• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama adalah pembuatan suplemen sabun kalsium, zink minyak ikan dan minyak jagung, zink organik (Zn-organik), tembaga organik (Cu-organik), kromium organik (Cr-(Cu-organik), selen organik (Se-organik) dan kedelai sangrai. Tahap kedua adalah pengujian suplememen dengan percobaan in vivo

pada domba. Tahap ketiga adalah aplikasi suplemen terbaik dengan percobaan in vivo pada sapi perah.

Percobaan in vivo pada domba dilakukan di Peternakan Domba Garut Lesan Putra Ciomas, Bogor dan percobaan in vivo pada sapi perah dilakukan di Peternakan Swadaya Sapi Perah Pondok Ranggon, Jakarta.

Pembuatan Suplemen

Sebelum membuat sabun kalsium atau sabun zink, bilangan penyabunan minyak yang digunakan ditentukan terlebih dahulu. Bilangan penyabunan digunakan untuk mengetahui KOH yang dibutuhkan untuk mengikat gugus karboksil dari asam lemak yang terdapat dalam minyak tersebut.

Bilangan penyabunan

Lima mililiter minyak dimasukkan ke dalam tabung erlenmyer 250 ml, kemudian ditambahkan 50 ml KOH 0.5 N. Erlenmeyer tersebut dihubungkan dengan refluks selama 30 menit sampai tidak ada lapisan minyak. Selanjutnya ditambahkan 1 ml fenolftalein dalam erlenmeyer kemudian dititrasi dengan HCl 0.5 N.

Bilangan Penyabunan = (Vb – Vs) x 0.02805 g/5 x BJ; Vb: volume titer blanko; Vs : volume titer sampel; Bj: berat jenis minyak.

Pembuatan sabun minyak ikan dan minyak jagung

Dua ratus gram minyak jagung atau minyak ikan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 1000 ml, kemudian ditambahkan 500 ml KOH alkohol dan

51

dipanaskan dengan menggunakan hot plate. Labu erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak hingga semua minyak larut. Setelah itu ditambahkan mineral CaCl2 atau ZnCl2 sampai jenuh, sehingga larutan tersebut mengendap. Endapan dipisahkan dan ditambahkan onggok sebagai carrier dengan perbandingan 1:1 dan siap dicampurkan ke dalam konsentrat.

Pembuatan mineral organik

Enam ratus gram singkong segar dicampurkan dengan 400 ml larutan mineral (Zn, Cu, Se dan Cr) dalam plastik tahan panas. Mineral yang digunakan adalah ZnCl2, CuCl2.2H2O, CrCl3.6H2O, SeO2. Konsentrasi larutan mineral untuk mineral Zn, Se dan Cr adalah 1000 ppm, sementara untuk Cu digunakan 500 ppm. Singkong bermineral tersebut dikukus atau diautoklaf hingga matang. Setelah itu singkong diangkat dan disimpan dalam wadah plastik. Sebanyak 0.5 gram ragi tape komersial ditaburkan di atas singkong tersebut. Wadah dibungkus kertas dan diinkubasikan selama 3 hari. Pada hari ke-3 mineral organik dipanen lalu ditambahkan pollard sebagai karrier dengan rasio 2:1 dan dikeringkan dengan oven pada suhu 42ºC. Setelah kering kemudian digiling dan siap untuk digunakan dalam ransum. Khusus pada pembuatan kromium organik, sebanyak 100 ppm asam amino triptofan ditambahkan ke dalam media tumbuh yeast.

Sampel produk yang dihasilkan, diambil untuk penentuan kadar mineral yang terinkorporasi ke dalam protein yeast dengan menggunakan AAS (Tabel 1). Satu gram sampel dimasukkan ke dalam tabung dan ditambahkan 10 ml larutan TCA 20%. Tabung disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang, endapan yang didapatkan ditimbang sebanyak 0.8 gram dan dimasukkan ke dalam labu destruksi lalu ditambahkan HNO3 pekat sebanyak 10 ml. Labu dipanaskan mula-mula dengan api kecil kemudian ditingkatkan dan larutan dibiarkan mendidih selama 5 menit. Setelah larutan dingin ditambah 2 ml H2SO4 pekat, 2 ml HClO4 70% dan 0.2 ml AgNO3 10% dan pemanasan kembali dilakukan sampai larutan jernih. Kadar mineral dibaca dengan menggunakan AAS sebagai mineral yang terinkorporasi dalam ragi. Suplementasi ke dalam ransum sesuai dengan kebutuhan ternak, didasarkan pada kadar tersebut.

52

Tabel 1. Kadar Mineral total dan mineral proteinat produk

No. Jenis Mineral

Mineral Produk (ppm, 100% BK) Mineral terinkorporasi (ppm, 100%BK) Mineral terinkorporasi (%) 1. Zn 1165 249 21.37 2. Cu 510 158 30.98 3. Cr 1189 787 66.19 4. Se 1000 775 77.5

Pembuatan kedelai sangrai

Kacang kedelai sangrai dipanaskan dengan menggunakan kompor minyak selama 20 menit pada suhu mencapai 100°C, kemudian didinginkan dan digiling untuk dicampurkan ke dalam ransum.

Evaluasi Suplemen Minyak, Sabun Mineral, Mineral Organik dan Kedelai Sangrai pada Domba

Percobaan pada domba bertujuan untuk menguji dan membandingkan suplemen minyak tanpa proteksi, minyak terproteksi dalam bentuk sabun mineral, mineral organik serta kedelai sangrai pada produktivitas ternak. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas delapan perlakuan dan empat kelompok sebagai ulangan. Pengelompokan didasarkan pada bobot awal ternak. Percobaan ini menggunakan 32 ekor domba Priangan betina dengan bobot badan awal 22.38±3.56 kg, umur antara 6 dan 12 bulan. Pemberian ransum adalah rumput 2 kg hr-1 ekor-1, konsentrat 560 g hr-1 ekor-1, dan ampas tahu 510 g hr-1 ekor-1. Air minum diberikan ad libitum.

Perlakuan pada percobaan ini adalah: MI = Ransum basal + 1.5% Minyak ikan MJ = Ransum basal + 1.5% Minyak jagung

CaMI = Ransum basal + 3% Sabun-kalsium minyak ikan CaMJ = Ransum basal + 3% Sabun-kalsium minyak jagung ZnMI = Ransum basal + 3% Sabun-zink minyak ikan ZnMJ = Ransum basal + 3% Sabun-zink minyak jagung

53

KS = Ransum basal + 5% Kedelai sangrai

CM = Ransum basal + Mineral Zn, Cu, Se, dan Cr organik

Komposisi bahan pakan dan nutrien ransum yang digunakan, pada Tabel 2 dan 3. Peubah yang diamati adalah konsumsi bahan kering, bahan organik, konsumsi nutrien, kecernaan nutrien dengan metode koleksi total, retensi N, pertambahan bobot badan, VFA total rumen (Sutardi 1994), NH3 rumen (Sutardi 1994), Populasi bakteri rumen (Ogimoto dan Imai 1981, dengan metode colony

count), populasi protozoa rumen (Ogimoto dan Imai 1981), kolesterol,

triasilgliserol, HDL, LDL serum darah. Penimbangan domba dilakukan setiap dua minggu selama percobaan dan dilakukan tiga hari berturut-turut setiap waktu penimbangan. Koleksi total dilakukan selama lima hari pada minggu terakhir penelitian. Pengambilan sampel rumen dilakukan dengan menggunakan selang pada 3 jam setelah makan. Sampel darah juga diambil 3 jam setelah makan. Data dianalisis dengan Sidik Ragam (Analysis of Variance) dan efek perlakuan dibandingkan dengan kontras ortogonal (Steel dan Torrie 1980).

Tabel 2. Komposisi bahan pakan penyusun ransum domba (% bahan kering ransum) Ransum Percobaan Bahan Pakan

MI MJ CaMI CaMJ ZnMI ZnMJ KS CM

Ampas tahu 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 Rumput 38.50 38.50 37.00 37.00 37.00 37.00 35.00 35.07 B. kelapa 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 Pollard 19.86 19.86 19.86 19.86 19.86 19.86 19.86 19.86 Bran pollard 18.50 18.50 18.50 18.50 18.50 18.50 18.50 18.50 Mineral 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 Premix 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 NaCl 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 CaCO3 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 Starbio 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 Minyak ikan 1.50 - - - - - - - Minyak jagung - 1.50 - - - - - - CaM.ikan - - 3.00 - - - - - CaM.jagung - - - 3.00 - - - - ZnM.ikan - - - - 3.00 - - - ZnM.jagung - - - 3.00 - - Kedelai sangrai - - - - 5 - Campuran mineral - - - - - 4.03

MI=Ransum basal + Minyak ikan; MJ= Ransum basal + Minyak jagung; CaMI= Ransum basal + Ca-Minyak ikan; CaMJ= Ransum basal + Ca-minyak jagung; ZnMI= Ransum basal +Zn-minyak ikan; ZnMJ= Ransum basal + Zn-minyak jagung; KS = Ransum basal + Kedelai sangrai; CM= Ransum basal + Zn, Cu, Se, Cr-or, SK=Serat Kasar, BETN= Bahan ekstrak tanpa N, TDN=Total digestible nutrient.

Tabel 3. Komposisi nutrien pakan domba Kadar Nutrien Bahan BK (%) Abu (%) Protein (%) Lemak (%) SK (%) TDN (%) ME, Mkal kg-1 Ampas tahu 19.23 2.37 5.05 2.01 3.82 73.3 2.82 R. lapang 18.67 2.33 2.06 0.27 7.28 59.2 2.19 Konsentrat yang ditambahkan:

MI 93.00 6.11 16.38 2.51 6.79 74.4 2.86 MJ 92.65 5.62 15.81 1.97 8.02 73.8 2.84 CaMI 92.74 5.58 17.56 2.30 7.90 74.2 2.85 CaMJ 92.67 6.44 15.63 1.91 8.38 73.0 2.80 ZnMI 92.66 6.12 15.75 1.74 8.34 73.0 2.80 ZnMJ 93.02 6.56 16.19 3.95 8.64 75.0 2.89 KS 93.17 5.95 19.31 2.13 6.50 74.0 2.85 CM 93.03 6.28 19.50 2.19 9.34 72.9 2.80

R= Rumput; MI= Minyak ikan; MJ= Minyak jagung; CaMI= Ca-Minyak ikan; CaMJ= Ca-minyak jagung; ZnMI= Zn-minyak ikan; ZnMJ= Zn-minyak jagung; KS= Kedelai sangrai; CM= Campuran mineral (Zn, Cu, Se, Cr-organik), SK=Serat Kasar, TDN=Total digestible nutrient,

ME=Metabolizable energy

Tabel 4. Kandungan mineral bahan pakan komponen ransum domba

Bahan Pakan Mineral

Ampas Tahu Rumput Lapang Konsentrat

P (%) 0.22 0.19 0.29 K (%) 1.00 1.56 0.83 Ca (%) 0.22 0.29 0.49 Mg (%) 0.26 0.28 0.36 S (%) 0.62 0.16 0.25 Cl (%) 0.09 0.12 0.33 SiO2 (%) 0.26 4.69 0.99 Na (%) 0.05 0.03 0.15 Fe (ppm) 299.00 476.06 173.66 Cu (ppm) 17.95 6.15 64.69 Zn (ppm) 53.13 87.60 109.85 Mn (ppm) 76.06 144.49 192.10 Cr (ppm) 0 7.07 17.75

2

Suplementasi Sabun Kalsium, Mineral Organik dan Kedelai Sangrai pada Sapi Perah laktasi

Percobaan pada sapi perah laktasi ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi ransum perlakuan dengan pemberian berbagai suplemen untuk mendukung produksi dan kualitas susu sapi. Penelitian ini dilakukan di Peternakan Swadaya Sapi Perah Pondok Ranggon Jakarta.

Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok 5 x 4. Pengelompokan dilakukan berdasarkan kepemilikan ternak. Penelitian dilakukan dalam waktu dua bulan dengan masa preliminari dua minggu. Bobot badan awal sapi perah laktasi percobaan adalah 361.4 ± 40.39 kg. Ransum basal yang digunakan disesuaikan dengan ransum yang diberikan pada peternakan tersebut. Pemberian pakan adalah konsentrat 1.4 kg hr-1 ekor-1, ampas tahu 36 kg hr-1 ekor-1 dan rumput 10 kg hr-1 ekor-1. Pakan diberikan dua kali sehari yaitu pada waktu pagi dan sore. Air minum diberikan ad libitum. Perlakuan pada sapi perah laktasi adalah:

B = Ransum Basal KS = B + Kedelai sangrai

CM = KS + Zn, Cu, Se, Cr-organik

CaMJ = CM + Sabun kalsium minyak jagung CaMI = CM + Sabun kalsium minyak ikan

Komposisi dan nutrien bahan pakan ransum percobaan sapi perah pada Tabel 5 dan 6. Peubah yang diukur adalah konsumsi, produksi susu, produksi susu FCM (NRC 1989), bahan kering susu, lemak susu, protein dan laktosa susu (dengan menggunakan lactoscope Model C4/2.0 LK.419 218 1), asam lemak susu, CLA, DHA dan EPA susu (Mojonnier 1999; Slover dan Lanza 1979), glukosa, hematologi (QBC autoreader). Data dianalisis dengan Sidik Ragam (Analysis of Variance) dan efek perlakuan dibandingkan dengan kontras ortogonal (Steel dan Torrie 1980).

3

Tabel 5. Komposisi bahan pakan komponen ransum sapi perah laktasi. Ransum

Bahan/Nutrien

Basal KS CM CaMJ CaMI

Rumput lapangan (%) 55 50 47.37 44.37 44.37 Ampas tahu (%) 35 35 35 35 35 Konsentrat (%) 10 10 10 10 10 Kedelai sangrai (%) - 5 5 5 5 Mineral (%) - - 2.63 2.63 2.63 CaMJ (%) - - - 3 - CAMI (%) - - - - 3

KS= Kedelai sangrai; CM= Campuran mineral Zn, Cu, Cr dan Se organik; CaMJ= Sabun kalsium minyak jagung; CaMI= Sabun kalsium minyak ikan;

Tabel 6. Nutrien bahan pakan komponen ransum sapi perah laktasi Bahan pakan

Nutrien

Konsentrat yang diberi suplemen

B KS CM CaMJ CaMI AT RL Bahan kering(%) 87.39 87.55 87.36 88.30 87.74 32.45 37.37 Abu (%) 11.01 7.93 7.07 7.68 7.78 1.16 3.97 Protein (%) 10.26 12.06 14.62 10.81 13.74 8.24 2.83 Lemak (%) 5.71 4.57 2.65 6.10 5.92 3.01 0.42 Serat Kasar (%) 11.76 9.98 11.13 8.60 9.00 7.13 11.79 TDN (%) 65.0 74.9 76.4 77.6 78.0 80.7 69.0 ME (Mkal/kg) 2.44 2.89 2.95 3.01 3.02 3.15 2.62 Zn (ppm) 56 226 280 170 253 27* 53 Cu (ppm) 6 5 28 14 24 5* 7 Cr (ppm) 1.70 0.77 6.28 7.65 5.52 0.33 1.28 Se (ppm) - 1.29 1.03 1.45 0.26 - 1.38 Pb (ppm) - 1.05 0.76 0.66 0.83 0.18 2.31

*Arimbi (2004); AT= Ampas tahu; RL= Rumput lapang; B= Konsentrat tanpa suplemen; KS= Kedelai sangrai; CM= Campuran mineral (Zn, Cu, Cr dan Se organik); CaMJ= Sabun kalsium minyak jagung; CaMI= Sabun kalsium minyak ikan

4

Dokumen terkait