BAB III: METODE PENELITIAN
E. Analisis Regresi Linear
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
a. Regresi Linear Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Perspektif Pelanggan terhadap Mutu Pembelajaran
Tabel 4.42 Model Regresi Linear Penerapan MBS dalam Perspektif Pelanggan terhadap Mutu Pembelajaran
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,455a ,207 ,202 ,09989
a. Predictors: (Constant), Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Pelanggan
Tabel model summary di atas menunjukkan besarnya hubungan dan kontribusi penerapan MBS dalam perspektif pelanggan terhadap mutu pembelajaran. Berdasarkan informasi dari tabel diperoleh nilai R sebesar 0,455 yang artinya bahwa penerapan MBS dalam perspektif pelanggan memiliki hubungan yang masuk dalam kategori sedang. Adapun nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,207 yang dapat diambil pengertian bahwa kontribusi penerapan MBS dalam perspektif pelanggan
terhadap mutu pembelajaran adalah sebesar 20,7% dan sisanya sebesar 79,3% dikontribusikan oleh variabel lain.
Tabel 4.43 ANOVA Kontribusi Penerapan MBS dalam Perspektif Pelanggan terhadap Mutu Pembelajaran
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression ,440 1 ,440 44,090 ,000b
Residual 1,686 169 ,010
Total 2,126 170
a. Dependent Variable: Indeks Mutu Pembelajaran
b. Predictors: (Constant), Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Pelanggan
Selanjutnya untuk menguji model regresi, dapat dilakukan dengan melihat nilai F hitung serta nilai signifikansi pada tabel ANOVA. Dalam output tabel ANOVA diperoleh nilai F hitung sebesar 44,090 dengan nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 pada angka kepercayaan 95%. Kesimpulan yang dapat diambil ialah H0 ditolak yang artinya kontribusi variabel penerapan MBS dalam perspektif pelanggan adalah signifikan dalam memprediksi variabel mutu pembelajaran.
Tabel 4.44 Koefisien Regresi Penerapan MBS dalam Perspektif Pelanggan terhadap Mutu Pembelajaran
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,214 ,072 2,954 ,004 Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Pelanggan ,642 ,097 ,455 6,640 ,000
a. Dependent Variable: Indeks Mutu Pembelajaran
Kemudian untuk menentukan persamaan regresinya dilakukan dengan melihat pada tabel coefficients sebagai alat untuk melakukan prediksi dan estimasi. Persamaan regresi dapat dilihat pada kolom B dan
diperoleh nilai constant (α) sebesar 0,214 dan nilai MBS dalam perspektif
pelanggan (β) sebesar 0,642. Jadi secara keseluruhan bentuk persamaan
regresinya adalah sebagai berikut:
Y = α + βX
Y = 0,214 + 0,642X
Adapun penjelasan dari persamaan regresi di atas yaitu ketika MBS dalam perspektif pelanggan berjalan pada kondisi tidak efektif maka nilai mutu pembelajaran sebesar 0,856126. Adapun ketika MBS dalam perspektif pelanggan berjalan dengan efektif maka nilai mutu pembelajarannya menjadi 1,498127
b. Regresi Linear Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Perspektif Keuangan terhadap Mutu Pembelajaran
. Hal ini mengindikasikan bahwa jika MBS dalam perspektif pelanggan berjalan pada kondisi efektif maka hasilnya akan mampu meningkatkan nilai mutu pembelajaran sebesar 0,642 atau sebanyak 2 kali lipat dibandingkan ketika MBS dalam perspektif pelanggan berjalan tidak efektif.
Berdasarkan tabel model summary besarnya pengaruh penerapan MBS dalam perspektif keuangan terhadap mutu pembelajaran dapat dilihat pada nilai R square yaitu 0,184 atau kontribusinya sebesar 18,4% dan sisanya sebesar 81,6% dikontribusikan oleh variabel yang lain. Adapun penyebab rendahnya kontribusi penerapan MBS dalam perspektif
126
Y = 0,214 + 0,642(1) = 0,856 127
keuangan terhadap mutu pembelajaran karena hubungan kedua variabel berada pada kategori sedang dan tidak terlalu kuat.
Tabel 4.45 Model Regresi Linear Penerapan MBS dalam Perspektif Keuangan terhadap Mutu Pembelajaran
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,429a ,184 ,179 ,10130
a. Predictors: (Constant), Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Keuangan
Selanjutnya untuk menguji model regresi, dapat dilakukan dengan melihat nilai F hitung serta nilai signifikansi pada tabel ANOVA. Dalam output tabel ANOVA diperoleh nilai F hitung sebesar 38,178 dengan nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 pada angka kepercayaan 95%. Kesimpulan yang dapat diambil ialah H0 ditolak yang artinya kontribusi variabel penerapan MBS dalam perspektif keuangan adalah signifikan dalam memprediksi variabel mutu pembelajaran.
Tabel 4.46 ANOVA Penerapan MBS dalam Perspektif Keuangan terhadap Mutu Pembelajaran ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression ,392 1 ,392 38,178 ,000b Residual 1,734 169 ,010 Total 2,126 170
a. Dependent Variable: Indeks Mutu Pembelajaran
b. Predictors: (Constant), Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Keuangan Untuk memperkuat hasil analisis ini, kemudian dilakukan dengan melihat pada tabel coefficients. Tabel tersebut digunakan untuk membuat persamaan regresi dengan melihat pada kolom B, diperoleh nilai constant
(α) sebesar 0,339 dan nilai MBS dalam perspektif keuangan (β) sebesar
0,472. Dari hasil ini dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Y = α + βX
Y = 0,339 + 0,472X
Besarnya nilai signifikansi adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 pada angka kepercayaan 95% yang berarti model persamaan regresi di atas dapat digunakan dalam memprediksi variabel mutu pembelajaran.
Tabel 4.47 Koefisien Regresi Penerapan MBS dalam Perspektif Keuangan terhadap Mutu Pembelajaran
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,339 ,058 5,884 ,000 Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Keuangan ,472 ,076 ,429 6,179 ,000
a. Dependent Variable: Indeks Mutu Pembelajaran
Adapun dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa ketika penerapan MBS dalam perspektif keuangan dijalankan tidak efektif, maka nilai mutu pembelajaran hanya sebesar 0,811128. Namun, ketika penerapan MBS dalam perspektif keuangan berjalan dengan efektif, maka nilai mutu pembelajaran akan naik menjadi 1,283129
128
Y = 0,339 + 0,472(1) = 0,811 129
Y = 0,339 + 0,472(2) = 1,283
. Jadi, hal ini mengindikasikan semakin efektif penerapan MBS dalam perspektif keuangan, maka mutu pembelajaran juga akan semakin meningkat sebesar 2 kali lipat dibanding ketika penerapan berjalan tidak efektif.
c. Regresi Linear Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Perspektif Proses Internal terhadap Mutu Pembelajaran
Besarnya kontribusi penerapan MBS dalam perspektif proses internal terhadap mutu pembelajaran dapat dilihat pada tabel model summary dengan memerhatikan pada kolom R square. Dari informasi tabel diperoleh nilai R square sebesar 0,257 atau dengan kata lain kontribusi variabel penerapan MBS dalam perspektif proses internal terhadap mutu pembelajaran adalah sebesar 25,7% sedangkan 74,3% dikontribusikan oleh variabel yang lain.
Tabel 4.48 Model Regresi Linear Penerapan MBS dalam Perspektif Proses Internal terhadap Mutu Pembelajaran
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,507a ,257 ,253 ,09667
a. Predictors: (Constant), Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Proses Internal
Selanjutnya menganalisis apakah variasi nilai variabel prediktor yaitu penerapan MBS dalam perspektif proses internal dapat menjelaskan variasi nilai kriterium yaitu mutu pembelajaran dengan melihat pada tabel ANOVA. Dari data tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 58,495 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 pada angka kepercayaan 95%. Dapat dikatakan bahwa variasi nilai penerapan MBS dalam perspektif proses internal dapat menjelaskan variasi nilai mutu pembelajaran. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil ialah H0 ditolak yang artinya kontribusi variabel penerapan MBS dalam perspektif proses internal adalah signifikan dalam memprediksi variabel mutu pembelajaran.
Tabel 4.49 ANOVA Penerapan MBS dalam Perspektif Proses Internal terhadap Mutu Pembelajaran
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression ,547 1 ,547 58,495 ,000b
Residual 1,579 169 ,009
Total 2,126 170
a. Dependent Variable: Indeks Mutu Pembelajaran
b. Predictors: (Constant), Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Proses Internal
Berikutnya dilanjutkan dengan menentukan persamaan regresi serta melakukan pengujian apakah persamaan regresi tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk memprediksi variabel dependen. Dari tabel coefficients persamaan regresi dibuat dengan melihat pada kolom B, diperoleh nilai constant(α) sebesar 0,283 dan nilai MBS dalam perspektif proses internal
(β) sebesar 0,555. Dengan hasil ini dapat dibuat persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = α + βX
Y = 0,283 + 0,555X
Selanjutnya dilakukan pengujian nilai signifikansinya dan diperoleh nilainya sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Dengan demikian, persamaan regresi di atas dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi variabel dependen yaitu mutu pembelajaran.
Tabel 4.50 Koefisien Regresi Penerapan MBS dalam Perspektif Proses Internal terhadap Mutu Pembelajaran
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,283 ,054 5,229 ,000 Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Proses Internal ,555 ,073 ,507 7,648 ,000
a. Dependent Variable: Indeks Mutu Pembelajaran
Kemudian dari persamaan regresi di atas menjelaskan bahwa ketika penerapan MBS dalam perspektif proses internal berjalan tidak efektif, maka nilai mutu pembelajaran hanya sebesar 0,338130 atau hanya mampu meningkatkan mutu pembelajaran sebesar 55,5% sedangkan ketika penerapan MBS dalam perspektif proses internal berjalan efektif, maka nilai mutu pembelajaran menjadi sebesar 1,393131
d. Regresi Linear Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Mutu Pembelajaran
atau meningkatkan mutu pembelajaran sebesar 111%.
Pada tabel model summary dapat diketahui besarnya kontribusi penerapan MBS dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terhadap mutu pembelajaran dengan memerhatikan pada kolom R square. Hasilnya didapat nilai R square adalah sebesar 0,316 yang artinya kontribusi penerapan MBS dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terhadap
130
Y = 0,283 + 0,555(1) = 0,838 131
mutu pembelajaran adalah sebesar 31,6% dan sisanya sebesar 68,4% dikontribusikan oleh variabel lainnya.
Tabel 4.51 Model Regresi Linear Penerapan MBS dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Mutu
Pembelajaran
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,562a ,316 ,312 ,09274
a. Predictors: (Constant), Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kemudian untuk menguji apakah variasi nilai variabel prediktor yakni penerapan MBS dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat menjelaskan variabel kriterium yakni mutu pembelajaran dapat dilakukan dengan melihat pada tabel ANOVA. Berdasarkan informasi dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 78,190 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 pada angka kepercayaan 95%. Dari hasil ini maka dapat dikatakan bahwa variasi nilai penerapan MBS dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat menjelaskan variasi nilai mutu pembelajaran. Oleh karena itu, Kesimpulan yang dapat diambil ialah H0 ditolak yang artinya kontribusi variabel penerapan MBS dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah signifikan dalam memprediksi variabel mutu pembelajaran.
Tabel 4.52 ANOVA Penerapan MBS dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Mutu Pembelajaran
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression ,673 1 ,673 78,190 ,000b
Residual 1,454 169 ,009
a. Dependent Variable: Indeks Mutu Pembelajaran
b. Predictors: (Constant), Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Selanjutnya menentukan persamaan regresinya sebagai alat untuk memprediksi variabel dependen dan menguji apakah persamaan regresi tersebut benar-benar dapat digunakan atau tidak. Perumusan persamaan regresi dilakukan dengan melihat tabel coefficients pada kolom B.
Diperoleh nilai constant (α) sebesar 0,236 dan nilai MBS dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan (β) sebesar 0,602, dan dari hasil ini dapat
dirumuskan persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = α + βX
Y = 0,236 + 0,602X
Berdasarkan besarnya nilai signifikansi yang diperoleh yakni sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka persamaan regresi di atas dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi variabel dependen yaitu mutu pembelajaran.
Tabel 4.53 Koefisien Regresi Penerapan MBS dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Mutu Pembelajaran
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,236 ,052 4,534 ,000 Indeks Penerapan MBS dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ,602 ,068 ,562 8,843 ,000
Adapun dari persamaan regresi di atas dapat diterangkan bahwa ketika penerapan MBS dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berjalan tidak efektif, maka nilai mutu pembelajarannya adalah sebesar 0,838132 atau hanya mampu meningkatkan mutu pembelajaran sebesar 60,2%. Dan ketika penerapan MBS dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berjalan efektif, maka nilai mutu pembelajarannya meningkat menjadi 1,44133
e. Regresi Linear Budaya Madrasah terhadap Mutu Pembelajaran atau meningkatkan mutu pembelajarannya menjadi 120,4%.
Berdasarkan output model summary dapat diketahui bahwa kontribusi budaya madrasah terhadap mutu pembelajaran dengan melihat pada nilai R square yaitu sebesar 0,317 yang artinya kemampuan budaya madrasah berkontribusi terhadap mutu pembelajaran sebesar 31,7% dan sisanya sebesar 68,3% dikontribusikan oleh variabel yang lain.
Tabel 4.54 Model Regresi Linear Budaya Madrasah terhadap Mutu Pembelajaran
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,563a ,317 ,313 ,09946
a. Predictors: (Constant), Indeks Budaya Madrasah
Selanjutnya, untuk menguji apakah variasi nilai variabel prediktor yakni budaya madrasah dapat menjelaskan variabel kriterium yakni mutu pembelajaran dapat dilakukan dengan melihat pada tabel ANOVA.
132
Y = 0,236 + 0,602 (1) = 0,838 133
Berdasarkan informasi dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 78,548 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil ini maka dapat dikatakan bahwa variasi nilai budaya madrasah dapat menjelaskan variasi nilai mutu pembelajaran. Dengan demikian, Kesimpulan yang dapat diambil ialah H0 ditolak yang artinya kontribusi variabel budaya madrasah adalah signifikan dalam memprediksi variabel mutu pembelajaran.
Tabel 4.55 ANOVA Budaya Madrasah terhadap Mutu Pembelajaran
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression ,777 1 ,777 78,548 ,000b
Residual 1,672 169 ,010
Total 2,449 170
a. Dependent Variable: Indeks Mutu Pembelajaran b. Predictors: (Constant), Indeks Budaya Madrasah
Kemudian menentukan persamaan regresinya sebagai alat untuk memprediksi variabel dependen dan menguji apakah persamaan regresi tersebut benar-benar dapat digunakan atau tidak. Perumusan persamaan regresi dilakukan dengan melihat tabel coefficients pada kolom B.
Diperoleh nilai constant (α) sebesar 0,229 dan nilai budaya madrasah (β)
sebesar 0,675, dan dari hasil ini dapat dirumuskan persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = α + βX
Berdasarkan besarnya nilai signifikansi yang diperoleh yakni sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka persamaan regresi di atas dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi variabel dependen yaitu mutu pembelajaran. Adapun dari persamaan regresi di atas dapat diterangkan bahwa ketika budaya madrasahnya masih rendah, maka nilai mutu pembelajarannya adalah sebesar 0,904134 atau hanya mampu meningkatkan mutu pembelajaran sebesar 67,5%. Dan ketika budaya madrasahnya tinggi, maka nilai mutu pembelajarannya meningkat menjadi 1,579135
Coefficientsa
atau meningkatkan mutu pembelajarannya menjadi 135%.
Tabel 4.56 Koefisien Regresi Budaya Madrasah terhadap Mutu Pembelajaran
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,229 ,058 3,923 ,000 Indeks Budaya Madrasah ,675 ,076 ,563 8,863 ,000
a. Dependent Variable: Indeks Mutu Pembelajaran