akhir kalimat’.

Pada struktur kalimat, Pada dasarnya munada terletak setelah

( ءادددُنا جادأ )

adat al-nida. Seperti contoh di atas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

اي

dan

َٛأ

setelah huruf nida‟ terdapat ادْ yakni dhamir, dan ُسادَُنا yaitu munada nakirah maqsudah

.

BAB IV Penutup

4.1 Kesimpulan

Peneliti melakukan penelitian tentang An- nida’. An-nida’ (kata pemanggil) yaitu kata-kata yang biasanya digunakan sebagai perangkat atau kata pena untuk menyapa, menegur atau menyebut orang yang diajak bicara, baik orang yang diajak bicara berada dekat, sedang atau jauh sekalipun. Huruf untuk memanggil ada tujuh huruf dan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan wahai, hai, ya, dan yang semakna dengan kata tersebut. (Huda, 2019: 15-16).

(ءاذاْىا حادأ

) adat al-nida ialah:

(

ا

ٗ - بإٞ - باٝأ - آ - باٝ - ٛأ أ-

) (Ghulayaini, 2018: 578). Huruf-huruf nida berada sebelum munada (ism yang dipanggil).

Berdasarkan data dan hasil analisis an- nida’ dalam Al-Quran surat Al-a‟raf peneliti berkesimpulkan bahwa:

Jumlah an-nida’ yang terdapat pada surah Al-A‟raf ada 18 ayat, yaitu terdapat pada ayat ke 19, 26, 27, 31, 35, 59, 61, 65, 67, 73, 77, 79, 85, 93, 104, 115, 144, dan 158. Adapun jenis an- nida’ yang ditemukan hanyalah huruf

باٝ

/ya/

saja, sedangkan jenis munada yang ditemukan adalah:

a. Munada Mufrad Alam yaitu lafaz yang berbentuk mudhaf dan tidak diserupakan dengan mudhaf, Contoh: ُوَدآ (Hai adam!). Ada 5 munada mufrad ادَٚ

alam pada surah Al-a‟raf, lafaz yang ditemukan yaitu:

ُوَدآاَٚ ada 1 terdapat pada ayat ke 19 ُحِناَص ada 1 terdapat pada ayat ke 77 اَٚ

ٌُ إَٔع أزِف ada 1 terdapat pada ayat ke 104 اَٚ

ََٰٗسُٕي اَٚ ada 2 terdapat pada ayat ke 115 dan 144

b. Munada mudaf yaitu Munada Mudhaf yaitu munada dengan lafaz yang di-idhafah-kan. Contoh: َوَدآَُِٙتاَٚ (hai bani adam!) Ada 13 munada mudaf yang ditemukan pada surah Al-a‟raf, lafaz yang ditemukan yaitu:

َُِٙتاَٚ

َوَدآ ada 4 terdapat pada ayat ke 26,27,31 dan 35.

ِوإَٔق ada 8 terdapat pada ayat ke 59,61,65,67,73,79,85, dan 93. اَٚ

c. Munada nakirah maqsudah اَٚ

آََُّٚأ

ُساَُنا ada 1 terdapat pada ayat ke 158.

Diantara semua huruf an-nida’ yaitu :

( او - يه - يأ - آ - ي - يأ أ- )

/a- ay- yā- ā- ayā- hayā- wā/ hanya huruf huruf بٝ /ya/ yang paling dominan sedangkan di antara kelima jenis munada yaitu : Mufrad ‟Alam, Naqirah maqshudah, Naqirah ghairu maqshudah, Mudaf, dan Syibhul mudaf, munada yang paling dominan adalah munada mudaf.

Adapun analisis i‟rab munada ada 2 yaitu :

Pada keadaan marfu‟ : Mufrad „alam dan nakirah maqshudah.

Pada keadaan mansub : Nakirah ghairu maqshudah, Mudaf, dan Syibhul mudaf.

Sedangkan pada surah Al-A‟raf peneliti hanya menemukan, Pada keadaan marfu‟: Mufrad „alam dan nakirah maqshudah.

Pada keadaan mansub : Mudaf.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada pembelajar bahasa Arab sebagai upaya untuk memahami dan meningkatkan kemampuan tentang kaidah dalam bahasa Arab khususnya tentang An-nida’, yaitu:

1. Setelah dilakukan penelitian tentang analisis an-nida’ dalam Al-Quran surah Al-a‟raf, diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran tentang an-nida’.

2. Peneliti juga berharap semoga penelitian ini dapat membantu dan memberi manfaat bagi program studi sastra Arab khususnya mengenai an-nida’.

3. Seiring dengan masih jarangnya penelitian mengenai an-nida’, maka peneliti berharap adanya penelitian-penelitian lain mengenai an-nida’ pada surat lain di dalam Al-Quran, karena masih banyak hal yang perlu dikaji dan diteliti mengenai an-nida’.

4. Dan semoga menambah wawasan bagi kaum muslimin, betapa indahnya bahasa Al- Qur‟an salah satunya melalui An-nida’.

Dokumen terkait