• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

5.1.2 Analisis Rekap Kuesioner

Pada penelitian ini, digunakan kuesioner dalam rangka memperoleh data nilai jarak tempuh ko nsumen, frekuensi belanja, dan volume belanja di minimarket, serta besar pengeluaran ko nsumen. Selain itu, juga dipero leh data yang bisa digunakan sebagai referensi mengenai alternatif tempat berbelanja dan kebutuhan, pola berbelanja, alasan pemilihan minimarket, serta alasan pemilihan tempat berbelanja.

Meto de sampling yang digunakan dalam penyebaran kuesio ner adalah disproporsional stratified random sampling dikarenakan dugaan karakteristik po pulasi yang diperoleh melalui sampling pendahuluan adalah heterogen stratifikasi mengelo mpok dengan ukuran kelomo k tidak sama. Untuk tiap kelas, jumlah sample yang diambil adalah 30 untuk tiap strata, dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel 30 sudah mendekati distribusi no rmal, sehingga dapat mewakili po pulasi. A nalisis hasil rekap kuesioner akan dijelaskan lebih lengkap pada sub bahasan berikut.

a)Data jarak, frekuensi, dan volume belanja di minimarket, serta pengeluaran konsumen

Rekap hasil kuesioner untuk data jarak, frekuensi, dan volume belanja di minimarket serta pengeluaran konsumen dapat dilihat pada tabel 4.3.

V-70

Gambar 5.3 Grafik Jumlah Berlangganan Minimarket

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.3 diketahui bahwa sebagian besar konsumen, yaitu sebesar 81,03% berlangganan 1 hingga 2 minimarket. Pada kenyataannya, ko nsumen masih berpeluang belanja ke minimarket lain, sehingga pada penelitian ini ditetapkan konsumen boleh memilih dua alternatif minimarket terdekat (split demand). Hal ini diperkuat dari modus hasil perhitungan adalah 2 alternatif.

Gambar 5.4 Grafik Jarak Tempuh Minimarket Terdekat Ke-1

V-71

Gambar 5.5 Grafik Jarak Tempuh Minimarket Terdekat Ke-2

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasar grafik 5.4 dan 5.5, dapat diketahui bahwa jarak maksimum yang ditempuh konsumen untuk berbelanja ke minimarket terdekat adalah 2 kilometer, sedangkan ke minimarket terjauh adalah 5 kilo meter dengan sebagian besar konsumen menempuh jarak 500 meter (modus). Jarak 500 meter kemudian dijadikan dasar penentuan coverage area untuk pelayanan minimarket, sehingga untuk menghindari kanibalisme maka jarak minimal antar minimarket adalah 1 km. Jarak 2 km juga dijadikan dasar jarak terjauh ko nsumen masih boleh memilih 2 alternatif terdekat. Dalam ketentuan tidak mengambil jarak di atas 2 km dikarenakan persentase konsumen yang masih mau menempuh jarak tersebut kecil. Selain itu, setelah dilakukan wawancara lebih lanjut, konsumen menempuh jarak lebih dari 2 km karena kondisi dalam perjalanan, sehingga jarak tersebut tidak dipertimbangkan.

V-72

Gambar 5.6 Grafik Volume Belanja Minimarket Terdekat Ke-1

Sumber: Data Diolah, 2009

Gambar 5.7 Grafik Volume Belanja Minimarket Terdekat Ke-2

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasar grafik 5.6 dan 5.7, dapat diketahui bahwa volume belanja untuk 2 alternatif minimarket hampir sama. Hal ini dikarenakan kebutuhan yang diperlukan untuk dibeli di minimarket cenderung sama sehingga jarak tidak terlalu berpengaruh secara signifikan pada volume belanja.

V-73

b)Data Kebutuhan dan Tempat Berbelanja

Rekap hasil kuesio ner untuk data kebutuhan dan tempat berbelanja dapat dilihat pada tabel 4.4.

Gambar 5.8 Grafik Kebutuhan dan Tempat Belanja

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasar grafik 5.8, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya baik pasar tradisional maupun pasar modern memiliki segmen yang cenderung berbeda, tetapi untuk tiap saluran tetap terjadi persaingan dalam memperoleh konsumen baik antar pasar tradisional dan modern, maupun intern pasar tradisio nal dan intern pasar modern. Untuk pasar tradisional cenderung bersaing dengan to ko atau warung dengan mayoritas komo ditas adalah bahan makanan pokok dan fresh food. Untuk komoditas peralatan rumah tangga, terjadi persaingan antara toko , pasar tradisio nal, serta hypermarket. Sedangkan untuk minimarket cenderung bersaing dengan supermarket dan hypermarket dengan mayoritas komoditas makanan dan minuman kemasan serta peralatan kebersihan dan kecantikan. Untuk produk non makanan (durable goods), minimarket

V-74

tidak bersaing secara langsung (head to head) dengan supermarket dan

hypermarket dikarenakan komoditas tersebut tidak tersedia di minimarket.

c) A lasan Pemilihan M inimarket

Rekap hasil kuesio ner untuk alasan pemilihan minimarket dapat dilihat pada tabel 4.5.

Gambar 5.9 Grafik Alasan Pemilihan Minimarket

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.9 dapat diketahui bahwa alasan konsumen hanya berlangganan 1 minimarket adalah karena fakto r jarak yang relatif dekat. Sedangkan, fakto r utama yang berpengaruh mengapa konsumen berlangganan lebih dari 1 minimarket lebih cenderung faktor psiko logis, yaitu keinginan untuk mencari suasana baru. Alasan-alasan tersebut dapat dikategorikan menjadi 4 klaster yang dapat dilihat pada tabel 5.1.

V-75

Level X1

Waktu mendesak Pelayanan lebih baik Sekaligus Rekreasi

X2 Level

Cari suasana baru lebih mudah dijangkau dalam perjalanan

X1-X2 (Kuat)

Lokasi / jarak lebih dekat Produk lebih lengkap Harga lebih murah Kuat Lemah Lemah Kuat Suasana lebih nyaman iklan&promosi X1-X2 (Lemah)

Sumber: Data diolah, 2009

Keterangan: X1 = memilih 1 minimarket X2 = memilih > 1 minimarket

d)Pola dan V olume Belanja

Rekap hasil kuesio ner untuk pola dan vo lume belanja dapat dilihat pada tabel 4.6 (Bab IV halaman IV-9).

Gambar 5.10 Grafik Pola Belanja

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.10 serta tabel 4.6 dapat diketahui bahwa untuk fresh food, konsumen cenderung memiliki pola belanja harian dengan jumlah belanja sebagian besar adalah Rp 20.000,00 per hari. Untuk

V-76

bahan makanan po kok, ko nsumen cenderung memiliki pola belanja mingguan dengan jumlah belanja sebagia besar adalah Rp 100.000,00 per minggu. Untuk makanan dan minuman kemasan (snack) serta barang kebersihan dan kecantikan, ko nsumen cenderung memiliki pola belanja bulanan dengan jumlah belanja sebagian besar adalah Rp 100.000,00 per bulan. Sedangkan untuk peralatan rumah tangga dan produk non makanan (durable goods), konsumen cenderung memiliki pola belanja yang tidak pasti, biasanya dalam jangka waktu yang relatif lama, sebagian besar 6 bulan atau sampai produk yang bersangkutan mengalami kerusakan. Jumlah belanja sebagian besar adalah Rp 100.000,00 hingga Rp 2.000.000,00.

e)A lasan Pemilihan Tempat Berbelanja

Rekap hasil kuesio ner untuk alasan pemilihan tempat berbelanja dapat dilihat pada tabel 4.7 sampai 4.12.

Gambar 5.11 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Bahan Makanan

Pokok) Sumber: Data Diolah, 2009

V-77

Berdasarkan grafik 5.11, dapat dilihat bahwa untuk berbelanja bahan makanan pokok, sebagian besar ko nsumen memilih pasar tradisio nal yang menawarkan harga lebih murah serta jarak yang relatif dekat dengan konsumen.

Gambar 5.12 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja

(Makanan dan Minuman Kemasan) Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.12, dapat dilihat bahwa untuk berbelanja makanan dan minuman kemasan, supermarket lebih unggul dikarenakan harga lebih murah serta kelengkapan produk. Ko mpetitor utama adalah minimarket dan toko dengan kelebihan kedekatan jarak dengan konsumen.

V-78

Gambar 5.13 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja

(Barang Kebersihan dan Kecantikan) Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.13, dapat diketahui bahwa supermarket menjadi pemain utama untuk berbelanja barang kebersihan dan kecantikan dikarenakan supermarket menawarkan kelengkapan produk serta harga relatif murah.

Gambar 5.14 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Fresh food)

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.14, dapat diketahui bahwa pasar tradisio nal tetap menjadi pilihan utama ko nsumen untuk berbelanja fresh food.

V-79

dikarenakan Pasar tradisional menawarkan produk yang lebih fresh, harga relatif murah serta jarak yang dekat dengan konsumen.

Gambar 5.15 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja (Peralatan Rumah

Tangga) Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.15, dapat diketahui bahwa terjadi persaingan antara supermarket, toko, serta pasar tradisional untuk komoditas peralatan rumah tangga. Supermarket tampil dengan kelebihannya dalam hal kelengkapan produk dan harga yang relatif murah, sedangkan pasar tradisio nal dan toko tetap menjadi alternatif dikarenakan jarak yang dekat dengan ko nsumen.

Gambar 5.16 Grafik Alasan Pemilihan Tempat Berbelanja

V-80

Sumber: Data Diolah, 2009

Berdasarkan grafik 5.16, dapat diketahui bahwa terjadi persaingan antara supermarket dan hypermarket yang sama-sama menawarkan kelengkapan produk. Namun, hypermarket dinilai konsumen lebih unggul dalam hal harga yang lebih murah disbanding dengan supermarket.

Berdasar penjelasan tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada beberapa alasan utama mengapa ko nsumen cenderung memilih tempat berbelanja tertentu. A lasan utama ko nsumen memilih pasar tradisional adalah dikarenakan jarak yang dekat serta harga yang lebih murah, tetapi hanya untuk komoditas tertentu yaitu fresh food, bahan makanan poko k serta peralatan rumah tangga. A lasan konsumen memilih toko adalah jarak yang dekat, waktu mendesak, serta harga lebih murah, tetapi hanya untuk ko moditas tertentu yaitu fresh food, bahan makanan pokok serta peralatan rumah tangga. Alasan utama ko nsumen memilih

hypermarket dan supermarket adalah kelengkapan produk serta harga lebih murah, dengan alasan lain seperti suasana lebih nyaman, pelayanan lebih baik, sekaligus rekreasi dengan keluarga serta adanya iklan dan promo si. Sedangkan alasan utama konsumen memilih minimarket adalah jarak lebih dekat, kelengkapan pro duk, harga relatif murah serta suasana lebih nyaman.

Dokumen terkait