• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Fisik dan Biofisik

Aspek fisik dan biofisik dianalisis yang dapat mempengaruhi desain artwork, aspek fisik dan biofisik yang dianalisis meliputi;

Lokasi dan Batas Tapak

Medan Merdeka merupakan kawasan perkantoran dan pusat pemerintahan. Menurut Arie Bastaman (2013) kawasan tersebut disebut sebagai white area (area yang disterilkan) atau lingkar satu Indonesia, maka artwork dalam kawasan tersebut perlu memperhatikan sejarahnya. Kawasan Medan Merdeka terbagai atas empat bagian yaitu bagian Utara, Barat, Selatan dan Timur, pada setiap sisinya memiliki luas median dan taman pulau yang berbeda. Penetapan artwork pada Kawasan Medan Merdeka baik Utara, Barat, Selatan dan Timur harus memiliki satu kesatuan/harmonis terhadap lingkungannya. Medan merdeka sebagai ring satu seharusnya menampilkan artwork

26

Ramadhan (2013). Menurut Ketut Winata (2013) manusia cenderung ingin mudah dan

simple dalam mengingat dan memperhatikan bentuk khususnya artwork pada area publik. Patung dengan bentuk nama menjadi lebih sulit diingat dan menandakan perdaban yang tertinggal.

Topografi dan Kemiringan

Menurut Booth (1983), tapak yang memiliki topografi dengan kategori datar merupakan tapak ideal dan dapat dikembangkan secara maksimal. Bentukan Tapak yang datar memiliki kesan stabil, netral, istirahat dan tenang. Tapak datar memiliki potensi sudut padang yang jauh (Gambar 15).

Salah satu kelemahan dari tapak yang datar adalah memiliki visual yang monoton. Untuk memberikan kesan kontras pada tapak yang datar maka diperlukan elemen vertikal untuk memberikan perbedaan level dan menjadi elemen yang dominan sehingga membentuk suatu vocal point yang atraktif.

Penambahan elemen artwork untuk memberikan perbedaan level pada tapak sehingga tapak datar memiliki ritme sesuai dengan prinsip desain. Untuk memberikan elemen vertikal perlu memperhatikan lingkungannya agar tidak bersaing satu sama lainnya dan dapat menjadi vocal point (Gambar 16).

Iklim

Berdasarkan data iklim rata-rata pada tahun 2012 Kawasan Medan Merdeka memiliki iklim yang cukup panas. Karya seni sangat peka terhadap iklim, perubahan iklim dapat memberikan efek terhadap karya seni. Karya seni seperti sculpture perlu memperhatikan penggunaan material yang dapat memperkuat karakter artwork yang

Sumber gambar: Booth 1983

Gambar 16 Elemen vertikal memberikan kontras dengan bentukan tapak Sumber gambar: Booth 1983

27 diciptakan. Iklim dapat menentukan penggunaan dan pemilihan material artwork yang tahan lama dan minimum pengelolaan. Menurut Tatang Ramadhan (2013) pemilihan material ruang luar perlu memperhatikan cuaca, adaptif terhadap perubahan cuaca, tahan lama, dan kontemporer. Jenis dan material ruang luar sudah banyak dan dapat diaplikasikan seperti perunggu, tembaga, kuningan, alumunium, granit, kaca dan lain sebagainnya

Vegetasi

Vegetasi merupakan elemen yang penting untuk memperkuat karakter suatu lanskap. Untuk memberikan karakter yang kuat pada suatu lanskap perlu memperhatikan bentuk arsitektural tanaman yang berpengaruh terhadap visual tanaman tersebut yaitu skala, ukuran, bentuk, warna dan tekstur (Halle 1998) dalam Wungkar (2005).

Vegetasi pada tapak saat ini memiliki fungsi sebagai pengarah pada bagian Medan Merdeka Utara, Selatan dan Barat. Fungsi lainnya sebagai pengisi ruang untuk menambah estetika jalan. Menurut Simonds (1983) lanskap jalan harus memberikan kesan yang menyenangkan dengan menyelaraskan keharmonisan dan kesatuan tanaman sehingga fungsional secara fisik dan visual. Menurut Todd (1987) penggabungan elemen desain seperti garis, bentuk, tekstur dan warna dapat menciptakan keharmonisan, daya tarik dan mempengaruhi pengguna jalan.

Untuk menata elemen soft material ataupun hard material perlu susunan atau komposisi yang baik untuk menciptakan nilai-nilai artistik. Komposisi kedua elemen lanskap dapat membentuk kesan kesatuan, irama dan keseimbangan ( Reid 1993) dalam Wungkar (2005). Fungsi estetik tanaman lainnya menurut Booth (1983) dapat memberi penekanan terhadap benda di depannya sehingga membuat ruang menjadi mudah dikenali. Untuk memberikan efek tersebut perlu memeperhatikan ukuran tanaman, bentuk, warna dan tekstur (Gambar 17).

Bentuk fisik vegetasi dapat memberikan efek tertentu terhadap artwork. Menurut Booth (1983) batang dan cabang perdu dapat menjadi latar depan (foreground) terhadap satu ruang yang menjadi vocal point (Gambar 18). Semak yang tinggi dapat berfungsi sebagai latar belakang (background) yang netral pada objek yang ada didepannya. Warna pada tanaman juga dapat mempengaruhi ruang yang terbentuk. Penggunaan warna tanaman yang lebih gelap akan memberikan visual pada ruang menjadi lebih dekat, sedangkan penggunaan warna tanaman yang lebih terang memberikan efek visual terhadap ruang menjadi lebih jauh. Jarak juga dapat dipengaruhi oleh tekstur yang

Sumber gambar: Booth 1983

28

dihasilkan tanaman. Tekstur yang lebih kasar dapat memberikan efek dekat sedangkan tekstur yang lebih halus dapat memberikan efek lebih jauh sehingga dapat mempengaruhi ruang yang terbentuk. Analisis fungsi vegetasi secara spasial dapat dilihat pada Gambar 19 sampai dengan Gambar 22.

Aksesibilitas dan Sirkulasi

Sirkulasi dapat menentukan interpretasi terhadap suatu ruang. Menurut Simonds (2006) sirkulasi dapat memberi persepsi yang berbeda terhadap suatu objek dalam satu waktu dan ruang. Persepsi yang terbentuk berdasarkan pergerakan seseorang dari satu titik ke titik lainnya sehingga memiliki pengalaman yang berbeda dalam menginterpretasi objek tersebut. Dalam meletakan objek pada jalan perlu memperhatikan jarak pandang pengguna jalan agar tetap aman dan objek dapat terinterpretasi dengan baik.

Jarak pandang adalah panjang jalan depan yang dapat terlihat oleh pengemudi. Minimum jarak pandang yang tersedia pada setiap bentangan jalan harus cukup untuk memungkinkan kendaraan dapat menempuh atau mendekati kecepatan yang ditentukan untuk berhenti sebelum mencapai obyek yang terdapat di depannya (Harris C dan Dines N, 1998).

Desain sirkulasi kendaraan yang aman dan efisien tergantung dari kemampuan pengemudi untuk melihat jarak didepannya sambil bergerak di sepanjang jalan (Harris C dan Dines N, 1998) maka arah dan arus sirkulasi menjadi pertimbangan dalam menentukan titik peletakan artwork.

Jarak pandang minimal memiliki dua fungsi untuk menginterpretasi artwork. Fungsi pertama yaitu jarak ketika pengemudi pertama kali melihat objek di depannya. Dimana pada periode ini pengemudi akan bereaksi dan memberikan persepsi terhadap objek. Pada jarak selanjutnya pengemudi akan memperlambat dan mulai mengiterpretasi objek di depannya. Perhitungan untuk mengetahui jarak dan peletakan

artwork (Gambar 23).

Sumber gambar: Booth 1983

Gambar 18 Fungsi vegetasi sebagai latar (a) (Foreground) (b) (Background) artwork

29

30

31

32

33

Persepsi dan reaksi (Pr) Pr = 1.47(t)(v)

Pr = Untuk menghitung jarak ketika pengemudi bereaksi dan member persepsi terhadap objek didepannya (m)

t = (2.5 Detik)

v = (Jalan Medan Merdeka termasuk jalan protokol dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam) Pr = 1.47(2.5)(40) = 44.1 m Jarak Berhenti (d) : d =

v = Jalan Medan Merdeka termasuk jalan protokol dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam

f = Nilai koefisien (dipengaruhi psikologi pengguna jalan dan jenis perkerasan)(0,60)

Jarak pandang minimum (D) D = Pr + d

= 4410 + 2670 = 70.8 m

Berdasarkan perhitungan, jarak pandang yang aman bagi pengendara bermotor terhadap artwork adalah 70.8 m dengan jarak tersebut diperkirakan pengendara bermotor masih dapat menginterpretasi artwork dengan baik. Selain itu sirkulasi pejalan kaki juga menjadi pertimbangan untuk meletakan atwork. Dalam berbagai hal, skala dan ruang akan mempengaruhi perilaku pejalan kaki dan komunikasi sosial yang terjadi. Maka jarak fisik seseorang perlu diperhatikan. Jarak yang masih dapat diterima seseorang ialah 24 meter dengan kecepatan rata-rata orang dewasa berjalan normal menurut Harris C dan Dines N (1998) ialah 4.3 km/jam agar dapat menginterpretasi

artwork (Gambar 24). Setelah diketahui jarak pandang minimum pengguna tapak baik pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor maka di lakukan analisis spasial untuk mengetahui titik peletakan artwork dapat dilihat pada Gambar 27.

Sumber gambar: Harris C dan Dines N, 1998 (Modifikasi) Gambar 23 Jarak pandang pejalan kaki

34

Visual

Visibilitas pengguna jalan perlu diperhatikan untuk memberikan interpretasi dan keamanan bagi pengguna jalan. Pengendara bermotor dan pejalan kaki memiliki sudut dan jarak pandang yang berbeda. Kemampuan melihat seseorang menurut Loidl H dan Bernard S (2003) terbagi atas sudut horizontal dan sudut vertikal.

Sudut pandang digunakan untuk menciptakan monumentalitas terhadap lingkungannya. Sudut pandang horizontal (Gambar 25) pengguna jalan yang menggunakan kendaraan bermotor dan pejalan kaki memiliki lebar sudut yang sama yaitu 60°. Sudut pandang vertikal pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor memiliki sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang pengendara bermotor ialah 12° sedangkan pejalan kaki adalah 30°.

Sudut pandang vertikal (Gambar 26) digunakan untuk membaca objek secara spasial. Tinggi maksimum artwork agar dapat menjadi vocal point dengan perbandingan antara jarak dan tinggi artwork yaitu 4:1. Dengan perbandingan tersebut

artwork dapat menjadi terlihat monumentalitas terhadap lingkungannya. Dengan perhitungan yang telah diketahui bahwa jarak rata-rata pengendara bermotor dan pejalan kaki sebesar 47.4 m maka :

4h =47.4 H =11.85 m

Rata-rata lebar median dan taman pulau sebesar 10.38 m

Maka panjang dan lebar dari artwork adalah 11.85 m/ 10.38 m = 1.38 m

(a) (b)

Sumber gambar: Harris C dan Dines N, 1998

Gambar 25 Sudut pandang horizontal (a) kendaraan (b)pedestrian Sumber gambar: Harris C dan Dines N, 1998 (Modifaksi)

35 Potensi visual pengguna tapak diarahkan ke artwork. Untuk menghasilkan visual yang maksimal perlu memperhatikan jarak pandang pengguna kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Sudut pandang pengguna dipertimbangkan untuk mengetahui dimensi

artwork terhadap ruang (Gambar 27).

Aspek Sosial

Aspek sosial yang dianalisis berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan pada responden yang dipilih secara sengaja pada Kawasan Jalan Medan Merdeka. Karakter dari responden yang dipilih yaitu yaitu pengguna jalan baik pengguna kendaraan motor maupun pejalan kaki yang melintasi kawasan tersebut dan pekerja yang berada di sekitar lokasi. Untuk mengetahui aspek sosial yang dapat mempengaruhi desain artwork

diklasifikasin yaitu;

Fungsi Artwork sebagai Elemen Mental map

Kawasan Jalan Medan Merdeka merupakan kawasan yang cukup padat dilalui oleh kendaraan bermotor maupun pejalan kaki, karena kawasan tersebut merupakan pusat pemerintahan dan perkantoran dan menghubungkan beberapa kawasan penting di Jakarta. Untuk mengetahui apakah pengguna kawasan tersebut dapat membedakan antara Medan Merdeka Utara, Barat, Selatan dan Timur maka dilakukan penyebaran kepada responden dari setiap lokasi yang mewakilinya.

Responden menyatakan bahwa mereka masih sulit mengenali perbedaan lokasi antara Medan Merdeka Utara, Barat, Selatan dan Timur sehingga mereka sering mengalami disorientasi. Pada grafik di Gambar 30 diketahui bahwa 80% dari hasil responden mengenali masing-masing lokasi hanya dari bangunan yang sudah menjadi

landmark bagi setiap lokasinya. Elemen artwork pada Medan Merdeka Barat dan selatan belum dapat menjadi elemen penanda yang berfungsi sebagai elemen mental map. Maka diperlukan elemen artwork yang dapat menjadi penanda bagi setiap lokasi sehingga dapat berfungsi sebagai elemen mental map.

Sumber gambar: Harris C dan Dines N, 1998

Gambar 26 Sudut pandang vertikal dan ketinggian mata normal dari pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor

36 Ga mbar 27 An ali sis sirkulasi

37 Ga mbar 29 An ali sis visual

38

Elemen Artwork sebagai Fungsi Aktif

Ruang publik kota kini banyak dihiasi patung-patung berskala kecil hanya memiliki fungsi sebagai elemen estetika kota, saat zaman Soekarno patung-patung dibuat dalam skala besar untuk menetukan struktur kota (Marco K, 2004)). Fungsi

artwork pada tapak hanya berfungsi sebagai elemen pasif. Agar elemen artwork dapat menjadi penanda yang mudah dikenali bagi masing-masing lokasi maka perlu memperhatikan fungsi artwork terhadap fungsi Aktif. Fungsi artwork sebagai fungsi aktif berarti artwork tidak hanya sebagai elemen estetik/fungsi pasif tetapi masyarakat dapat berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung pada artwork. Pada diagram di Gambar 31 diketahui bahwa dari hasil responden menyatakan artwork perlu berfungsi sebagai elemen taman seperti bangku taman, lampu, air mancur dan sebagainya sehingga memiliki fungsi aktif. Fungsi aktif juga dapat memudahkan masyarakat mengenali artwork dan menjadi elemen yang dapat digunakan sehingga tidak hanya menjadi elemen yang pasif yang hanya dapat dilihat.

Selain fungsi aktif bentuk dari artwork tersebut juga perlu diperhatikan untuk mempermudah pengguna mengenali masing-masing lokasi. Hasil dari kuisioner di diagram pada Gambar 32 menyatakan bahwa pengguna menginginkan bentuk

Gambar 30 Bangunan menjadi landmark lawasan yang mudah dikenali

80% 20%

Landmark Berupa Bangunan Landmark Lainnya

Gambar 31 Fungsi artwork yang diinginkan oleh pengguna

24%

71%

5% Hasil Seni Patung/pahat

Ornamen Taman

39 kombinasi yaitu geometris dan organik agar mudah dikenali. Bentuk kombinasi dapat memberikan kesan dinamis pada lanskap jalan sehingga dapat terlihat kontras namun tetap harmonis terhadap lingkungannya. Bentuk merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan menurut Porteous (1977) untuk membentuk struktur kawasan. Selain itu bentuk artwork juga perlu menjadi simbol bagi kawasannya untuk memperkuat karakter dan memberi pembeda bagi masing masing lokasi yang menjadi salah satu syarat pembentuk mental map. Menurut Lynch (1960) simbol dapat berupa karaktek non fisik yang dapat memperkuat karakter artwork.

Untuk memperkuat karakter artwork agar harmonis dengan kawasannya maka konsep yang akan diangkat di Jalan Medan merdeka juga perlu diperhatikan. Pada diagram di Gambar 33, responden menyatakan bahwa konsep artwork yang sesuai pada kawasan Jalan Medan Merdeka adalah konsep sejarah sebesar 60% memilih konsep tersebut untuk diangkat di Kawasan Jalan Medan Merdeka.

Gambar 33 Konsep artwork yang diinginkan oleh pengguna

60% 35% 5% Historik futuristik Lainnya

Gambar 32 Konsep yang diinginkan oleh pengguna

27% 27% 46% 0% Organik Geometris

Kombinas (Geometrik & Organik)

40

Aspek Seni

Artwork sebagai elemen lanskap bukan hal yang baru, namun dalam meletakan dan menentukan artwork sebagai elemen lanskap perlu memperhatikan aspek-aspek pembentuknya. Menurut Porteous (1977), aspek-aspek tersebut akan memberikan karakter yang kuat dan memperbaiki legibilitasnya terhadap lingkungannya sehingga dapat menjadikan artwork sebagai elemen mental map. Untuk membentuk elemen

mental map artwork perlu memperhatikan monumentalitas artrwork terhadap lingkungannya.

Monumentalitas dipengaruhi pada bentuk dan ukuran ruang maka perbedaan luas tapak akan mempengaruhi besar atau kecilnya dimensi artwork terhadap ruang. Skala ruang setiap tapak di lokasi memiliki luasan dan dimensi ruang yang berbeda-beda maka hal tersebut akan mempengaruhi monumentalitas artwork. Monumentalitas

artwork juga dapat diciptakannya melalui pemilihan material yang sesuai.

Artwork atau karya seni ruang luar sangat peka terhadap perubahan iklim. Terutama tingkat asam yang dikeluarkan oleh kendaraan yang melintas akan mempengaruhi karakter material artwork itu sendiri. Maka pemilihan material logam sebagai dasar pembentuk artwork merupakan pilihan yang tepat untuk menciptakan karakter artwork, selain dapat menciptakan karakter yang kuat material logam juga lebih tahan lama dan minimalis dalam pemiliharaan.

Konsep Konsep Dasar

Salah satu bentuk yang perlu diingat atau diangkat kembali yaitu nilai-nilai kepemimpinan yang diaplikasikan kedalam bentuk artwork. Konsep dasar mengangkat filosofi berdasarkan sejarah kepemimpinan. Nilai-nilai kepemimpinan menurut Taufik Kiemas sudah mulai luntur karena degradasi moral secara signifikan. Dalam keprihatinan tersebut maka Taufik Kiemas mengagaskan mengenai empat pilar kebangsaan. Dasar dari terbentuknya gagasan ini merupakan penyanggah persatuan dan kesatuan bangsa, dan empat pilar inilah yang menjadi inspirasi kekuatan para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, yang terus digelorakan sebagai penyemangat perjuangan.

Empat pilar kebangsaan menurut Taufiq Kiemas. Empat pilar tersebut yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, UUD dan Bhineka Tunggal Ika. Empat pilar tersebut perlu dipahami dan dipraktikan sebagai kearifan bangsa. Menurut Taufiq Kiemas, empat pilar kebangsaan itu merupakan prasyarat minimal bagi bangsa untuk bisa berdiri kokoh dan meraih kemajuan berlandasan karakter kepribadian bangsa Indonesia. Keempat pilar kebangsaan tersebut sebagai landasan dasar dan harus diingat oleh generasi muda.

Konsep Desain

Indonesia memiliki banyak filosofi kepemimpinan salah satunya adalah filosofi kempemimpinan dalam adat Jawa. Berdasarkan Kosmologi jawa elemen alam digunakan sebagai makna kehidupan dan nilai-nilai kepemimpinan. Nilai-nilai kehidupan disimbolkan berupa angin, air, tanah dan api yang diartikan sebagai pembentuk dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, sifat ini cocok untuk raja/pemimpin (Endrswara S, 2006).

41 Simbol-simbol dari makna kehidupan bagi seorang pemimpin yaitu angin, air, tanah dan api menjadi dasar untuk membentuk konsep desain yang ditransformasikan kedalam bentukan artwork yang akan diaplikasikan ke dalam tapak berupa elemen

hardscape yaitu artwork (Gambar 34). Transformasi bentuk dari empat elemen tersebut diambil untuk memperkuat karakter masing-masing area dan tetap dapat menjadi kesatuan. Bentuk keempat elemen digunakan agar mudah diinterpretasi dan dapat menjadi elemen mental map bagi setiap kawasannya.

Konsep Ruang dalam Kosmologi Jawa

Dalam kosmologi jawa konsep pembagian ruang perlu diperhatikan. Pembagian ruang biasanya menggunakan arah mata angin sebagai acuan. Pada bagian utara merupakan tempat pemerintahan, pada bagian timur merupakan tempat ibadah, pada bagian selatan merupakan bagian pemakaman dan pada bagian barat ialah sebagai tempat perdagangan dan bagian tengah merupakan area tempat berkumpul atau biasa disebut dengan alun-alun. Konsep ruang tersebut terlihat diaplikasikan pada land use

Kawasan Medan Merdeka.

Kosmologi jawa mengenal istilah sedulur papat lima pancer yaitu penghormatan pada orang tua, khususnya ibu yang sudah melahirkan kita di muka bumi, dimana disimbolkan kedalam empat elemen yaitu air, tanah, api, angin dan tanah/bumi yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Keempat unsur tersebut mengikuti arah mata angin yaitu pasaran legi bertempat di Timur. Satu tempat dengan unsur udara, memancarkan aura putih. Pasaran paing bertempat di Selatan salah satu tempat dengan unsur api, selalu memancarkan aura sinar merah. Pasaran ponbertempat di barat karena tempat dengan unsur air, memancarkan sinar kuning. Pasaran wagebertempat di utara, satu tempat dengan unsur tanah, selalu memancarkan sinar hitam. Kelima yaitu kliwon, bertempat di tengah merupakan tempat sukma atau jiwa berada, memancarkan sinar manca warna. Semua unsur tersebut dibaca searah jarum jam. Konsep tersebut diaplikasikan untuk memperkuat karakter pada tapak, yang kemudian dimodifikasi berdasarkan lands use pada tapak (Gambar 35).

Sumber gambar: google.com Gambar 34 Konsep desain

42

Pengembangan Konsep

Pengembangan konsep dari konsep dasar untuk memperkuat konsep dasar dan memberikan karakter dan fungsi artwork sebagai mental map bagi kawasannya, konsep dikembangan dalam elemen-elemen pembentuk seperti vegetasi, warna, sirkulasi, visual dan suasana.

Konsep Warna

Warna yang akan digunakan merupakan warna-warna yang akan mewakili setiap

artwork. Warna yang digunakan pada bagian utara adalah warna biru dan ungu untuk menyimbolkan warna air dan memberikan kesan formal, bagian barat menggunakan warna cokelat dan hijau sebagai simbol tanah yang memberikan kesan sejuk, bagian selatan menggunakan warna merah, oranye dan kuning sebagai simbol api kesan semangat, bagian timur menggunakan warna putih, abu-abu dan hitam sebagai simbol angin kesan ketenangan. Aplikasi warna digunakan pada material artwork maupun vegetasi (Gambar 36).

Gambar 36 Konsep warna

43

Konsep Vegetasi

Selain hardscape penggunaan vegetasi sebagai elemen softscape dapat memperkuat karakter terhadap artwork Jenis vegetasi yang digunakan mulai dari

groundcover, semak, perdu hingga pohon. Jenis dan warna vegetasi menjadi pertimbangan untuk memperkuat karakter artwork. Konsep vegetasi yang dikembangkan yaitu untuk membentuk karakter visual dan fungsi vegetasi pada lanskap jalan (Gambar 37).

Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi menjadi pertimbangan dalam menginterpretasi artwork secara maksimal. Sirkulasi yang digunakan tetap menggunakan sirkulasi eksisting, namun pada titik tertentu pengguna dapat menikmati artwork secara maksimal. Sirkulasi terbagi atas dua yaitu sirkulasi sekunder dan sirkulasi primer. Sirkulasi sekunder yaitu sirkulasi untuk pejalan kaki dalam menginterpretasi artwork dan sirkulasi primer sirkulasi untuk pengendara bermotor dalam menginterpretasi artwork (Gambar 38).

44

Konsep Visual

Visual merupakan salah satu bentuk komunikasi secara tidak langsung. Konsep visual dihadirkan untuk menyampaikan makna/arti dari artwork terhadap penikmat/ pengguna jalan itu sendiri. Potensi visual yang diciptakan diarahkan ke artwork

sehingga pohon-pohon yang tumbuh dirancang membentuk vista dan dapat membingkai

artwork itu sendiri (Gambar 39). Selain itu visual yang dihadirkan tidak hanya dapat dinikmati secara penglihatan namun juga memberikan pengalaman pengguna tapak untuk dapat berinteraksi langsung dengan artwork sehingga artwork memiliki fungsi aktif.

Konsep Suasana

Perbedaan suasana merupakan salah satu bentuk untuk memberikan perbedaan karakter satu dengan yang lainnya sehingga sesorang tidak mengalami disorientasi terhadap ruang. Selain itu suasana diciptakan untuk memberikan ritme atau irama yang berbeda pada pengguna tapak sehingga mereka mengalami pengalaman yang berbeda-beda. Perbedaan Suasana dimunculkan melalui warna-warna yang dihadirkan diharapkan dapat mempengaruhi psikologi pengguna jalan.

Gambar 38 Konsep sirkulasi

45 Block Plan

Hasil dari pengembangan konsep berupa konsep vegetasi, konsep warna, konsep sirkulasi, konsep visual dan konsep suasana dikompositkan menjadi bentuk block plan. Block plan dari masing-masing tapak terlihat perbedaanya yaitu tidak semua memiliki sirkulasi pejalan kaki di dalam tapak hal tersebut dikarenakan perbedaan luas tapak dan tidak memungkinkan bagi pengguna pejalan kaki untuk dapat menikmati artwork dari dalam. Pada bagian utara sirkulasi pejalan kaki hanya untuk menyeberang sehingga untuk menikmati artwork tidak dapat secara keseluruhan, pada bagian selatan dan barat

Dokumen terkait