HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil Penelitian
4.2.3 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Regresi Linear Sederhana Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.633 4.238 1.565 .123 Kepemimpinan .358 .062 .610 5.813 .000
a. Dependent Variable: Disiplin_Kerja Sumber : Hasil Penelitian 2011 (data diolah)
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa model persamaan regresi sederhana pada penelitian ini adalah Y= 6,633 + 0,358X + e, dimana kepemimpinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel disiplin kerja. Hal itu dapat dilihat dari persamaan regresi sederhana berikut ini:
1. Konstanta bernilai 6,633 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel kepemimpinan maka disiplin kerja karyawan pada PT. BTN Kantor Cabang Medan akan tetap ada sebesar 6,633.
2. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan pada PT. BTN Kantor Cabang Medan, artinya setiap terjadi peningkatan variabel kepemimpinan sebesar satu satuan maka disiplin kerja pada PT. BTN Kantor Cabang Medan akan meningkat sebesar 0,358 satuan.
1) Uji t
Uji t pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel kepemimpinan (X) terhadap variabel disiplin kerja (Y). Uji t dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :
a) H0 : b1 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kepemimpinan (X) terhadap variabel disiplin kerja (Y).
b) Ha : b1 ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kepemimpinan (X) terhadap variabel disiplin kerja (Y).
c) Ttabel diperoleh dengan derajat bebas = n – k
n = jumlah sampel yaitu 59 responden karyawan tetap PT. BTN Kantor Cabang Medan
k = jumlah variabel yang digunakan, k = 2 variabel derajat bebas = n – k = 59 – 2 = 57
Uji-t yang digunakan adalah uji satu arah dengan α = 0,025. Maka ttabel 0.025 (57) adalah 1,684.
d) H0 diterima jika thitung < ttabel dan Ha diterima jika thitung > ttabel.
Output uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10 Hasil Uji thitung
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.633 4.238 1.565 .123 Kepemimpinan .358 .062 .610 5.813 .000
a. Dependent Variable: Disiplin_Kerja Sumber : Hasil Penelitian 2011(data diolah)
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai thitung variabel kepemimpinan 5,813
sedangkan ttabel bernilai 1,425. Hal ini berarti thitung > ttabel yaitu 5,813 > 1,684. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan secara uji t (uji parsial) berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan pada PT. BTN Kantor Cabang Medan. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden menyatakan bahwa mereka setuju dengan adanya kepemimpinan baik sehingga disiplin kerja tercapai dengan demikian target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan kata lain mayoritas responden menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap disiplin kerja karyawan pada PT. BTN Kantor Cabang Medan.
2) Koefisien determinan (R2)
Determinan (R2) ini digunakan untuk melihat berapa besar variabel bebas (independent variable) mampu menjelaskan variabel terikat (dependent variable). Dengan kata lain koefisien determinan digunakan untuk mengukur kemampuan variabel kepemimpinan mempengaruhi variabel disiplin kerja karyawan pada PT. BTN Kantor Cabang Medan Besarnya nilai koefisien determinan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Identifikasi Determinan Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .610a .372 .361 3.75972
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat :
a. Nilai R sebesar 0.610 sama dengan 61% yang menunjukkan bahwa hubungan antara seorang pemimpin harus memiliki kekuatan, stabilitas emosi, pengetahuan tentang relasi insani, jujur, objektif, adanya dorongan pribadi, terampil berkomunikasi, mampu mengajar, memiliki keterampilan sosial serta cakap secara tekhnis/manajerial pada PT. BTN Kantor Cabang Medan adalah erat.
b. Nilai R square (angka korelasi atau r yang dikuadratkan) sebesar 0.372. R square disebut juga sebagai identifikasi determinasi. Besarnya nilai identifikasi determinasi 0.372 atau sama dengan 37,2%. Nilai tersebut berarti bahwa sebesar 37,2% disiplin kerja karyawan (Y) pada PT. BTN Kantor Cabang Medan dapat dijelaskan oleh kepemimpinan. Serta sisanya 62,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti: kemampuan, lingkungan dan iklim kerja, kepastian harapan, peluang untuk berprestasi, dll.
Kepemimpinan pada PT. BTN Kantor Cabang Medan memberikan pengaruh yang relatif besar terhadap disiplin kerja. Sehingga dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam meningkatnya disiplin kerja karyawan.
4.3 Pembahasan
Kepemimpinan pada PT. BTN Kantor Cabang Medan memberikan pengaruh yang relatif besar terhadap disiplin kerja. Sehingga dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan yang baik merupakan salah satu
Pada penelitian terdahulu Aliwardana (2008) dengan judul
“Pengaruh Perilaku Pimpinan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara” dimana hasil
analisis menunjukkan ada pengaruh positif antara perilaku pimpinan terhadap disiplin kerja pegawai. Hal ini berarti jika perilaku pimpinan semakin baik, maka disiplin kerja pegawai juga akan semakin tinggi, hasil analisis koefisien determinasinya sebesar 0,716 yang menyebabkan perubahan disiplin kerja pegawai dinas sebesar 71,6 %. Sedangkan penelitian ini yang berjudul
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Kantor Cabang Medan dengan hasil
penelitian analisis data dan pengujian hipotesis sebesar 0,610 atau 61% dan kepemimpinan tersebut mempengaruhi serta signifikkan terhadap disiplin kerja karyawan.
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini dimana kepemimpinan itu berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan, hal ini disebabkan karena kepemimpinan yang baik itu merupakan salah satu faktor penting dalam proses pendisiplinan kerja karyawan. Kepemimpinan dapat mempengaruhi disiplin kerja karyawan dan menghasilkan bentuk persyaratan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh para karyawan. Bila pimpinan dalam perusahaan atau organisasi itu baik dan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi ataupun mengendalikan karyawannya dalam melaksanakan tugas-tugas kantor maka disiplin kerja akan lebih meningkat seperti yang diharapkan perusahaan.
Seorang pemimpin harus dapat bersikap ramah, terbuka, dan mudah menjalin persahabatan berdasarkan rasa saling percaya, dan menghargai pendapat orang lain untuk dapat memupuk kerja sama yang baik dalam suasana rukun dan damai.
Seorang pemimpin juga harus dapat menjadi pencipta (creator), pendorong (motivator) dan mengarahkan para bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu rasa nyaman para karyawan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Bila karyawan sudah merasa nyaman di bawah arahan seorang pemimpin yang baik serta terdapat kerja sama yang solid atau kuat diantaranya maka disiplin dalam bekerja akan meningkat. Karena berawal dari kedisiplinan karyawan yang baik akan menciptakan karyawan yang berkulitas, dimana akan mencerminkan suatu kinerja perusahaan secara keseluruhan.
BAB V