• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Analisis Regresi

Berdasarkan hasil yang didapat dari pengujian asumsi klasik, maka dapat disimpulkan bahwa, model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi syarat dan layak untuk dilakukan analisis regresi berganda.

4.4.1. Persamaan Regresi

Dalam melakukan pengolahan data dengan model regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, melalui pengaruh LN_ITR, LN_APCOGS, LN_NWCTA, LN_DR terhadap GPM. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

59 Tabel 4.8

Analisis Hasil Regresi

a. Dependent Variable: GPM

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20, 2015

Berdasarkan penjelasan dari pengujian asumsi klasik sebelumnya, model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi logaritma natural, sehingga beta dan koefisien dari penelitian ini juga dalam bentuk logaritma natural. Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan matematis regresi data panel yaitu:

Y = 0,257 + 0,033 X1 + 0,124 X2+ 0,047 X3 – 0,205 X4

Berdasarkan persamaan regresi data panel tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

• Nilai B Constant (α) = 0,257; nilai konstan ini menunjukkan bahwa jika variabel X1 (ITR), X2 (APCOGS), X3 (NWCTA) dan X4 (DR) diabaikan (variabel independen = 0) maka nilai Y (GPM) / gross profit margin adalah sebesar 0,257.

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance

1 (Constant) .257 .072 3.555 .001 LN_ITR .033 .026 .129 1.246 .216 .783 LN_APCOGS .124 .034 .402 3.714 .000 .711 LN_NWCTA .047 .024 .240 1.987 .050 .570 LN_DR -.205 .046 -.532 -4.472 .000 .588

60 • Koefisien X1 yaitu ITR (β1) sebesar 0,033 menunjukkan bahwa setiap kenaikan inventory turnover ratio satu satuan, maka Y (GPM) / gross profit margin akan meningkat sebesar 0.033 atau 3,3 % dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

• Koefisien X2 APCOGS (β2) sebesar 0,124 menunjukkan bahwa setiap kenaikan account payable to cost of goods sold ratio satu satuan, maka Y (GPM) / gross profit margin akan meningkat sebesar 0,124 atau 12,4 % dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

• Koefisien X3 NWCTA (β3) sebesar 0,033 menunjukkan bahwa setiap kenaikan net working capital to total asset ratio satu satuan, maka Y (GPM) / gross profit margin akan meningkat sebesar 0.047 atau 4,7 % dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

• Koefisien X3 DR (β4) sebesar -0,205 menunjukkan bahwa setiap kenaikan debt ratio satu satuan, maka Y (GPM) / gross profit margin akan menurun sebesar 0,205 atau 20,5 % dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

4.4.2. Analisis Koefisien Determinasi

Tabel 4.9

Koefisien Determinasi (R2)

a. Predictors: (Constant), LN_DR, LN_ITR, LN_APCOGS, LN_NWCTA b. Dependent Variable: GPM

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20, 2015 Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

61 Koefisien korelasi (R) adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi dikatakan kuat jika nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat sedikit, sebaliknya semakin mendekati satu maka model semakin baik.

a. R sebesar 0,570 berarti hubungan antara inventory turnover ratio, account payable to cost of goods sold ratio, net working capital to total asset ratio, dan debt ratio terhadap gross profit margin sebesar 57,00 %.

b. Adjusted R Square sebesar 0,291. Hal ini berarti menunjukkan bahwa gross profit margin (variabel dependen) mampu dipengaruhi oleh inventory turnover ratio, account payable to cost of goods sold ratio, net working capital to total asset ratio, dan debt ratio (variabel independen) sebesar 29,1 %, serta sisanya 70,9 % dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.

c. Standard Error of the Estimate (SEE) adalah 0,14425 yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.4.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Menurut Ghozali (2006 : 84) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis yang diuji dalam uji F ini adalah :

62 H1 : Inventory turnover ratio, account payable to cost of goods sold ratio, net working capital to total asset ratio, dan debt ratio berpengaruh secara simultan terhadap gross profit margin pada perusahaan yang bergerak di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Uji ini akan dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan:

• Jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka H1 ditolak • Jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka H1 diterima.

Tabel 4.10 Hasil Uji F

a. Dependent Variable: GPM

Berdasarkan tabel 4.10 maka diperoleh hasil sebagai berikut:

• Nilai F hitung sebesar 9,732 dan nilai F tabel 2,48 (9,732 > 2,48), maka Fhitung > Ftabel sehingga H1 diterima.

• Nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa H1 diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen inventory turnover ratio, account payable to cost of goods sold ratio, net working

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression .810 4 .203 9.732 .000b

Residual 1.686 81 .021

Total 2.496 85

b. Predictors: (Constant), LN_DR, LN_ITR, LN_ARCOGS, LN_NWCTA Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20, 2015

63 capital to total asset ratio, dan debt ratio secara simultan berpengaruh terhadap gross profit margin.

4.4.4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk memgetahui pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (individu). Dengan melakukan uji t, akan terlihat ada tidaknya pengaruh variabel inventory turnover ratio, account payable to cost of goods sold ratio, net working capital to total asset ratio, dan debt ratio terhadap gross profit margin secara parsial.

Uji t dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut:

- jika thitung < ttabelpada α 0.05, maka Hi ditolak - jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka Hi diterima.

Tabel 4.11 Hasil Uji t

a. Dependent Variable: GPM

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20, 2015 Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .257 .072 3.555 .001 LN_ITR .033 .026 .129 1.246 .216 LN_APCOGS .124 .034 .402 3.714 .000 LN_NWCTA .047 .024 .240 1.987 .050 LN_DR -.205 .046 -.532 -4.472 .000

64 Dari uji t yang telah dilakukan, diperoleh nilai t tabel sebesar 1,98793. Hasil uji yang disajikan dalam tabel 4.11 menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

a. Inventory Turnover Ratio (ITR) mempunyai signifikansi sebesar 0.216 yang berarti nilai ini lebih besar daripada 0.05 (0,216 > 0,05), sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 1,246. Nilai t hitung ini lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 1,98793 (1,246 < 1,988). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa inventory turnover ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin.

b. Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio (APCOGS) mempunyai signifikansi sebesar 0.000 yang berarti nilai ini lebih kecil daripada 0.05 (0,000 < 0,05), sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 3,714. Nilai t hitung ini lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,98793 (3,714 > 1,988). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa account payable to cost of goods sold ratio berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin.

c. Net Working Capital to Total Asset Ratio (NWCTA) mempunyai signifikansi sebesar 0,05 yang berarti sama dengan 0,05 (0,05 = 0,05), sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 1,987. Nilai t hitung ini sama dengan nilai t tabel sebesar 1,98793 (1,987 = 1,987). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa net working capital to total asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin.

65 d. Debt Ratio (DR) mempunyai signifikansi sebesar 0.000 yang berarti nilai ini lebih kecil daripada 0.05 (0,000 < 0,05), sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar -4,472. Nilai t hitung ini lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,98793 (4,472 > 1,988). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa debt ratio berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin.

Dokumen terkait