• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISI AN-NIDA PADA AYAT AL-QUR AN SURAH AL-A RAF SKRIPSI SARJANA OLEH SAUDIA FITRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISI AN-NIDA PADA AYAT AL-QUR AN SURAH AL-A RAF SKRIPSI SARJANA OLEH SAUDIA FITRI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISI AN-NIDA’ PADA AYAT AL-QUR’AN SURAH AL-A’RAF SKRIPSI SARJANA

OLEH SAUDIA FITRI

160704011

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Shalawat beriring salam senantiasa peneliti panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyah kepada zaman yang terang benderang yang dipenuhi iman dan taqwa.

Sudah menjadi kewajiban bagi setiap mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhirnya atau karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana, yang sesuai dengan jurusannya. Adapun judul peneliti pada penyusunan karya ilmiah ini adalah Analisis An-Nida‟ pada ayat Al-Qur‟an surah Al-A‟raf.

Dalam penelitian skripsi ini tentu terdapat banyak kekurangan yang disebabkan pengetahuan dan kemampuan peneliti yang masih sangat terbatas, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan yang terakhir peneliti berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Medan, 12 Maret 2020 Peneliti,

Saudia Fitri 160704011

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

ٔربمشثٗ لله ذَدسٗ ٌنٞيػ ًلاغىا

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dan semoga kita semua mendapatkan rahmat dan karunia Allah SWT baik di dunia dan di akhirat.

Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan syafaat-Nya kepada kita semua, Dan semoga dengan banyak mengucapkan shalawat kepada beliau beserta keluarga dan para sahabatnya, mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan yang mendapatkan naungan dan syafaat di akhirat kelak.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu hingga selesainya skripsi ini.

Sebagai ungkapan rasa bahagia peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Ibu Prof. Dr. Ir. Rosmayati,M.S. selaku Wakil Rektor I (WR I), Prof. Dr. dr. Muhammad Fidel Ganis Siregar, M.Ked.(O.G), Sp.O.G.(K.) selaku Wakil Rektor II (WR II), Drs.

Mahyuddin K. M. Nasution, M.I.T., Ph.D. selaku Wakil Rektor III (WR III), Bapak Prof. Dr. Ir.Bustami Syam, M.S.M.E selaku Wakil Rektor IV (WR IV), Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.P. selaku Wakil Rektor V (WR V), yang telah mengelola dan menyelenggarakan Universitas sesuai dengan visi dan misi USU.

2. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara beserta Wakil Dekan I Bapak Prof. Drs.

Mauly Purba, M.A., Ph.D, Wakil Dekan II Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd, dan Wakil Dekan III Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan program Sarjana di Fakultas Ilmu Budaya USU.

3. Ibu Dra. Rahlina Muskar Nst, M.Hum., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Sastra Arab merangkap dosen penguji skripsi dan Bapak Drs. Bahrum Saleh, M.Ag, selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu

(9)

Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga ibu/bapak dalam lindungan Allah SWT.

4. Prof. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran guna memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Semoga bapak sehat selalu dan dalam lindungan Allah SWT.

Yang terhormat kepada Drs. Suwarto, M.Hum selaku dosen pembimbing akademik serta dosen penguji skripsi, dan Dr. Rahimah, M.Ag selaku dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam membantu proses penelitian ini hingga selesai tepat pada waktunya.

5. Staf pengajar Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak menyumbangkan ilmunya sejak peneliti memulai perkuliahan hingga menyelesaikannya dan menjadi sarjana. Begitu juga kepada kakanda Fitria Agustina, S.E, selaku Tata Usaha Program Studi Sastra Arab yang telah memudahkan peneliti dalam mengurus administrasi di Program Studi Sastra Arab USU.

6. Kepala Perpustakaan USU dan stafnya yang telah melayani peneliti dalam peminjaman buku selama penelitian ini.

7. Teristimewa kepada orang tua tercinta yang telah mengorbankan jiwa dan raga untuk keberhasilan anak- anaknya, kalianlah malaikat tanpa sayap di kehidupanku. Dan kepada abang dan adikku terkasih yang selalu memberi semangat dan selalu menasehati, Bersama kalian merupakan nikmat terindah yang Allah berikan, dan seluruh keluarga besarku.

8. Kakanda dan abangda senior di Sastra Arab, dan di semua organisasi yang peneliti ikuti selama masa perkuliahan. Khusunya kak Maya yang banyak membantu administrasi, kak syakila yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

(10)

9. Sahabat-sahabatku terkasih Syasya, Mega, Lizah, Lily Hariasty, Ummi, Dini, Haryati, Salfa, Shofia, Kak dian, dan Dara yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-temanku Prodi Sastra Arab angkatan 2016 yaitu Giwa, Sri wayuni, Wahyuni, Dinda, Adinda, Juki, Yuli, Tanti, Atus, Aulia, Alfarasyi, Bila, Clara, Dedek, Dilla, El, Eva, Fahri, Fikri, Laia, Ika, Indah, Ipeh, Jihan, Aminah, Sri Indah, Lutfia, Lian, Lily Handayani, Hamidah, Mila, Miranda, Unyun, Rinna, Savira, Vhia, Zikri, Vanissa, Rara, Hafiz, Aisyah, Ai, Ahmad dan Zai yang telah memberikan support dan bantuan baik secara langsung ataupun tidak langsung.

11. Teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) yaitu Fini, Maya, Bang Tulus, Bang Fuad, Kak Beby, Kak Heppy, April, Tiara, Junita, Anzilla, Irene, Dikhan, dan Awin yang telah memberikan motivasi kepada penulis Dan kepada keluarga Wak Rio yaitu pak rio, buk rio, Bang ian, bang hafiz, dan kak linda yang telah menampung kami dirumahnya dan memberikan segala fasilitas yang dimiliki kepada kami seperti motor, Wifi, Ikan Asin dan nasihat akan kehidupan. Serta kasih sayang yang kami dapatkan dari seluruh perangkat desa dan warga desa selama kami KKN di Kelurahan Pematang Pasir, Kecamatan Teluk Nibung, Kabupaten Tanjung balai.

12. Adik-adik sastra Arab dari stambuk 2017-2019 baik sebagai pengurus Imba (Ikatan Mahasiswa Sastra Arab) ataupun tidak.

13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan skripsi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga, walaupun nama mereka tidak dapat saya sebut disini, itu tidak mengurangi rasa terimakasih saya.

(11)

Peneliti berdoa Supaya skripsi ini bermanfaat bagi khalayak ramai, dan semoga segala bantuan, baik perhatian maupun materi yang telah diberikan kepada peneliti diterima oleh Allah SWT dan mendapat ridha-Nya. Tiada gading yang tak retak, maka dari itu peneliti mengharapkan segala kritik dan saran atas semua kekurangan dalam penyusunan skripsi ini peneliti menerimanya dengan hati terbuka dan lapang dada.

Medan, 12 Maret 2020 Yang membuat pernyataan

Saudia Fitri 160704011

(12)

ABSTRAK

Fitri, Saudia (160704011) 2020. Analisis An-Nida’ Pada Ayat Al-Qur’an Surah Al-A’raf.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui An-nida‟ yang terdapat dalam Al- Qur‟an Surah Al-A‟raf, untuk mendeskripsikan huruf An-nida‟ dan jenis munada dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf, untuk mengetahui huruf An-nida‟ dan jenis munada yang dominan dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf, untuk mengetahui I‟rab An-nida‟ dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan menggunakan metode deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori Al-Ghulayain. Data primer bersumber dari surah Al-A’rāf. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam surah Al-A’rāf terdapat 18 ayat an-nida’, yaitu terdapat pada ayat ke 19, 26, 27, 31, 35, 59, 61, 65, 67, 73, 77, 79, 85, 93, 104, 115, 144, dan 158. Huruf an-nida’ yaitu :

( او - ايه - ايأ - آ - اي - يأ أ- )

/a- ai- yā- ā- ayā- hayā- wā/ hanya huruf باٝ /ya/ yang paling dominan, Sedangkan di antara kelima jenis munada yang ditemukan pada surat Al-a‟raf yaitu : Mufrad ‟Alam berjumlah 5 (lima) ayat, Naqirah maqshudah berjumlah 1 (satu) ayat, Naqirah ghairu maqshudah tidak ditemukan pada surat Al-a‟raf, Mudaf berjumlah 13 (tiga belas) ayat, dan Syibhul mudaf tidak ditemukan pada surat Al-a‟raf. Adapun analisis i‟rab munada ada 2 yaitu : Pada keadaan marfu‟: Mufrad „alam, nakirah maqshudah. Dan pada keadaan mansub : Nakirah ghairu maqshudah, Mudaf, dan Syibhul mudaf. Sedangkan pada surah Al-A‟raf peneliti hanya menemukan, Pada keadaan marfu‟: Mufrad „alam dan nakirah maqshudah, Pada keadaan mansub : Mudaf.

(13)

ةيديرجت ةروس

اًيدوعس ، ىرطف (

١١٠٤٠٧٠١١ )

٢٠٢٠ ليلحتلا , ءادنلا

فارعلأا ةروس في .

عاونأ فيرعتل ثحبلا اٌذه فدهي ورح

فارعلأا ةروس نارقلا في ءادنلا ف فيرعتلو

لا فورح ءادن

ةيرظن ثحبلا اذه .فارعلأا ةروس في ءادنلا برعا فرعيل ,فارعلأا ةروس نارقلا في ىدانم عونلاو ( نيييلاغلا مدختسي ٢٠١٢

، نيييلاغلا ةيرظن بنابج ,ديكءاتل ىدانلما موهفلما ذخأو ، ) مدختسي

ا اذه في ةيرظنلا لمعتسيو.ةيفصو ةيليلتح ةقيرطلاب ةيبتكلما ةساردلا ثحبلا اٌذه .ينيلاغلا نم ثحبل

ددع نأ ىلع لدي ثحبلا اذه نم ةجيتنلاو .فارعلأا ةروس نمىلولأا تانايبلاو ١٢

؛ يهو ةيأ

۹۱ , ٦٢ , ٦٢ , ١٣,١٣ ,

٣۱ , ٢٣ , ٢٣ , ٢٢ , ٢١ , ٢٢ , ٢۱ , ۵۸ , ۱١ , ۹۱٤ ,

٣٣۸ , ٣٤٤ , . ١٣٥ وأ( ؛ ءادنلا فورح -

ا - يأ - اي - آ - ايأ - ةروس في ءادنلا فرح )ايه

ي" فرح وه فارعلأا فاضم ىدانم وه ىدانم امأو ، "ا

دوجوم , ٣١

ةيأ بارعلإا ةبسنب امأ .

يرغ ةركنلا : بصنم ةلاح في .ةدوصقم ةركنلا و ملع درفم : عوفرم ةلاح في ؛ ناعون ىدانلما درفم : عوفرم ةلاح في ثحابلا دجو فارعلأا ةروس في .فاضم هبش و ،فاضم ، ةدوصقم و ملع

ن ةلاح فيو ، ةدوصقم ةركنلا .فاضم ؛ بص

(14)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ...vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ...xi

BAB 1: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Metode Penelitian ... 9

BAB 2:TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Kajian Terdahulu ... 11

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Pengertian An-nida ... 14

2.2.2 Pengertian Munada ... 15

2.2.3 Irab An-Nida ... 20

BAB 3: HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

3.1 An-nida yang terdapat dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf ... 22

3.2 Huruf An-nida dan jenis munada yang terdapat dalam surat Al- A‟raf ... 26

3.3 Huruf an-nida dan jenis munada yang dominan dalam Surah Al-A‟raf ... 28

3.4 Analisis i‟rab An-nida dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf ... 28

(15)

BAB 4 : PENUTUP ... 40

4.1 Kesimpulan ... 40

4.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 44

(16)

DAFTAR TABEL

2.1 Analisis persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti ... 13 4.1 Jenis munada yang terdapat pada surat Al-A‟raf ... 27

(17)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab- Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

Alif - tidak dilambangkan

ة

Ba B Be

د

Ta T Te

س

Sa es (dengan titik di atas)

ط

Jim J Je

ح

Ha ha (dengan titik di bawah)

ر

Kha Kh ka dan ha

د

Dal D De

ر

Zal Ż zet (dengan titik di atas)

س

Ra R Er

ص

Zai Z Zet

ط

Sin S Es

ػ

Syin Sy es dan ye

ص

Sad es (dengan titik di bawah)

ض

Dad de (dengan titik di bawah)

غ

Ta te (dengan titik di bawah)

ظ

Za zet (dengan titik di bawah)

ع

„ain koma terbalik (di atas)

ؽ

Gain G Ge

ف

Fa F Ef

ق

Qaf Q Ki

(18)

ك

Kaf K Ka

ه

Lam L El

ً

Mim M Em

ُ

Nun N En

ٗ

Waw W We

ٓ

Ha H Ha

ء

Hamzah ` Apostrof

ٛ

Ya Y Ye

B. KonsonanRangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap Contoh:

خػّْ٘زٍ

ditulis mutanawwi’ah C. Ta` marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah menjadi bahasa Indonesia, seperti shalat dan zakat.

Contoh:

خعسذٍ

ditulis madrasah 2. Bila dihidupkan ditulis t

Contoh:

خٍشنَىا خنٍ

ditulis makkatu al-mukarramah D. Vokal Pendek

Fathah ditulis “a” contoh:

ظْم

ditulis kanasa Kasrah ditulis “i” contoh:

حشف

ditulis fariḥa Dhammah ditulis “u” contoh:

تزم

ditulis kutubun E. Vokal Panjang

a panjang ditulis “ā:” contoh:

ًبّ

ditulis nāma i panjang ditulis “ī:” contoh:

تٝشق

ditulis qarībun u panjang ditulis “ū:” contoh:

س٘طف

ditulis fuṭūrun F. Vokal Rangkap

Vokal Rangkap

ٛ

(fathah dan ya) ditulis “ai”.

Contoh:

ِٞث

ditulis baina

(19)

Vokal Rangkap

ٗ

(fathah dan waw) ditulis “au”.

Contoh:

ً٘ص

ditulis ṣaumun

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata Dipisah dengan apostrof (`)

Contoh:

ٌزّأأ

ditulis a`antum H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al- Contoh :

ٌيقىا

ditulis al-qalamu

2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.

Contoh:

ظَشىا

ditulis asy-syamsu

(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bahasa memainkan peranan penting dalam hidup kita. Jarang sekali kita memperhatikannya, dan lebih menganggapnya sebagai hal biasa, seperti bernafas dan berjalan. Bahasa mempunyai pengaruh- pengaruh yang luar biasa, dan membedakan manusia dari binatang-binatang (Bloomfield, 1995:1). Bahasa adalah bagian dari kehidupan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, baik lisan maupun tulisan (Zaim, 2014:9).

Bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun kolektif sosial. Secara individual, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan isi gagasan batin kepada orang lain.

Secara kolektif sosial, bahasa merupakan alat berinteraksi dengan sesamanya (Muskar, 2016: 1).

Konsep bahasa menurut Ibn Khaldun dalam Hijazy (1973: 9) adalah:

اى شبّ ّٜبغى وؼف حسبجؼىا ليرٗ حد٘صقٍ ِػ ٌينزَىا حسبجػ ٜٕ فسبؼزَىا ٜف خغي ٸ

ذصقىا ِػ

/al lughatu fi al muta’ārifi hiya ‘ibāratu al mutakallimi ‘an maqṣūdihi, wa tilka al

‘ibāratu fa’ala lisāniyyu nāsyi’an ‘ani al qaṣdi/ „Bahasa adalah ungkapan penutur tentang isi hatinya, Ungkapan itu merupakan aktifitas lidah yang timbul dari hati‟

(Ibid).

Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa di katakan bahasa bila tidak terkandung makna di dalamnya. Apakah setiap arus ujaran mengandung makna atau tidak, haruslah dilihat dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap sruktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Dengan demikian, terhimpunlah bermacam-macam susunan bunyi yang satu berbeda dengan yang lain, yang masing-masing mengandung suatu maksud tertentu di dalam suatu masyarakat bahasa. Kesatuan-kesatuan arus ujaran tadi, yang mengandung suatu makna tertentu, bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu masyarakat

(21)

bahasa. Perbendaharaan kata baru akan mendapat fungsinya bila telah ditempatkan dalam suatu arus ujaran untuk mengadakan interelasi antar anggota masyarakat.

Fungsi bahasa secara umum dapat dikatakan bahwa bahasa mempunyai fungsi untuk:

a. Tujuan praktis, yaitu untuk mengadakan antarhubungan (interaksi) dalam pergaulan sehari-hari.

b. Tujuan artistik, yaitu kegiatan manusia mengolah dan mengungkapkan bahasa itu dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis.

c. Menjadi kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain

d. Tujuan filologis, yaitu mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan, dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri ( Jurnal Tarbiyah, Vol. 24, 228: 2017).

Setiap bahasa memiliki karakter khusus, demikian halnya dengan bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki kekayaan dalam kosa katanya, terlihat dalam kategori kata yang terdiri dari ism (nomina), Fi‟il (verba), dan Harf (partikel).

Dalam bahasa Arab dikenal dengan gender feminim (mu‟annas) dan maskulin (muzakkar) yang mempunyai bentuk yang berbeda untuk kata benda, kata sifat, kata kerja. (Muskar, 2016: 4-5).

Bahasa Arab ialah bahasa yang pada asalnya dituturkan oleh bangsa arab dan merupakan bahasa Al-Qur‟an. Selain itu, bahasa Arab digunakan juga sebagai bahasa agama, budaya, dan ilmu pengetahuan. Sebagai bahasa agama dan budaya, Dapat dilihat dari digunakannya bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci (al- quran), Bahasa Ritual (peribadatan; seperti Adzan, salat, dan doa), bahasa budaya keislaman dan bahasa Keilmuan. (Jurnal Humaniora Vol 26,236:2014).

Bahasa Arab kini menjadi alat komunikasi bagi sekitar seratus juta orang.

Pada abad pertengahan, selama ratusan tahun bahasa arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan, Budaya, Dan pemikiran progresif diseluruh wilayah dunia yang

(22)

beradab. Antara abad ke-9 dan ke-12, semakin banyak karya filsafat, kedokteran, sejarah, agama, astronomi, dan geografi ditulis dalam bahasa arab dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain. Bahkan hingga kini bahasa-bahasa Eropa Barat masih memperlihatkan adanya pengaruh bahasa arab dalam berbagai kata serapannya. Disamping aksara latin, alphabet Arab merupakan system yang paling banyak dipakai diseluruh dunia. Semua alfabet tersebut digunakan dalam bahasa Persia, Afghanistan, Urdu, sejumlah bahasa Turki, Berber, dan Melayu. (Hitti, 2014: 6).

Menurut para ahli bahasa Arab adalah Bahasa dan Huruf yang digunakan oleh sekelompok orang dalam rumpun tertentu yang menyebabkan adanya perbedaan ucapan bahkan bacaan antara satu dengan yang lainnya. Bahasa Arab adalah Rumpun bahasa Samiah yang mempunyai berbagai macam dialek yang menyebabkan perbedaan dalam membaca dan berbicara. Dari segi penggunaanya, bahasa Arab dapat dibagi menjadi dua; Bahasa Arab Fusha dan Bahasa Arab

‘Amiyyah. Bahasa Arab Fusha adalah bahasa arab fasih atau bahasa arab resmi yang digunakan pada acara-acara maupun pidato resmi. Sedangkan bahasa Arab

‘Amiyyah adalah bahasa sehari-hari yang digunakan disetiap Negara Arab, Atau lebih dikenal dengan bahasa pasar (Tahir, 2008: 84).

Kaidah yang di pelajari dalam bahasa arab yaitu : Sintaksis (Nahwu) dan Morfologi (Sharaf). Sintaksis (Nahwu) menurut istilah ialah ilmu tentang kaidah- kaidah yang dapat diketahui dengannya hukum-hukum akhir kata-kata bahasa arab dalam keadaan tersusun(berbentuk kalimat), baik dari segi I‟rab dan bina‟nya dan yang berkenaan dengan hal tersebut. Morfologi (Sharaf) menurut istilah ialah suatu ilmu untuk merubah huruf asal sebuah kata, kepada bentuk-bentuk yang bermacam-macam untuk mendapatkan makna yang diinginkan yang tidak mungkin bisa tercapai kecuali dengan perubahan tersebut (Fauzan, 2015:1).

Pada penelitian ini peneliti mengkaji an-nida’ didalam suatu kalimat, Peneliti melihat bahwa belum banyak yang mengkaji an-nida’ didalam Al- Qur‟an. Peneliti Memilih surah Al-a‟raf untuk dianalisis, dan setelah dianalisis, terdapat 18 An-nida’ pada surah Al- a‟raf.

(23)

Definisi An-nida’ dalam (Ghulayaini, 2018: 578) adalah:

أ( : ٜٕٗ ,خؼجع اذْىا فشدأ -

ٛأ - بٝ

- آ - بٝأ - بٕٞ

- ) اٗ

/Aḥrufu An-nidā’ sab’atun, wa hiya: a- ai- yā- ā- ayā- hayā- wā/‘Huruf nida’ ada tujuh, yaitu : ) أ-اْٛ-اٚأ- آ-اٚ-٘أ-أ(’

( ف

ٛأ ,

ٗ ( ٗ .تٝشقىا ٙءبَْيى : )أ بٝأ

ٗ , بٕٞ

ٗ , آ ًبجٝشق ٙدبٍْ ونى )بٝ( ٗ .ذٞؼجىا ٙدبَْيى : )

.ٔٞيػ غجفزَىا ةٗذَْىا بٖث ٛدبْٝ ٜزىا ٜٕٗ ,خثذْيى )اٗ( ٗ .ًبطع٘زٍ ٗأ ,اًذٞؼث ٗأ ,ُبم

/Fa (ai, wa a) lilmunādā Al qarībi. wa (ayā, wa hayā, wa ā) lilmunādā al ba’īdi.

Wa (yā) likulli munādā qarībān kāna, au ba’īdān, au mutawasiṭan. Wa (wā) lilnudbati, wa hiya al latī yunādī bihā al mandūbu lmutafajja’a ‘alaihi. / „Apabila huruf (

أ ٗ , ٛأ

) digunakan untuk munada dekat, dan (

آ ٗ , بإٞ ٗ , بٝأ

) digunakan untuk munada yang jauh. Dan (

باٝ

) untuk semua munada baik secara dekat maupun jauh atau sedang. Dan (

اٗ

) nudbah, yaitu untuk panggilan terhadap mandub atau pihak yang dikeluhkan atasnya‟.

An-nida‟ (kata pemanggil) yaitu kata-kata yang biasanya digunakan sebagai perangkat atau kata pena untuk menyapa, menegur atau menyebut orang yang diajak bicara, baik orang yang diajak bicara berada dekat, sedang atau jauh sekalipun. Huruf untuk memanggil ada tujuh huruf dan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan wahai, hai, ya, dan yang semakna dengan kata tersebut. (Huda, 2019: 15-16). Berbicara tentang An-nida’, An-nida’ mempunyai pasangan yaitu munada.

Definisi munada dalam (Ghulayaini, 2018: 578) adalah sebagai berikut :

ٛدبَْىا :

فشد ذؼث غقٗ ٌعا ءاذْىا فشدأ ٍِ

.

/Al- munāda ismu waqa’a ba’da ḥarfin min ‘aḥrufi l nidā’/ ‘Munada adalah ism yang muncul atau hadir setelah huruf nida‟. Dari definisi tersebut dapat kita ketahui apa yang dimaksud dengan munada, yaitu ism yang muncul setelah huruf nida‟ atau salah satu saudaranya.

Munada‟ bermaksud kata seru yang berada selepas (

ءاذْىا حادأ

) /adat al- nida’/ ialah:

( او - يه - يأ - آ - ي - يأ أ- )

/a- ai- yā- ā- ayā- hayā- wā/ (Ghulayaini

(24)

2018: 578). Munada‟ adalah ism yang terletak setelah alat(huruf) dari alat-alat nida‟ (huruf-huruf untuk memanggil). Munada‟ ada dua macam : Manshub (dinashabkan) dan Mabni (tetap). Munada dinashabkan apabila menjadi Mudhaf, syibhul mudhaf dan Nakirah ghairu maqsudah. Munada dimabnikan atas rafa‟

apabila ism „alam (nama orang) atau nakirah maqsudah (Fauzan, 2015:79).

Perbedaan diantara nakirah maqsudah dan ghairu maqsudah : - Naqirah maqsudah : panggilan untuk individu tertentu :

تىبغ بٝ /yā ṭā libu/ „pelajar tertentu‟

- Naqirah ghairu maqsudah : tidak dituju kepada individu tertentu (umum) : ًبجىبغ بٝ /yā ṭā libā/ (bukan pelajar tertentu). (Ishak 2014:45).

Contoh pada ayat Al-qur‟an terdapat dalam surah Al-a‟raaf ayat 27 :

ٌْ ماَشَٝ َِّّٔا ۗ بََِِٖرآْ٘ َع بََ َِٖٝش ِٞى بََ َٖعبَجِى بََ َْْٖػ عِضَْْٝ ِخََّْجْىا ٍَِِ ٌْ نََْٝ٘ثَأ َطَشْخَأ بَََم ُبَطَّْٞشىا ٌ نََِّْْزْفَٝ َلَ ًََدآ َِْٜث ب َٝ

ِىَْٗأ َِِٞغبََّٞشىا بَْْيَؼَج بَِّّا ۗ ٌْ َّٖ َْٗشَر َلَ شَْٞد ٍِِْ ٔ يِٞجَقَٗ َ٘ ٕ َُ٘ ٍِْ ْئ ٝ َلَ َِِٝزَّيِى َءبَٞ

/Yā banī ādama lā yaftinannakumusy-syaiṭānu kamā akhraja abawaikum minal- jannati yanzi'u 'an-humā libāsahumā liyuriyahumā sau`ātihimā, innahụ yarākum huwa wa qabīluhụ min ḥaiṡu lā taraunahum, innā ja'alnasy-syayāṭīna auliyā`a lillażīna lā yu`minụn/ „Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang- orang yang tidak beriman‟.

Analisis (Q.S 7:27)

اَٚ

: ءادُنا فزح ُٙثي

ٗهع سنا ك

ٕ

ٌ .

َِْث

ٚ

: ي ٖداُي بٕصُ

َّلأ حيلاعٔ فاضي ثصَ

جردقي ححرف ّ ٗهع

ِزخآ .

ًََدآ :

رٔزجي ّٛنإ فاضي

َّلأ

ْٕ

ولاعنا ىسإ .

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn, Banī : munāda manṣūb li’annahu muḍāf wa ‘alāmatu fatḥati muqaddaratan ‘ala ākhirihi, Ādama: muḍāfun ilaih majrūr li’annahu huwa ism al-‘alamu / „

اي

adalah huruf nida’ mabni atas sukun

dan

ٚ اَِْث

adalah munada mansub karena mudaf dan alamatnya nasab fathah tidak

nampak pada akhirnya,

ًََدآ

mudaf ilaih majrur karena ia ism „alam‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah (ءادددُنا جادأ) adat al-nida’.

Seperti contoh di atas (ءاددُنا جادأ) adat al-nida’ yaitu: باٝ dan setelah huruf nida'

(25)

terdapat ٚاَِْث yaitu munada mudaf, dan ًََدآ adalah mudaf ilaih mansub karena ism

„alam.

Contoh pada ayat Al-qur’an terdapat dalam surah Al-a’raf ayat 158 :

َُْٕ َلِّإ َََّٰنِإ َلّ ۖ ِض أرَ ألأأَ ِخأَاًََسنا ُكأهُي َُّن ِ٘ذَنا اًعًَِٛج أىُكأَٛنِإ َِاللّ ُلُٕسَر َِِّٙإ ُساَُنا آََُّٚأ اَٚ أمُق

ِٙٛ أحُٚ

ُدًَُِٛٚٔ

إُُِيآَف ۖ َِللّاِت ِِّنُٕسَرَٔ

ِِّٙثَُنا ِِّّٙيُ ألأا

ِ٘ذَنا ٍُِي أؤُٚ

َِللّاِت ِِّذاًَِهَكَٔ

ُُِٕعِثَذأَ

أىُكَهَعَن ٌَُٔدَرأَٓذ

/Qul yā ayyuhan-nāsu innī rasụlullāhi ilaikum jamī'anillażī lahụ mulkus-samāwāti wal-arḍ, lā ilāha illā huwa yuḥyī wa yumītu fa āminụ billāhi wa rasụlihin- nabiyyil-ummiyyillażī yu`minu billāhi wa kalimātihī wattabi'ụhu la'allakum tahtadụn/ „Katakanlah: Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab- Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk‟.

Analisis Q.S 7:158

اَٚ

: ءادُنا فزح

ٗهع ُٙثي سنا

ك

ٕ

ٌ

٘أ : ءادُنا فزح

ٗهع ُٙثي ىضنا

اْ

: زج محي ٙف َّلأ ٌٕكسنا ٗهع ُٙثي زًٛض

ُساَُنا :

ٖداُي جَدُٕصأقًَأنَا ُجَزِكَُنا

ٔ ض حيلاع

ً جزْاظ ح

ٙف آ

ِزخ .

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn, Ai: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā lḍammi. Hā: ḍamīr mabniyyun ‘alā s sukūn li’annahu fī maḥalli jar, An nāsu: al munāda n-nakiratu al-maqṣūdatu wa ‘alāmatu ḍammati ḍāhirati fī ākhirihi/

اي

adalah huruf nida mabni atas sukun dan

َٛأ

adalah huruf nida mabni atas dhammah, ادْ adalah dhamir, ُسادَُنا adalah munada nakirah maqsudah alamatnya dhammah di akhir kalimat‟.

Pada struktur kalimat, Pada dasarnya munada terletak setelah

( ءادددُنا جادأ )

adat al-nida. Seperti contoh di atas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

اي

dan

َٛأ

setelah huruf nida‟ terdapat ادْ yakni dhamir, dan ُسادَُنا yaitu munada nakirah maqsudah

.

Contoh pada ayat Al-qur‟an terdapat dalam surah Al-a‟raf ayat 77:

َِِٞيااَع ْش َْىا َِااٍِ َذااْْ م ُِْا بَّ ذااِؼَر بااََِث بااَِْزْئا خِىبااَص بااَٝ ا٘ ىبااَقَٗ ٌْااِٖاثَس ِشااٍَْأ ِْااَػ اْ٘ااَزَػَٗ َخااَقبَّْىا اٗ شااَقَؼَف

/Fa 'aqarun-nāqata wa 'atau 'an amri rabbihim wa qālụ yā ṣāliḥu`tinā bimā ta'idunā ing kunta minal-mursalīn/ „Kemudian mereka sembelih unta betina itu,

(26)

dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)‟.

اَٚ

: ءادُنا فزح نا ٗهع ُٙثي

ٌٕكس , لّ

ٓن محي

ٍي ا بازعلإا

ُحِناَص :

َّلأ ىضنا ٗهع ُٙثي ٖداُي دزفًنا

ىَهَعأنَا ةصَ محي ٙف .

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn, lā maḥalla lahā min al i’rābi. Ādamu:

munāda mabniyyun ‘alā lḍammi li’annahu Al- mufrad Al-‘alamu fī maḥalli nasbi/

اي

adalah huruf nida‟ mabni atas sukun dan ُوَدآ adalah munada mabni atas sukun pada tempat nashab‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah

( اددُنا جادأ ء )

adat al-nida’, Seperti contoh di atas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

باٝ

dan setelah huruf nida‟

terdapat ُحِناَص yaitu munada mufrad alam.

Contoh pada ayat Al-qur‟an terdapat dalam surah Al-baqarah ayat 33:

بٍَ ٌَيْػَأ َٗ ِضْسَ ْلْاَٗ ِداَٗبَََّغىا َتَْٞغ ٌَيْػَأ ٜاِّا ٌْ نَى ْو قَأ ٌَْىَأ َهبَق ٌِِْٖئبََْعَؤِث ٌْ َٕؤَجَّْأ بَََّيَف ۖ ٌِِْٖئبََْعَؤِث ٌْ ْٖئِجَّْأ ُوَدآ اَٚ َهبَق َُ٘ َ زْنَر ٌْ زْْ م بٍََٗ َُٗ ذْج ر /Qāla yā ādamu ambi`hum bi`asmā`ihim, fa lammā amba`ahum bi`asmā`ihim qāla a lam aqul lakum innī a'lamu gaibas-samāwāti wal-arḍi wa a'lamu mā tubdụna wa mā kuntum taktumụn/ „Allah berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?

اَٚ

: ءادُنا فزح نا ٗهع ُٙثي

ٌٕكس , لّ

ٓن محي

ٍي ا بازعلإا

ُوَدآ :

َّلأ ىضنا ٗهع ُٙثي ٖداُي نا

ىَهَعأنَادزفً

ةصَ محي ٙف .

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn, lā maḥalla lahā min al i’rābi. Ādamu:

munāda mabniyyun ‘alā lḍammi li’annahu Al- mufrad Al-‘alamu fī maḥalli nasbi/

اي

adalah huruf nida‟ mabni atas sukun dan ُوَدآ adalah munada mabni atas sukun pada tempat nashab‟.

(27)

Dalam struktur kalimat, munada terletak setelah

(ءاددُنا جادأ)

adat al-nida’, Seperti contoh di atas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

باٝ

dan setelah huruf nida terdapat ُوَدآ yaitu munada mufrad alam.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Berapakah jumlah An-nida’ didalam Al-Qur‟an surah Al-A‟raf?

2. Apa saja huruf An-nida’ dan jenis munada yang terdapat dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf?

3. Huruf An-nida’ dan jenis munada apa yang dominan dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf?

4. Bagaimana I‟rab An-nida’ dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai didalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui jumlah An-nida’ yang terdapat dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf.

2. Untuk mendeskripsikan huruf An-nida’ dan jenis munada dalam Al- Qur‟an Surah Al-A‟raf.

3. Untuk mengetahui An-nida’ dan jenis munadayang dominan dalam Al- Qur‟an Surah Al-A‟raf.

4. Untuk mengetahui I‟rab An-nida’ dalam Al-Qur‟an Surah Al-A‟raf.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian An-nida’ yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

(28)

1. Secara teoristis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan penambahan wawasan ilmu pengetahuan tentang penelitian bahasa dan perkembangan ilmu kebahasaan khususnya mengenai An-nida’.

2. Agar menjadi sebuah acuan referensi peneliti kedepannya pada penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.

3. Secara praktis, dapat menjadi penunjang untuk pembelajaran materi nahwu (sintaksis) khususnya tentang pembahasan An-nida’.

4. Menambah wawasan bagi kaum muslimin, betapa indahnya bahasa Al- Qur‟an salah satunya melalui An-nida’.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). (Djajasudarma, 2006: 4).

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (library research). Penelitian Kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan kata-kata atau kalimat dari individu, buku, dan sumber lain.

(Martono: 21). Metodelogi penelitian kualitatif cenderung menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Sunendar, 2017: 17).

Adapun penelitian kepustakaan yaitu kegiatan melakukan kajian dan analisis terhadap bahan-bahan yang bersumber dari kepustakaan (buku, laporan hasil penelitian, laporan hasil pengabdian, catatan manuskrip dan sebagainya).

(Ibrahim, 2018: 37). Analisis deskriptif yaitu gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah itu sendiri. (Djajasudarma, 2006: 16). Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. (Sanjaya: 59). Peneliti menggunakan penelitian deskriptif data yang dikumpulkam bukanlah angka-angka, dapat berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. (Djajasudarma, 2006: 16).

(29)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Ghulayaini (2018).

Sumber data dalam penelitian diambil dari Al-Qur‟an Al-Karim. sedangkan data sekunder diambil dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

Salah satu literatur yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah aplikasi Quranirab yang mencari contoh-contoh an-nida pada Al-Qur‟an. Sistem penulisan dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi Arab-Latin yang merupakan SKB Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/u/1987, tertanggal 22 Januari 1988.

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:

a. Mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan dengan pembahasan penelitian, yaitu An-nida‟.

b. Mengidentifikasi An-nida‟ pada ayat Al-qur‟an surah Al-A‟raf.

c. Data-data yang telah diperoleh dipelajari dan diklasifikasikan kemudian dianalisis.

d. Setelah diklasifikasikan dan dianalisis, maka selanjutnya penelitian tersebut disusun menjadi karya ilmiah.

(30)

BAB 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Kajian Terdahulu

Penelitian mengenai nida’ sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Islahul Mufid (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017) Tentang “Nida’ dan makna-maknanya dalam surat al maidah)” Peneliti membahas mengenai ilmu ma‟ani yaitu Nida’dan maknanya. Masalah yang dikemukakan dalam rumusan masalah ini meliputi dua hal yaitu apa macam-macam bentuk nida‟ dan apa makna-makna nida‟ dalam surat al ma‟idah. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif serta pengumpulan data dengan menggunakan library research, Teori yang dipakai adalah teori Hamid (1996). kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui macam- macam bentuk nida‟ dan makna-maknanya dalam surat Al- ma‟idah. Dari kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa kalimat yang mengandung bentuk dan maknanya nida‟ dalam surat al maidah terdapat 35 ayat yaitu: ighra‟ 11, zajru 14, ikhtishos littafakhur 2, tahsir watauji‟ 2, istighotsah 3, ta‟asuf 1, nudbah 1, tadzakkur 1.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Islahul Mufid dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti tentang an- nida dan sama-sama melakukan penelitian di bidang bahasa Arab. Perbedaan penelitian Islahul Mufid dengan yang dilakukan peneliti terletak pada objek yang diteliti dan teori yang dipakai Hamid (1996). Islahul Mufid meneliti tentang an- nida’ dalam dalam surat al maidah, sedangkan peneliti meneliti an-nida’ pada surah Al-a‟raf, teori yang dipakai adalah teori sedangkan peneliti memakai teori

Penelitian mengenai munada’ pernah diteliti oleh Tuti Nila Amalia (Universitas Negeri Semarang, 2013) Tentang “Al-Munada dalam Al-Quran Surat Ali- Imran, An-Nisa’ dan Al-Maidah (Studi Analisis Sintaksis)” Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan desain penelitian

(31)

library research. Data dalam penelitian ini adalah munada dalam Al-Quran Surat Ali Imran, An-Nisa dan Al-Maidah. Sumber data dalam penelitian ini adalah Al- Quran Surat Ali Imran, An-Nisa‟ dan Al-Maidah. Teori yang dipakai adalah teori Imam Jalaluddin Abdurrahman (1999), Penelitian ini membahas tentang munada yang terdapat dalamAl-Quran surat Ali- Imran, An-Nisa dan Al-Maidah. Peneliti menemukan 85 munada pada ke-3 surat tersebut. Adapun jenis munada yang ditemukan berupa: 7 Munada Mufrad Alam, 26 Munada Mudhaf, 9 Munada yang di-mudhaf-kan kepada Ya‟ Mutakallim, 39 Munada Al-Muchalla Bi Al, 3 Munada Na‟at Man‟ut dan 1 Munada Tamanni.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Tuti Nila Amalia dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti tentang sintaksis dan sama-sama melakukan penelitian di bidang bahasa Arab. Perbedaan penelitian Tuti Nila Amalia dengan yang dilakukan peneliti terletak pada objek yang diteliti. Tuti Nila Amalia meneliti tentang munada dalam dalam dalam Al- Quran Surat Ali Imran, An-Nisa dan Al-Maidah, sedangkan peneliti meneliti an- nida’ pada surah Al-a‟raf.

Penelitian mengenai Munada‟ juga sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Haikal Shomadani (Universitas Negeri Malang, 2014). Tentang Al-Munada fi Surah Al-Maidah Diraasah Nahwiya Balaghiyah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran, yakni perpaduan antara metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data dalam penelitian ini adalah ayat-ayat surat al-Maidah yang mengandung Nida‟, macam-macam Munada dan hukumnya yang ada dalam surat al-Maidah, dan tujuan Nida‟ beserta maknanya dalam surat Al-Maidah.

Hasil penelitian ini adalah (1) Ayat-ayat surat al-Maidah yang mengandung Nida‟ ada 37 ayat, yang dapat diklasifikasikan dari segi bentuknya menjadi 12 bentuk, yaitu: Yaiyyuhal Ladzina Amanu, Ya Ahlal Kitab, Ya Isa ibnu Maryam, Yaiyyuhar Rosul, Ya Musa, Robbana, Ya Qoumi, Robbi, Yalaita, Ya Ulil Albab, Ya Bani Isro‟il, Allahumma. (2) Macam-macam Munada dalam surat al-Maidah terdapat 5 macam yaitu Munada Mufrad Alam, Munada Mudaf, Munada Mudaf pada ya‟ Mutakallim, Munada al-Mahalla bi-Al, dan Munada

(32)

Na‟at Man‟ut. Adapun hukum-hukumnya ada dua, yaitu manshub dan marfu‟ (3) tujuan Nida ada 2 yaitu Nida‟ untuk dekat dan Nida‟ untuk jauh.

Berdasarkan pada Munada yang ditemukan dalam surat al-Maidah ada 32 ayat hukum Nida‟ untuk dekat dan 2 ayat hukum Nida‟ untuk jauh, akan tetapi ada 4 ayat Nida‟ yang keluar dari fungsi asalnya yaitu memiliki makna untuk merendahkan dan meminta pertolongan.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Haikal Shomadani dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti tentang sintaksis dan sama-sama melakukan penelitian di bidang bahasa Arab. Perbedaan penelitian Haikal Shomadani dengan yang dilakukan peneliti terletak pada objek yang diteliti. Haikal Shomadani meneliti tentang munada dalam dalam dalam Surah Al-Maidah Diraasah Nahwiya Balaghiyah, sedangkan peneliti meneliti an- nida‟ pada surah Al-a‟raf.

Tabel 2.1 Analisis persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti

N o

Nama Peneliti

Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan Metode Teori 1. Islahul

Mufid

Nida’ dan makna- maknanya dalam surat al maidah

sama-sama meneliti tentang an- nida’ dan sama-sama melakukan penelitian di bidang bahasa Arab.

Islahul Mufid meneliti tentang An-nida‟ dalam surah al-maidah, sedangkan peneliti memilih meneliti an-nida‟

pada surah al- a‟raf.

Metode analisis deskriptif kualitatif.

Hamid (1996)

(33)

2. Tuti Nila Amalia

Al-Munada dalam Al- Quran Surat Ali- Imran, An- Nisa’ dan Al-Maidah (Studi Analisis Sintaksis)

Sama-sama meneliti tentang sintaksis dan sama- sama melakukan penelitian di bidang bahasa Arab.

Tuti Nila Amalia meneliti tentang munada dalam dalam dalam Al- Quran Surat Ali Imran, An-Nisa dan Al-Maidah, sedangkan peneliti meneliti an-nida’ pada surah Al-a‟raf.

deskriptif kualitatif.

Imam Jalalud din Abdurr ahman (1999)

3. Haikal Shomad ani

Al-Munada fi Surah Al- Maidah Diraasah Nahwiya Balaghiyah.

Sama-sama meneliti tentang sintaksis dan sama- sama melakukan penelitian di bidang bahasa Arab.

Haikal Shomadani meneliti tentang munada dalam dalam dalam Surah Al-Maidah Diraasah

Nahwiya Balaghiyah, sedangkan

peneliti meneliti an-nida pada surah Al-a‟raf.

Metode campuran yaitu perpaduan antara metode analisis deskriptif kualitatif dan

kuantitatif.

2.2 Landasan teori 2.2.1 Pengertian An-nida’

Definisi An-nida dalam (Ghulayaini, 2018: 578) adalah:

(34)

اذْىا فشدأ ء

أ( : ٜٕٗ ,خؼجع -

ٛأ - بٝ

- آ - بٝأ - بٕٞ

- ) اٗ

/

Aḥrufu An-nidā

sab’atun, wa hiya: a- ai- yā- ā- ayā- hayā- wā

/

‘Huruf nida’

ada tujuh, yaitu : ) أ-اْٛ-اٚأ- آ-اٚ-٘أ-أ(‟.

( ف

ٛأ ,

ٗ ( ٗ .تٝشقىا ٙءبَْيى : )أ بٝأ

ٗ , بٕٞ

ٗ , آ ًبجٝشق ٙدبٍْ ونى )بٝ( ٗ .ذٞؼجىا ٙدبَْيى : )

ذَْىا بٖث ٛدبْٝ ٜزىا ٜٕٗ ,خثذْيى )اٗ( ٗ .ًبطع٘زٍ ٗأ ,اًذٞؼث ٗأ ,ُبم .ٔٞيػ غجفزَىا ةٗ

/Fa (ai, wa a) lilmunādā Al qarībi. wa (ayā, wa hayā, wa ā) lilmunādā al ba’īdi.

Wa (yā) likulli munādā qarībān kāna, au ba’īdān, au mutawasiṭan. Wa (wā) lilnudbati, wa hiya al latī yunādī bihā al mandūbu lmutafajja’a ‘alaihi/ „Apabila huruf (

أ ٗ , ٛأ

) digunakan untuk munada dekat, dan (

آ ٗ , بإٞ ٗ , بٝأ

) digunakan untuk munada yang jauh. Dan (

باٝ

) untuk semua munada baik secara dekat maupun jauh atau sedang. Dan (

اٗ

) nudbah, yaitu untuk panggilan terhadap mandub atau pihak yang dikeluhkan atasnya‟.

An-nida’ (kata pemanggil) yaitu kata-kata yang biasanya digunakan sebagai perangkat atau kata pena untuk menyapa, menegur atau menyebut orang yang diajak bicara, baik orang yang diajak bicara berada dekat, sedang atau jauh sekalipun. Huruf untuk memanggil ada tujuh huruf dan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan wahai, hai, ya, dan yang semakna dengan kata tersebut. (Huda, 2019: 15-16).

(ءاذاْىا حادأ

) adat al-nida’ ialah:

(

ا

ٗ - بإٞ - باٝأ - آ - باٝ - ٛأ أ-

) /a- ay- yā- ā- ayā- hayā- wā/ (Ghulayaini, 2018: 578). Huruf-huruf nida berada sebelum munada (ism yang dipanggil).

Menurut (Mutarjim, 2015) Ada 3 bentuk nida‟ yang berkaitan dengan an-nida’

yaitu;

a. Nida‟ ta‟ajjub adalah salah satu bentuk dari bentuk-bentuk ta‟ajjub (kagum) dengan cara nida‟.

b. Mandub adalah pihak yang dikeluhkan. Uslub nida‟ terdiri dari huruf nida‟ (

أَ

)

dan munada mandub dan akhirnya alif dan ha‟.

c. Tarkhim, yaitu menghapus akhir kata dalam nida‟. Isim-isim yang boleh ditarkhim adalah:

(35)

 Semua isim muannats yang akhirnya ta‟ ta‟nits.

 Nama-nama yang terdiri dari empat huruf atau lebih.

2.2.2 Pengertian Munada

ٛدبَْىا :

فشد ذؼث غقٗ ٌعا ءاذْىا فشدأ ٍِ

.

/Al- munāda ismu waqa’a ba’da ḥarfin min ‘aḥrufi l nidā’i/ ‘Munada adalah ism yang muncul atau hadir setelah huruf nida‟. Dari definisi di atas dapat kita ketahui apa yang dimaksud dengan munada, yaitu ism yang muncul setelah huruf nida (huruf munada) atau salah satu saudaranya.

Munada‟ bermaksud kata seru yang berada selepas (ءاذاْىا حادأ) adat al-nida’

ialah: (أ-ادْٛ-ادٚأ- آ-اٚ-٘أ-أ)/a- ai- yā- ā- ayā- hayā- wā/ (Ghulayaini, 2018: 578).

Munada‟ adalah ism yang terletak setelah alat (huruf) dari alat-alat nida‟ (huruf- huruf untuk memanggil). Munada‟ ada dua macam : Manshub (dinashabkan) dan Mabni (tetap). Munada dinashabkan apabila menjadi Mudhaf atau Menyerupai mudhaf dan Nakirah ghairu maqsudah. Munada dimabnikan atas rafa‟ apabila ism

„alam (nama orang) atau nakirah maqsudah (Fauzan, 2015:79).

Perbedaan di antara nakirah maqsudah dan ghairu maqsudah : - Naqirah maqsudah : panggilan untuk individu tertentu :

تىبغ بٝ (pelajar tertentu)

- Naqirah ghairu maqsudah : tidak dituju kepada individu tertentu (umum) : ًبجىبغ بٝ (bukan pelajar tertentu). (Ishak 2014:45).

Ghulayaini (2018: 579) Munada ada lima bagian, yaitu :

1.

ٌَيَؼْىَا دشفَىا

/Al- mufrad Al-‘alamu/ „Dipanggil dengan Nama tunggal‟

Munada Mufrad „Alam adalah seseorang yang di panggil dengan menyebutkan namanya, seperti contoh : ( ذاٝصبٝ , ذاَداباٝ). Biasanya munada seperti ini, ber-i'rab rafa'(atau berharkat Dhammah serta tidak bertanwin) pada isim Munadanya. Untuk memahami tentang Munada Mufrad Alam, coba kita perhatikan contoh ini : ( ذاَدا ). Adapun (باٝ) adalah Huruf Nida atau huruf untuk باٝ

memanggil. Sedangkan lafadz ( ذاَدا) adalah Munada Mufrad Alam, atau seseorang yang dipangil dengan disebut namanya. Dan jangan lupa, perhatikan lafadz

(36)

munada Mufrad Alamnya yaitu lafadz ( ذاَدا) ia berharkat dhammah yang tidak bertanwin.

Contoh dalam Al- Qur‟an Surah Al-a‟raf Ayat 19 :

ََِِِٞىبَّظىا ٍَِِ بَّ٘ نَزَف َحَشَجَّشىا ِِٓزََٰٕ بَثَشْقَر َلَ َٗ بََ زْئِش شَْٞد ٍِِْ َلا نَف َخََّْجْىا َل جَْٗصَٗ َذَّْأ ِْ نْعا ُوَدآ اَٚ َٗ

/Wa yā ādamuskun anta wa zaujukal-jannata fa kulā min ḥaiṡu syi`tumā wa lā taqrabā hāżihisy-syajarata fa takụnā minaẓ-ẓālimīn/ „(Dan Allah berfirman): Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim‟.

Analisis (Q.S 7:19)

اَٚ

: ءادُنا فزح نا ٗهع ُٙثي

ٌٕكس , لّ

ٓن محي

ٍي ا بازعلإا

ُوَدآ :

َّلأ ىضنا ٗهع ُٙثي ٖداُي دزفًنا

ىَهَعأنَا ةصَ محي ٙف .

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn, lā maḥalla lahā min al i’rābi. Ādamu:

munāda mabniyyun ‘alā lḍammi li’annahu Al- mufrad Al-‘alamu fī maḥalli nasbi/

اي

adalah huruf nida mabni atas sukun dan ُوَدآ adalah munada mabni atas sukun pada tempat nashab‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah

(ءاددُنا جادأ)

adat al-nida’, Seperti contoh diatas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

باٝ

dan setelah huruf nida terdapat ُوَدآ yaitu munada mufrad alam.

2.

ح َد٘اا صْقََْىَا حَشااِنَّْىاَٗ

/wa n-nakiratu al-maqṣūdatu/ „Dipanggil dengan isim nakirah dengan tujuan‟

Munada Nakirah Maqshudah ialah Munada yang yang di gunakan untuk menganggil seseorang secara umum disertai dengan maksud memanggilnya.

Seperti contoh : ( وا جَسباََٝٗ) artinya: Wahai Laki-laki . sedangkan I'rab nya adalah Rafa' (atau berharkat dhammah dan tidak bertanwin).jika kita perhatikan, ada perbedaan antara Munada Mufrad Alam dengan Munada Nakirah maqshudah, yaitu dari sisi maknanya, jika munada Mufrad Alam bermakna Khusus, sedangkan

(37)

Munada Nakirah Maqshudah bermakna umum. akan tetapi ada persamaan pada I'rabnya yaitu BerI'rab Rafa' (atau berharkat Dhammah dan tidak bertanwin).

Contoh dalam Al- Qur‟an Surah Al-baqarah ayat 168 :

ِِٞج ٍ ٗ ذَػ ٌْ نَى َِّّٔا ۚ ُِبَطَّْٞشىا ِداَ٘ ط خ ا٘ ؼِجَّزَر َلََٗ بًجاَٞغ ًلَ َلاَد ِضْسَ ْلْا ِٜف بٍََِّ ا٘ ي م طبَّْىا بَٖ َٝأ بَٝ

/Yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw wa lā tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn/ „Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu‟.

Analisis (Q.S 2:158) :

اَٚ

: ءادُنا فزح نا ٗهع ُٙثي

ٌٕكس , لّ

ٓن محي ا

ٍي بازعلإا

ُساَُنا :

َّلأ ىضنا ٗهع ُٙثي ٖداُي دزفًنا

ىَهَعأنَا ةصَ محي ٙف .

/Yā: ḥarfun nidā’i mabniyyun ‘alā s sukūn, lā maḥalla lahā min al i’rābi. Ādamu:

munāda mabniyyun ‘alā lḍammi li’annahu Al- mufrad Al-‘alamu min maḥalli nasbi/ „

اي

adalah huruf nida mabni atas sukun dan ُوَدآ adalah munada mabni atas sukun pada tempat nashab‟.

Pada struktur kalimat, munada terletak setelah

(ءاددُنا جادأ)

adat al-nida’, Seperti contoh diatas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

باٝ

dan setelah huruf nida terdapat ُوَدآ yaitu munada mufrad alam.

3.

ِحَد٘ا صْقََْىَا شاَْٞغ حَشاِنَّْىاَٗ

/ wa n-nakiratu ghayru al-maqṣūdatu/ „Dipanggil dengan nakirah tanpa tujuan‟

Munada Nakirah Ghairu Maqshudah ialah Munada yang digunakan untuk memanggil seseorang secara umum tanpa disertai maksud memanggilnya. Seperti contoh ucapan orang yang buta :

( ٙذِٞث ز خ ًلاجَسبٝ

) Artinya : Wahai laki laki pegang tanganku. Sedangkan I'rab munada Nakirah Ghair Maqsudah adalah Nasab (atau berharkat fathah yang bertanwin). Jika kita perhatikan pada munada ini, ada perbedaan dengan munada Nakirah maqshudah, yaitu pada harkatnya. sedangkan Munada Nakirah Maksudahadalah berharkat Dammah Tanpa tanwin(atau disebut

(38)

I'rab rafa), sedangkan Munada Nakirah Ghair Maqshudah adalah berharkat Fathah dan bertanwin (atau disebut I'rab Nashab).

4.

فب َع َْىاَٗ

/wa al-muḍāfu/ „panggilan dengan menggunakan Mudhaf‟

Munada Mudhaf adalah Munada yang isimnya terdiri dari Mudhaf dan Mudhaf ilahi , seperti contoh : ( ِلَذاجػبٝ). Atinya : "wahai Abdullah. Sedangkan I'rabnya adalah Nashab (atau brrharkat Fathah yang tidak bertanwin) pada isim Munadanya. Untuk lebih jelas memahami tentang Munada Mufrad Mudhaf, coba kita perhatikan contoh ini : ( ِلَذاجػبٝ). Adapun (باٝ) adalah Huruf Nida atau huruf yang digunakan untuk memanggil. Sedangkan lafadz ( ِلَذااجػ) adalah Munada Mudhaf, atau Munada yang mengandung Mudhaf dan mudhaf ilahi. yaitu lafadz ( َذجػ) sebagai Mudhaf, sedangkan lapadz ( ِل) sebagai Mudhaf ilaihi. lafadz munada Mudhaf yaitu pada lafadz (

ِلَذجػ

) ia berharkat Fathah yang tidak bertanwin.

Contoh dalam Al- Qur‟an Surah Al-an‟am 128 :

بَْ عْؼَث َغَزََْزْعا بََّْثَس ِظِّْ ْلْا ٍَِِ ٌْ ٕ إبَِٞىَْٗأ َهبَقَٗ ۖۚ ِظِّْ ْلْا ٍَِِ ٌْ رْشَضْنَزْعا ِذَق اِِجْىا َشَشْؼٍَ بَٝ بًؼََِٞج ٌْ ٕ ش شْذَٝ ًَََْ٘ٝٗ

طْؼَجِث بَْْغَيَثَٗ

بََْيَجَأ

ِٛزَّىا َذْيَّجَأ بََْى َهبَق ۚ سبَّْىا ٌْ ماَْ٘ضٍَ

َِِٝذِىبَخ بَِٖٞف َّلَِا بٍَ

َءبَش َّل َُِّا ۗۚ

َلَّثَس ٌِٞنَد ٌِٞيَػ

/Wa yauma yaḥsyuruhum jamī'ā, yā ma'syaral-jinni qadistakṡartum minal-ins, wa qāla auliyā`uhum minal-insi rabbanastamta'a ba'ḍunā biba'ḍiw wa balagnā ajalanallażī ajjalta lanā, qālan-nāru maṡwākum khālidīna fīhā illā mā syā`allāh, inna rabbaka ḥakīmun 'alīm/ „Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.‟

5.

ِفبَع َْىبِث ِٔٞجَّشىاَٗ

/ wa sy-syabīhu bi l-muḍāfu / „pangilan yang menyerupai mudhaf‟

(39)

Munada Tasybih Mudhaf adalah Munada yang isimnya menyerupai idhafah, seperti contoh : ( ًلاَجَجًباِؼىبغبٝ) Atinya : "wahai pendaki gunung. Sedangkan I'rabnya adalah Nashab (atau berharkat Fathah yang bertanwin). Adapun (باٝ) adalah Huruf Nida atau huruf yang digunakan untuk memanggil. Sedangkan lafadz ( ًلاَجَجًباِؼىبغ) adalah Munada Tasybih Mudhaf, atau Munada yang mengandung penyerupaan Mudhaf. yaitu lafadz ( ًلاَجَجًباِؼىبغ) sebagai Mudhaf, lafadz munada Tasybih Mudhaf, yaitu pada lafadz ( ًلاَجَجًبِؼىبغ) ia berharkat Fathah dan bertanwin.

Apabila ingin memanggil isim yang ada ( ها ) maka ada dua cara:

a. Kita datangkan sebelum munada lafadz

(باَٖ َٝأ )

untuk mudzakkar, lafadz

(باَٖز َٝأ)

untuk muannats. Kedua lafadz tersebut menjadi munada dan isim setelahnya yang ada لا) ) marfu‟ sebagai sifat.

b. Atau sebelum munada diberi isim isyarah yang sesuai. Isim isyarah menjadi munada dan isim yang diberi ( لا ) setelahnya marfu‟ sebagai sifat.

Dikecualikan dari yang telah lewat, lafadz jalalah ( ل ) , maka dapat di katakan:

للهؤَٝ

(Tanpa menyebutkan (

بَٖ َٝأ

) atau (

ا زٕ

) Kebanyakannya dalam menyeru nama Allah ta‟ala memakai )

ٌٖيىا (

dengan mentasydidkan mim sebagai ganti dari

huruf nida‟ (mutarjim: 2015).

2.2.3 I’rab Munada

Tidak semuanya i‟rab munada dalam bahasa arab dinashabkan, ada pula yang dirafa‟kan. Adapun peraturan i‟rab munada adalah sebagai berikut :

1. Di-mabnikan atas harakat dhammah tanpa menggunakan tanwin, yaitu pada munada mufrad alam dan nakirah maksudah.

2. Di-Nashabkan, yaitu pada munada nakirah ghair maksudah, mudhaf dan sibh mudhaf.

Al-qur‟an surah Al-Baqarah ayat 172 :

ٌَُٔدُثأعَذ ُِاَِٚإ أىُرأُُك أٌِإ َِ ِللّ أُزُكأشأَ أىُكاَُأقَسَر اَي ِخاَثَِّٛط أٍِي إُهُك إَُُيآ ٍَِٚذَنا آََُّٚأ اَٚ

(40)

/Yā ayyuhallażīna āmanụ kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurụ lillāhi ing kuntum iyyāhu ta'budụn/ „Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah‟.

اَٚ

: ءادُنا فزح حرفنا ٗهع ُٙثي

,

ٓن محي لّ

ا

ٍي بازعلإا

٘أ : نا ٗهع ُٙثي ٖداُي

ٌٕكس أنَا ُجَزِكَُناَّلأ

جَدُٕصأقًَ

ةصَ محي ٙف .

/Yā: ḥarfun nidā’I mabniyyun ‘alā lfatḥi, lā maḥalla lahā min al i’rābi. Ay:

munāda mabniyyun ‘alā lsukūn li’annahu n-nakiratu al-maqṣūdatu fī maḥalli nasab./ „

اي

adalah huruf nida mabni atas sukun dan

َٛأ

adalah munada mabni atas sukun pada tempat nashab‟.

Pada struktur kalimat, Pada dasarnya munada terletak setelah

( ءادددُنا جادأ )

adat al-nida. Seperti contoh diatas (

ءاددُنا جادأ

) adat al-nida’ yaitu:

اي

dan setelah huruf nida‟ terdapat

َٛأ

yaitu munada nakirah maqsudah

,

اْ yakni tambahan

.

Penelitian ini menggunakan teori Al-Ghulayyaini (2018), Mengambil konsep An-nida‟ untuk menguatkan data yang dipakai oleh peneliti. Selain teori Al- Ghulayyaini, Peneliti juga menggunakan teori Fauzan (2015) untuk menguatkan data peneliti. Peneliti memilih surah Al-a‟raf karena peluang untuk mendapatkan an-nida‟ lebih besar daripada surah surah yang lain.

(41)

BAB 3

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan tentang analisis An-nida dan munada yang terdapat dalam Al-Quran surat Al- a‟raf.

3.1 An-nida yang terdapat dalam Al-Quran surat Al- a’raf.

Penelitian ini membahas tentang An-nida yang terdapat dalam Al-Quran surat Al-a‟raf. Peneliti menemukan 18 An-nida pada surat tersebut, yaitu : Ayat 19, 26, 27, 31, 35, 59, 61, 65, 67, 73, 77, 79, 85, 93, 104, 115, 144, dan 158.

Ayat-ayat yang mengandung huruf An-nida pada surah Al-a‟raf, yaitu :

Ayat 19 :

ٍَِِ بَّ٘ نَزَف َحَشَجَّشىا ِِٓزََٰٕ بَثَشْقَر َلََٗ بََ زْئِش شَْٞد ٍِِْ َلا نَف َخََّْجْىا َل ج َْٗصَٗ َذَّْأ ِْ نْعا ًَدآ بَٝ َٗ

ََِِِٞىبَّظىا

/Wa yā ādamuskun anta wa zaujukal-jannata fa kulā min ḥaiṡu syi`tumā wa lā taqrabā hāżihisy-syajarata fa takụnā minaẓ-ẓālimīn/ „Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim‟.

Ayat 26

ِدبَٝآ ٍِِْ َلِى ََٰر شَْٞخ َلِى ََٰر ََْٰٙ٘قَّزىا طبَجِىَٗ ۖ بًشِٝسَٗ ٌْ نِرآَْ٘ع ِٛساَ٘ ٝ بًعبَجِى ٌْ نَْٞيَػ بَْْىَضَّْأ ْذَق ًََدآ َِْٜث بَٝ

َُٗ شَّمَّزَٝ ٌْ َّٖيَؼَى ِ َّل

/Yā banī ādama qad anzalnā 'alaikum libāsay yuwārī sau`ātikum warīsyā, wa libāsut-taqwā żālika khaīr, żālika min āyātillāhi la'allahum yażżakkarụn/ ‘Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat‟.

Gambar

Tabel 2.1 Analisis persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti

Referensi

Dokumen terkait

paling sedikit jumlah yang memungkinkan dari Bumi-bumi yang mengelilingi matahari-matahari yang besar yang kita sebut sebagai bintang-bintang yang tidak kurang 300

Selanjutnya pada tahap ketiga menjelaskan tentang balasan di sisi Allah bagi pelaku zina (QS.Al- Furqan Ayat 68). Pelaku zina di dalam Islam dibagi menjadi dua

ٍِ /man/ memiliki kedudukan sebagai mubtada karena kedudukannya berada di awal, kemudian fungsi isim syarat ٍِ /man/ tidak menjazamkan karena fi‟il syaratnya

Pada ayat 81, penutur Khidhir berkata kepada mitra tutur Musa “Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik

Dinamai Al-Baqarah karena didalamnya diceritakan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah SWT kepada Bani Israil (ayat 67-74), juga disebut juga

1. Para mufassir berpendapat bahwa kandungan surat Al-Israa‟ ayat 23-24 adalah Allah SWT memberi perintah kepada manusia supaya bertauhid dan beribadah kepadaNya

Karena dengan pengaturan jarak tanam yang sesuai dapat membantu tanaman kembang kol untuk memanfaatkan cahaya secara efisien yang dimana dapat diperoleh

Dan sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam kitab (al-Qur’an) bahwa apabila kamu mendengar ayat- ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan