• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

D. Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara perubahan variabel independen ( simple, unexpected, persuasive, entertaining, relevant, acceptable ) yang merupakan variabel dari kreativitas iklan terhadap perubahan variabel dependen ( niat beli konsumen ). Tabel V.22. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,936(a) ,876 ,868 1,043

a Predictors: (Constant), ACCEPT, PERS, UNEXP, RELEV, SIMPLE, ENTER

Dari hasil output SPSS di atas, diketahui besarnya Adjusted R Square adalah 0,868. Hal ini berarti bahwa 86,8 % variasi niat beli konsumen dapat dijelaskan oleh elemen simple, unexpected, persuasive, entertaining, relevant, dan acceptable dalam variabel kreativitas iklan rokok Star Mild. Sedangkan sisanya ( 100 %- 86,8 %= 13,2 % ) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau independen. Berikut ini Tabel 5.23 yang menampilkan hasil dari uji multikolinieritas

Tabel V.X23.

Coefficient Correlations(a)

Model ACCEPT PERS UNEXP RELEV SIMPLE ENTER

1 Correlatio ns ACCEPT 1,000 -,126 -,221 -,330 -,291 ,021 PERS -,126 1,000 -,047 -,050 -,026 -,449 UNEXP -,221 -,047 1,000 -,113 -,189 -,318 RELEV -,330 -,050 -,113 1,000 -,299 -,160 SIMPLE -,291 -,026 -,189 -,299 1,000 -,254 ENTER ,021 -,449 -,318 -,160 -,254 1,000 Covarianc es ACCEPT ,005 -,001 -,001 -,002 -,002 ,000 PERS -,001 ,007 ,000 ,000 ,000 -,004 UNEXP -,001 ,000 ,005 -,001 -,001 -,002 RELEV -,002 ,000 -,001 ,010 -,002 -,002 SIMPLE -,002 ,000 -,001 -,002 ,006 -,002 ENTER ,000 -,004 -,002 -,002 -,002 ,010

a Dependent Variable: NIAT

.Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant ) -,485 ,494 -,983 ,328 SIMPLE ,262 ,076 ,328 3,433 ,001 ,147 6,822 UNEXP ,202 ,068 ,254 2,992 ,004 ,186 5,374 PERS ,035 ,081 ,031 ,432 ,667 ,256 3,909 ENTER ,048 ,102 ,046 ,474 ,636 ,144 6,950 RELEV ,263 ,099 ,234 2,643 ,010 ,170 5,872 ACCEPT ,079 ,068 ,100 1,159 ,249 ,180 5,547

Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen pada tabel di atas, tampak bahwa hanya elemen entertaining yang mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan elemen persuasive

dengan tingkat korelasi sebesar -0,449 atau sekitar 44,9 %. Oleh karena korelasi ini masih dibawah 60%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas yang serius. Hasil perhitungan nilai tolerance

juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

tolerancekurang dari 5% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 20. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas.

Tabel V.24.

-3 -2 -1 0 1

Regression Standardized Predicted Value

-4 -2 0 2 4 R eg re ss io n S tu de nt iz ed R es id ua l

Dependent Variable: NIAT Scatterplot

Dari hasil output SPSS di atas, dapat dihat bahwa terlihat titik-titik menyebar secara acak dalam grafik scatterplot, baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi niat beli konsumen berdasarkan elemen simple, unexpected, persuasive, entertaining, relevant, dan acceptable dalam variabel kreativitas iklan.

c. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik.

Tabel V.25.

-4 -2 0 2 4

Regression Standardized Residual

0 5 10 15 20 25 30 Fr eq ue nc y Mean = -2.65E-16 Std. Dev. = 0.969 N = 100

Dependent Variable: NIAT Histogram

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 E x p e c te d C u m P ro b

Dependent Variable: NIAT

Dengan melihat tampilan grafik histogram dan grafik normal plot, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak untuk digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.

d. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t ( saat ini ) dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya).

Tabel V.26. Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,936(a) ,876 ,868 1,043 1,952

a Predictors: (Constant), ACCEPT, PERS, UNEXP, RELEV, SIMPLE, ENTER b Dependent Variable: NIAT

Melihat tabel 5.26, dapat dilihat bahwa nilai hitung uji Durbin-Watson adalah 1,952, sedangkan ketentuan ada tidaknya masalah autokorelasi adalah:

 Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW dibawah -2

 Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2

Dari ketentuan di atas dapat dilihat bahwa nilai hitung uji Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2, yaitu 1,952. Sehingga dapat disimpulkan jika data kuesioner tidak terjadi autokorelasi.

3. Uji F

Uji signifikansi F membantu peneliti untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang tercakup di dalam model mempengaruhi variabel dependen secara simultan atau bersama-sama dan mengetahui apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak.

Secara simultan hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah :

H0: b1;b2;b3;b4;b5;b6= 0, artinya elemen simple, unexpected, persuasive, entertaining, relevant, dan acceptable secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh terhadap niat beli konsumen. Ha: b1;b2;b3;b4;b5;b6 minimal salah satu  0, artinya elemen

simple, unexpected, persuasive, entertaining, relevant, danacceptable

secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Tabel V.27.

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regressio

n 711,965 6 118,661 109,051 ,000(a)

Residual 101,195 93 1,088

Total 813,160 99

a Predictors: (Constant), ACCEPT, PERS, UNEXP, RELEV, SIMPLE, ENTER b Dependent Variable: NIAT

Dari uji ANOVA atau uji F didapat F hitung sebesar 109,051 dengan tingkat probabilitas 0,000 ( signifikansi ). Sedangkan penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5%, derajat pembilang digunakan nilai k-1 ( 7-1= 6 ) dan derajat penyebut digunakan nilai n-k ( 100-7= 93, sehingga diperoleh nilai F tabel : 2,198 ). Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung : 109,051, sedangkan F tabel : 2,198 atau F hitung ≥ F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh variabel kreativitas iklan, yaitu simple (sederhana), unexpected (tidak terduga),

persuasive(daya bujuk),entertaining(menghibur), relevant(relevan), dan

acceptable (dapat diterima) terhadap niat beli konsumen. Berdasarkan hasil perbandingan F, maka dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel kreativitas iklan ( simple, unexpected, persuasive, entertaining, relevant, dan acceptable ) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

4. Uji t

Uji statistik t membantu peneliti untuk menunjukkan seberapa besar sebuah variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi pada variabel dependen. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah menguji pengaruh variabel kreativitas iklan ( simple, unexpected, persuasive, entertaining, relevant,danacceptable) secara parsial terhadap variabel niat beli konsumen.

Adapun metode dalam penentuan t-tabel menggunakan ketentuan tingkat signifikansi 5%, dengan df = n – k – 1 (pada penelitian ini df = 100

– 6 – 1 = 93), sehingga didapatkan nilai t-tabel : 1,986. Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. H0 ditolak apabila t hitung < -1,986 atau t hitung > 1,986 dan H0 diterima apabila -1,986  t hitung  1,986. Tabel V.28. Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) -,485 ,494 -,983 ,328 SIMPLE ,262 ,076 ,328 3,433 ,001 UNEXP ,202 ,068 ,254 2,992 ,004 PERS ,035 ,081 ,031 ,432 ,667 ENTER ,048 ,102 ,046 ,474 ,636 RELEV ,263 ,099 ,234 2,643 ,010 ACCEPT ,079 ,068 ,100 1,159 ,249

a Dependent Variable: NIAT

a. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruhsimple

terhadap niat beli konsumen.

Hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah:

H0: b1= 0, artinya elemensimplesecara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Ha: b1 0, artinya elemen simple secara parsial berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa t hitung : 3,433, sedangkan t tabel sebesar 1,986. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut,

maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemen simple secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen.

b. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

unexpected terhadap niat beli konsumen. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah:

H0: b2 = 0, artinya elemen unexpected secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Ha: b2  0, artinya elemen unexpected secara parsial berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa t hitung : 2,992, sedangkan t tabel sebesar 1,986. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemen unexpected secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen.

c. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

persuasive terhadap niat beli konsumen. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah:

H0: b3= 0, artinya elemen persuasive secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Ha: b3 0, artinya elemenpersuasivesecara parsial berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa t hitung : 0,432, sedangkan t tabel : 1,986. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat diartikan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemenpersuasivesecara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen.

d. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

entertaining terhadap niat beli konsumen. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah:

H0: b4= 0, artinya elemen entertaining secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Ha: b4  0, artinya elemen entertaining secara parsial berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa t hitung : 0,474, sedangkan t tabel : 1,986. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat diartikan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemen entertaining secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen.

e. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruhrelevant

terhadap niat beli konsumen.

Hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah:

H0: b5= 0, artinya elemen relevant secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Ha: b5  0, artinya elemen relevant secara parsial berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa t hitung : 2,643, sedangkan t tabel : 1,986. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemen relevant secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen.

f. Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

acceptableterhadap niat beli konsumen. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah:

H0: b6= 0, artinya elemen acceptable secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Ha: b6 0, artinya elemenacceptablesecara parsial berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa t hitung : 1,159, sedangkan t tabel : 1,986. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat

diartikan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemenacceptablesecara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen.

5. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan analisis hasil kuesioner, diketahui bahwa dari 100 responden 93 % atau 93 responden adalah laki-laki, sedangkan sisanya 7 % atau 7 orang adalah perempuan. Hal ini dikarenakan konsumen rokok lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Berdasarkan fakultas, mayoritas responden berasal dari Fakultas Ekonomi ( 32 % ) dan berdasarkan tempat tinggal, responden yang paling banyak adalah bertempat tinggal di kos ( 51 % ), hal ini dikarenakan banyak mahasiswa yang berasal dari luar propinsi Yogyakarta maupun luar pulau Jawa.

Berdasarkan uang saku, mayoritas responden mendapat uang saku berkisar antara Rp. 400.000-Rp. 600.000. yaitu sebesar 33 % atau 33 responden. Berdasarkan kebiasaan menonton televisi, mayoritas responden menonton televisi setiap hari, yaitu sebesar 46 % atau 46 responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden selalu meluangkan waktu untuk menonton televisi. Berdasarkan sering tidaknya responden menonton iklan rokok Star Mild, dapat diketahui bahwa 100% responden menyatakan pernah melihat iklan rokok Star Mild, dan berdasarkan konsumsi rokok oleh responden, dapat

diketahui bahwa 76 % atau 76 responden bukan merupakan konsumen rokok Star Mild, sedangkan sisanya sebesar 24 % atau 24 responden menyatakan sebagai konsumen rokok Star Mild.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil uji statistik diatas, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

y=ab1X1b2X2b3X3b4X4b5X5b6X6

y=0,4850,262X1 0,202X2 0,035X3 0,048X4+0,263X5 +0,079X6

Keterangan:

y = niat beli konsumen(intention)

a = konstanta b1- b6 = koefisien regresi X1 =simple X2 =unexpected X3 =persuasive X4 =entertaining X5 =relevant X6 =acceptable

Dari uji ANOVA atau F test dalam tabel 5.27 didapat F hitung sebesar 109,051 dengan tingkat probabilitas 0,000 ( signifikansi ).

Sedangkan penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5%, derajat pembilang digunakan nilai k-1 ( 7-1= 6 ) dan derajat penyebut digunakan nilai n-k ( 100-7= 93, sehingga diperoleh nilai F tabel : 2,198 ). Dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel (F hitung ≥ F tabel), maka dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel kreativitas iklan ( simple, unexpected, persuasive, entertaining, relevant, danacceptable) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Tabel V.29. Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) -,485 ,494 -,983 ,328 SIMPLE ,262 ,076 ,328 3,433 ,001 UNEXP ,202 ,068 ,254 2,992 ,004 PERS ,035 ,081 ,031 ,432 ,667 ENTER ,048 ,102 ,046 ,474 ,636 RELEV ,263 ,099 ,234 2,643 ,010 ACCEPT ,079 ,068 ,100 1,159 ,249

a Dependent Variable: NIAT

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar sebuah variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi pada variabel dependen. Metode penentuan t-tabel dalam penelitian ini menggunakan ketentuan tingkat signifikansi 5%, dengan df = n – k – 1 (pada penelitian ini df = 100 – 6 – 1 = 93), sehingga didapatkan nilai t-tabel : 1,986. H0 ditolak apabila t hitung < -1,986 atau t hitung > 1,986 dan H0 diterima apabila -1,986  t hitung  1,986. Dari tabel 5.29 dapat dilihat bahwa

elemen simple mempunyai nilai t hitung 3,433. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa elemen simple secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen. Elemen simple dalam penelitian ini tidak diartikan hanya sebatas sesuatu yang sedehana, tetapi sebagai sesuatu yang dapat dimengerti dengan sekali melihat atau dengan kata lain komunikatif. Iklan rokok Star Mild mempunyai elemen simple yang dapat membuat responden mengerti dengan sekali melihat apa makna dibalik

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa t hitung elemen unexpectedadalah 2,992, sedangkan t tabel sebesar 1,986. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemen unexpected secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen. Dari analisis di atas, dapat diartikan bahwa iklan rokok Star Mild mempunyai kemampuan untuk menempatkan produknya dalam otak konsumen, dikarenakan idenya yang unik.

Dari hasil perhitungan di tabel 5.29, diketahui bahwa t hitung

persuasive adalah 0,432, sedangkan t tabel : 1,986. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat diartikan bahwa H0 diterima dan Ha

ditolak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemen persuasive secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen. Analisis tersebut menunjukkan bahwa iklan rokok Star Mild tidak mempunyai

daya bujuk yang kuat, sehingga iklan tersebut kurang dapat menggerakkan konsumen untuk mendekatkan diri dengan merek produk tersebut dan tertarik untuk mencobanya.

Dengan melihat tabel 5.29, dapat dilihat nilai t hitung elemen

entertainingadalah 0,474, sedangkan t tabel : 1,986. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat diartikan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemen entertaining secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan rokok Star Mild kurang menghibur responden, sehingga kurang dapat menyita perhatian responden yang selanjutnya juga kurang berpengaruh terhadap niat beli konsumen.

Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui bahwa t hitung elemen relevant adalah 2,643, sedangkan t tabel adalah 1,986. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemen relevant secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan rokok Star Mild dapat dipertanggung jawabkan, ada rasionalitas, dan ada korelasi antara kreativitas iklan dengan merek maupun kualitas merek

Melihat hasil perhitungan di tabel 5.29, dapat dilihat bahwa t hitung elemen acceptable adalah 1,159, sedangkan t tabel adalah 1,986. Hal ini

menunjukkan bahwa t hitung < t tabel. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat diartikan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa elemen acceptable secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen. Dari hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa iklan rokok Star Mild kurang dapat diterima masyarakat, hal ini menyebabkan iklan rokok Star Mild kurang melekat di hati calon konsumennya. Berdasarkan pembahasan di atas, elemen kreativitas iklan yang paling kuat pengaruhnya terhadap niat beli konsumen adalah elemensimple, yaitu sebesar 0,328.

Berdasarkan uji t terdapat tiga elemen variabel kreativitas iklan yang signifikan secara parsial, yaitusimple ,unexpected, danrelevant. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung untuk masing-masing variabel yang lebih besar dari t tabel. Koefisien dari masing-masing variabel bebas tersebut bertanda positif, berarti bahwa dengan asumsi variabel lain tetap bila terjadi kenaikan terhadap elemen simple maka terjadi kenaikan yang signifikan pada variabel niat beli konsumen, hal ini menunjukkan bahwa iklan rokok Star Mild semakin mudah dimengerti dengan sekali saja melihat. Dengan asumsi yang sama, bila terjadi kenaikan elemen

unexpected maka terjadi kenaikan yang signifikan pada variabel niat beli konsumen, yang berarti bahwa iklan Rokok Star Mild semakin unik dan tidak dapat ditebak, sehingga akan lebih diingat oleh konsumen karena orisinilitas iklan tersebut. Kenaikan yang signifikan variabel niat beli konsumen juga akan terjadi bila elemenrelevantmengalami kenaikan, hal

ini menunjukkan bahwa iklan rokok Star Mild semakin rasional dan ada korelasi antara kreativitas iklan dengan merek maupun kualitas merek, sehingga niat beli konsumen untuk membeli rokok Star Mild semakin kuat.

BAB VI

Dokumen terkait