• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sanad Hadis

Dalam dokumen Skripsi. Oleh: Salwa Nurbaya (Halaman 69-74)

BAB II MANHAJ TARJIH MUHAMMADIYAH

C. Analisis Sanad Hadis

Adapun rangkaian nama-nama para periwayat hadis pada jalur periwayatan al-Da>ruqutni> adalah:

Tabel di atas menggambarkan jalur periwayataan al-A’raj bersambung pada Nabi Saw, sementara Ata terhenti pada Abu Hurairah. Untuk lebih jelasnya, Berikut adalah paparan biografi dan kualitas dari para perawi: سو هيلع الله ىلص يبنلا مل جرعلأا ةورع نب ماشه دانزلا وبأ ةريره وبأ شايع نب ليعامسإ يرمعملا يلع نب نسحلا كاحضلا نب باهولا دبع ريصن نب دمحم نب رفعج ينطقرادلا

a. Jalur periwayatan bersambung ke Nabi Saw 1. Abu Hurairah al-Dausi al-Yamani (w. 58 H)

Nama lengkapnya adalah ‘Abdurrahman bin Shakhr, ‘Abdullah bin ‘Adz, ‘Abdurrahman bin Ghanam. Wafat tahun 58 H, di usia 78 tahun. Ia meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw, Ubay bin Ka’ab, Usamah bin Zaid bin Haritsah. Sedangkan meriwayatkan hadis darinya antara lain adalah Ibrahim bin Ismail, Ibrahim bin ‘Abdullah bin Hunain, Nafi bin Jubair bin Muthim atau disebut juga Nafi bin Abi Anas (Abu Suhail). 2. al-‘A’raj (w. 140 H)

Nama lengkapnya ialah Tsabit ‘Iyadh Ahnaf Qurasyi al-‘Aduwi. Ia adalah orang yang dimerdekakan oleh ‘Abdurrahman bin Zaid bin al-Khattab. Ia merupakan generasi ke-3 dari kalangan tabiin pertengahan. Ia memiliki guru dalam bidang hadis, yaitu Anas bin Malik, ‘Abdullah bin Zubair, ‘Abdullah bin Umar bin al-Khattab, ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, dan Abu Hurairah. Sementara murid-muridnya ialah Ishaq bin Yahya bin Talhah, Ziyad bin Sa’d, dan Abu Zina>d. Para ulama menilai baik al-‘A’raj dalam periwayatan hadis. Al-Dikutip dari al-Mizi, Nasai mengatakan ia seorang tsiqoh. Pendapat lain yaitu datang dari Abu Hatim, mengatakan ia seorang la ba`sa bihi. Al-Dzahabi mengatakan ia Shaduq sementara Ibn Hajar mengatakan ia seorang tsiqah.

3. Abu Zina>d (w. 131 H)

Nama lengkapnya ialah ‘Abdullah bin Dzakwan, Abu Zina>d, Abu ‘Abdirrahman, seorang ahli fikih Madinah. Ia adalah keponakan Abu Lu’luah, pembunuh Sayyidina Umar. Dalam bidang periwayatan hadis, ia mendengar hadis dari Anas, Abu Umamah bin Sahl, al-‘A’raj dan lain-lain. Ia juga memiliki murid antara lain, Malik, Syu’aib, Hisya>m bin ‘Urwah dan lain-lain. Para ulama menilai ia adalah seorang ahli fikih. Abu Hanifah mengatakan Abu Zina>d lebih faqih dari Rabi’ah. Al-Laits

mengatakan ia mendengar dari Rabi’ah, bahwa Abu Zina>d bukan orang tsiqah, sementara al-Dza>habi mengatakan bahwa ia telah dinyatakan tsiqah menurut ijmak.6

4. Hisya>m bin Urwah (146 H)

Nama lengkapnya ialah Hisya>m bin Urwah bin Zubair bin al-‘Awam al-Qurasyi, Abu al-Mundzir. Ada yang mengatakan nama kunyahnya ialah Abu ‘Abdillah al-Madani. Ia merupakan generasi ke-5 dari tabiin atau dengan kata lain termasuk tabiin junior.hadis-hadis yang diriwayatkannya telah dimuat dalam berbagai kitab induk, seperti al-Bukha>ri, Muslim, Abu Dau>d, al-Tirmizi, al-Nasai, Ibn Majah. Dalam bidang hadis, ia memiliki beberapa guru, antara lain: Bakr bin Wa`il, Salih bin Rabiah, Abu Zina>d, dan lain-lain. Sementara murid-muridnya ialah sebagai berikut: Aban bin Zaid al-Aththar, Ibrahim bin Humaid bin Abdirrahman al-Rawasi, Ismail bin Yunus, Isma>il bin Ayya>sy, dan lain-lain. Adapun penilaian dalam meriwayatkan hadis, para ulama berbeda pendapat, antara lain: Ibnu hajar mengatakan ia adalah seorang tsiqah yang faham agama. Sementara al-Dza>habi mengatakan ia seorang cendekiawan. Berikutnya Abu Hatim mengatakan ia adalah seorang imam dalam bidang hadis.7

5. Isma>il bin Ayya>sy (w. 182 H)

Nama lengkapnya ialah Isma>il bin Ayya>sy bin Sulaim, Abu Utbah al-Himsha. Ia merupakan generasi ke-8 dari pengikut tabiin. Ia merupakan periwayat hadis yang dipakai dalam berbagai kitab hadis, antara lain: al-Bukha>ri, Abu Dau>d, al-Tirmidzi, al-Nasai, dan Ibnu Majah. Guru-gurunya dalam bidang hadis ialah Ishaq bin ‘Abdullah bin Abi Farwah al-Madani,

6 Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz Dzahabi. Tarikh Islam wawafayat Masyahir wa A’lam, Vol. 3 (Beirut: Dar al-Gharb, 2003 M), 677.

7Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubal. Tarikh al-Islam wawafayat al-Masyahir wa al-A’lam, 34.

Tamam bin Najih al-Asadi, Sufyan al-Tsauri, Hisya>m bin Urwah, Hisyam bin Ghaz dan lain-lain. Sementara murid-muridnya ialah Abd al-Wahhab bin al-Dhahhak, ‘Utbah bin Sa’id, ‘Ali bin Ayya>sy al-Himsha, dan lain-lain. Adapun pendapat ulama tentangnya, seperti Ibnu Hajar mengatakan ia adalah Shaduq jika meriwayatkan hadis di daerahnya. Akan tetapi, ia mengalami ikhtilat jika meriwayatkan hadis di luar daerah. Kemudian al-Dza>habi mengatakan, Yazid bin Harun berpendapat ia memiliki hafalan yang kuat dalam jejak periwayatan.8

6. Abd al-Wahhab bin al-Dhahhak (w. 245 H)

Ia adalah Abd al-Wahhab bin al-Dhahhak bin Aban bin al-Sulami, Abu al-Harits al-Himsha. Ia tinggal di sekitar daerah Himsha. Merupakan generasi ke-10 dari pengikut tabiin. Dalam meriwayatkan hadis namanya diakui dalam Sunan Ibn Majah. Guru-gurunya dalam bidang hadis ialah Isma>il bin Ayya>sy, Baqiyyah bin al-Walid, al-Harits bin Ubaidah, Sufyan bin Uyainah dan lain-lain. Sementara murid-muridnya ialah al-Hasan bin Ali bin Syabib al-Ma’mari, al-Abbas bin Ahmad al-Syami, Ahmad bin ‘Amr bin Abi Ashim, dan lain-lain. Adapun pendapat ulama tentangnya ialah Ibnu Hajar mengatakan ia merupakan seorang matruk. Bahkan, dinilai kadzdzab oleh Abu Hatim.9

7. Al-Hasan bin Ali al-Ma’mari (w. 295)

Nama lengkapnya ialah al-Hasan bin Ali bin Syabib al-Ma’mari, Abu Ali. Ia seorang hakim dan penghafal hadis. Berasal dari Baghdad, kemudian hijrah ke Bashrah, Kufah, Syiria, dan Mesir. Ia diangkat menjadi hakim agung kemudian wafat di Baghdad. Ada yang mengatakan

8 Sayyid Abu al-Ma’athi al-Nuri. Mausu’ah Aqwal Imam Ahmad, Vol. 1 (Beirut: Alim al-Kitab, 1997 M/1417 H), 109.

9 Muhammad Mahdi al-Muslimi. Mausu’ah Aqal Abi al-Husain al-Daruqutni, Vol. 2 (Beirut: Alim al-Kitab, 2001 M), 429.

sampai umur 82 tahun tidak tumbuh uban di kepalanya.10 Guru-gurunya dalam bidang hadis ialah Abd Wahhab bin Dhahhak, Ali bin al-Madini, Syaiban, dan lain-lain. Sementara murid-muridnya ialah Ja’far bin Muhammad bin Nusair, Suwaid bin Ghafalah, al-Sya’bi, dan lain-lain. 8. Ja’far bin Muhammad bin Nusair (w. 348 H)

Nama lengkapnya ialah Ja’far bin Muhammad bin Nushair bin Qasim, Abu Muhammad al-Baghdadi al-Khuldi al-Khawash. Ia merupakan seorang guru dan petinggi sufi sekaligus muhaddits dari kalangan mereka. Guru-gurunya dalam bidang hadis ialah al-Harits bin Abi Usamah, Bisyr bin Musa, al-Hasan bin al-Ma’mari, dan lain-lain. Sementara muridnya ialah Yusuf al-Qawwas, Abu ‘Abdillah al-Hakim, ‘Abdul ‘Aziz al-Satturi, Da>ruqutni>, Ibn al-Fadhl al-Qaththan dan lain-lain. Dalam meriwayat hadis, ia dinilai tsiqah oleh al-Khatib.11

9. Da>ruqutni> (w. 385 H)

Namanya ialah Abu al-Hasan ‘Ali bin Umar bin Ahmad. Ia seorang imam, hafiz, Syaik al-Islam, Abu al-Hasan ‘Ali bin Umar bin Ahmad bin Ahmad bin Mahdi bin Mas’ud bin al-Nu’man bin Dinar bin Abdillah Baghdad. Lahir tahun 306 H. Ia mendengar hadis dari Abu al-Qasim al-Baghawi, Yahya bin Muhammad bin Shaid, Abu Bakr bin Abi Dawud, dan lain-lain. Murid-muridnya dalam hadis ialah al-Hafiz Abu Abdillah Hakim, Hafiz Abd Ghina, Tammam bin Muhammad al-Razi, dan selain mereka dari orang Baghdad, orang Damaskus, orang Mesir, dan lain-lain.

Berdasarkan pemaparan di atas, Da>ruqutni> dan Ja’far bin Muhammad bin Nushair tidak memiliki hubungan guru murid yang

10 Khairuddin bin Mahmud Zarkali. A’lam, Vol. 2 (Beirut: Dar Ilmi li al-Malayin), 200.

11 Syamsuddin al-Dzahabi. Tarikh al-Islam wa Wafayat al-Masyahir wa la-A’lam, 862.

tertulis dalam buku takhrij. Namun demikian, ada dua indikasi adanya hubungan guru murid antar keduanya, yaitu dilihat dari kedekatan tahun wafat dan kesamaan domisili antar mereka.

Dalam dokumen Skripsi. Oleh: Salwa Nurbaya (Halaman 69-74)

Dokumen terkait