VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.4 Analisis Sensitivitas
6.4 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas ini dilakukan untuk melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi terhadap pendapatan usahatani apabila ada perubahan-perubahan baik harga input maupun harga output. Analisisis sensitivitas yang dilakukan adalah analisis terhadap penurunan harga beras, kenaikan biaya tunai serta penurunan harga beras dan kenaikan biaya tunai secara bersamaan.
6.4.1 Sensitivitas Terhadap Penurunan Harga Beras
Besarnya penerimaan yang akan diperoleh petani selain dipengaruhi oleh jumlah produksi juga dipengaruhi oleh harga jual produk. Semakin tingggi harga jual maka semakin besar penerimaan yang akan diperoleh petani tersebut.
Perubahan harga produk pertanian sulit untuk diprediksi. Untuk melihat pengaruh perubahan harga tehadap keuntungan usahatani dapat dilakukan analisis sensitivitas terhadap penurunan harga jual produk.
Bagi petani penggarap anorganik, penurunan harga sebesar 30 persen akan mengakibatkan usahatani yang dilakukan akan mengalami kerugian atau tidak layak untuk diusahakan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R/C rasio atas biaya tunai sebesar 0,935 dan R/C rasio atas biaya total sebesar 0,988. Untuk petani penggarap organik, perubahan harga sebesar 30 persen akan mengakibatkan
pendapatan atas biaya total bernilai negatif atau dengan kata lain usahatani tersebut mengalami kerugian. Hal ini dapat dilihat dari nilai R/C rasio atas biaya total sebesar 0,996. Dilihat dari nilai R/C rasio atas biaya tunai, usahatani padi ramah lingkungan masih layak untuk dilakukan walaupun terjadi penurunan harga sebesar 30 persen karena nilai R/C rasio atas biaya tunainya lebih besar dari satu yaitu sebesar 1,044. Nilai R/C rasio atas biaya tunai untuk petani pemilik usahatani padi ramah lingkungan kurang dari satu apabila terjadi penurunan harga beras sebesar 35 persen.
Bagi petani pemilik usahatani anorganik, penurunan harga sebesar 45 persen akan mengakibatkan usahatani yang dilakukan akan mengalami kerugian apabila dilaksanakan. Penurunan harga sebesar 45 persen menjadikan nilai R/C rasio atas biaya total bernilai kurang dari satu yaitu sebesar 0,937. Penurunan harga sebesar 45 persen juga akan mengakibatkan usahatani organik bagi petani pemilik menjadi tidak layak karena nilai R/C rasio atas biaya totalnya sebesar 0.908. Dilihat dari nilai R/C rasio atas biaya tunai, untuk petani pemilik baik usahatani padi ramah lingkungan maupun usahatani anorganik menjadi tidak menguntungkan apabila terjadi penurunan harga sebesar 60 persen. Hasil analisis sensitivitas terhadap penurunan harga beras dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunana Harga Beras
Penurunan Harga Beras (%)
R/C Rasio Atas Biaya Tunai R/C Rasio Atas Biaya Total Petani Pemilik Petani Penggarap Petani Pemilik Petani Penggarap Ramah
Lingkungan Anorganik Ramah
Lingkungan Anorganik Ramah
Lingkungan Anorganik Ramah
Lingkungan Anorganik
25 1.794 1.706 1.123 1.079 1.323 1.274 1.072 1.021
30 1.674 1.592 1.048 1.008 1.235 1.189 1.001 0.953
35 1.555 1.479 0.973 0.936 1.147 1.104 0.929 0.885
40 1.435 1.365 0.898 0.864 1.059 1.019 0.858 0.817
45 1.316 1.251 0.823 0.792 0.970 0.935 0.786 0.749
50 1.196 1.137 0.748 0.72 0.882 0.85 0.715 0.681
55 1.076 1.024 0.674 0.648 0.794 0.765 0.643 0.613
60 0.957 0.910 0.599 0.576 0.706 0.68 0.572 0.545
Secara umum tingkat sensitivitas terhadap penurunan harga beras antara petani organik dan an-organik tidak berbeda jauh artinya besar perubahan harga yang mengakibatkan usahatani padi ramah lingkungan menjadi tidak untung juga akan mengakibatkan usahatani anorganik menjadi tidak untung. Sedang tingkat sensitivitas antara petani penggarap dan petani pemilik cukup berbeda jauh.
Dilihat dari R/C rasio atas biaya total, untuk petani penggarap, usahatani yang dilakukan akan mengalami kerugian apabila terjadi penurunan harga sebesar 30 persen, sedangkan untuk petani pemilik usahatani menjadi rugi apabila terjadi penurunan harga sebesar 45 persen.
6.4.2 Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Tunai
Dilihat dari nilai R/C rasio atas biaya total, kenaikan biaya tunai sebesar 40 persen akan mengakibatkan petani penggarap anorganik mengalami kerugian atau usahatani menjadi tidak layak untuk diusahakan. Untuk petani penggarap usahatani padi ramah lingkungan akan mengalami kerugian apabila terjadi kenaikan biaya tunai sebesar 45 persen. Tingkat sensitivitas untuk petani pemilik cukup tinggi, usahatani anorganik menjadi tidak menguntungkan apabila terjadi kenaikan biaya tunai sebesar 95 persen dan 125 persen untuk usahatani padi ramah lingkungan.
Dilihat dari nilai R/C rasio atas biaya tunai, petani penggarap usahatani anorganik akan mengalami kerugian apabila terjadi kenaikan biaya tunai sebesar 45 persen. Petani penggarap usahatani padi ramah lingkungan akan mengalami kerugian apabila terjadi kenaikan biaya tunai sebesar 50 persen. Untuk petani pemilik usahatani padi anorganik kenaikan biaya tunai sebesar 130 persen akan mengakibatkan nilai R/C rasio atas biaya tunai menjadi 0,986 artinya usahatani
menjadi tidak menguntungkan. Sedangkan untuk usahatani padi ramah lingkungan kenaikan biaya tunai yang akan mengakibatkan usahatani menjadi tidak menguntungkan adalah apabila terjadi kenaikan biaya tunai sebesar 140 persen. Hasil analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya tunai dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Tunai
Kenaikan Biaya Tunai (%)
R/C Rasio Atas Biaya Tunai R/C Rasio Atas Biaya Total Petani Pemilik Petani Penggarap Petani Pemilik Petani Penggarap Ramah
Lingkungan Anorganik Ramah
Lingkungan Anorganik Ramah
Lingkungan Anorganik Ramah
Lingkungan Anorganik
35 1.772 1.685 1.109 1.066 1.402 1.347 1.071 1.023
40 1.709 1.625 1.069 1.028 1.362 1.308 1.034 0.988
45 1.650 1.569 1.032 0.993 1.325 1.272 1.000 0.955
50 1.595 1.517 0.998 0.960 1.289 1.237 0.968 0.924
90 1.259 1.197 0.788 0.758 1.060 1.016 0.769 0.735
95 1.227 1.167 0.768 0.738 1.037 0.994 0.750 0.717
100 1.196 1.137 0.748 0.720 1.015 0.973 0.731 0.700
105 1.167 1.110 0.730 0.702 0.994 0.952 0.714 0.683
110 1.139 1.083 0.713 0.685 0.974 0.933 0.697 0.667
125 1.063 1.011 0.665 0.640 0.918 0.879 0.652 0.624
130 1.040 0.989 0.651 0.626 0.901 0.862 0.638 0.611
135 1.018 0.968 0.637 0.612 0.884 0.846 0.624 0.598
140 0.997 0.948 0.624 0.600 0.868 0.831 0.612 0.586
6.4.3 Sensitivitas Terhadap Penurunan Harga Gabah dan Kenaikan Biaya Tunai
Skenario ketiga adalah menganalisis tingkat sensitivitas usahatani terhadap penurunan harga dan kenaikan biaya tunai secara bersamaan. Pada saat panen raya harga beras sering turun, tetapi dilain pihak harga biaya tunai yang harus dikeluarkan makin mahal. Berdasarkan nilai R/C rasio atas biaya total dan biaya tunai, penurunan harga beras dan kenaikan biaya tunai sebesar 20 persen akan mengakibatkan usahatani padi ramah lingkungan dan usahatani padi anorganik yang dilakukan petani penggarap menjadi tidak menguntungkan untuk dilaksanakan. Bagi petani pemilik usahatani padi ramah lingkungan akan mengalami kerugian apabila terjadi perubahan sebesar 35 persen karena nilai R/C rasio atas biaya totalnya lebih kecil dari satu yaitu 0,912. Sedangkan untuk petani
pemilik usahatani padi anorganik akan mengalami kerugian apabila terjadi perubahn sebesar 30 persen. Hasil analisis sensitivitas terhadap penurunana harga beras dan kenaikan biaya tunai dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunana Harga Gabah dan Kenaikan Biaya Tunai
Gabungan (%)
R/C Rasio Atas Biaya Tunai R/C Rasio Atas Biaya Total Petani Pemilik Petani Penggarap Petani Pemilik Petani Penggarap Ramah
Lingkungan Anorganik Ramah
Lingkungan Anorganik Ramah
Lingkungan Anorganik Ramah
Lingkungan Anorganik
10 1.957 1.861 1.225 1.178 1.479 1.423 1.174 1.119
15 1.768 1.681 1.106 1.064 1.35 1.299 1.063 1.013
20 1.595 1.517 0.998 0.960 1.23 1.183 0.960 0.916
25 1.435 1.365 0.898 0.864 1.117 1.074 0.865 0.826
30 1.288 1.225 0.806 0.775 1.011 0.972 0.778 0.742
35 1.152 1.095 0.721 0.693 0.912 0.876 0.696 0.665
40 1.025 0.975 0.642 0.617 0.817 0.785 0.621 0.593
45 0.907 0.863 0.568 0.546 0.729 0.699 0.55 0.525
Dari dua faktor yang dianalisis, faktor penurunan harga beras lebih sensitiv dibandingkan faktor kenaikan harga terhadap usahatani. Hal ini dapat dilihat dari tingkat sensitivitas terhadap penurunan harga beras yang mengakibatkan usahatani mengalami kerugian yaitu sebesar 60 persen, sedangkan tingkat sensitivitas terhadap kenaikan biaya tunai yang mengakibatkan usahatani mengalami kerugian yaitu sebesar 140 persen.