• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis merupakan tahapan pengembangan model e-learning. Pada tahap analisis ini dihasilkan deskripsi kebutuhan sistem, uraian fungsi sistem, dan fitur utama sistem yang diharapkan, kebutuhan teknologi, dan kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan SDM. Sistem e-learning ini diharapkan mampu memberikan presentasi materi pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kurikulum dan kecenderungan gaya belajar pengguna. Dengan demikian sistem harus mampu mengidentifikasi keberagaman gaya belajar pengguna dan memanfaatkan data pengguna tersebut sebagai pertimbangan untuk menyampaikan presentasi materi dengan tidak mengesampingkan kurikulum yang digunakan.

33

4.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

Dengan metode pembelajaran yang hanya dilakukan dengan cara konvensional seperti sekarang maka secara praktis peserta didik tidak memiliki alternatif lain untuk bisa mengikuti kegiatan pembelajaran selain melalui kegiatan tatap muka. Selain itu jika ternyata pendidik berhalangan hadir pada jadwal yang telah ditentukan maka pembelajaran secara otomatis akan tertunda, sementara itu untuk mengganti waktu belajar yang tertunda itu harus menyesuaikan dengan jadwal kelas, dan kesiapan pendidik. Kondisi seperti ini sangat jelas dapat mengurangi kelancaran pembelajaran yang dilaksanakan.

Permasalahan lain muncul ketika peserta didik memiliki hambatan dalam memahami suatu materi pembelajaran di luar jam pelajaran, sementara sekolah belum memiliki sarana yang dapat memudahkan peserta didik untuk bertanya atau berdiskusi baik itu dengan pendidik maupun dengan peserta didik yang lain. Pada sisi lain, ada beberapa peserta didik yang merasa segan atau malu untuk bertanya secara langsung kepada pendidik ketika pembelajaran sedang berjalan. Untuk kasus seperti ini maka sangat dibutuhkan adanya suatu fasilitas yang dapat menjembatani peserta didik untuk bertanya tanpa harus malu atau segan.

Dalam kaitannya dengan kemudahan memperoleh bahan-bahan pembelajaran, peserta didik hampir sepenuhnya bergantung pada pembelajaran di dalam kelas. Padahal jika bahan pembelajaran bisa diperoleh lebih awal maka peserta didikpun akan lebih awal dalam mempelajari pelajaran yang ada. Kondisi ini bukan disebabkan oleh tidak tersedianya modul pelajaran akan tetapi karena tidak adanya sarana yang memudahkan penyebaran bahan ajar tersebut tanpa harus membebani pihak penyelenggara sekolah. Sementara itu web yang tersedia baik di sekolah inti maupun sekolah mitra, sebagai media informasi sekolah untuk masyarakat, belum bisa dimanfaatkan untuk menjadi sarana penyebaran ilmu pengetahuan tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas maka diperlukan suatu sistem yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada tersebut. Sistem yang diperlukan harus bisa menangani hal-hal sebagai berikut:

34 1. Memfasilitasi peserta didik dengan pendidik untuk melakukan proses

pembelajaran tanpa melalui tatap muka secara langsung. Proses pembelajaran pada model ini dapat dilakukan melalui suatu forum diskusi, tanya jawab langsung (chatting), berbagi materi pelajaran (sharing file), dan latihan soal. 2. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mendapatkan modul

materi pelajaran secara mudah tanpa membebani pihak penyelenggara SMA PLUS PGRI Cibinong.

3. Memberikan kemudahan pada peserta didik untuk berkonsultasi pada pendidik seputar akademik maupun nonakademik.

4. Memberikan kemudahan bagi SMA PLUS PGRI Cibinong dalam penyebaran ilmu pengetahuan ke sekolah mitra.

5. Memudahkan sekolah mitra untuk berbagi materi pelajaran.

Untuk memenuhi keperluan tersebut maka sistem harus bisa berjalan secara

on-line agar bisa diakses kapan dan di mana saja melalui komputer yang terhubung ke jaringan internet. Sesuai hasil penelitian Graf dan List, LMS untuk e-learning yang dapat memenuhi kebutuhan sistem ini adalah Moodle.

4.3.2 Pemilihan Teknologi

Pemilihan teknologi bertujuan mendefinisikan jenis teknologi utama yang akan digunakan menjadi lingkungan pengoperasian e-learning. Informasi mengenai perkembangan teknologi dapat diperoleh melalui studi literatur, buku, artikel, serta bekerja sama dengan staf bidang Teknologi Informasi (TI).

Prinsip pemilihan teknologi e-learning dapat dilihat dengan pemilihan platform teknologi yang meliputi sistem operasi, perangkat keras, perangkat lunak, dan komunikasi. Secara lengkap prinsip pemilihan platform teknologi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Prinsip Platform Teknologi

No Jenis Prinsip

1 Sistem operasi Sistem Operasi yang digunakan harus: • User Friendly

• Mendukung penggunaan perangkat keras • Mendukung jaringan

35

No Jenis Prinsip

2 Perangkat Keras Perangkat Keras yang digunakan harus :

• Independen terhadap vendor dan merk tertentu • Dikualifikasi dan dibatasi

• Handal dan dalam keadaan kondisi yang baik • Mempertimbangkan faktor manusia dalam

perawatan

• Sesuai kebutuhan 3 Perangkat Lunak • Mudah untuk diperoleh

User Friendly

• Dapat dimutakhirkan sesuai perkembangan 4 Komunikasi • Jaringan yang dibuat harus handal

• Terkoneksi dengan internet • Akses Cepat

Selain itu pemilihan platform teknologi juga didasarkan pada kebutuhan strategis dari aplikasi dengan memperhatikan lokasi PSB Inti, perkembangan teknologi yang ada saat ini, kondisi anggaran, serta kondisi sekolah yang akan mendukung pelaksanaan e-learning. Hasil Pemilihan dan pengusulan platform

teknologi yang akan menjadi lingkungan bagi e-learning ialah sebagai berikut: a. Komputer : PCServer dan PCClient.

b. Perangkat Lunak : sistem operasi Linux, pengolah kata, pengolah angka, presentasi Power point dan Flash, LMS Moodle, dan Internet browser

Mozilla Firefox.

c. Jaringan : Local area network (LAN) dan koneksi Internet.

Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan untuk membangun e- learning disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan sekolah yang diberikan tanggung jawab untuk membuat dan mengelola e-learning. Dalam hal ini adalah sekolah PSB inti (SMA PLUS PGRI Cibinong). Setelah mengamati dan mempelajari berbagai aspek dan kemampuan yang dimiliki sekolah maka spesifikasi yang diajukan ialah seperti yang disajikan pada Tabel 4.

36 Tabel 4 Spesifikasi komputer untuk pembelajaran dengan e-learning

No Nama Barang Jumlah

1 Spesifikasi PC Server:

 IBM System X3620M3-22A Xeon E550  2GB DDR3-13333 ECC RDIMM  500GB 7.2k SATA HDD (SimpleSwap)

 DVD±RW

 VGA Matrox G200e  2x GbE NIC

 Rackmount 2U Case

 Monitor LG 17” flat 730HK

Keyboard + Mouse Logitech Optical

1 Set

2 Spesifikasi PC Client :

 Intel Pentium D Core 2 Duo 2.8GHz  Mainboard ECS 661

 VGA GF 7100 128MB Pixel View PCI Expres

 Memory DDR2 512MB PC 5300 V-gen  HDD 80GB Seagate 7200rpm SATA  FDD1.44 Panasonic

 DVD COMBO ASUS

 Casing Simbada SIM-X

 Keyboard + Mouse Logitech Optical  HeadSet Logitech Internet Chat  Monitor LG 15” 505GK

40 Set

4.4 Perancangan Sistem

Tahap perancangan sistem merupakan proses penerjemahan kebutuhan- kebutuhan yang telah didefinisikan pada tahap analisis menjadi model presentasi sistem yang mudah dimengerti pengguna. Tahap perancangan sistem ini meliputi rancangan antar muka, dan rancangan bahan ajar.

4.4.1 Rancangan Antarmuka (interface)

Antarmuka (interfaces) e-learning dirancang agar menghasilkan suatu antar muka yang interaktif, menarik, dan fleksibel. Antarmuka yang fleksibel maksudnya bahwa antarmuka bisa diubah tanpa harus mengubah kode program keseluruhan. Metode seperti ini lebih sering disebut dengan nama theme (tema). Suatu tema merupakan suatu kerangka umum dari suatu antarmuka. Rancangan tampilan interface e-learning bisa dilihat pada Gambar 4 sampai 7.

37

Gambar 4 Rancang Muka e-learning

Gambar 5 Tampilan saat Login HEADER

FOOTER Home

ISI TAMPILAN BERITA

Description of site Course Login Situs berita Online User Calender Latest News

Create new account Loss password Login

User Name

38

Gambar 7 Halaman Adminintrator

Gambar 6 Tampilan Halaman Administrator

Gambar 7 Tampilan Halaman Pendidik  Ubah Profil  Ubah Password  Messaging  Blogs add/edit courses  Notifikasi  Users  Courses  Nilai  Location  Bahasa  Modules  Security  Appearance  Front page  Server  Networking  Laporan  Lain-lain Adninistrasi Situs Cari ∇ My profil settings ∇ Administrasi Situs ∇ Courses

39

4.4.2 Perancangan Bahan Ajar

Proses perancangan bahan ajar merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena materi yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

4.4.2.1 Penyusunan Bahan Ajar berbasis TIK

1. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Agar bahan ajar yang disusun sesuai dengan kebutuhan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik maka diperlukan adanya analisis kebutuhan bahan ajar yang mencakup :

a. Analisis SK-KD (Stándar Kompetensi-Kompetensi Dasar)

Analisis SK-KD dilakukan untuk menentukan kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Dalam pengembangan bahan ajar berbasis TIK, tidak semua kompetensi memerlukan bahan ajar jenis ini. Dalam konteks inilah diperlukan analisis untuk menentukan kompetensi mana yang dapat dikembangkan bahan ajarnya berbasis TIK . Contoh analisis SK-KD dapat dilihat pada Lampiran 2.

b. Analisis Sumber Bahan Belajar

Analisis sumber bahan belajar diperlukan dalam rangka untuk mengetahui ketersediaan, kesesuaian dan kemudahannya untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar berbasis TIK. Sumber bahan ajar dapat berupa Tulisan, Gambar, Animasi, Video maupun audio. c. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar

Prinsip dalam pemilihan dan penentuan bahan ajar berbasis TIK adalah bahwa bahan ajar harus menarik, mudah dikembangkan, sesuai dengan peralatan TIK yang tersedia, ketersediaan software

yang mendukung pengelolaannya serta kemudahan dalam pemanfaatannya.

2. Komponen Penilaian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan hal sangat penting dalam sebuah e-learning, berkualitas atau tidaknya suatu sistem e-learning sangat berpengaruh

40 terhadap bagus atau tidaknya bahan ajar yang terdapat pada e-learning

tersebut, agar bahan ajar yang akan diunggah ke e-learning sesuai dengan kebutuhan maka perlu dilakukan penilaian terhadap bahan ajar tersebut. Model penskoran merupakan kesepakatan tim pelaksana yang mendapat persetujuan dari Direktorat Pembinaan SMA. Adapun aturan penskoran untuk e-learning PSB adalah sebagai berikut:

a. Komponen instrumen penilaian bahan ajar mengacu pada empat bagian yaitu: subtansi materi, desain pembelajaran, tampilan (komunikasi visual), dan pemanfaatan perangkat lunak.

b. Skor merupakan angka dalam skala ordinal yang diberikan pada setiap indikator menunjukkan tingkat kondisi indikator. Skor diberikan dalam skala 1-4, semakin tinggi skala yang diperoleh berarti semakin bagus skor yang dihasilkan.

c. Total skor maksimum adalah 70. Cara penghitungan nilai adalah dengan membagi skor yang didapat dengan skor maksimum dikalikan 100.

Contoh: total skor untuk bahan ajar Ekonomi berjudul Kelangkaan mendapatkan skor 50. Maka nilai yang diperoleh adalah (50/70) x 100 = 71,4. Dari skor yang di peroleh berarti bahan ajar tesebut termasuk dalam kategori baik.

Kriteria nilai adalah sebagai berikut: <51 : Kurang (K) 51 – 59 : Cukup (C) 60 – 79 : Baik (B)

80 – 100 : Sangat Baik (SB)

d. Untuk kriteria nilai kurang dan cukup dikembalikan kepada penyusun untuk direvisi

e. Untuk kategori penilaian baik dan sangat baik, langsung dikirimkan ke pihak Penanggung Jawab Pelaksana PSB Inti untuk diteruskan kepada Penanggung Jawab Mata Pelajaran. Alur penerimaan bahan ajar dapat dilihat pada Gambar 8 sedangkan Instrumen penilaian dapat dilihat pada Lampiran 3.

41 Gambar 8 Alur penerimaan bahan ajar

Kriteria penilaian di atas merupakan kesepakatan antara tim pelaksana dengan melibatkan tim pakar dari direktorat menengah atas. Model penilaian tersebut diharapkan dapat menjadi patokan bagi sekolah menengah atas dalam mengembangkan bahan ajar.

Sampai tesis ini selesai disusun telah terkumpul bahan ajar untuk 16 mata pelajaran dimana tiap masing-masing pelajaran terdapat 4 bahan ajar sehingga keseluruhan bahan ajar yang terkumpul berjumlah 64 bahan ajar dan telah berhasil diunggah sebanyak 20 bahan ajar dengan perincian 16 bahan ajar berasal dari sekolah PSB inti dan 4 pelajaran dari sekolah mitra, sedangkan untuk bahan ajar lainya masih dalam penyempurnaan yang dilakukan oleh penanggung jawab masing – masing pelajaran. Hasil penilaian bahan ajar yang dapat diunggah dapat dilihat pada Lampiran 4.

Ya Tidak

Tidak Ya Hasil Perbaikan

Bahan Ajar diterima oleh penanggung jawab

mata pelajaran Ditelaah Nilai ≥ 80 Disempurnakan oleh penanggungjawab mata pelajaran

Diberi saran perbaikan dan dikembalikan ke pengirim untuk diperbaiki Nilai ≥ 60

Bahan Ajar layak diunggah

42

Dokumen terkait