• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Tinjauan Teori

3. Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Menurut (Kasmir, 2016:68) “Analisis rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan”.

Analisis rasio merupakan suatu alat analisis keuangan yang sangat populer dan banyak digunakan. Rasio Keuangan merupakan alat untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasar, dalam hal ini adalah kondisi financial perusahaan. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut (Setiawan, H. & Amboningtyas, 2018).

Sedangkan Menurut Pratama et al., (2021) Analisis rasio keuangan merupakan analisis terhadap instrumen keuangan perusahaan dalam hal ini adalah laporan keuangan perusahan dalam periode yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk menilai, mengukur dan juga memberikan gambaran berkaitan kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan merupakan suatu alat yang digunakan membandingkan antara dua angka dari laporan keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan analisis rasio keuangan, analisis rasio keuangan juga dapat digunakan

untuk mengetahui dan membandingkan kinerja satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Kasmir (2016:68) menguraikan 6 tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu:

1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untukbeberapa periode.

2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

Sedangkan Astuti (2021:6) menjelaskan terdapat 4 tujuan utama analisis laporan keuangan dilakukan yaitu:

1) Untuk penyaringan (screening). Analisis laporan keuangan ditujukan untuk membaca, memahami, serta menyaring berbagai aktivitas bisnis yang akan dilakukan di masa mendatang. Contoh aktivitasnya seperti merger, investasi, atau lainnya.

2) Untuk peramalan (forecasting). Analisis laporan keuangan ditujukan untuk memprediksi kira-kira kondisi keuangan perusahaan di masa depan seperti apa. Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan di masa sekarang.

3) Untuk diagnosa (diagnosis). Analisis laporan keuangan ditujukan untuk melihat kemungkinan terjadinya masalah dalam ruang lingkup bidang operasi dan keuangan. Sehingga perusahaan atau pihak yang berkepentingan bisa membuat strategi untuk mencegah permasalahan itu terjadi

4) Untuk penilaian (evaluation). Analisis laporan keuangan ditujukan untuk mengetahui dan menilai prestasi manajemen, keuangan, operasi, dan lainnya. Penilaian ini juga ditujukan untuk melihat kinerja karyawan dan melakukan perbaikan atas hal yang dirasa kurang c. Jenis-jenis Rasio Keuangan

1) Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2016:128) rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas disebut juga rasio modal kerja, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan dengan membandingkan semua komponen yang terdapat di aset lancar dan komponen di kewajiban lancar.

a) Rasio Lancar (Current Ratio). Dalam praktiknya sering kali rata-rata standar yang dipakai dalam rasio lancar sebesar 200% (2:1)

yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik untuk memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh Rp. 2,- harta lancar, atau 2:1 antara asetlancar dengan hutang lancar. Rasio ini menurut Kasmir (2016:135) dapat dihitung dengan rumus:

b) Rasio Cepat (Quick Ratio). Dalam praktiknya sering kali rata-rata standar yang dipakai dalam rasio lancar sebesar 150% (1,5:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik untuk memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya setiap Rp.

1,-hutang lancar dijamin oleh Rp. 2,- hartalancar, atau 2:1 antara aset lancardengan hutang lancar. Rasio ini menurutKasmir (2016:138) dapat dihitung dengan rumus:

2) Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh hutang.

Rasio solvabilitas digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjangnya.

a) Rasio Hutang (Debt Ratio) rasio ini digunakan untuk mengukur total hutang dengan total aset. Rata-rata industri dalam rasio ini sebesar 35%

.

Rasio ini menurutKasmir (2016:156)dapat dihitung dengan rumus:

b) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt To Equity Ratio) rasio ini menunjukan hubungan antara jumlah hutang jangka panjang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh perusahaan. Semakin besar rasio akan semakin baik. Rata-rata industri dalam rasio ini sebesar 80%. Rasio ini menurutKasmir (2016:158) dapat dihitung dengan rumus:

3) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan laba yang diterima perusahaan dari hasil penjualan atau pendapatan.

Menurut Winarno dalam (Damayanti, 2021) rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa cara yaitu:

a) Net Profit Margin (NPM). Rasio ini menurut Kasmir (2016:200) dapat dihitung dengan rumus:

%

b) Return On Asset (ROA). Rasio ini menurut Kasmir (2016:202) dapat dihitung dengan rumus

c) Return On Equity (ROE). Rasio ini menurut Kasmir (2016:202) dapat dihitung dengan rumus

Menurut Kasmir (2016:200) ada beberapa standar pengukuran kinerja keuangan dalam penilaian profitabilitas berdasarkan rata-rata industri, yaitu :

a) Net Profit Margin (NPM)

Jika nilai NPM <20% maka kinerja keuangan perusahaan kurang baik, dan NPM ≥20% kinerja keuangan perusahaan baik

b) Return On Asset (ROA)

Jika nilai ROA <30% maka kinerja keuangan perusahaan kurang baik, dan ROA ≥30% kinerja keuangan perusahaan baik

c) Return On Equity (ROE)

Jika nilai ROE <40% maka kinerja keuangan perusahaan kurang baik, dan ROE ≥40% kinerja keuangan perusahaan baik.

d. Keunggulan Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah rasio yang dihasilkan dari perhitungan angka yang berkaitan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai alat ukur untuk menganalisis kinerja suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan sering digunakan sebagai teknik analisis karena beberapa keunggulan (Hery, 2018:140) :

1) Perbandingan berupa angka-angka yang mudah dibaca dan dipahami

2) Rasio dapat menyederhanakan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang rinci dan kompleks

3) Rasio dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau prediksi

4) Rasio menstandarkan perbandingan antar perusahaan

5) Rasio membuat perbandingan antara perusahaan dan time series lebih mudah dipahami

6) Rasio memudahkan perusahaan untuk melihat tren perusahaan atau membuat prediksi masa depan

e. Keterbatasan Analisis Rasio

Selain keunggulan yang dimilikinya, analisis rasio keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan (Harahap, 2015:298) yaitu:

1) Kesulitan pada saat memilih rasio yang cocok yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pemakainya.

2) keterbatasan dari laporan keuangan dapat berupa keterbatasan teknik seperti :

a) Informasi yang digunakan untuk menghitung rasio atau laporan keuangan terdiri dari beberapa estimasi dan pertimbangan yang dapat dianggap bias atau subjektif.

b) Dalam laporan keuangan dan rasio, menggunakan nilai perolehan (biaya) bukan harga pasar

c) Klasifikasi laporan keuangan dapat berdampak pada angka rasio.

d) Perusahaan yang berbeda dapat menggunakan metode pencatatan yang ditentukan dalam standar akuntansi dengan cara yang berbeda.

3) Akan sulit untuk menentukan rasio jika data yang diperlukan tidak tersedia.

4) Kesulitan pada saat data tidak sinkron

5) Prosedur dan standar akuntansi yang digunakan oleh kedua perusahaan yang dibandingkan mungkin berbeda. Akibatnya, perbandingan dapat menyebabkan kesalahan.

Dokumen terkait