BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Analisis Hasil Penelitian
5. Analisis Sikap Mahasiswa Melalui Hasil Wawancara
Data wawancara diperoleh dari koding tanya jawab dengan delapan pertanyaan untuk mahasiswa. Jawaban-jawaban yang tertulis dalam analisis ini merupakan jawaban yang lebih lengkap dibandingkan dengan jawaban dari responden lain. Jawaban mahasiswa ditandai dengan inisial
“mahasiswa 1, mahasiswa 2, dst....”. Namun, inisial yang sama pada
pertanyaan yang berbeda, bukan berasal dari responden yang sama.
a. Apakah anda tertarik belajar IPA Fisika?
Jawaban-jawaban yang muncul dari pertanyaan ini sebagian besar mengacu ke proses penyampaian materi IPA Fisika.
Mahasiswa 1: “Saya tertarik belajar Fisika karena Fisika sangat menyenangkan ketika kita bisa
mampumenyelesaikan soal-soal Fisika”.
Mahasiswa 2:“...basic saya sejak SMA itu IPA. Saya
merasa tertarik”.
Mahasiswa 3:“....tentu, apalagi guru atau dosennya
nyenengin”.
Mahasiswa 4: “....tertarik, tetapi tergantung dosennya
Mahasiswa 5: “....Sejak SD saya tertarik dengan mata
pelajaran IPA tetapi waktu SMP saya kurang tertarik. Kebetulan guru fisika saya galak. Itu membuat saya kurang tertarik”.
Mahasiswa 6: “....kalau nggak pake rumus, sich aku suka
ya....”.
Mahasiswa 7: “Tertarik karena dalam kehidupan sehari -hari, sebagai calon guru harus menguasai Fisika”.
Mahasiswa 8: “Tertarik ...dengan pendidikannya, cara
mengajar IPA....bisa sebagai bayangan
untuk mengajar”.
Mahasiswa 9: “Tertarik sich...ya sedikit-sedikit karena
waktuSMA itu jurusan IPSbukan IPA”.
Mahasiswa 10: “Tergantung dosen dan materi yang
diajarkan”.
Mahasiswa 11: “...dari SD saya sudah tertarik dengan pelajaran IPA. Saya suka karena Fisika itu
dekat dengan kehidupan kita”.
Sebagian besar, ketertarikan mahasiswa terhadap IPA Fisika disebabkan oleh sikap pengajar dalam menyampaikan materi. Sikap pengajar yang mula-mula membantu mahasiswa menyenangi IPA Fisika, mengarahkan mahasiswa untuk tertarik dengan IPA Fisika. Selain itu, sikap terhadap IPA Fisika juga dipengaruhi oleh bidang ilmu yang ditekuni sejak SMA.
b. Bagaimana pandangan anda dengan adanya mata kuliah IPA Fisika
di PGSD?
Jawaban-jawaban yang disampaikan mahasiswa cenderung terarah ke pemikiran bahwa kuliah IPA Fisika memberikan pengetahuan tentang cara mengajar IPA di sekolah dasar.
Mahasiswa 1: ”...sangat baik, karena dalam pembelajaran di SD semua mata pelajaran diajarkan dan
Mahasiswa 2: “...karena akan menambah wawasan
mahasiswa”.
Mahasiswa 3: “Membantu mahasiswa PGSD untuk
latihan mengajar dan memberikan
wawasan tentang mata pelajaran Fisika”. Mahasiswa 4: “Fisika itu adalah dasar untuk belajar
IPA SD”.
Mahasiswa 5: “Sangat baik, tidak hanya belajar ilmu IPA
Fisika saja tetapijuga kurikulumnya”.
Mahasiswa 6: ”Bagus...terutama kalau untuk praktikum anak-anak”.
Mahasiswa 7: “Sangat baik karena Fisika menjadi salah
satu mata pelajaran pokok yang harus
dipelajari di SD”.
Jawaban-jawaban yang dilontarkan mahasiswa menunjukkan sikap positif. Mahasiswa mendukung adanya kuliah IPA Fisika karena kuliah tersebut bisa menjadi bekal dan gambaran untuk mengajar IPA di sekolah dasar.
c. Apakah menurut anda, IPA Fisika penting dalam kehidupan ini?
Mahasiswa 1: “Penting. Karena IPA Fisika berhubungan
dengan berbagai kejadian di kehidupan sehari-hari”.
Mahasiswa 2: “IPA Fisika itu penting sekali, karena pokok bahasan yang ada didalamnya itu sering kita lakukan di kehidupan sehari-hari”. Mahasiswa 3: “Gak begitu penting. Soalnya kan kita
ngajar SD jdi nggak terlalu penting”.
Mahasiswa 4: “...palingcuma hal-hal sepeleaja”. Mahasiswa 5: “Sangat penting karena dalam fisika itu
diajarkan menghitung hal-hal yang kelihatan
sepele dan hal-hal itu berguna dalam
kehidupan sehari-hari”.
Jawaban-jawaban yang dikemukakan mahasiswa, menunjukkan bahwa mereka menyikapi IPA Fisika dengan sikap positif. Sebagian besar mahasiswa berpendapat bahwa ilmu Fisika penting dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, meskipun ada juga
mahasiswa yang berpendapat bahwa IPA Fisika tidak terlalu penting dalam kehidupan. Terjadinya perbedaan pendapat di antara mahasiswa, disebabkan karena pembelajaran di sekolah dasar tidak secara khusus membahas Fisika, tetapi membahas IPA secara umum. Sikap mahasiswa-mahasiswa yang menganggap bahwa IPA Fisika tidak terlalu penting, menandakan bahwa sikapnya mengarah ke sikap negatif. Perbedaan sikap dan cara pandang mahasiswa dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
d. Berapa besarkah minat anda untuk mendalami IPA Fisika?
Mahasiswa 1: “Sekitar 75%, pada dasarnya saya sangat
menyukai pelajaran Fisika dan menurut saya
pelajaran fisika sangat menarik”. Mahasiswa 2: “...Sekitar 20% aja.”
Mahasiswa 3: “...kalau harus banyak dengan rumus... nggak minat”.
Mahasiswa 4: “...saya sangat berminat untuk mendalami
IPA Fisika, tetapi karena keterbatasan saya dalam hal berhitung, saya minder”.
Mahasiswa 5: “....matakuliah IPA itu lanjutan dari matakuliah IPA semester kemarin, jadi kalau untuk mendalaminya saya masih berpikir-pikir duluya”.
Mahasiswa 6: “...minat itu ada karena sebenarnya awalnya
sayaberencana masuk fisika”.
Mahasiswa 7: “Saya tidak terlalu berminat, tapi kalau membahas tentang penemuan-penemuan dan
ada percobaan saya sedikit tertarik”.
Mahasiswa 8: “...saya lebih minat kalau fisika tentang
PGSD aja.
Mahasiswa 9: “...saya kan sekarang di jurusan PGSD,
jadi Fisika yang saya pelajari sebatas
pengetahuan Fisika untuk pembelajaran di SD.
Jawaban-jawaban mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa
tetap ada kemungkinan untuk berubahnya sikap tersebut menjadi negatif. Faktor-faktor penyebabnya, antara lain karena dalam ilmu Fisika terdapat rumus-rumus yang harus dipelajari dan IPA Fisika hanya sebagai mata kuliah IPA lanjutan dari mata kuliah IPA yang dipelajari pada semester sebelumnya, serta alasan lainnya adalah mahasiswa hanya tertarik dengan informasi tentang penemuan dalam dunia Fisika. Jika salah satu faktor penyebab tersebut sering dijumpai mahasiswa selama proses pembelajaran IPA Fisika, maka kemungkinan perubahan sikap akan terjadi. Di samping itu, pengaruh program studi yang sedang dijalani, juga mempengaruhi sikap mahasiswa terhadap IPA Fisika. Artinya, mahasiswa hanya akan bersikap positif terhadap IPA Fisika yang berkaitan dengan materi IPA di sekolah dasar karena mereka sedang menjalani pendidikan sebagai calon guru sekolah dasar.
e. Apakah anda membutuhkan usaha yang keras untuk menyukai IPA
Fisika? Mengapa?
Mahasiswa 1: “...selama ini saya hanya mengikuti saja apa yang saya mampu dalam belajar fisika”.
Mahasiswa 2: “Saya tidak begitu membutuhkan usaha
yang keras untuk menyukai IPA Fisika,
karena saya sudah tertarik dengan
pelajaran fisika sejak SMP....”
Mahasiswa 3: “...saya bisa menyelesaikan soal-soal fisika, saya termotivasi suka dengan mata pelajaranfisika”.
Mahasiswa 4: “Saya membutuhkan usaha yang keras
terutama saya belajar tentang rumus-rumus”.
Mahasiswa 5: “Ya jelas, tapi dengan adanya teman-teman
yang lulusan dari SMA, sangat membantu
saya belajar fisika”.
Mahasiswa 6: “...saya berusaha mendalami fisika.
Caranya dengan baca-baca artikel yang
berkaitan dengan fisika”.
Mahasiswa 7: “...saya kesulitan karena waktu SMA saya
masuk di jurusan IPS, jadi untuk materi IPA saya kurang mengerti. Sebisa mungkin
mengikuti kuliah IPA Fisika dengan
baik”.
Dari jawaban-jawaban tersebut, pada dasarnya mahasiswa bersikap positif terhadap IPA Fisika. Tetapi sikap positif yang mereka miliki tidak sama intensitasnya antara mahasiswa yang satu dengan yang lain. Beberapa faktor juga ikut berperan dalam perbedaan intensitas sikap mahasiswa, misalnya faktor-faktor dari dalam diri dan
lingkungan. Faktor dari dalam diri, misalnya kemampuan
matematis, serta faktor dari luar misalnya pengaruh teman, bidang ilmu yang dipilih ketika menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sumber-sumber belajar seperti artikel Fisika.
f. Apakah anda selalu ingin berhasil mencapai nilai terbaik untuk IPA
Fisika? Mengapa?
Mahasiswa 1: “Tidak, karena saya menyadari bahwa
saya kurang dalam pelajaran IPA
walaupun saya sudah berusaha”.
Mahasiswa 2: “Ya, karena nilai yang baik sangat
dibutuhkan untuk menambah IPK.”
Mahasiswa 3: “...nilai tersebut saya bisa menilai kesuksesan saya dalam mempelajari ilmu fisika”.
Mahasiswa 4: “...nilai pasti diusahakan semaksimal
mungkin”.
Mahasiswa 5: “Ya tentu. Kalau misalnya nilainya jelek gitu pasti diulang-ulang sampai nilainya sempurna”.
Mahasiswa 6: “Apapun itu hasilnya, saya terima dan saya
tidak mempunyai target A atau B”.
Mahasiswa 7: “IPA Fisika menjadi salah satu mata kuliah
yang saya ambil, saya harus mencapai
nilai terbaik”.
Mahasiswa 8: “...ingin mendapatkan nilai yang terbaik
tapi yanglebih penting itu saya bisa paham
dari apa yang disampaikan oleh dosen”. Mahasiswa 9: “...selalu ingin nilai yang terbaik dan
berusaha mengerjakan tugas-tugas itu
semaksimal mungkin”.
Sebagian besar mahasiswa ingin mendapat nilai terbaik. Untuk mencapainya, mahasiswa berusaha semaksimal mungkin. Usaha ini
mempengaruhi sikap terhadap IPA Fisika. Sikap positif
mengarahkan dan memotivasi mahasiswa untuk mencapai hasil yang terbaik (prestasi belajar IPA Fisika).
g. Apakah anda mencoba mempelajari IPA Fisika dengan berbagai
media, misalnya melalui surat kabar, majalah, televisi, radio, dll?
Mahasiswa 1: “Saya memang menyukai pelajaran IPA
Fisika, namun saya termasuk mahasiswa
yang malas mencari referensi untuk
belajar”.
Mahasiswa 2: “Tidak, sejak SMA saya hanya belajar Fisika
denganmenggunakan buku”.
Mahasiswa 3: “...buku kan pasti dan perkiraan-perkiraan
dalam kehidupan nyata”.
Mahasiswa 4: “...belajar pakai modul, kalau masih bisa
ya...cari di internet”.
Mahasiswa5:“...sumber pembelajaran saya itu
internet”
Mahasiswa 6: “Buku tentu saja”.
Mahasiswa 7: “Menggunakan alat-alat praktikum,
Mahasiswa 8: “Buku, internet, televisi (kalau pas ada
acaranya tentang fisika)”.
Mahasiswa 9: “...sumber-sumbernya dari buku SD, buku tentang IPA sains, internet, televisi (ada kuis, cerdas cermat untuk SD)”.
Ketertarikan mahasiswa belajar IPA Fisika bisa dilihat dari sumber-sumber belajar yang digunakan. Sumber belajar memberikan informasi yang ingin diketahui. Semakin beragamnya sumber belajar, mahasiswa semakin kreatif mencari informasi. Maka menunjukkan sikap positif mahasiswa terhadap IPA Fisika.
h. Apakah anda pernah mengalami kendala-kendala ketika
mempelajari IPA Fisika?
Mahasiswa 1: “...kendala yang sering saya alami adalah
ketika mood saya jelek, saya tidak fokus
belajar IPA Fisika”.
Mahasiswa 2: “...kendala itu dari gurunya, saya sendiri yang kebanyakan main atau kadang sumber
belajar”.
Mahasiswa 3: “...kendalanya dari dalam diri sendiri
sich...yaitumalas”.
Mahasiswa 4: “...kendala dalam mata kuliah yang
memiliki hitungan”.
Mahasiswa 5: “...Fisika itu sulit karena saya dari SMK ekonomi”.
Mahasiswa 6:“...kurang tahu materi dan
percobaan-percobaannya karena belum pernah
melakukan karena dulu bukan jurusan IPA”.
Mahasiswa 7: “Rumus dalam Fisika bagi saya sulituntuk
dipahami”.
Mahasiswa 8: “...sulit khususnya dalam hal rumus-rumus”.
Mahasiswa 9: “...sudah 2 tahun tidak belajar IPA, jadi
banyak materi-materinya yang lupa”.
Kendala-kendala belajar IPA Fisika sebagian besar berasal dari faktor dalam diri mahasiswa walaupun ada yang dipengaruhi oleh
pengajar. Sehingga sikap mahasiswa terhadap IPA Fisika tidak melulu dipengaruhi oleh lingkungan tempat belajarnya. Tetapi juga pembentukan dari dalam dirinya.