• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Depelopment Life Cycle-SDLC) yang terdiri dari enam tahap utama, yaitu perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, uji coba sistem, dan penggunaan sistem. Langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Metodologi Penelitian Perencanaan Sistem

Analisis Sistem

Penggunaan & Pemeliharaan

Selesai Mulai Studi Pustaka Pengumpulan Data Sistem Diterima Perancangan Sistem Implementasi Sistem

Uji Coba Sistem

Tidak

22

3.2 Prosedur Penelitian

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada Gambar 3, maka tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.2.1 Studi Pustaka

Dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang definisi dan manfaat model pembelajaran e-learning, cara kerja Moodle, tahapan pengembangan Moodle, dan cara membuat pembelajaran secara on-line. Referensi-referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini

3.2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dua kali, pertama yaitu di awal sebelum e- learning dikembangkan dan kedua yaitu setelah e-learning dikembangkan. Pengumpulan data pertama dilakukan dengan melakukan hal di bawah ini :

a. Pengamatan langsung atau observasi ke sekolah yang terkait dengan mempelajari proses pembelajaran yang sedang berlangsung, mempelajari dokumentasi tentang modul pembelajaran, proses penilaian, cara pemberian tugas dan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik maupun sebaliknya.

b. Wawancara dengan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian yaitu kepala sekolah, penanggung jawab pusat sumber belajar, admin e-learning, pendidik dan peserta didik. Adapun aspek – aspek dari wawancara tersebut adalah mengkaji kesiapan sekolah, SDM yang dimiliki, serta sarana prasarana yang menunjang untuk e- learning.

c. Pemberian kuesioner untuk pendidik yang bertujuan mengetahui kompetensi umum, kompetensi pembuatan bahan ajar, serta kompetensi penguasaan web dan jaringan.

Pengumpulan data kedua dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada pendidik dan peserta didik. Kuesioner dilakukan untuk menjaring pemahaman

23 tentang e-learning yang mencakup aspek communication tools, learning objects,

management of user data, usability, adaption, technical aspects, administration, dan course management.

3.2.3 Perencanaan Sistem

Sebelum sistem dibuat, pada tahapan ini terlebih dahulu dikumpulkan beberapa bahan/data yang dapat dijadikan landasan awal untuk melengkapi pembuatan e-learning. Bahan/data yang dimaksud berupa tinjauan proses pembelajaran saat ini yang berlangsung baik di sekolah PSB inti maupun di sekolah mitra.

Agar e-learning dapat terlaksana dengan baik perlu dibentuk tim pengelola yang akan memantau dan melaksanakan tugas sesuai dengan peran masing- masing. Perencanaan yang dibuat meliputi berbagai aspek strategi yaitu: pemilihan Learning Management System (LMS) yang akan digunakan, materi bahan ajar yang akan diunggah, pembentukan penanggung jawab pelaksana, tim penanggung jawab mata pelajaran dan administrator yang akan bertanggung jawab penuh terhadap e-learning.

3.2.4 Analisis Sistem

Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pengguna terhadap sistem serta menganalisis elemen-elemen yang dibutuhkan oleh sistem. Pada tahap ini dilakukan studi analisis kebutuhan dari sistem e- learning dan pemilihan teknologi sebagai platform e-learning.

3.2.5 Perancangan Sistem

Meliputi perancangan sistem baik website yang dikembangkan dengan menggunakan Moodle, perancangan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, perangkat instrumen untuk menguji kelayakan bahan.

Perancangan website yang dilakukan adalah: desain interface dari LMS yang di kembangkan yaitu Moodle. Sedangkan perancangan bahan ajar meliputi: analisis kebutuhan bahan ajar seperti standar kompetensi – kompetensi dasar (SK-

24 KD), penyusunan peta bahan ajar, serta penentuan komponen penilaian bahan ajar dan pembuatan bahan ajar.

3.2.6 Implementasi Sistem

Hasil dari tahap desain selanjutnya diwujudkan dalam perangkat lunak

e-learning. Sistem e-learning ini diimplementasikan dengan perangkat LMS

open source yang bernama Moodle. Adapun tahapan implementasi yang dilakukan adalah :

a. Instalasi dan konfigurasi LMS. b. Koneksi Internet dan jaringan. c. Pengisian materi bahan ajar.

3.2.7 Uji Coba Sitem

Tahap uji coba perlu dilakukan karena hasil suatu produksi yang dianggap baik oleh pengembang belum tentu mampu memecahkan permasalahan mendasar yang menjadi tujuan dibuatnya produk. Uji coba yang dilakukan dengan menggunakan uji black box terhadap e-learning yang dikembangkan. Tahap uji coba dijaring dengan menggunakan kuesioner pemahaman pendidik dan peserta didik tentang e-learning. Aspek yang dijaring ialah communication tools, learning objects, management of user data, usability, adaption, technical aspects,

administration, dan course management. Maksud diadakannya uji coba adalah mengetahui efektivitas program yang akan digunakan dari segi operasional dan prospeknya. Dalam uji coba webe-learning ini melalui beberapa tahap yaitu:

a. Menentukan tujuan uji coba dalam pembangunan web e-learning yaitu melihat efektivitas program/produksi yang dibuat (dilihat dari segi operasional dan prospeknya di e-learning).

b. Pembuatan alat uji coba dilakukan supaya data yang berkaitan dengan efektivitas program dapat dikumpulkan melalui alat uji coba, yaitu web

e-learning. Alat uji coba ini dirancang dan dibuat sebelum penulis melakukan uji coba.

c. Membuat alat tes untuk materi ajar yang akan diunggah ke dalam e- learning.

25

3.2.8 Penggunaan dan Pemeliharaan Sistem

Sistem yang sudah selesai dibuat dan siap untuk digunakan perlu untuk selalu dimonitor dan dilakukan pemeliharaan. Kegiatan ini meliputi evaluasi dan review secara periodik. Analisis sistem harus selalu merespon masukan-masukan baik dari pengguna maupun dari pihak manajemen dan melakukan pemeliharaan dan menampung semua kemauan pengguna dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan-perbaikan. Perbaikan sistem merupakan kegiatan untuk memperbaiki kesalahan dan menjadikan sistem berjalan lebih baik dan lebih berdaya guna.

Dalam pemeliharaan dan penggunaan e-learning, aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah:

1. Menjalin kemitraan dengan sekolah sekitar dalam rangka mempercepat penyiapan konten bahan ajar yang diperlukan

2. Mengadakan pelatihan terhadap tim pelaksana yang terdidri dari: penanggung jawab pelaksana, administrator, penanggung jawab mata pelajaran, dan pengembang konten bahan ajar.

3. Pengembangan materi bahan ajar pada e-learning dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kesiapan materi bahan ajar dan tim pengembang materi yang tersedia, adapun tahap-tahap pengembangannya yaitu:

a. Tahun 2009 untuk tujuh mata pelajaran yang termasuk dalam ujian nasional.

b. Tahun 2010 untuk enam belas mata pelajaran ujian nasional di tambah mata pelajaran ujian sekolah.

c. Tahun 2011 mencakup 22 pelajaran meliputi seluruh mata pelajaran. d. Tahun 2012 dan seterusnya merupakan tahap pemantapan dan

melengkapi semua bahan ajar sesuai dengan jumlah kompetensi dasar (KD) yang dibutuhkan.

26

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan penelitian merupakan penjelasan secara detail dari tahap-tahap penelitian, ada enam tahap utama, yaitu perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, uji coba sistem, dan penggunaan sistem yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Dokumen terkait