Bab IV :HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. Analisis sistem manajemen kinerja BPRS Al-Salaam Cinere dalam meningkatkan mutu pelayanan
Sistem yang diterapkan pada perusahaan pada dasarnya tergantung dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Karena tentu masing-masing mempunyai kebutuhan yang sangat berbeda.
BPRS Al-Salaam Cinere sendiri juga sudah mengambil keputusannya dalam menerapkan sistem manajemen yang digunakan dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap nasasbah.Setidaknya dasar dari ilmu manajemen yang sudah digunakan dan diaplikasikan dengan baik oleh BPRS Al-Salaam Cinere. Pengaplikasian POAC (Planning, Organazing, Actuating, Controling). Mengusung proses manajemen yang kemukakan oleh Goerge R Terry. Suatu proses adalah metode atau cara sistematis
dalam melakukan atau menangani suatu kegiatan.61
Menurut pemaparan manajer SDM setiap karyawan
terutama bagaian Front liner harus mempunyai kompetensi yang
61
Wijayanto, Dian, Pengantar Manajemen, Kompas Gramedia, Jakarta, 2012. Hal: 9
57
sama di setiap cabang terutama di Cinere. Diberikan pula pendidikan dan pelatihan yang sesuai supaya mempunyai kemampuan yang sama terhadap melayani nasabah. berbasis kompetensi, setiap orang di BPRS Al-Salaam Cinere tidak
terkecuali mempunyai target dan job description yang harus
dilaksanakan, setiap semester evaluasi setiap kerja mereka tentunya
ada punishment.62
Sebenarnya sistem manajemen kinerja karyawan yang diterapkan di BPRS Al-Salaam Cinere hampir sama dengan model manajemen kinerja pada model Deming dan model Torrington dan Hall. Hal tersebut mungkin tidak dengan secara sadar sudah diterapkan di BPRS Al-Saaam Cinere dalam manajemen kinerja karyawannya.
Model manajemen kinerja Deming, Torrington dan Hall
memiliki keiripan dengan POAC (Planning, Organazing,
Actuating, dan Controling) yaitu pada model Deming tahap pertama
yang dilakukan adalah rencana hal ini tentu saja sama seperti
menyusun kegiatan atau tahap merencanakan, selanjutnya adalah tindakan yang padafungsi manajemen disebut sebagai Actuating
atau melaksanakan, monitor pada controling (pengawasan kerja
karyawan), dan yang terakhir adalah review. Sedangkan model
Torrington dan Hall hanya berbeda pada siklus terakhir yaitu mengelola standar kinerja.
62
Hasil wawancara dengan Manajer SDM BPRS Al-Salaam Cinere, Tanggal: 20 Agustus 2013
58
Penulis melihat bahwa sangat penting bagi BPRS Al-Salaam Ciner menyadari bahwa sebenarnya mereka sudah mempergunakan model dalam menjalankan manajemen kinerja. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi BPRS Al-Salaam untuk mengembangkan model manajmen kinerja serta mencocokkan kembali formula yang terbaik dalam meningkatkan mutu pelayanan.
Penerapan dan kesinambungan yang berlanjut yang belum dapat terjaga sehingga masih ada hal yang belum dapat terkendali misalnya saja ketika semangat atau kinerja karyawan sedang urun.Tentunya ini menjadi masalah karna tentunya dapat berdampak buruk bagi perusahaan.
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Standar yang diberlakukan di BPRS Al-Salaam Cinere untuk semua karyawannya
khususnya bagian front liner adalah standar pelayanan prima dan standar operasional
pelayanan yang kini sudah berjalan dengan baik, terlebih sudah ada panduan yang jelas pada Standar Operasional kinerja. Standar operasional dalam bekerja sudah dipatenkan dalam buku standar operasional yang ada di BPRS Al-Salaam Cinere, yang juga menjadi pegangan dan haluan dalam meninjau kerja karyawan tentang kesesuaian terhadap apa yang sudah diarahkan dalam buku standar operasional. Tentunya standar yang dibuat juga memudahkan karyawan tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan dan nasabah. Ciri sebuah perusahaan yang baik juga dapat dilihat dari standar operasional yang digunakan, maka dari itu BPRS Al-Salaam Cinere berusaha memaksimalkan hasil yang dapat diraih dengan menjaga standar kinerja karyawan sesuai dengan SOP yang ada.
2. Sistem manajemen kinerja yang masih dipakai oleh BPRS Al-Salaam Cinere adalah
masih menggunakan atau tepatnya masih menggunakan fungsi dasar manajemen yaitu POAC meskipun sebenarnya hal tersebut mendekati model manajemen kinerja Deming atau Tarritan dan Hall. Beberapa pelatihan khusus juga diberikan guna meningkat kualitas mutu pelayanan bagi para nasabah. Pelatihan tersebut merata bagi
60
setiap bagian khususnya front liner yang memang secara langsung bertatap muka dengan para nasabah. Selain manajemen kinerja yang diberlakukan juga ada bentuk penghargaan kepada karyawan terbaik, seperti pemberian reward dan ditampilkan sebagai “Most of The Mounts” yang akan diperlihatkan atau dipajang di tempat khusus yang sudah disediakan dengan baik, yaitu ditempatkan di loby dekat ruang tunggu untuk nasabah. Jadi nasanah juga bisa tahu siapa saja karyawan yang terbaik di BPRS Al-Salaam Cinere . Selain manajemen kinerja sebagai salah satu alat untuk melihat kinerja karyawan dalam meningkatkan mutu.. Penilaian yag dilakukan dalam manajemen kinerja di BPRS Al-Salaam Cinere setiap 6 bulan sekali, dapat memperlihatkan kinerja karyawan itu sendiri dan membantu manajer SDM dalam meningkatkan semangat, memotivasi bawahanya dengan mudah, tentunya hal ini dilakuakan dengan berbagai tahapan. Tahap peneguran yang dilakukan BPRS Al-Salaam Cinere dengan menegur karyawan, jika dirasa belum cukup maka akan dilakukana pemanggil karyawan tersebut dan mencoba mencari tahu alasan
penurunan kinerja. Ada juga pemberian punishment atau hukuman bagi karyawan
yang melanggar peraturan yang ada.
Ada dua teori yang bisa dikembangkan bagi BPRS Al-Salaam Ciner Depok yaitu model manajemn Kinerja Deming maupun Torritong dan Hall. Karna apabila diperbaharui lagi dan diberi inovasi yang baru tentunya akan menghasilkan rumusan manajemen kinerja karyawan yang bisa diterapkan denganbaik.
B. Saran- saran
Berdasarkan uraian kesimpulana diatas tersebut, maka dapat disampaikan beberapa saran yang kiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak BPRS
Al-61
Salaam Cinere dalam mengembangkan manajemen kinerja. Adapun saran tersebut adalah:
1. Hendaknya BPRS Al-Salaam Cinere lebih meningkatkan mutu pelayanan
kepada nasabah dengan lebih mengembangkan lagi standar operasional khususnya untuk bagian front liner.
2. Hendaknya BPRS Al-Salaam Cinere mulai mencari formula atau model
manajemen kinerja yang lebih baik, tidak hanya menggunakan POAC. Hal ini tentunya akan dapat mempermudah dalam mengatur kinerja karyawan BPRS Al-Salaam Cinere, selain itu juga dapat mencegah penurunan kualiatas kinerja karyawan jika suatu hari itu terjadi. Untuk model manajemen kinerja yang akan dipakai tentu saja dapat disesuaikan dengan kondisi BPRS Al-Salaam Cinere. Pemilihan model manajemen kinerja juga dapat diadopsi dari buku manajemen kinerja, atau mengikuti seminar dengan tema terkait. Model manajemen kinerja yang paling sederhana juga dapat dicoba seperti model kinerja Deming, atau Torrington dan Hall.