• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

E. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regrsi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Dalam penelitian ini regresi dilakukan terhadap 4 (empat) variabel bebas (independen) yang akan dijelaskan sebagai berikut: brand image (X1), vanity seeking (X2), materialism (X3), dan

80

kelompok acuan (X4). Berikut tabel hasil analisis regresi berganda dari

penelitian ini:

Tabel V.10

Hasil Uji Regresi Berganda

Per Klinik Kecantikan: Natasha Skin Care

Model Unstandardized Coefficients t Sig. B Std. Error 1 (Constant) -0,165 1,807 -0,091 0,928 BI 0,688 0,053 13,009 0,000 VS 0,025 0,050 0,509 0,613 MT -0,085 0,068 -1,259 0,214 KA -0,022 0,075 -0,298 0,767

a. Dependent Variable: MBU

Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5) Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan Natasha Skin care dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (<0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,688. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah:

Y = -0.165+0,688X1+0,025X2-0,085X3-0,022X4 +e

di mana:

Y =Minat beli ulang

X1 =Brand image

X2 =Vanity seeking

81

Tabel V.11

Hasil Uji Regresi Berganda

Per Klinik Kecantikan: London Beauty Centre

Model Unstandardized Coefficients t Sig. B Std. Error 1 (Constant) -3,699 1,492 -2,479 0,017 BI 0,708 0,058 12,283 0,000 VS 0,120 0,059 2,037 0,048 MT -0,110 0,041 -2,704 0,010 KA 0,096 0,057 1,666 0,103

a. Dependent Variable: MBU

Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5)

Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan London Beauty Centre dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (< 0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,708, nilai signifikan dari vanity

seeking adalah 0,048 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang

adalah 0,120, sedangkan nilai signifikan dari materialism adalah 0,010 (< 0,05) dan bernilai negatif sebesar -0,110. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah:

Y =-3,699 +0,708X1 +0,120X2-0,110X3+0,096X4 +e

di mana:

Y =Minat beli ulang

X1 =Brand image

X2 =Vanity seeking

82

Tabel V.12

Hasil Uji Regresi Berganda

Per Klinik Kecantikan: Larissa Aesthetic Center

Model Unstandardized Coefficients t Sig. B Std. Error 1 (Constant) -3,993 1,896 -2,106 0,041 BI 0,553 0,060 9,246 0,000 VS 0,186 0,075 2,470 0,017 MT -0,097 0,054 -1,782 0,081 KA 0,177 0,073 2,421 0,020

a. Dependent Variable: MBU

Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5)

Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (<0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,553. Untuk vanity seeking nilai signifikan adalah 0,017 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,186, sedangkan nilai signifikan dari kelompok acuan adalah 0,020 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,177. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah:

Y =-3,993+0,553X1+0,186X2-0,097X3+0,177X4 +e

di mana:

Y =Minat beli ulang

X1 =Brand image

X2 =Vanity seeking

83

Tabel V.13

Hasil Uji Regresi Berganda

Per Klinik Kecantikan: Naavagreen Natural Skin Care

Model Unstandardized Coefficients t Sig. B Std. Error 1 (Constant) 0,656 1,710 0,384 0,703 BI 0,628 0,091 6,891 0,000 VS -0,012 0,067 -0,176 0,861 MT -0,141 0,071 -1,969 0,055 KA 0,118 0,093 1,261 0,214

a. Dependent Variable: MBU

Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17(lampiran 5)

Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (< 00,05). Nilai signifikan brand image nilai signifikan adalah 0,000 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,628. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah:

Y =0,656+0,628X1-0,012X2-0,141X3+0,118X4 +e

di mana:

Y =Minat beli ulang

X1 =Brand image

X2 =Vanity seeking

84

Tabel V.14

Hasil Uji Regresi Berganda Untuk Semua Klinik

Model Unstandardized Coefficients Sig keterangan B Std. Error Gabungan Klinik

Brand image 0,670 0,029 0,000 H01 ditolak

Vanity Seeking 0,059 0,029 0,042 H02 ditolak

Materialism -0,116 0,028 0,000 H03 ditolak

Kelompok Acuan 0,072 0,036 0,044 H04 ditolak

Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5)

Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi untuk gabungan semua klinik kecantikan dapat dilihat dengan nilai signifikan yang dibawah 0,05 (< 0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,670. Untuk vanity seeking nilai signifikannya adalah 0,042 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,059. Untuk materialism nilai signifikannya adalah 0,000 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah -0,116. Sedangkan kelompok acuan nilai signifikannya adalah 0,044 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,072. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah:

Y =- 1,336 +0,670X1+0.059X2-0,116X3+0,072X4 +e

di mana:

Y =Minat beli ulang

X1 =Brand image

X2 =Vanity seeking

X3 =Materialism

85

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (hair et al., 2006). Berikut tabel hasil pengujian koefisien determinasi dalam penelitian ini:

Tabel V.15

Hasil Uji R2 dan Adjusted R2

Klinik Kecantikan R2 Adjusted R2 Natasha Skin Care 0,793 0,775

London Beauty Centre 0,821 0,805 Larissa Aesthetic Center 0,805 0,788 Naavagreen Naural Skin Care 0,664 0,634 Gabungan Klinik Kecantikan 0,768 0,763

Sumber: data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5) Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2 pada klinik kecantikan Natasha Skin Care adalah 0,775 atau 77,5%. Artinya seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Natasha Skin Care mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar

86

77,5%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian.

Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2 pada klinik kecantikan London Beauty Centre adalah 0,805atau 80,5%. Artinya seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan London Beauty Centre mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar 80,5%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian.

Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2 pada klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center adalah 0,788 atau 78,8%. Artinya seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center sangat mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar 78,8%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian.

Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2 pada klinik kecantikan Naavagreen Naural Skin Care adalah 0,634 atau 63,4%. Artinya seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking,

materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Naavagreen

Naural Skin Care mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar 63,4%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian.

87

Dapat disimpulkan bahwa klinik kecantikan Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Cente, dan Naavagreen Naural Skin Care memiliki nilai adjusted R sebesar 0,763 atau 76,3%. Artinya semua seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking,

materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Natasha Skin Care,

London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural Skin Care mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar 76,3%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian.

2. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk menguji apakah secara parsial (individual) variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan apabila nilai t hitung lebih kecil dari

nilai t tabel (t < α = 5%), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Pengujian

menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara statistic terhadap variabel dependen. Apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (t > α=5%), maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Pengujian menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut tabel hasil pengujian signifikan parsial dalam penelitian ini:

88

Tabel V.16 Hasil Uji Statistik t Klinik Kecantikan Model Unstandardized Coefficients Sig keterangan B Std. Error Gabungan Klinik

Brand image 0,670 0,029 0,000 H01 ditolak

Vanity Seeking 0,059 0,029 0,042 H02 ditolak

Materialism -0,116 0,028 0,000 H03 ditolak

Kelompok Acuan 0,072 0,036 0,044 H04 ditolak

NatashaSkin Care

Brand image 0,688 0,053 0,000 H01 ditolak

Vanity Seeking 0,025 0,050 0,613 H02 diterima

Materialism -0,085 0,068 0,214 H03 diterima

Kelompok Acuan -0,022 0,075 0,767 H04 diterima

London Beauty

Centre

Brand image 0,708 0,058 0,000 H01 ditolak

Vanity Seeking 0,120 0,059 0,048 H02 ditolak

Materialism -0,110 0,041 0,010 H03 ditolak

Kelompok Acuan 0,096 0,057 0,103 H04 diterima

Larissa Aesthetic

Center

Brand image 0,553 0,060 0,000 H01 ditolak

Vanity Seeking 0,186 0,075 0,017 H02 ditolak

Materialism (0,097) 0,054 0,081 H03 diterima

Kelompok Acuan 0,177 0,073 0,020 H04 ditolak

Naavagreen Natural

Skin Care

Brand image 0,628 0,091 0,000 H01 ditolak

Vanity Seeking (0,012) 0,067 0,861 H02 diterima

Materialism (0,141) 0,071 0,055 H03 diterima

Kelompok Acuan 0,118 0,093 0,214 H04 diterima

Sumber:data kuesioner dioalah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran5) a. Klinik Kecantikan Natasha Skin Care

Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas

89

terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan.

Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak

Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima

1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan

demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,688 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care.

2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

90

Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis kedua sebesar 0,613 > 0,05.. Dengan demikian

H02 diterima dan Ha2 ditolak, artinya vanity seeking tidak berpengaruh

positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care.

3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,214 > 0,05. Dengan demikian

H03 diterima dan Ha3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh

positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care.

4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

91

Ha4: Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis keempat sebesar 0,767 > 0,05.. Dengan

demikian H04 diterima dan Ha4 ditolak, artinya kelompok acuan tidak

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care.

b. Klinik kecantikan London Beauty Centre

Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan kosntan.

Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak

Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima

1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

92

demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,708 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre.

2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis kedua sebesar 0,048 < 0,05.. Dengan demikian

H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh

positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,120 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre.

3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

93

H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,010 < 0,05.. Dengan demikian

H03 ditolak dan Ha3 diterima, artinya materialism berpengaruh negatif

pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar -0,097 menunjukkan arah negatif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi materialism konsumen, maka semakin rendah minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre.

4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha4::Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis keempat sebesar 0,103 > 0,05.. Dengan

demikian H04 diterima dan Ha4 ditolak, artinya kelompok acuan tidak

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan London Beauty Centre.

94

c. Klinik Kecantikan Larissa Aesthetic Center

Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan.

Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak

Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima

1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05.. Dengan

demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,553 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center.

95

2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis kedua sebesar 0,017 < 0,05.. Dengan demikian

H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh

positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,186 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin tinggi minat beli mereka pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center.

3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,081 > 0,05. Dengan demikian

96

positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center.

4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha4: :Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis keempat sebesar 0,020 < 0,05.. Dengan

demikian H04 ditolak dan Ha4 diterima, artinya kelompok acuan

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,177 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar pengaruh kelompok acuan, maka akan semakin tinggi minat beli ulang mereka pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center.

d. Klinik Kecantikan Naavagreen Natural Skin Care

Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan.

Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak

97

Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima

1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan

demikian H01 diterima dan Ha1 ditolak, artinya brand image

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,628 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care.

2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

98

demikian H02 diterima dan Ha2 ditolak, artinya vanity seeking tidak

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care.

3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,555 > 0,05. Dengan demikian

H03 diterima dan Ha3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh

positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care.

4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha4: :Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis keempat sebesar 0,214 < 0,05.. Dengan

99

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care.

e. Gabungan Semua Klinik Kecantikan

Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan.

Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak

Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima

1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan

demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,670 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan,

100

maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan.

2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H02: Vamity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis kedua sebesar 0,042 < 0,05.. Dengan demikian

H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh

positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,059 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin tinggi minat beli mereka pada jasa klinik kecantikan.

3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

101

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,000 < 0,05.. Dengan demikian

H03 ditolak dan Ha3 diterima, artinya materialism berpengaruh negatif

pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar -0,116 menunjukkan arah negatif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar materialism yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin rendah minat beli mereka pada jasa klinik kecantikan.

4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan

H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang

jasa klinik kecantikan.

Ha4: :Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa

klinik kecantikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-

value untuk hipotesis keempat sebesar 0,044 < 0,05.. Dengan

demikian H04 ditolak dan Ha4 diterima, artinya kelompok acuan

berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,072 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar pengaruh kelompok acuan, maka akan semakin tinggi minat beli ulang mereka pada jasa klinik kecantikan.

102

3. Perception Map Klinik Kecantikan

Diagram V.3 Perception Map Klinik Kecantikan

Keterangan: Natasha Skin Care

Brand Image: 3,58

 Kelompok Acuan: 3,57

Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecantikan Natasha

Skin Care memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat

Dokumen terkait